(BISECTION)
HALAMAN JUDUL
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Numerik
Dosen Pengampu : Nendra MS Dwipa, M.Sc
Disusun Oleh:
Kelompok I / Kelas 7-A4
1. Alhamdu (15144100105)
2. Muhammad Febri Fitriyanto (15144100112)
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada:
1. Nendra MS Dwipa M.Sc. selaku dosen pengampu mata kuliah Metode
Numerik yang telah membimbing.
2. Rekan-rekan kelas 7-A4 prodi Pendidikan Matematika Universitas PGRI
Yogyakarata.
3. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sebagai upaya penyempurnaan makalah ini. Penyusun berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi semuanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian metode bagi dua (Bisection)?
2. Bagaimana contoh dan penyelesaian dengan menggunakan metode bagi
dua (Bisection)?
3. Apa kelebihan dan keterbatasan dari metode bagi dua (Bisection)?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian metode numerik bagi dua (Bisection).
2. Mengetahui contoh dan penyelesaian dengan menggunakan metode bagi
dua (Bisection).
3. Mengetahui kelebihan dan keterbatasan dari metode bagi dua (Bisection).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
𝑃𝑒𝑟𝑘𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑘𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛
𝑎𝑡𝑎𝑢 ± 𝑎𝑡𝑎𝑢
𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛
{ } { }
Atau
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛
𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 /: 𝑎𝑡𝑎𝑢
𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
{ } { }
Maka hasil operasi aritmatika didalam kurung harus dibulatkan
terlebih dahulu sebelum melakukan operasi selajutnya.
Contoh:
Selesaikan
[15,2 𝑥 (2,8 𝑥 10−4 )] + [(8,456 𝑥 10−4 ) + 0,177]
[4,256 𝑥 10−3 ] + [4,7774011 . . 𝑥 10−3 ]
Bulatkan besaran-besaran didalam kurang
[4,3 𝑥 10−3 ] + [4,78 𝑥 10−3 ]
9,08 𝑥 10−3 bulatkan 9,1 𝑥 10−3
x0 x
Galat atau kesalahan (error) relatif sebenarnya ( r ) didefinisikan sebagai
r 100%
x0
Contoh:
Misal hasil pengukuran panjang sebuah jembatan dan paku masing-masing
adalah 9,999 cm dan 9 cm. Jika ukuran panjang sebenarnya adalah 10.000 cm
dan 10 cm tentukan:
a. Kesalahan sebenarnya
b. Kesalahan relatif untuk setiap kasus
Penyelesaian.
a. Kesalahan sebenarnya (ɛ) pada pengukuran jembatan
10.000 9,999 1 cm
Kesalahan sebenarnya (ɛ) pada pengukuran paku
10 9 1 cm
b. Kesalahan relatif sebenarnya (ɛ) pada pengukuran jembatan adalah
1
r 100% 100% 0,01%
x0 10.000
Kesalahan relatif sebenarnya (ɛ) pada pengukuran paku adalah
1
r 100% 100% 10%
x0 10
Dalam dunia nyata, kita jarang mendapatkan informasi mengenai ukuran
yang sebenarnya dari suatu benda. Cara untuk mengatasi hal ini adalah
dengan cara membandingkan kesalahan sebenarnya (ɛ) dengan solusi
hampiran (x ) untuk mendapatkan nilai kesalahan relatif hampiran yaitu
rh 100%
x
Akan tetapi kita tetap masih menghadapi kendala, karena nilai kesalahan
(ɛ) sebenarnya membutuhkan informasi tentang solusi sejati ( x0 ) . Oleh
karena itu kita hitung nilai kesalahan relatif hampiran dengan
membandingkan antara selisih literasi sekarang dengan literasi sebelumnya
terhadap nilai literasi sekarang yaitu:
x r 1 x r
rh 100%
x r 1
Penerapan Metode Biseksi Dalam Analisis Titik Pulang Pokok (Break Even)
pada Industri Rumah Tangga
Praktek rekayasa di bidang ekonomi baik yang mensyaratkan bahwa
semua proyek, produksi, dan perencanaan harus didekati dengan cara yang biaya
yang efektif. Seorang ilmuwan yang terlatih baik haruslah menguasai analisa
biaya. Masalah ini dinamakan ”masalah pulang-pokok”. Masalah ini
dipergunakan untuk menentukan titik pada mana dua pilihan alternatif setara.
Pilihan-pilihan demikian dihadapi dalam semua bidang rekayasa. Walaupun
terlihat sederhana namun akan sangat rumit apabila masalah tersebut tidak
dapat diselesaikan secara analitis atau manual. Salah satu alternatif
penyelesaian masalah ini adalah dengan metode numerik. Berikut salah satu
contoh penerapan Metode Bagi-Dua dalam penyelesaian ”masalah pulang-
pokok”
Tabel 3.1 Biaya dan keuntungan untuk dua komputer pribadi. Tanda
negatif menunjukkan biaya atau kerugian, sedangkan tanda positif
menunjukkan keuntungan.
Komputer
Pentium AMD
Biaya pembelian -3000 -10000
Bertambahnya biaya perawatan/tahun, -2000 -50
$/tahun/tahun
Keuntungan dan kenikmatan tahunan, $/tahun 1000 4000
Keterangan:
𝐴𝑝 = Besar pembayaran tahunan
𝑃 = Biaya pembelian
𝑖 = Tingkat bunga
𝑛 = Banyaknya tahun
Yang artinya bahwa X bersedia meminjam uang sejumlah untuk membeli
komputer dan setuju untuk mengembalikannya dalam n pembayaran tahunan
dengan suku bunga i. Misalnya, pembayaran awal untuk Pentium adalah $-3000,
dimana tanda negative menunjukkan kerugian bagi X. Jika tingkat bunga adaah
20% (𝑖 = 0,20), maka
0,2(1,2)𝑛
𝐴𝑝 = −3000 (3.2)
(1,2)𝑛 − 1
Misal jika pembayaran awal harus disebar selama 10 tahun (n = 10),
maka rumus ini dapat dipakai untuk menghitung bahwa pembayaran tahunan
yang setara adalah $-715,57 tiap tahun.
Di bidang ekonomi, pembayaran/biaya perawatan yang bertambah pada
suatu laju konstanta G menurut pertambahan waktu dinamakan dinamakan
deret hitung gradien. Konversi deret yang demikian menjadi laju tahunan
dapat dilaksanakan dengan rumus ekonomi
1 𝑛
𝐴𝑚 = 𝐺 [ − ] (3.3)
𝑖 (1 + 𝑖)𝑛 − 1
Dimana adalah laju hitung pertambahan perawatan [1]. Persamaan
(3.3) mentransformasikan biaya perawatan yang terus meningkat ke dalam
serangkaian pembayaran tahunan tetap yang setara. Persamaan-persamaan ini
dapat digabungkan untuk mengungkapkan nilai tiap komputer dalam bentuk
serangkaian pembayaran yang seragam. Misalnya untuk Pentium, dari persamaan
(3.2) dan (3.3) diperoleh
0,2(1,2)𝑛 1 𝑛
𝐴𝑖 = −3000 𝑛
− 200 [ − ] + 1000 (3.4)
(1,2) − 1 0,2 (1,2)𝑛 − 1
Harga total = - biaya pembelian – biaya pemeliharaan + keuntungan/laba dimana
𝐴𝑖 menyatakan nilai total tahunan. Persamaan ini dapat disederhanakan menjadi
−600(1,2)𝑛 200𝑛
𝐴𝑖 = 𝑛
+ (3.5)
(1,2) − 1 1, 2𝑛 − 1
Dengan mensubstitusikan n=2 ke dalam persamaan (3.5) akan memberikan
hasil yang jika X memutuskan untuk membuang Pentium setelah
memilikinya selama hanya 2 tahun, maka X akan menghabiskan biaya
sebesar $1055 tiap tahun. Jika komputer dibuang setelah 10 tahun (n=10),
persamaan (3.5) memberi indikasi bahwa biayanya akan sebesar $30 tiap tahun.
Serupa untuk AMD, berdasar persamaan (3.4), persamaan untuk nilai
tahunan dapat dikembangkan seperti dalam
−2000(1,2)𝑛 50𝑛
𝐴𝑖 = 𝑛
+ + 3750 (3.6)
(1,2) − 1 1, 2𝑛 − 1
Nilai-nilai untuk persamaan (3.6) untuk n = 2 dan n = 10 adalah $-2568 dan
$+1461 tiap tahun. Jadi walaupun AMD lebih mahal berdasarkan jangka pendek,
jika dimiliki cukup lama, tidak hanya akan lebih hemat biaya tetapi sebenarnya
akan menghasilkan uang untuk X. Identifikasi titik tempat dua komputer
mempunyai nilai setara menunjukkan kapan Pentium menjadi pilihan yang
lebih baik. Secara grafis, titik tersebut berpadanan dengan perpotongan dua
kurva dalam Gambar 3.1
−1400(1,2)𝑛 150𝑛
𝑓(𝑛) = 𝑛
+ + 3750 (3.8)
(1,2) − 1 1, 2𝑛 − 1
Akar-akar persamaan (3.8) tidak dapat ditentukan secara analitis. Di
lain pihak pembayaran tahunan yang setara mudah dihitung untuk suatu n
yang diberikan. Jadi, masalah ini menciptakan kebutuhan untuk pendekatan
numerik.
Iterasi 3
𝑏=2 −1400(1,2)2 150 (2)
𝑏(𝑏) = + + 3750 = −1513,63 < 0
(1,2)2 − 1 1, 22 − 1
𝑏=4 −1400(1,2)4 150 (10)
𝑏(𝑏) = + + 3750 = 487,1 > 0
(1,2)4 − 1 1, 24 − 1
2+4
𝑏= =3 −1400(1,2)3 150 (3)
2 𝑏(𝑏) = + + 3750 = −191,2 < 0
(1,2)3 − 1 1, 23 − 1
Iterasi 4
𝑏=2 −1400(1,2)3 150 (3)
𝑏(𝑏) = + + 3750 = −191,2 < 0
(1,2)3 − 1 1, 23 − 1
𝑏=4 −1400(1,2)4 150 (10)
𝑏(𝑏) = + + 3750 = 487,1 > 0
(1,2)4 − 1 1, 24 − 1
3+4
𝑏= = 3,5 −1400(1,2)3,5 150 (3,5)
2 𝑏(𝑏) = + + 3750 = 2072,65 > 0
(1,2)3,5 − 1 1, 23,5 − 1
ab
2. Pada interval [a, b] cari titik tengah yaitu x i , dengan rumus .
2
3. Bila
f ( xi ) 0 maka xi merupakan akar, sebaliknya bila f ( xi ). f (b) 0
maka
a xi . Atau bila f (a). f ( xi ) 0 maka b xi .