Anda di halaman 1dari 14

Dinamika Pengembangan Industri Bioetanol di Indonesia

Dinamika Pengembangan Industri Bioetanol di Indonesia


Wendi Anata1
1Teknologi Bioproses, Depertemen Teknik Kimia, Universitas Indonesia
Abstrak
Bioetanol merupakan istilah dari etanol yang berasal dari serangkaian proses pengolahan
bahan-bahan hayati yang mengandung karbohidrat seperti ubi kayu, sagu, jagung dll. Bioetanol
dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti bensin(premium). Untuk mengurangi
ketergantungan pada bahan bakar fosil, pemerintah mengeluarkan Peraturan
Presiden(Perpres) No.5 Tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional. Terdapat 9 pabrik
etanol dengan total kapasitas produksi mencapai 133.632 kilo liter pada tahun
2008. Selama kurun waktu 23 tahun(2012-2035), diprediksi BBN meningkat dengan laju
pertumbuhan 15,9%(0,7 juta kl pada 2012 menjadi 21 juta kl pada 2035) per tahun untuk
skenario dasar dan 17,4% untuk skenario tinggi. Dengan kekayaan biomasanya, Indonesia
merupakan negara yang potensial dalam pengembangan bioetanol. Namun, pengembangan
bioetanol masih memiliki banyak kendala diantaranya harga yang tidak kompetitif, ketersediaan
bahan baku, dan kualitas bioetanol tersebut.

Kata Kunci
Industri Bioetanol, Biofuel

Pengertian Biofuel dan Bioethanol


Bioetanol merupakan istilah dari etanol yang berasal dari serangkaian proses pengolahan
bahan-bahan hayati yang mengandung karbohidrat seperti ubi kayu, sagu, jagung, molase(sari
tetes tebu) dll. Bioetanol dimanfaatkan dalam industri kosmetik, parfum, farmasi, sebagai
pelarut maupun energi. Bioetanol atau ethyl alcohol C2H5(OH) adalah cairan yang tidak
berwarna, memiliki titik didih 78,4°C, tidak mudah menguap, dapat terurai di
alam(biodegredable), kandungan racunnya rendah serta sedikit menimbulkan polusi
lingkungan.
Proses pembuatan bioetanol terdiri dari beberapa tahap, yakni: gelatinasi, sakharifikasi,
fermentasi dan destilasi. Bahan baku yang akan dibuat bioethanol dihancurkan dan dicampur
dengan air sehingga menjadi bubur. Bubur pati tersebut dipanaskan sampai suhu 130°C
selama 30 menit, kemudian setelah didinginkan hingga 55°C dilakukan proses sakharifikasi,
yaitu proses pemecahan gula kompleks menjadi gula sederhana atau glukosa (gula larut air).
Dan dilanjutkan dengan fermentasi menggunakan ragi Saccharomyces cereviseae untuk
mengubah glukosa tersebut menjadi bioetanol. Untuk memurnikan bioethanol menjadi berkadar
lebih dari 95% agar dapat dipergunakan sebagai bahan bakar, alkohol(ethanol/bioethanol) yang
mempunyai kemurnian 40% tadi harus melalui proses destilasi untuk memisahkan alkohol
dengan air (Indonesian Commercial Newsletter 2008). Proses destilasi dapat juga
menghasilkan bioetanol dengan kadar kemurnian sebesar 99%(fuel grade ethanol(FGE)) jika
digunakan sebagai energi.
Pemerintah Indonesia telah menetapkan standar spesifikasi bioetanol berdasarkan SNI DT 27-
000102006, yang meliputi beberapa parameter seperti rapat massa, liquidation point, residu
karbon, kandungan air dan lain-lain. Sehingga bioetanol yang diproduksi memiliki kualitas yang
sesuai dengan kebutuhan sebagai bahan bakar.
Bioetanol sebagai energi memiliki nilai oktan yang tinggi sebesar 129 sehingga pembakarannya
relatif stabil dan sempurna yang dapat mengurangi emisi karbon monoksida. Bioetanol juga
memiliki kandungan oksigen yang cukup tinggi sebesar 35% yang dapat menghasilkan
pembakaran yang bersih(emisi karbon monoksida lebih rendah 19-25% dari bensin). Dari
spesifikasi yang dimiliki bioetanol diatas, energi terbarukan ini memiliki potensi yang cukup
besar sebagai bahan bakar alternatif pengganti BBM, khususnya bensin.

Kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan bioetanol dan dampaknya terhadap


industri
Untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, pemerintah mengeluarkan
Peraturan Presiden(Perpres) No.5 Tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional untuk
mendorong pengembangan sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar minyak.
Sementara itu, berdasarkan peraturan menteri ESDM 25/2013, pemerintah menargetkan
pemanfaatan biodiesel sebesar 30% pada tahun 2025(khusus untuk pembangkit listrik) dan
menurunkan pamanfaatan bioetanol pada tahun 2015 sampai tahun 2025 dan meningkatkan
pemanfaatannya pada tahun 2025 sebesar 20%.
Dengan regulasiyang dibuat oleh pemerintah tersebut diharapkan pemanfaatan bioetanol
semakin meningkat. Mekanisme pemanfaatan bioetanol sendiri dilakukan dengan pencampuran
bioetanol dan bensin dengan persentase tertentu hingga pada tahun 2025 ditargetkan
komposisi campuran bensin dan bioetanol adalah 80:20. Dilain hal, pelaksanaan dari regulasi
tersebut melalui mandatori pemerintah terhadap penggunaan bioetanol nyaris tidak menunjukan
realisasinya. Dalam hal ini, pemerintah masih kurang serius menerapkan kebijakan diversifikasi
energi tersebut. Akibatnya, pangsa pasar bioetanol pun mengalami keterpurukan.
Hal ini berakibat pada industri-industri bioetanol di Indonesia yang semakin terancam bangkrut,
khususnya pada pabrik-pabrik skala rumahan. Pada awalnya, industri beranggapan bahwa
bioetanol yang mereka hasilkan akan diterima oleh Pertamina, atau lembaga lain yang bertugas
sebagai pembeli siaga (off taker). Namun, karena kualitas bioetanol tidak memenuhi
persyaratan yang ditetapkan Pertamina(kemurnian 99%), dimana bioetanol yang dihasilkan
hanya memiliki kemurnian 90%. Hal ini disebabkan hanya perusahaan-perusahaan besarlah
yang memiliki teknologi yang mampu menghasilkan kemurnian hingga 99%(full grade ethanol).
Selain itu, kebijakan pemerintah dinilai masih belum disiapkan dengan matang. Pasalnya,
belum adanya sistem yang berkelanjutan dari mulai distribusi bioetanol dari para pengusaha
bioetanol hingga dapat diterima oleh Pertamina. Sebagai contoh, pada distribusi beras, badan
penyangga yang mengelolanya adalah bulog, pada listrik, yakni PLN. Negara-negara lain
seperti Brazil, Thailand, Filipina yang pengembangan bioetanolnya sudah lebih maju pun
memiliki lembaga penyangga terhadap industri bioetanol.

Pabrik-pabrik yang memproduksi bioetanol di Indonesia


Sebagian besar pabrik biofuel saat ini masih dalam skala yang relatif kecil, karena
kebanyakan adalah milik beberapa lembaga penelitian sebagai pilot project. Terdapat 9
pabrik etanol dengan total kapasitas produksi mencapai 133.632 kilo liter, dan beberapa
diantaranya telah mulai produksi pada tahun 2007. Pemerintah melalui Tim Nasional
Pengembangan Bahan Bakar Nabati memperkirakan biaya investasi yang harus dikeluarkan
untuk pengembangan Biofuel di Indonesia sampai tahun 2010, dengan target tercapainya
penggunaan 10% biodiesel dan 5% bioetanol adalah sebesar Rp 200 triliun. Beberapa pabrik
yang berkecimpung dalam industri bioetanol antara lain:

PT Molindo Raya

PT Molindo Raya Surabaya adalah produsen utama bioetanol di Indonesia. Dengan kapasitas
terpasang sebesar 40.000 Kl/hari(330 hari kerja pertahun), operating capacity nya saat ini(tahun
2008) adalah ± 35.000 Kl/tahun. Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi bioetanol
adalah molases yang disuplai dari pabrik-pabrik sekitar. Pabrik ini dapat memproduksi etanol
untuk bahan bakar kendaraan bermotor sebanyak 10.000 kiloliter per tahun.

PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X

Pabrik bioetanol ini terletak di Mojokerto, Jawa Timur berkapasitas 30 juta liter per tahun
dengan investasi Rp 461,21 miliar. Bioetanol yang diproses dari bahan baku tetes tebu
(molasses) dari Pabrik Gula (PG) Gempolkrep Mojokerto ini akan diserap oleh Pertamina
sebagai campuran bahan bakar premium. PTPN X mempunyai 11 pabrik gula yang tersebar di
berbagai kota di Jawa Timur. Menurut Sudibyo, Direktur Utama PTPN X, pabrik bioetanol yang
terintegrasi dengan pabrik gula ini diharapkan bisa berkontribusi dalam upaya meningkatkan
penggunaan energi terbarukan di Indonesia. Selain itu, pabrik ini juga sekaligus menjadi model
bagi pengembangan industri gula yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Kebutuhan bahan baku
pabrik bioetanol ini sebesar 120.000 ton tetes tebu.

Dinamika produksi bioetanol dan realisasinya di Indonesia


BBN yang terdiri dari biodiesel dan bioetanol merupakan bahan bakar alternatif yang paling
potensial mengurangi dominasi bahan bakar minyak. Selama kurun waktu 23 tahun(2012-
2035), diprediksi BBN meningkat dengan laju pertumbuhan 15,9%(0,7 juta kl pada 2012
menjadi 21 juta kl pada 2035) per tahun untuk skenario dasar dan 17,4% untuk skenario
tinggi(BPPT 2014). Pada kedua skenario, pertumbuhan bioetanol sangat rendah. Hal ini
disebabkan hampir semua bahan baku bioetanol diperlukan sebagai bahan pangan atau
farmasi sehingga cukup sulit untuk mengembangkan perkebunan energi untuk bioetanol
sementara sementara hasil perkebunan tersebut masih diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
pangan dan
komoditas
ekspor.

Berikut proyeksi pemanfaatan biodiedel dan bioetanol pada skenario dasar dan skenario tinggi
dalam jangka waktu 2012-2035:
Pemerintah telah mengalokasikan subsidi di sektor transportasi PSO(Public Service Obligation)
untuk pemanfaatan biodiesel sebesar 3000 Rp./liter dan bioetanol 3500 Rp./liter pada APBN-P
2013 dan RAPBN 2014. Perubahan mandatori dengan targer yang lebih tinggi dengan
dibuatnya peraturan menteri ESDM 25/2013 mempercepat pemanfaatan biodiesel dan
bioetanol. Berdasarkan peraturan tersebut, pada tahun 2025 target yang diwajibkan pemerintah
adalah wajib pakai bioetanol dari awalnya 15% menjadi 20%, namun pada tahun 2015 dari
awalnya 5% diturunkan menjadi 1% sementara untuk transporasi non PSO dan industri turun
dari 10% menjadi 2%. Hal ini disebabkan pemanfaatan bioetanol pengganti bensin masih
dihadapkan oleh berbagai kendala.
Sejak tahun 2010 sampai saat ini, wajib pemakaian bioetanol belum dapat direalisasikan karena
Indeks Harga Pasar(HIP) bioetanol masih tinggi sedangkan subsidi bioetanol sebesar Rp.
3500/liter tidak cukup menarik bagi produsen bioetanol.
Saat ini, 8 produsen bioetanol telah memiliki izin usaha niaga BBN dengan kapasitas produksi
bioetanol sebesar 416 ribu kl/tahun, dimana kapasitas sebesar 200 ribu kl/tahun siap untuk
diproduksi.
Berikut mandatori dan realisasi
pemanfaatan bioetanol:

Pada kurun waktu 23 tahun mendatang, kebutuhan bensin akan meningkat 3 kali lipat dari
sekarang, dengan kondisi pengembangan bioetanol yang masih belum cukup baik, diprediksi
bioetanol belum mampu menggantikan bensin.
Saat ini bahan baku yang potensial digunakan dalam membuat bioetanol di Indonesia antara
lain molases atau tetes tebu, ketela pohon, ubi jalar, sorgum dan lain-lain. Setiap hektar lahan
tebu dapat menghasilkan tetes tebu sekitar 10-15 ton(sekitar 766-1150 liter
bioetanol grade bahan bakar). Pada tahun 2013 luas tanaman tebu di Indonesia sekitar 470.000
Ha(sekitar 3,6 juta kl bioetanol). Untuk mengembangkan bioetanol lebih lanjut diperlukan
penambahan luas lahan baru yang selama ini masih menjadi kendala. Luas lahan sagu di
Indoensia sekitar 1,2 juta Ha dengan potensi produksi sagu sekitar 5 juta ton pati kering.
Dengan instensitas produksi 600 liter per ton pati, maka dapat dihasilkan bioetanol sebesar
2,85 juta kl. Selain tebu dan sagu, sumber bahan baku bioetanol yang potensial antara lain:
Nipah, Aren dan Lontar. Nipah diperkirakan dapat menghasilkan 750 ribu bioetanol(dengan
25% produksi).Permasalahan pengembangan bioetanol di Indonesia adalah bersaingnya
penggunaan hasil bahan baku tersebut terhadap kebutuhan pangan maupun obat-obatan.
Selain itu, dengan subsidi sebesar 3500 Rp./liter, harga bioetanol belum cukup kompetitif
sehingga kurang menarik minat industri dalam negeri dan investor. Permasalahan utama yang
dihadapi sekarang adalah HIP yang menjadi acuan harga bioethanol sudah tidak sesuai dengan
keekonomian, alias terlalu murah. Kementerian ESDM mengajukan usulan kenaikan HIP
menjadi sekitar Rp9 ribu per liter. Ini sesuai dengan biaya produksi bioetanol yang sekitar Rp9
ribu-Rp9200 per liter. Sementara harga bioetanol saat ini hanya sekitar Rp8 ribu per liter.
Di lain hal, Pertamina sebagai BUMN, memiliki peran yang strategis untuk menciptakan dan
mengembangkan pasar bioetanol sehingga industri-industri yang bergerak dalam produksi
bioethanol bisa tetap berjalan dan berkembang.

Negara-negara yang menggunakan bietanol sebagai bahan bakar


Biofuel telah dikembangkan di banyak negara sebagai salah satu sumber energi untuk subsitusi
energi yang berasal dari fosil seperti minyak bumi. Negara-negara seperti Amerika Serikat,
Brazil, Korea Selatan, India dan Jepang telah melakukan penelitian yang intensif untuk
mengembangkan biofuel (Kementerian ESDM 2014).
Industri biofuel dunia saat ini masih didominasi oleh produksi bioetanol, yang mencapai sekitar
700.000 barel per hari, sementara itu biodiesel produksinya hanya sekitar 75.000 barel per hari
pada tahun 2006. Amerika serikat dan Brazil adalah negara utama produsen dan konsumen
bioetanol, dengan produksi 80% dari total produksi dunia. Dan konsumsi bioethanol oleh
Amerika Serikat dan Brazil mencapai 75% dari total konsumsi dunia. Bioetanol juga
berkembang pesat di negara-negara Uni Eropa seperti Jerman, Spanyol dan Swedia.
Sementara itu Honggaria, Lithuania dan republik Czech adalah negara baru produsen
bioetanol. Di Asia, bioetanol mulai berkembang di beberapa negara antara lain India, Thailand,
China, Malaysia dan Indonesia (Indonesian Commercial Newsletter 2008).

Amerika Serikat
Sejak tahun 1979, pemerintah Amerika Serikat telah menerapkan insentif pajak terhadap
pengguna biofuel dalam bentuk Federal Excise Tax Exemption, dan saat ini sedang
meningkatkan penggunaan Fuel Flexible Vechicles, dan memberikan insentif terhadap
pembangunan SPBU. Beberapa negara bagian seperti Minnesota, Hawaii, Montana, dan
Oregon saat ini telah menerapkan E10 (bioetanol yang dicampur dengan bensin dengan
perbandingan 10:90), dengan bahan baku jagung.
Brazil
Menurut data dari kementerian ESDM, Brazil telah mengembangkan bioetanol yang bersumber
dari tebu dengan melakukan ujicoba pada kendaraan sejak tahun 1925, dan dikembangkan
dalam periode cukup lama dengan dukungan penuh dari pemerintah dalam bentuk regulasi dan
insentif, dan saat ini pengembangan biofuel di Brazil telah menggunakan mekanisme
pasar. Dari seluruh produksi tebu, perbandingan untuk pemanfaatan sebagai gula dan
bioetanol adalah sekitar 50:50.
India
Kebijakan pengembangan bioetanol diarahkan pada pemanfaatan Molasses yang berasal dari
komoditas tebu, sehingga tidak mengganggu penyediaan gula. Saat ini telah ditetapkan
kebijakan E5 dan secara bertahap dikembangkan ke E10 pada 2012. Serangkaian percobaan
terhadap industri otomotif untuk penerapan E5 dan telah dinyatakan layak, namun saat ini
masih belum dapat ditingkatkan kearah yang lebih tinggi karena masih dianggap dapat
mengganggu mesin kendaraan. Indian Oil telah menerapkan E5 di beberapa negara bagian
India sejak 2003, dan pemanfaatannya akan lebih baik apabila menerapkan catalityc converter
kit.

Potensi bioetanol di Indonesia


Menurut artikel di Bisnis Indonesia(tanggal 15 desember 2013) populasi kendaraan di Indonesia
tidak kurang dari 100 juta unit. Dari jumlah tersebut 80 juta unit adalah sepeda motor.
Pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia, khususnya sepeda motor melonjak secara
signifikan pada beberapa tahun belakangan dengan pertumbuhan eksponensial. Hal ini
berakibat pada kebutuhan BBM yang meningkat pula. Dengan kondisi seperti ini, dimana BBM
semakin lama semakin menipis, bioetanol berpotensi menjadi bahan bakar alternatif pengganti
bensin dengan keunggulannya seperti pembakaran lebih sempurna, mengurangi emisi karbon
monoksida dan lain-lain.
Selain itu, potensi biomassa diprediksi berpotensi membangkitkan energi listrik hingga 49.810
megawatt. Saat ini diperkirakan pemanfaatan biomassa baru mampu memproduksi listrik 445
megawatt. Namun, hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa negara Indonesia adalah negara
kepulauan sehingga potensi tersebut bersifat sektoral dimana akan terjadi kesulitan
pendistribusian biomasa tersebut untuk diolah menjadi bioetanol.
Saat ini, teknologi yang digunakan dalam produksi bioetanol memanfaatkan bahan baku non
pangan atau biasa disebut bioetanol generasi kedua, dimana bioetanol generasi pertama
menggunakan bahan baku yang berbasis pangan. Bioetanol generasi kedua menggunakan
bahan baku seperti limbah pertanian maupun kehutanan. Salah satu bahan baku yang paling
potensial digunakan adalah limbah ampas tebu, dengan luas tanaman tebu di Indonesia sekitar
470.000 Ha(menghasilkan sekitar 3,6 juta kl bioetanol).

Hambatan-hambatan yang mempengaruhi pengembangan bioetanol

Industri nonenergi juga membutuhkan bioetanol


Menurut Kepala Tim Nasional Pengembangan Bahan Bakar Nabati, Alhilal Hamdi(dalam Market
Intelligence Report On Perkembangan Industri Biofuel di Indonesia) menyatakan, keterbatasan
salah satu bahan baku utama biofuel, yaitu etanol untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar
menjadi kendala utama. Etanol yang tersedia, jadi rebutan dengan dengan industri lain. Etanol
di Indonesia juga digunakan untuk industri alkohol atau industri lain seperti rokok, kosmetik dan
plastik.

Harga yang Belum Bersaing


Biaya produksi biofuel seperti biodiesel berkisar antara Rp. 8000 – Rp. 10000, sementara biaya
produksi bioetanol melebihi biodiesel. Hal ini mengakibatkan bioetanol kalah bersaing dengan
BBM bersubsidi. Disamping itu proses pembuatan biodiesel yang menggunakan unit destilasi
juga memerlukan energi yang besar sehingga modal yang diperlukan untuk biaya produksi pun
meningkat.
Terlebih lagi, apabila industri ingin mengekspor bioetanol ke negara lain, pajak impor yang
ditetapkan sangat besar, yakni 30%. Hal ini yang menyebabkan pasar bioetanol sepi peminat.

Efisiensi produksi bioetanol


Menurut Agus Haryono, Koordinator Proyek Kerja Sama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) dengan Korea International Cooperation Agency (Koica) dalam pengembangan pabrik
bioetanol generasi kedua, meneliti bahwa efisiensi kerja enzim dalam fermentasi bahan baku
menjadi bioetanol perlu ditingkatkan, karena enzim hanya mampu menghasilkan kadar
bioetanol sebesar 6% saja. Disamping itu, kemurnian bioetanol harus dijaga kualitasnya, hal ini
berpengaruh terhadap performa mesin kendaraan dimana kandungan air yang terdapat pada
bioetanol dapat menyebabkan korosi pada mesin kendaraan.

Bahan baku bietanol untuk energi atau pangan


Tebu merupakan bahan baku bioetanol yang paling potensial digunakan. Namun, tidak seperti
Brazil yang memiliki luas daratan yang besar. Indonesia adalah negra kepulauan, sehingga
keterbatasan lahan menjadi kendala. Disamping itu, komoditas tebu di Indonesia lebih
cenderung dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan gula pasir sebagai bahan pangan.

Solusi solusi strategis untuk meningkatkan pengembangan bietanol


Strategi yang dapat diambil agar bioetanol dapat bertahap digunakan sebagai bahan bakar
pengganti bensin antara lain:
 Menghapus atau mengurangi subsidi premium sampai harga bioetanol dapat bersaing
dipasaran
 Meningkatkan subsidi bioetanol dibarengi dengan pengurangan subsidi premium
 Melakukan budidaya tanaman-tanaman sebagai bahan baku bioetanol yang tidak bersaing
dengan pangan dan memperluas wilayahnya

Disamping itu, pemerintah harus konsisten melaksanakan kebijakan terkait bioetanol agar
pemanfaatan energi terbarukan ini bisa berjalan dengan optimal dan dapat menjaga ketahanan
energi Indonesia di masa depan.
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Berikut ini informasi mengenai bahan Debat Kandungan Al-Qur'an
dalam Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, di ajang MTQ Mahasiswa Nasional XII di Universitas Muslim
Indonesia Makassar, 10-15 Juli 2011 mendatang.

MOTIONS DEBAT KANDUNGAN AL-QURAN DALAM BAHASA ARAB DAN INGGRIS


Motions
1. This House Believes That in vitro-fertilization should be banned

2. This House supports under age women to do surrogacy

3. This House Would ban voluntary medical testing

4. This House Believes That parents should only use natural family planning

5. This House Would allow abortion on the ground of permanent physical deformity

6. This House Would ban abortion in all stages of pregnancy

7. This House Believes That Euthanasia is the right of the individual

8. This House Believes That organ transplant is justifiable

9. This House would prohibit medical


testing to animal

10. This House would ban derivatives instrument capital market/ money market

11. This House supports life insurance

12. This House Would allow bank interest

13. This House supports free trade

14. This House Would ban all forms of religious gender discrimination

15. This House Believes That women should be considered equal to men

16. This House would apply a lower rate of income tax to women

17. This House Believes That non-voters should be allowed/legalized

18. This House would torture terrorist suspects

19. This House Believes That corruptors should be sentenced to death

20. This House would criminalize adultery

21. This House Believes That secularism leads to nihilism

22. This House supports MUI to ban boxing

23. This House would disapprove cloning

24. This House Believes That we should stop using nuclear power

25. This House Believes That drugs/ sex education should be carried out by outside agencies and not by
teachers
26. This House Believes That we should ban all private schools from sanctioning students Who exhibit
homosexual behavior

27. This House Believes That global warming is the responsibility of the first world countries

28. This House would make the Directors of multinational companies personally liable for environmental
abuses committed by their companies in the developing world.(*)

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Berikut Bahan Debat Bahasa Inggris-
Arab, http://makassar.tribunnews.com/2011/06/27/berikut-bahan-debat-bahasa-inggris-arab.
Penulis: Ridwan Putra
Editor: Ridwan Putra

JIDAL DALAM AL-QUR’AN


“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.(Q.S. An-
Nahl:125)
Muqaddimah
Jadal merupakan sebuah salah satu tema tertentu dalam pembahasan dalam ilmu al-
qur’an dimana ada salah seorang Ulama’ Mutaakhkhirin yang menulis secara khusus
tentang topik ini, beliau adalah al-‘Allamah Sulaiman bin Abdul qawi bin Abdul Karim,
yang dikenal dengan Ibnu Abul ‘Abbas al- Hanbali Najmuddin at-Tufi wafat pada 715 H.
Secara naluri memang setiap seseorang mempunyai akal dan pemikiran yang berbeda-
beda, sehingga menjadikan antara mereka saling mengutarakan dan mengungkapkan
pemahaman mereka tentang sesuatu. Maka jika apa yang disampaikannya berbeda
dengan yang lain maka terjadilah perdebatan. Begitu juga pada zaman Rasulullah SAW
yang mana beliau menghadapi orang-orang Arab yang mempunyai karakter yang
keras, sehingga jika Nabi menyampaikan wahyunya sering ditentang oleh masyarakat
Arab bahkan mendustakannya.
Akan tetapi karena Nabi Muhammad memang seorang Rasul yang sangat sabar yang diutus Allah untuk
menyampaikan risalahNya, beliau sampaikan dengan cara yang lembut. Orang Arab terkenal dengan ahli bahasa
dan syair yang bagus, tapi ketika menghadapi Al-Qur’an yang lebih tinggi dan indah bahasanya sehingga mereka
tidak dapat menandinginya sedikitpun.
Defiisi Jadal Al-Qur’an
Secara bahasa jadal berasal dari kata ‫ل‬ ََ َ‫ َجد‬-َ‫ل – يَ ْجد ُ ُل‬ َ ُ ‫صل‬
َ ً ‫ ُجد ُْو‬yang artinya َ‫ب‬ ََ ‫ َوقَ ِو‬atau
َ ‫ي‬
ََ ‫[سنبله ِفى قَ ِو‬8]
dalam arti lain َ‫ ال َحب‬: ‫ي‬
Adapun secara istilah Jadal dan Jidal adalah bertukar pikiran dengan cara
bersaing dan berlomba untuk mengalahkan lawan. Pengertian ini berasal dari
kata َُ‫ ال َحبْل َجدَ ْلت‬yakni َُ‫( َفتْ َل َهُ اَحْ َك ْمت‬aku kokohkan jalinan tali itu), mengingat kedua belah pihak
itu mengokohkan pendapatnya masing-masing dan berusaha menjatuhkan lawan dari
pendirian yang dipeganginya.[9]
Dalam literatur lain disebutkan depinisi “Al-jadal ” dan al-jidal, maknanya bertarung
dalam bentuk beradu dan tewas menewas. asal kalimat ini ialah ” saya menyimpul tali
” yakni……apabila saya memperkemaskan simpulannya. “tali yang tersimpul” ialah tali
yang telah dikemas kuatkan simpulannya.[10] Dengan maksud, seolah olah mereka
yang berdebat saling memperkuatkan hujjah dan menyimpulkannya, sebagaimana beliau
menguatkankan simpulan tali, supaya dengan menguatkan hujjahnya beliau akan dapat
menewaskan lawannya.
Sedangkan menurut istilah terdapat beberapa pendapat di kalangan ulama antara lain,
Menurut Ibn Sina, jidal adalah bertukar fikiran dengan cara bersaing dan berlomba
untuk mengalahkan lawan bicara. Al-Jurjani berpendapat bahwa jidalialah
mengokohkan pendapatnya masing-masing dan berusaha menjatuhkan lawan bicara
dari pendirian yang dipeganginya. Seiring pendapat di atas, menurut tafsir an-Nasafi –
dalam Muinzier Spurata dan Harjani –berbantahan dengan cara yang baik yaitu dengan
jalan yang sebaik-baiknya dalam bermujadalah, antara lain dengan perkataan yang
lunak, lemah lembut, tidak dengan ucapan yang kasar atau dengan menggunakan
perkataan yang bisa menyadarkan hati, membangun jiwa dan menerangi akal pikiran
(Slamadanis, 2003:168).
Sayyid Muhammad Thantawi berpendapat bahwa Mujadalah adalah suatu upaya yang
bertujuan untuk mengalahkan pendapat lawan dengan cara menyajikan argumentasi
dan bukti yang kuat. Ini mengandung arti, berbantahan dengan baik yaitu dengan jalan
yang sebaik-baiknya dalam bermujadalah, antara lain dengan perkataan yang lunak,
lemah lembut, tidak dengan ucapan yang kasar atau dengan mempergunakan sesuatu
(perkataan) yang bisa menyadarkan hati, membangunkan jiwa dan menerangi akal
fikiran, ini merupakan penolakan bagi orang yang enggan melakukan perdebatan dalam
agama (Slamadanis, 2003:168)..
Jadi kata “jadilhum billati hiya ahsan” dalam ayat di atas, bermaksud bantahlah dengan
cara yang lebih baik, kalau telah terpaksa timbul perdebatan atau pertukaran pikiran,
yang sekarang disebut dengan polemik, ayat ini menyuruh agar dalam hal yang
demikian, kalau sudah tidak dapat dielakkan lagi, pilihlah jalan yang sebaik-baiknya. Di
antaranya ialah membedakan antara pokok masalah yang dibahas dengan perasaan
benci atau saying kepada pribadi yang diajak berbantah. Misalnya seseorang yang
masih kufur, belum mengerti tentang ajaran Islam, lalu dengan sesukanya mencela
Islam, orang ini dibantah dengan jalan yang sebaik-baiknya, disadarkan dan diajak
fikirannya, sehingga dia menerima. Tetapi kalau terlebih dahulu hatinya telah tersakiti
karena kita membantah dengan cara yang salah, mungkin ia enggan menerima
kebenaran, sekalipun hati kecilnya meyakini. Di sinilah mujadalah berperan sebagai
metode dalam berdakwah (hamka, 1987:319).
Metode Berdebat yang ditempuh al-Qur’an
Qur’an Al-Karim dalam berdebat dengan para penentangnya banyak mengemukakan
dalil dan bukti kuat serta jelas yang dapat dimengerti kalangan awam dan orang ahli, ia
membatalkan setiap kerancuan vulgar dan mematahkannya dengan perlawanan dan
pertahanan dalam uslubb yang konkrit hasilnya, indah susunannya dan tidak memerlukan
pemerasan akal atau banyak penyelidikan.
Qur’an tidak menempuh metode yang dipegang teguh oleh para ahli kalam yang
meemerlukan adanya muqadimmah (premis) dan nafiah (kongklusi), seperti dengan cara
beristidlal (inferensi) dengan sesuatu yang bersifat kully (universal) atas yang juz’iy
(partial) dalam qias syumul, beristidlal dengan salah satu dua juz’iyat yang lain dalam
qias tamtsil, atau beristidlal dengan juz’iyat kullly dalam kias istiqra. Hal itu disebabkan:
A. Qur’an datang dalam bahasa Arab dan menyeru mereka dengan bahasa yang mereka
ketahui.
B. Bersandar pada fitrah jiwa, yang percaya kepada apa yang disaksikan dan dirasakan,
tanpa perlu penggunaan pemikiran mendalam dalam beristidlal adalah lebih kuat
pengaruhnya dan lebih effective hujjahnya.
C. Meninggalkan pembicaraan yang jelas, dan mempergunakan tutur kata yang pelik,
merupakan kerancuan dan teka-teki yang hanya dapat dimengerti kalangan ahli (khas).
Cara demikian yang biasa ditempuh para ahli mantiq (logika) ini tidak sepenuhnya benar.
Karena itu dalil-dalil tentang tauhid dan hidup kembali di akhirat yang diungkapkan dalam
Qur’an merupakan dalalah tertentu yang dapat memberikan makna yang ditunjuknya
secara otomatis tanpa harus memasukannya ke dalam qadiyah kulliyah (universal
posisition)
Mengapa Terdapat Jadal Dalam Alquran ?

hal ini disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya adalah

1.karena Allah sendiri telah berfirman dalam Alquran yang berbunyi :


Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya[779],
supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah
menyesatkan[780] siapa yang dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang
dia kehendaki. dan Dia-lah Tuhan yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.

[779] Al Quran diturunkan dalam bahasa Arab itu, bukanlah berarti bahwa Al Qu'an
untuk bangsa Arab saja tetapi untuk seluruh manusia.
[780] disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan
tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah. dalam ayat ini, Karena mereka itu ingkar
dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai
perumpamaan, Maka mereka itu menjadi sesat.

2.membantah pendapat para penentang dan lawan serta membantah argumen mereka
karena mereka cenderung berbantahan tapi mereka tidak mampu mendatangkan bukti
yang kuat dalam pembicaraan.
3.membungkam lawan bicara dalam ber sengketa dan tetap melawannya,
sebagaimana firman Allah yang berbunyi:
". Katakanlah: "Siapakah yang menurunkan Kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa
sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan Kitab itu lembaran-lembaran
kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebahagiannya) dan kamu sembunyikan
sebahagian besarnya, padahal Telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-
bapak kamu tidak mengetahui(nya) ?" Katakanlah: "Allah-lah (yang menurunkannya)",
Kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al Quran kepada mereka), biarkanlah
mereka bermain-main dalam kesesatannya[491].
[491] perkataan biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya adalah sebagai
sindiran kepada mereka, seakan-akan mereka dipandang sebagai kanak-kanak yang
belum berakal.

4.memenangkan perselisihan dan menetapkan dengan menjelaskan bahwa tuduhan


yang dituduhkan oleh orang musyrik itu tidak seorang juga yang mengetahuinya,
sebagaimana firman Allah yang berbunyi:
100. Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal
Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohong (dengan mengatakan):
"Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan", tanpa (berdasar) ilmu
pengetahuan[495]. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka
berikan.
101. Dia Pencipta langit dan bumi. bagaimana dia mempunyai anak padahal dia tidak
mempunyai isteri. dia menciptakan segala sesuatu; dan dia mengetahui segala
sesuatu.

[495] mereka mengatakan bahwa Allah mempunyai anak seperti orang Yahudi
mengatakan Uzair putera Allah dan orang musyrikin mengatakan malaikat putra-putra
Allah. mereka mengatakan demikian Karena kebodohannya.
Ayat ini meniadakan bahwa Allah itu tidak mempunyai ibu bapak dan tidak mempunyai
anak. Tidak seorang pun yang menjadi anak Allah. Setiap sesuatu pasti ada yang
memperbuat dengan iradahnya. Dia menjadikan semuan yang ada di ala mini dan
mengetahui segala sesuatu.
5.mempersempit sifat-sifat, membatalkan, satu diantaranya itu menjadi sebab bagi
hukum, seperti firman Allah yang berbunyi:
143. (yaitu) delapan binatang yang berpasangan[514], sepasang domba[515],
sepasang dari kambing[516]. Katakanlah: "Apakah dua yang jantan yang diharamkan
Allah ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya?"
Terangkanlah kepadaku dengan berdasar pengetahuan jika kamu memang orang-
orang yang benar,
144. Dan sepasang dari unta dan sepasang dari lembu. Katakanlah: "Apakah dua yang
jantan yang diharamkan ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan
dua betinanya? apakah kamu menyaksikan di waktu Allah menetapkan Ini bagimu?
Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta
terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan ?" Sesungguhnya Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

[514] artinya empat pasang, yaitu sepasang biri-biri, sepasang kambing sepasang unta
dan sepasang lembu
[515] maksudnya domba jantan dan betina
[516] maksudnya kambing jantan dan betina
Tujuan dan Fungsi dari Metode Dakwah Mujadalah
Beranjak dari hakikat metode dakwah mujadalah di atas maka tujannya untuk
membawa kepada petunjuk dan kebenaran yang hakiki. Tujuan dari metode mujadalah
al-lati hiya ahsan yakni untuk membahas dan menemukan pemecahan semua
problematika yang berkaitan dengan dakwah sehingga apa yang menjadi
permasalahan dapat ditemukan jalan keluarnya (Munir, 2003: 23). Di dalam surat al
Nisa’ 107 ayat ini menunjukkan etika mujadalah dengan orang orang yang berkhianat
kepada Islam, karena tujuan mereka bermujadalah adalah untuk kepentingan hidup
dunia semata, bukan untuk mencari kebenaran, sebab jiwanya akan tetapi mengingkari
kebenaran Islam dan membencinya. Maka dalam hal ini Allah SWT melarang
melayaninya. Untuk itu dapat mewujudkan tiga hal polok, yaitu :

1. Memperbaiki sasaran dan tujuan dakwah, yaitu memberikan bayan kepadanya


2. Memperbaiki pendekatan dan bentuk dakwah,
3. Memperbaiki hasil dakwah yang belum berhasil.

Dengan demikian mengenai mujadalah terdapat pada surat an Nahl 125 , para ulama
mengeluarkan pendapat sama yaitu berbantah-bantahan yang tidak membawa kepada
pertikaian, kebencian, akan tetapi membawa kepada kebenaran.
Metode mujadalah ini pada prinsip diutamakaan kepada objek dakwah yang
mempunyai tipologi antara menerima danmenolak materi dakwah (Islam) yang
disampaikan kepada mereka. Pada mereka yang semacam ini mujadalah memainkan
peranannya, sehingfga ia (objek dakwah) dapat menerima dengan perasaan mantap
dan puas.l mak metode ini memberi isyarat kepada juru dakwah untuk menmabha
wawasan dalam segala aspek, sehingga pada akhirnya dapat memberikan
jawaban/bantahan kepada objek dakwah secara benar dan baik serta menyenangkan
perasan mereka.
Berdasarkan analisa di atas debat salah satu metode dakwah, yaitu debat yang baik,
dad argumentasi dan tidak tegang serta memojokkan sampai terjadi pertengkaran.
Memang berdebat pada umumnya adalah mencari kemeneangan dan bukanmencari
kebenaran,sehingga tidakjarang terjadi munculnya permusushan. Maka debat sebagi
metode dakwah pada dasarnya mencari kebenaran dan kehebatan Islam. Kecuali itu ,
berdebat efektif dilakuakn hanya kepada orang-orang yang membantah akan
kebeneran Islam.Sedangakan objek dakwah yang masih kurang percaya atu kurang
mantap terhadpa kebneran Islam (tidak membantah) belum diperluakan metode debat
sebagai metode dakwah. Berbeda dengan sesame ulama (intelektual) berdebat adalah
rahma. Sedangakn dikalangan masyarakat awam hanyalah akan menimbulkan
permusuhan dan pertengkaran.
Urgensi Mempelajari Jidalul Qur’an
Al-Qur’an diturunkan oleh Allah melalui penyampaian dari Nabi sebagai rahmat dan petunjuk bagi manusia.
Sebelum Nabi Muhammad diutus menyampaikan risalahNya, keadaan orang Arab pada waktu itu sangat bejat
moralnya dan masih menyembah berhala. Sehingga Nabi Muhammad butuh waktu yang panjang untuk
mengembalikan pada akidah yang benar. Disamping itu orang Arab sangat keras wataknya tapi masalah bahasa
sangat menguasai dan pakar dalam hal itu. Sehingga ketika mereka menerima ajaran Rasulullah mereka sering
menentang bahkan mendustakannya. Di antara hikmahnya adalah:
1. ketinggian bahasa alqur’an membuat mereka tidak mampu menandinginya.
2. bahasa alquran sangat halus dalam mendebat.
3. betapapun orang arab sangat mahir dalam bahasa, mereka tidak mampu menjawab alquran.
4. menunjukkan bahwa manusia itu sangat terbatas pengetahuannya yang tidak patut untuk menyombongkan
dirinya.
5. alquran menerangkan bahwa dalam menyampaikan ajaran atau mengajak kepada kebaikan diharuskan dengan
cara yang sopan santun sehingga orang menjadi tertarik untuk mengikutinya.
6. apabila orang yang diajak kebaikan malah menentang dan mengajak berdebat, maka debatlah dengan yang
lebih baik. Dan sampaikan dalil yang bisa diterima olehnya
Demikian sedikit penjelasan dari kami mengenai jadal (debat) dalam alquran, semoga
ada guna dan manfaatnya. Sehingga bisa menambah khazanah keilmuan pada kita.
Manfaat Mengetahui Jadal Dalam Alquran

1. mengajarkan kepada umat Islam bagaimana cara mendebat orang lain dengan
tata aturan yang sesuai dengan ajaran Islam.
2. agar umat islam dapat membantah apa yang dituduhkan oleh orang-orang kafir
dan orang-orang musyrik dengan bantahan yang paling baik.
3. umat islam diajarkan untuk menghargai pendapat orang lain selama orang
tersebut tidak mengganggu keyakinan umat islam dengan pendapat mereka.
4. mendidik dan menanamkan ke dalam hati manusia bahwa sungguh mulia Islam
dengan cara membantah lawan bicaranya dengan cara yang baik sehingga
orang lain tertarik kepada Islam.
5. Allah menyebutkan ayat-ayat kauniyah agar dijadikan dalil bagi sendi-sendi
akidah. Seperti firman Allah dalam suratAl-baqarah:21-22.
6. Menetapkan pembicaraan dengan jalan istifham.
7. Mengemukakan dalil-dalil bahwa Allah adalah tempat kembali.
8. Membatalkan tuduhan lawan dalam bersengketa dan tetap melawannya.
9. Sabru dan taqsim, yaitu mempersempit sifat-sifat, membatalkan, dan menjadikan
yang satu sebab bagi yang lain. Sepaerti firman Allah dalam surat Al-an’am:143-
144.
10. Mengalahkan lawan dengan cara menjelaskan bahwa tuduhan yang diajukannya
itu tidak seorangpun yang mengetahuinya.
11. Untuk menangkis dan melemahkan argumentasi-argumenrasi orang kafir.
12. Jawaban Allah tentang pembenaran akidah dan persoalan yang dihadapi rasul.
13. Layanan dialog bagi orang yang benar-benar ingin tahu,kemudian hasilnya itu
dijadikan pegangan dan semacamnya, seperti jawaban Allah atas kegelisahan
Nabi Ibrahim.
14. Sebagai bukti dan dalil yang dapat mematahkan dakwaan dan pertanyaan-
pertanyaan yang muncul di kalangan umat manusia,seperti dialog Nabi Musa
dengan Fir’aun(QS. Al-syu’araa:10-51)

Anda mungkin juga menyukai