Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam melakukan kegiatan penambangan batubara, PT Nusa Alam

Lestari (PT NAL) menggunakan sistem penambangan bawah tanah

(underground mining) dengan metode penambangan room and pillar

(mengikuti kemiringan batubara). Kegiatan umum pada tambang bawah tanah

diawali dengan pembuatan lubang bukaan (development) yang dilanjutkan

dengan penggalian, pembersihan (scalling), pemasangan ventilasi,

penyanggaan (supporting), pemuatan dan pengangkutan (mucking and

transporting) ke tempat peremukan (crushing) atau ke tempat penampungan

(stockpile), selanjutnya melalui proses pengolahan yaitu peremukan

(crushing) dan pencampuran (blending) menggunakan excavator PC 200.

Dalam menunjang proses produksi penambangan diperlukan suatu

sistem penyaliran tambang, sehingga di PT NAL berbagai infrastruktur dibuat

untuk mengendalikan air yang mengalir di area penambangan, khususnya di

front penambangan. Sistem penanganan air di daerah ini lebih diperhatikan

karena berhubungan langsung dengan aktivitas penambangan yang selalu

bersifat bergerak (mobile) seiring dengan kedalaman penambangan.

Perencanaan penyaliran yang tidak tepat dapat menimbulkan permasalahan-

permasalahan dalam penambangan. . Hal ini penulis temukan dari pengamatan

langsung dilapangan pada lubang I seam C1, dimana permasalahan tersebut

adalah timbulnya genangan air yang terjadi di front penambangan,

keterdapatan kenangan air dapat menyebabkan kondisi tanah sepanjang

1
2

terowongan menjadi basah yang menyebabkan lori sering keluar dari jalur

lintasan, kesulitan untuk mencapai lokasi kerja dikarenakan kondisi jalan yang

basah atau berair .

Pada bulan Oktober 2017, PT NAL melakukan kegiatan

penambangan pada Seam C1 yang terdiri dari 7 lubang bukaan. Panjang untuk

setiap lubang bukaan (shaft) yang akan dilanjukan di Seam C1 yaitu pada

lubang B sepanjang ±36m, lubang E ±39m, lubang D sepanjang ±8m, lubang

F sepanjang ±53m, lubang sepanjang ±50m, lubang H sepanjang ±52m, dan

lubang I (bak control) sepanjang dengan sepanjang ±78m.

Hasil pengamatan penulis, kondisi penyaliran PT NAL pada Seam

C1 juga belum tepat, hal ini terbukti dengan adanya genangan air pada lubang

I di Seam C1 pada lubang bukaan (shaft) sepanjang 5-10 m dengan ketinggian

genangan air sebesar 30-40 cm, dan pada front kerja sepanjang 1-2m dengan

ketinggian sebesar 10-20 cm yang mengakibatnya terganggunya aktivitas

penambangan.

Pada tahun 2018, PT NAL akan melakukan kegiatan penambangan

batubara pada Seam C2 yang terdiri 2 lubang bukaan yaitu Seam C2-A dan

Seam C2-B. Untuk panjang lubang bukaan (shaft) Seam C2-A akan dibuka

sepanjang 282 meter dan C2-B sepanjang 275 meter. Dalam melakukan proses

penambangan seperti lubang pada Seam C1 dan Seam C2 dibutuhkan suatu

sistem penyaliran tambang yang efektif dan effisien. Hal ini dilakukan agar

tidak menimbulkan permasalahan dan semakin menunjang proses kegiatan

penambangan. Berdasarkan permasalahan sistem penyaliran tambang pada


3

Seam C1 dan belum terdapatnya perencanaan untuk sistem penyaliran

tambang Seam C2, penulis mengangkat judul “Perencanaan Sistem

Penyaliran Tambang Bawah Tanah Seam C2 PT Nusa Alam Lestari Desa

Salak, Sapan Dalam, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat” yang nantinya

diharapkan dapat mendukung keberlangsungan aktivitas penambangan tahun

selanjutnya.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang penelitian di atas, penulis dapat

mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Akibat curah hujan yang tinggi menyebabkan tingginya rembesan air pada

lubang bukaan sehingga meyebabkan kondisi front penambangan lubang I

Seam C1 becek dan berlumpur yang mengakibarkan terhambatnya proses

produksi penambangan.

2. Kegiatan penambangan seam C1 akan berakhir dan kegiatan penambangan

akan dilanjutkan pada lokasi Seam C2, namun belum ada perencanaan

sistem penyaliran tambang di Seam C2.

3. Belum adanya pengukuran debit air tanah yang masuk dilokasi front

penambangan Seam C2.

C. Batasan Masalah
4

Untuk dapat melakukan pembahasan secara fokus, maka terdapat

batasan masalah pada penelitian yaitu:

1. Perencanaan sistem penyaliran hanya dilakukan pada Seam C2 tambang

batubara bawah tanah PT NAL.

2. Perhitungan debit air tanah hanya berdasarkan perhitungan debit air tanah

pada front penambangan Seam C2 PT NAL.

3. Menentukan jumlah pompa yang dibutuhkan untuk pengaliran air dalam

front penambangan Seam C2 PT NAL.

4. Perencanaan sistem penyaliran tambang hanya berdasarkan aspek teknis

dan tidak mempertimbangkan aspek ekonomis.

D. Rumusan Masalah

Adapun masalah ditinjau dari beberapa aspek diantaranya:

1. Berapakah debit air yang masuk ke front penambangan Seam C2 tambang

batubara bawah tanah PT NAL?


2. Berapakah ukuran dimensi sump yang optimal untuk mengeluarkan air

yang masuk ke dalam front penambangan Seam C2 PT NAL?


3. Berapa banyak jumlah pompa yang dibutuhkan untuk memompa air dari

sump keluar front penambangan Seam C2 PT NAL?


4. Bagaimanakah mekanisme penyaliran yang optimal yang dapat diterapkan

pada lokasi penambangan Seam C2 PT NAL?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah

dapat diperoleh sistem penyaliran tambang yang sesuai, diantaranya:


5

1. Menentukan debit air yang masuk pada front penambangan Seam C2

tambang batubara bawah tanah PT NAL.

2. Merencanakan ukuran dimensi sump yang optimal pada front

penambangan Seam C2 PT NAL.

3. Menentukan jumlah dan spesifikasi pompa yang dapat digunakan pada

front penambangan Seam C2 PT NAL.

4. Menghasilkan suatu mekanisme penyaliran tambang yang optimal

sehingga dapat diterapkan pada lokasi penambangan Seam C2 PT NAL.

F. Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menambah pengetahuan penulis dan pembaca mengenai sistem

penyaliran tambang khususnya pada sistem penambangan tambang

bawah tanah (underground mining).

2. Sebagai referensi tambahan baik untuk perusahaan maupun di Jurusan

Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

3. Memberikan masukan bagi perusahaan mengenai hasil penelitian yang

diperoleh, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk proses

selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai