Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

AUDIT OPRASIONAL

Diajukan untuk memenuhi tugas mata Kuliah “ Pemeriksaan Akuntansi I “

Dosen Pengampu :

SEKOLAH TINGGI ILMU

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha penyayang, penyusun panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya,
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Audit Operasional”. Makalah ini
telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penyusun menyampaikan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penyusun
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penyusun dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata penyusun berharap semoga makalah tentang “ Audit Oprasioanal” ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Serang, Desember 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

1.1 latar Belakang............................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 1

1.3 Tujuan dan Manfaat.................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 2

2.1 Pengertian Audit Operasional..................................................................... 2

2.2 Pengertian Audit Operasional Menurut Ahli Auditing .................................. 2

2.3 Struktur dan Ruang Lingkup Audit Operasional.......................................... 4

2.4 Tujuan dan Manfaat Audit Operasional..................................................... 5

2.5 Jenis-jenis Audit Operasional..................................................................... 7

BAB III PENUTUP.......................................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 10

3.2 Saran....................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Audit merupakan suatu proses pengumpulan data, penilaian ataupun pengevaluasian yang
dilakukan untuk menilai sesuatu apakah telah sesuai dengan kriteria yang mendasarinya. Audit terdiri
dari beberapa macam seperti audit keuangan, audit kepatuhan dan audit operasiona. Dalam
mengenai audit operasional, audit operasional merupakan audit yang dilaksanakan untuk menilai
efisiensi dan efektivitas kegiatan suatu organisasi dalam prosesnya untuk mencapai tujuan organisasi
tersebut. Efisiensi digunakan untuk sebaik apakah pemakaian sumber daya suatu organisasi yang
digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan efektivitas digunakan untuk
menilai seberapa baik kebijakan kebijakan organisasi tersebut dalam mencapai tujuan. Efisiensi dan
efektivitas merupakan dua hal yang saling berkaitan erat satu dengan lainnya. Efisiensi dan efektivitas
ini merupakan hal yang sangat berperan penting dalam peningkatan kinerja pelayanan suatu
organisasi.

Manfaat utama dalam audit ini diantaranya bisa mengetahui proses mana yang belum memenuhi
persyaratan hukum. Sehingga meminimalkan proses operasional yang berpotensi melanggar hukum,
dan yang terpenting adalah membantu organisasi secara sistematis untuk mengidentifikasi kondisi
saat ini serta langkah apa yang perlu dijalankan untuk meningkatkan kinerja proses fungsi sumber
daya manusia.

Audit operasional mulai dikenal di Indonesia pada dasawarsa tujuh puluhan.Tidak seperti audit
keuangan, penggunaan audit operasional masih belum disepakati secara luas. Beberapa istilah sering
digunakan untuk menunjukan istilah audit operasional, misalnya audit pengelolaan (management
audit), audit atas hasil kinerja (performance audit), audit fungsional (functional audit),audit program
(program audit),dan audit efektivitas (effectiveness audit). Hingga sekarang belum terdapat
kesepakatan tetntang penggunaan istilah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Beberapa pengertian audit oprasional menurut para ahli ?...

Apakah jenis – Jenis audit oprasional ?...

Apa Kriteria Audit oprasional ?...

1.3 Tujuan dan manfaat

Untuk pengembangan keilmuan mengenai “Audit Operasional”.

Untuk menambah wawasan kajian ilmiah dalam pengembangan pembelajaran.

Untuk memberikan informasi atau gambaran sekaligus menjadikan masukan bagi instansi terkait
mengenai pelaksanaan internal audit atas audit operasional.

BAB I

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Audit Operasional


1. Operasional Audit (Pemeriksaan Operasional/Manajemen)

Operasional atau management audit merupakan pemeriksaan atas semua atau sebagian prosedur
dan metode operasional atau organisasi untuk menilai efisiensi, efektivitas dan ekonomisasinya. Audit
operasional dapat menjadi alat manajemen yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kinerja
perusahaan. Hasil dari audit operasional berupa rekomendasi-rekomendasi perbaikan bagi
manajemen sehingga audit jenis ini lebih merupakan konsultasi manajemen.

Audit Operasional yang tekanannya pada tinjauan terhadap sistem dan prosedur operasi suatu
organisasi dengan tujuan untuk menilai keberhasilannya dan ketepatgunaan. Lazimnya pada akhir
audit operasional tersebut diajukan rekomendasi pembenahan kinerja organisasi kepada manjemen.
Dalam audit operasional, tinjauan yang dilakukan tidak hanya terbatas pada masalah akuntansi,
melainkan juga meliputi evaluasi terhadap bidang-bidang lain yang menjadi keahlian auditor.

2.2 Pengertian Audit Operasional Menurut Ahli Auditing

Banyak definisi audit operasional yang mencakup penyebutan efficiency (pengeluaran yang
minimum dari sumber daya), effectiveness (pencapaian hasil yang diinginkan) dan economy (kinerja
dari suatu entitas). Dalam artikulasi yang berbeda, audit operasional dikenal sebagai audit
manajemen. Perbedaan antara kedua istilah tersebut tidak jelas dan sering digunakan secara
bergantian. beberapa definisi audit operasional yang dikemukakan oleh para ahli auditing, antara
lain:

Pengertian Audit Operasional menurut Dale L. Flesher dan Steward Siewert (2001)

Audit operasional merupakan pencarian cara-cara untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas. Audit
operasional dapat dipertimbangkan sebagai suatu bentuk kecaman yang konstruktif.

Pengertian Audit Operasional menurut (Casler dan Crochet, 1999)

Audit operasional adalah suatu proses yang sistematis untuk menilai efektivitas organisasi, efisiensi
dan ekonomi operasi di bawah pengendalian manajemen dan melaporkan kejadian kepada orang
yang tepat hasil dari penilaian bersama dengan disertai rekomendasi untuk perbaikan).

Pengertian Audit Operasional menurut (Leslie R. Howard, 2000)

Audit manajemen merupakan penyelidikan suatu usaha dari tingkat yang tinggi ke bawah untuk
meyakinkan bahwa manajemen yang sehat berjalan sesuai dengan prosedur, dengan demikian
memudahkan hubungan yang paling efektif dengan dunia luar dan organisasi lainnya).

Menurut ketetapan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dalam Pedoman


Pemeriksaan Operasional (1993), audit operasional adalah:

“Audit yang sistematis terhadap program, kegiatan/aktivitas organisasi dan seluruh atau sebagian
dari aktivitas dengan tujuan menilai dan melaporkan apakah sumber daya dan dana telah digunakan
secara ekonomis dan efisien, serta apakah tujuan program dan kegiatan/aktivitas yang telah
direncanakan dapat dicapai dengan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.”

Menurut (Mulyadi dan Kanaka Punadireja, 1998), pengertian audit operasional adalah “Audit
operasional merupakan suatu review secara sistematis mengenai kegiatan organisasi atau bagian
dari padanya dalam hubungannya dengan tujuan tertentu”.

menurut (Arens dan Loebbecke, 2000), pengertian audit operasional adalah “Audit operasional
merupakan penelaahan atas bagian manapun dari prosedur dan metode operasi suatu organisasi
untuk menilai efisiensi dan efektifitas.”

meskipun terdapat beberapa perbedaan dari definisi audit operasional seperti telah dijelaskan di
atas, dapat disimpulkan bahwa audit operasional merupakan:

ü Proses yang sistematis , Seperti dalam audit laporan keuangan, audit operasional juga mencakup
serangkaian langkah atau prosedur yang terstruktur dan terorganisasi. Aspek ini mencakup
perencanaan yang tepat, mendapatkan dana secara objektif serta menilai bukti yang berkaitan
dengan aktivitas yang diaudit.

ü Menilai operasi organisasi, Penilaian operasi organisasi didasarkan pada suatu kriteria yang
ditetapkan atau yang disetujui. Dalam audit operasional, kriteria sering dinyatakan dalam standar
kinerja (performance standards) yang ditetapkan oleh manajemen. Namun dalam beberapa hal,
standar-standar ini mungkin juga ditetapkan oleh industri. Kriteria penilaian organisasi ini sering kali
kurang jelas didefinisikan dibandingkan kriteria yang digunakan dalam audit laporan keuangan.
Pemeriksaan operasional mengukur tingkat korespondensi antara kinerja aktual dengan kriteria
penilaian yang telah ditetapkan.

ü Efektifitas, efisiensi dan ekonomi operasi, Tujuan utama dari audit operasional adalah membantu
manajemen organisasi yang diaudit untuk dapat memperbaiki efektivitas, efisiensi dan ekonomi
operasi organisasinya. Ini berarti bahwa audit operasional memfokuskan pada masa yang akan
datang dan hal ini berlawanan langsung dengan audit laporan keuangan yang mempunyai fokus
historis.

ü Melaporkan kepada orang yang tepat, Penerima laporan audit operasional yang tepat adalah
manajemen atau individual yang meminta diadakannya audit, kecuali kalau pelaksanaan audit
tersebut diminta oleh pihak ketiga, dan pembagian laporan dilakukan tetap dalam entitas
bersangkutan. Dalam kebanyakan hal, dewan komisaris atau panitia audit menerima salinan laporan
audit operasional.

ü Rekomendasi atau perbaikan, Tidak seperti audit laporan keuangan, suatu audit operasional tidak
berakhir sampai dengan pelaporan hasil temuan audit, melainkan diperluas untuk dibuatkannya
rekomendasi-rekomendasi yang bertujuan untuk perbaikan manajemenorganisasi yang diaudit.

· Pengertian Audit Operasional

Banyak definisi audit operasional yang mencakup penyebutan efficiency (pengeluaran yang
minimum dari sumber daya),effectiveness (pencapaian hasil uang diinginkan), economy (kinerja dari
suatu entitas). Ada beberapa pengertian mengenai audit operasional menurut para ahli. Menurut
Amin Widjaja Tunggal(2008), “Audit operasional merupakan audit atas operasi yang dilaksanakan dari
sudut pandang manajemen untuk menilai ekonomi, efisiensi, dan efektifitas dari setiap dan seluruh
operasi, terbatas hanya pada keinginan manajemen”.Menurut Bayangkara I.B.K (2013:2)
adalahsebagai berikut :“Rancangan secara sistemastis untuk mengaudit aktivitas-aktivitas, program-
program, yang diselenggarakan, atau sebagian dari entitas yang bias diaudit untuk menilai dan
melaporkan apakah sumber daya dan dana telah digunakan secara efisien, serta apakah tujuan dari
program dan aktivitas yang telah direncanakan dapat tercapai dan tidak melanggar ketentuan aturan
dan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan. Di samping itu, dalam bukunya, Boynton, Johnson,
& Kell yang diterjemahkan oleh Rajoe, P.A., Gania, G., & Budi, I.S. (2003) menyatakan “Audit
operasional adalah suatu proses sistematis yang mengevaluasi efektifitas, efisiensi, dan kehematan
operasi organisasi yang berada dalam pengendalian manajemen serta melaporkan kepada orang-
orang yang tepat hasil-hasil evaluasi tersebut beserta rekomendasi perbaikan”. Berdasarkan definisi
di atas dapat disimpulkan bahwa Audit Operasional yaitu suatu proses sistematis untuk menilai
kegiatan operasional perusahaan apakah sudah dilakukan secara efektif, efisien, dan ekonomis serta
memberikan rekomendasi perbaikan kepada pihak manajemen sehingga keberlangsungan kegiatan
perusahaan dapat berjalan dengan baik.

2.3 Struktur dan Ruang Lingkup Audit Operasional

Menurut Guy dkk. (2003:421), struktur umum dari audit operasional adalah proses limatahap
yaitu :

Pengenalan

Sebelum memulai suatu audit operasional, auditor (atau konsultan) terlebih dahulu harus mengenali
kegiatan atau fungsi yang sedang di audit. Untuk 10melaksanakan hal ini, auditor menelaah latar
belakang informasi, tujuan, struktur organisasi, dan pengendalian kegiatan atau fungsi yang sedang di
audit, serta menentukan hubungannya dengan entitas secara keseluruhan.

Survei

Selama tahap survei dari audit operasional, yang lebih dikenal sebagai survei pendahuluan
(preliminary survey), auditor harus berusaha untuk mengidentifikasi bidang masalah dan bidang
penting yang menjadi kunci keberhasilan kegiatan atau fungsi yang sedang di audit.

Pengembangan Program

Pada awalnya auditor menyusun program pekerjaan, berdasarkan tujuan audit,yang merinci
pengujian dan analisis yang harus dilaksanakan atas bidang-bidang yang dianggap "penting" dari hasil
survei pendahuluan. Disamping itu, auditor juga menjadwalkan kegiatan kerja, menugaskan personel
yang sesuai, menentukan keterlibatan personel lainnya dalam penugasan, serta menelaah kertaskerja
audit.
Pelaksanaan Audit

Pelaksanaan audit merupakan tahap utama dari audit operasional. Auditor melaksanakan prosedur
audit yang telah ditentukan dalam program audit untuk mengumpulkan bukti-bukti, melakukan
analisis, menarik kesimpulan, dan mengembangkan rekomendasi. Selama melakukan pekerjaan
lapangan, auditor harus menyelesaikan setiap langkah audit yang spesifik dan mencapai tujuan audit
secara keseluruhan untuk mengukur efektivitas, efisiensi, dan ekonomis.

Pelaporan

Tahap pelaporan merupakan tahap yang penting bagi keberhasilan keseluruhan audit operasional
yang dilakukan. Laporan audit operasional pada umumnya mengandung dua unsur utama, yaitu:

(1) tujuan penugasan, ruang lingkup, dan pendekatan serta,

(2) temuan-temuan khusus dan rekomendasi.

Ruang lingkup audit operasional lebih difokuskan pada fungsi produksi suatu perusahaan yang
berarti melakukan pemeriksaan segi operasional suatu perusahaan. Ruang lingkup audit keuangan
tradisional lebih ditekankan pada accounting ontrol yang terdiri dari :

1. Mengamankan perusahaan

2. Menguji ketelitian dan kebenaran data akuntansi

Cara yang digunakan untuk mencapai tujuan di atas, yaitu dengan menggunakan laporan keuangan.
Sedangkan audit operasional bertujuan untuk mengetahui apakah cara-cara yang digunakan dalam
perusahaan sudah berjalan dengan lancar. Jadi, audit operasional lebih ditekankan pada
administrative controlyang terdiri dari :

1. Menunjang efektivitas perusahaan

2. Menilai ketaatan pada kebijakan yang telah digariskan oleh pimpinan.Persamaan dari keduanya
adalah auditor sama-sama melakukan perbandingan antara standar atau kriteria tertentu dengan
melaksanakan yang ditemuinya.

Ruang lingkup audit operasional menurut Mulyadi (2002:428) adalah :

“Pembatasan terhadap ruang lingkup audit operasional, mempunyai akibat terhadap jumlah dan
kompetensi bukti yang dapat dikumpulkan oleh auditor dari suatu perusahaan”. Jadi, disimpulkan
bahwa ruang lingkup audit operasional adalah tinjauan kebijakan operasinya, perencanaan, praktik
(kinerja), hasil dari kegiatan dalam mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu, audit dilakukan tidak
terbatas hanya pada masalah akuntansinya saja, melainkan di segala bidang yang berhubungan
dengan perusahan seperti kepegawaian.

2.4 Tujuan dan Manfaat Audit Operasional


Tujuan audit operasional secara umum adalah untuk mengetahui apakah prestasi manajemen
perusahaan telah sesuai dengan kebijakan, ketentuan dan peraturan yang ada dalam perusahaan,
serta untuk mengetahui apakah prestasi manajemen perusahaan telah lebih baik daripada masa
sebelumnya, dan untuk menentukan apakah perusahaan tersebut serta efektivitas atau programnya
telah dikelola secara ekonomis, efisien, dan efektif.

Sasaran audit operasional adalah kegiatan, aktivitas, program atau bidang-bidang organisasi yang
diketahui atau diidentifikasi memerlukan perbaikan atau peningkatan dalam hal efektivitas, efisiensi
dan ekonomisnya. Menurut Agoes, S. (2008:173) ada empat tujuan audit operasional yaitu:

Untuk menilai kinerja (performance) dari manajemen dan berbagai fungsi dalam perusahaan.

Untuk menilai apakah persediaan perusahaan telah digunakan secara efisien dan ekonomis.

Untuk menilai efektifitas perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh
manajemen puncak.

Untuk memberikan rekomendasi-rekomendasi kepada manajemen puncak untuk memperbaiki


kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam penerapan sistem pengendalian internal dan prosedur
operasional perusahaan dalam rangka meningkatkan efisiensi, keekonomisan dan efektifitas dari
kegiatan operasionaal perusahaan.

Sejalan dengan perkembangan perusahaan, manajemen akan dihadapkan dengan berbagai


masalah dalam memonitor semua dearah kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini
menimbulkan pemikiran bahwa apabila manajemen ingin dapat beroperasi dengan baik tentu mereka
memerlukan berbagai bentuk peringatan dini (early warning system) yang dapat mendeteksi berbagai
masalah yang merugikan dan berbagai kesempatan untuk pengembangan dan penyempurnaan.

Salah satu cara yang digunakan oleh para manajer tersebut adalah dengan menggunakan audit
operasional. Sedangkan menurut Guy dkk. (2003:421), audit operasional biasanya dirancang untuk
memenuhi satu atau lebih tujuan berikut :

Menilai Kinerja. Setiap audit operasional meliputi penilaian kinerja organisasi yang ditelaah.
Penilaian kinerja dilakukan dengan membandingkan kegiatan organisasi dengan (1) tujuan, seperti
kebijakan, standar, dan sasaran organisasi yang ditetapkan manajemen atau pihak yang menugaskan,
serta dengan (2) kriteria penilaian lain yang sesuai.

Mengidentifikasi Peluang Perbaikan. Peningkatan efektivitas, efisiensi, dan ekonomi merupakan


kategori yang luas dari pengklasifikasian sebagian besar perbaikan. Auditor dapat mengidentifikasi
peluang perbaikan tertentu dengan mewawancari individu (apakah dari dalamatau dari luar
organisasi), mengobservasi operasi, menelaah laporan masa lalu atau masa berjalan, mempelajari
transaksi, membandingkan dengan standar industri, menggunakan pertimbangan profesional
berdasarkan pengalaman, atau menggunakan sarana dan cara lain yang sesuai.

Mengembangkan Rekomendasi untuk Perbaikan atau Tindakan Lebih Lanjut. Sifat dan luas
rekomendasi akan berkembang secara beragam selama pelaksanaan audit operasional.

Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa audit operasional dilakukan untuk mengevaluasi tingkat
efisiensi dan efektivitas pelaksanaan aktivitas suatu organisasi. Audit operasional mengidentifikasi
timbulnya penyelewengan dan penyimpangan yang terjadi dan kemudian membuat laporan yang
berisi rekomendasi tindakan perbaikan selanjutnya.Audit operasional merupakan salah satu alat
pengendalian yang membantu dalam mengelola perusahaan dengan penggunaan sumber daya yang
ada dalam ancapaian tujuan perusahaan dengan efektif dan efisien.

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya audit operasional adalah:

Memberikan informasi operasi yang relevan dan tepat waktu untuk pengambilan keputusan.

Membantu pihak manajemen dalam mengevaluasi catatan, laporan-laporan, dan pengendalian.

Memastikan ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang ditetapkan rencana-rencana, prosedur,


serta persyaratan peraturan pemerintah.

Mengidentifikasikan area masalah potensial pada tahap dini untuk menentukan tindakan preventif
yang akan diambil.

Menilai keekonomisan dan efisiensi penggunaan sumber daya termasuk memperkecil pemborosan.

Menilai efektivitas dalam mencapai tujuan dan sasaran perubahan yang telah ditetapkan.

Menyediakan tempat pelatihan untuk personil dalam seluruh tahap operasi perusahaan.

2.5 Jenis-jenis Audit Operasional

Menurut Arens dan Loebbecke membagi audit operasional menjadi tiga jenis yaitu:

Functional Audit

Fungsi audit merupakan suatu alat penggolangan kegiatan suatu perusahaan, seperti fungsi
penerimaan kas atau fungsi produksi. Seperti yang tersirat dalam namanya, audit fungsional berkaitan
dengan sebuah fungsi atau lebih dalam suatu organisasi. Keunggulan audit fungsional adalah
menungkinkan adanya spesialisasi oleh auditor. Auditor dapat lebih efisien memakai seluruh waktu
mereka untuk memeriksa dalam bidang itu. Kekurangan audit fungsional adalah tidak dapat
dievaluasinya fungsi yang saling berkaitan didalam organisasi.

Organizational Audit

Audit operasional atas suatu organisasi menyangkut keseluruhan unit organisasi, seperti
departemen, cabang, atau anak perusahaan. Penekanan dalam suatu audit organisasi adalah seberapa
efisien dan efektif fungsi-fungsi yang saling berinteraksi.

3. Special Assigment.”

Penugasan audit operasional khusus timbul atas permintaan manajemen. Ada banyak variasi
dalam audit seperti itu. Contoh-contohnya mencakup penentuan penyebab tidak efektifnya system
PDE, penyelidikan kemungkinan kecurangan dalam suatu divisi, dan membuat rekomendasi untuk
mengurangi biaya produksi suatu barang.

Ø Kriteria Audit Operasional


Salah satu kesulitan yang dihadapi dalam audit operasional adalah menentukan kriteria untuk
mengevaluasi apakan efisiensi dan efektivitas telah tercapai. Di dalam audit keuangan, Standar
Akuntansi Keuangan merupakan kriteria umum untuk mengevaluasi kewajaran penyajian laporan
keuangan, dalam audit operasional tidak ada kriteria standar yang dapat digunakan sebagai pedoman.

Menurut Arens et al (2008:781), ada beberapa sumber kriteria yang dapat digunakan :

Kinerja Historis (Historical Performance) Historical Performance merupakan kriteria didasarkan


pada hasil aktual dari periode (atau audit) sebelumnya. Hal ini dilaksanakan untuk membandingkan
apakah prestai kerja periode sekarang lebih baik atau lebih buruk dibandingkan dengan prestasi kerja
periode sebelumnya. Keuntungan penggunaan kriteria ini adalah tidak dapat memberikan gambaran
apakah perusahaan tersebut benar-benar berjalan dengan baik atau sebaliknya.

Kinerja yang dapat diperbandingkan (Benchmarking) Benchmarking merupakan kriteria yang


ditetapkan berdasarkan hasil yang dicapai oleh entitas yang sama dalam organisasi secara keseluruhan
atau diluar organisasi.

Data prestasi dari entitas dibandingkan merupakan sumber yang baik untuk kriteria dalam
benchmarking.

Hasil audit dan mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melakukan perbaikan terhadap
berbagai kelemahan yang ditemukan.

Tindak Lanjut sebagai tahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut bertujuan untuk mendorong
pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak lanjut (perbaikan) sesuai dengan
rekomendasi yang diberikan.

Ø Efektivitas dan Efisiensi Audit Operasional

Efisiensi dan efektivitas audit operasional dikenal sebagai audit yang berkonsentrasi pada
efektivitas dan efisiensi organisasi. Efektivitas mengukur seberapa berhasil suatu organisasi mencapai
tujuan dan sasarannya. Efisiensi mengukur seberapa baik suatu entitas menggunakan sumberdayanya
dalam mencapai tujuannya. Sebagai contoh, seorang auditor dapat memeriksa badan federal untuk
menentukan apakah badan tersebut telah mencapai tujuannya seperti yang ditetapkan oleh kongres
(efektivitas) dan menggunakan sumberdaya keuangannya secara benar (efisiensi).

Ø Keterbatasan Audit Operasional

Meskipun audit operasional memiliki banyak manfaat, audit ini juga memiliki banyak
keterbatasan.

Menurut Reider (2002:31) audit operasional memiliki banyak keterbatasan karena tidak dapat
menyelesaikna semua masalah yang timbul didalam organisasi. Ada tiga factor yang membatasi audit
operasional yaitu :

1. Waktu
2. Keahlian yang diperlukan

Biaya

Waktu merupakan faktor yang membatasi audit operasional untuk mencapai tujuan dan manfaat
audit operasional. Hal ini disebkan karena auditor harus dengan segera memberikan informasi kepada
manajemen mengenai masalah

organisasi yang timbul dan cara-cara yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Audit operasional
harus dilaksanakan secara teratur untuk menjamin bahwa masalah-masalah organisasi yang penting
tidak menjado kronis dalam perusahaan. Keterbatasan dalam audit operasional yang lain adalah
kurangnya keahlian audit operasinal terhadap teknik audit dan objek yang diperiksa. Tidak mungkin
bagi seorang auditor untuk ahli disegala bidang bisnis.

Untuk mengatasi keterbatasan ini perlu pendidikan dan pelatihan bagi auditor operasional. Biaya juga
merupakan salah satu faktor pembatas bagi audit operasional. Auditor operasional selalu mencoba
untuk menghemat uang kliennnya.Keterbatasan biaya yang tersedia ini mengharuskan auditor untuk
menentukan segala prioritas auditnya. Masalah organisasi yang mengancam keeradaan organisasi
perlumendapatkan prioritas audit.

Ø Tujuan, Distribusi Laporan Audit Operasional

Audit operasional dimaksudkan untuk mengidentifikasi kegiatan, program, aktivitas yang memerlukan
perbaikan atau penyempurnaan dengan bertujuan untuk menghasilkan perbaikan atas pengelolaan
struktur dan pencapaian hasil dari objek yang diperiksa dengan cara memberikan saran-saran tentang
upaya-upaya yang dapat ditempuh guna pendayagunaan sumber-sumber secara efisien, efektif dan
ekonomis. Dalam mengadakan pemeriksaan, titik berat perhatian utama diarahkan kepada kegiatan-
kegiatan yang diperkirakan dapat diperbaiki di masa yang akan datang. Tujuan audit operasional
dilakukan untuk usaha peningkatan efektifitas, efisiensi, dan ekonomisnya organisasi. Tetapi juga
untuk menghindari kemungkinan terjadinya kekurangan atau kelemahan di masa yang akan datang
Laporan audit operasional umumnya lebih terbatas secara intern, khususnya manajemen organisasi
sedangkan ruang lingkup audit operasional tidak hanya bidang akuntansi saja.

Ø Tahap-Tahap Audit Operasional

Suatu audit operasional merupakan pekerjaan besar bagi siapapun yang melaksanakannya. Auditor
dalam melaksanakan kegiatannya memerlukan kerangka tugas sebagai pedoman. Tanpa adanya
kerangka yang tersusun baik, auditor akan banyak menghadapi kesulitan dalam melaksanakan
pekerjaannya, mengingat bahwa struktur perusahaan maupun kegiatan sudah semakin maju dan
rumit. Melalui kerangka ini, auditor akan mempunyai rencana pemeriksaan yang dapat dilakukan
secara sistematis dan diharapkan akan mendapatkan hasil yang memadai.

Menurut (Arens dan Loebbecke, 2000), ada tiga tahap yang dilakukan dalam melakukan audit
operasional yaitu:

1. perencanaan
perencanaan dalam audit operasional serupa dengan perencanaan untuk audit atas laporan keuangan
historis. Seperti dalam audit laporan keuangan, auditor operasional harus menentukan lingkup
penugasan dan menyampaikan hal itu kepada unit organisasional, juga perlu menentukan staff yang
tepat dalam penugasan, mendapatkan informasi mengenai latar belakang unit organisasional,
memakai struktur pengendalian intern, serta menentukan bahan bukti yang tepat yang harus
dikumpulkan. Perbedaan utama antara perencanaan audit operasional dengan audit laporan
keuangan adalah sangat banyaknya keragaman dalam audit operasional. Oleh karena keragamannya,
seringkali sulit menentukan tujuan khusus pada suatu audit operasional, sehingga tujuannnya akan
didasarkan pada kriteria yang dikembangkan untuk penugasan.

pengumpulan dan evaluasi bahan bukti

dengan cara yang sama seperti pada audit keuangan, auditor operasional harus mengumpulkan cukup
bahan bukti yang kompeten agar dapat menjadi dasar yang layak guna menarik suatu kesimpulan
mengenai tujuan yang sedang diuji.

Pelaporan dan tindak lanjut

dua perbedaan utama dalam laporan audit operasional dan keuangan yang mempengaruhi laporan
audit operasional. Pertama, dalam audit operasional, laporan biasanya dikirim hanya untuk pihak
manajemen, dan satu salinan untuk unit yang diperiksa. Tidak adanya pemakaian pihak ketiga,
mengurangi pembakuan kata-kata dalam laporan audit operasional. Kedua, keragaman audit
operasional memerlukan penyusunan laporan secara khusus untuk menyajikan ruang lingkup audit,
temuan-temuan dan rekomendasi-rekomendasi. Hubungan kedua faktor ini mengakibatkan banyak
perbedaan dalam laporan audit operasional. Penulisan laporan seringkali memakan banyak waktu
agar temuan-temuan dan rekomendasi disampaikan secara jelas. Tindak lanjut merupakan hal yang
biasa dalam audit operasional di saat rekomendasi-rekomendasi disampaikan kepada manajemen,
yang tujuannya adalah untuk memastikan apakah perubahan-perubahan yang direkomendasikan
telah dilakukan dan jika tidak apakah alasannya.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Audit operasional merupakan, Proses yang sistematis,Menilai operasi organisasi, Efektifitas,


efisiensi dan ekonomi operasi, Melaporkan kepada orang yang tepat, dan

Rekomendasi atau perbaikan,

Tujuan utama dari audit operasional adalah membantu manajemen organisasi yang diaudit
untuk dapat memperbaiki efektivitas, efisiensi dan ekonomi operasi organisasinya. Ini berarti bahwa
audit operasional memfokuskan pada masa yang akan datang dan hal ini berlawanan langsung
dengan audit laporan keuangan yang mempunyai fokus historis. Adapun jenis-jenis audit oprasional
adalah Functional Audit, Organizational Audit, Special Assigment.

Selain itu, yang termasuk pada Kriteria audit oprasional yaitu Kinerja Historis (Historical
Performance), Historical Performance merupakan kriteria didasarkan pada hasil aktual dari periode
(atau audit) sebelumnya. Kinerja yang dapat diperbandingkan (Benchmarking), Benchmarking
merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan hasil yang dicapai oleh entitas yang sama dalam
organisasi secara keseluruhan atau diluar organisasi. Data prestasi dari entitas, dibandingkan
merupakan sumber yang baik untuk kriteria dalam benchmarking. Hasil audit , dan mendorong pihak-
pihak yang berwenang untuk melakukan perbaikan terhadap berbagai kelemahan yang ditemukan.

3.2 Saran

Antisipasi menghindari kemungkinan terjadinya kekurangan atau kelemahan di masa yang akan
datang Laporan audit operasional harus lebih terbatas secara intern, khususnya manajemen organisasi
sehingga ruang lingkup audit operasional tidak hanya bidang akuntansi saja.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/174116795/Makalah-Auditing-1
https://www.scribd.com/doc/55088162/Makalah-Auditing

Anda mungkin juga menyukai