Commanditaire Vennootschap (CV) adalah perusahaan yang didirikan oleh dua orang
atau lebih untuk mencapai tujuan bersama, dimana masing – masing dari mereka memiliki
peran yang berbeda untuk perusahaan, ada yang hanya memberikan modal saja namun untuk
keuntungannya mengikuti kesepakatan bersama, dan ada yang memberikan modal serta
tenaganya untuk perusahaan. CV ini termasuk perusahaan yang tidak berbadan hukum,
namun CV memiliki dasar hukum yang diatur dalam KUHD pasal 19 s/d 21 tentang
Persekutuan Komanditer. Banyak kasus – kasus yang terjadi oleh para pelaku CV, seperti
kasus Ari Pratomo selaku pemilik CV Panen Mas yang mana telah membawa lari uang para
investor. Kasus ini telah merugikan ratusan juta uang para investor. Dari kasus inilah diteliti
untuk mencari tahu masalah serta penyebabnya kasus ini terjadi.
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut pandangan masyarakat, CV ialah perusahaan yang didirikan oleh dua orang
atau lebih untuk mencapai tujuan bersama. Dimana, CV ini memiliki peran dan tanggung
jawab yang berbeda. CV merupakan perusahaan yang tidak berbadan hukum, sehingga dia
tidak memiliki kekayaannya sendiri.
Banyak kasus – kasus yang terjadi di Indonesia oleh para pelaku CV itu sendiri,
seperti contoh kasus CV Panen Mas yang mana menawarkan satu paket investasi tanaman
singkong dan pengembalian modal investasi sebesar yang dijanjikan serta penawaran lainnya
yang ternyata investasi tersebut bodong sehingga merugikan beberapa investor di CV Panen
Mas.
Dari kasus ini, akan ada sanksi kepada yang bersangkutan berupa pidana ataupun
denda. Sanksi tersebut guna untuk menjerakan dan dijadikan peringatan kepada pelanggar
sesuai dengan pasal dan undang – undang yang terkait dengan kasus pelanggar. Sebab itu,
para investor lebih teliti dan waspada dalam mendapatkan infromasi yang lengkap sebelum
menginvestasi di suatu perusahaan.
1. Pengertian CV
Menurut Pasal 19 KUHD disebut bahwa perusahaaan komanditer adalah suatu
perseroan untuk menjalankan suatu perusahaan yang dibentuk antara satu orang
atau beberapa orang persero yang secara bertanggung menanggung bertanggung
jawab untuk seluruhnya atau di sebut tanggung jawab solider pada satu pihak
dan satu orang atau lebih sebagai pelepasan uang pada pihak lain.
Pengaturan lain masalah CV ada pada pasal 20 dan pasal 21 KUHD.
Pengaturan masalah CV ini berada di dalam penngaturan masalah firma. Sebab
pada dasarnya CV juga merupakan firma dengan bentuk khusus, di mana ke
khususnya terletak pada adanya sekutu komanditer yang ada pada Firma tidak
ada. Pada firma hanya ada sekutu kerja atau “Firmant”, sedangkan pada CV,
kecuali ada sekutu kerja juga ada sekutu komanditer atau sekutu diam (sleeping
partner).
Dasar pikiran pembentukan CV adalah seorang atau lebih mempercayakan
atau barang untuk digunakan dalam perusahanan kepada orang lain yang akan
menjalankan perusahaan.oleh karna itu penguasaha bertanggung jawab
sepenuhnya pada pihak ketiga.Dalam CV,hanya persero-persero pengurus saja
yang menjalankan perusahaan,bertindak keluar commanditaris hanya
mempunyai kedudukan sebagai orang yan mempercayakan modal dan tidak
ketiga.3
3
Richard Burton Simatupang, ASPEK HUKUM DALAM BISNIS, PT RINEKA CIPTA, Jakarta, 1996, hlm. 15-16.
Kekurangan:
1. Mengandung tanggung jawab keuangan sekutu aktif tak terbatas, meskipun
dapat dibagi dengan anggota sekutu aktif yang lain.
2. Status hukum CV belum badan hukum sehingga sulit untuk mendapatkan
proyek-proyek besar
3. Tidak dapat dengan mudah mengumpulkan modal dari para sekutunya, tidak
seperti Perse-roan Terbatas yang dapat mengumpulkan modal dari para
pemegang saham
4. Nama CV sering sama antara satu dengan lain karena tidak ada pengecekkan
dengan nama CV sebelumnya4
3. Jenis-Jenis CV
1. CV dengan diam - diam
2. CV dengan terang - terangan
3. CV dengan saham - saham
4
Studi Kelayakan Bisnis DR. Suliyanto (2010)
5
Richard Burton Simatupang, ASPEK HUKUM DALAM BISNIS, PT RINEKA CIPTA, Jakarta, 1996, hlm. 16-17.
Bentuk yang kedua adalah persekutuan komanditer campuran. Bentuk ini
biasanya terjadi pada persekutuan firma yang sedang membutuhkan tambahan
modal. Pihak yang mau memberikan tambahan modal itu bertindak sebagai
pesero komanditer. Sementara pesero firma secara otomatis akan menjadi pesero
komplementer.
Sedangkan bentuk ketiga dari CV adalah persekutuan komanditer bersaham.
Dalam bentuk ini, perseroan menerbitkan saham dengan tujuan untuk
memudahkan penarikan kembali modal yang telah disetorkan. Tiap pesero
komplementer dankomanditer memegang saham yang tidak dapat
diperjualbelikan ini.
5. Pertanggungjawaban Hukum
Dalam melangsungkan kegiatan usahanya, aktivitas bisnis CV dilakukan oleh
para pesero aktifnya. Mereka-lah yang bertanggungjawab untuk melakukan
tindakan pengurusan atau bekerja di dalam perseroan tersebut. Bahkan jika ditarik
lebih jauh, para pesero komplementer ini juga dapat dimintakan tanggung jawab
secara tanggung rentengatas perikatan-perikatan perseroanya.
Di sisi lain, para pemberi modal atau pesero komanditer, tidak bisa terlihat
dalam menjalankan akti4itas perusahaan. Hal tersebut diatur secara tegas di dalam
Pasal 20 KUHD yang menjelaskan bahwa pesero komanditer ini tidak boleh
melakukan tindakan pengurusan atau bekerja dalam perusahaan perseroan tersebut,
meskipun ada pemberian kuasa sekalipun.
Implikasinya, pesero komanditer tidak perlu ikut memikul beban kerugian
yang jumlahnya lebih besar dari modal yang disetorkannya ke perusahaan. Namun
jika peserokomanditer terbukti ikut menjalankan perusahaan sebagaimana yang
dilakukan peserokomplementer dan mengaki(atkan kerugian perusahaan, maka sesuai
dengan Pasal 21 KUHD, pesero komanditer ikut bertanggung jawab secara tanggung
renteng terhadap semua utang dan perikatan perseroan tersebut.
2.1 Kasus
Kasus ini akhirnya diselidiki oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Namun,
OJK mengatakan bahwa kasus ini layaknya penipuan biasa yang sering terjadi, karna
menurut OJK, kasus CV Panen Mas ini tidak ada kaitannya dengan pasar modal,
perbankan, dan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) seperti asuransi. Jadi, ini tidak
termasuk dalam pengawasan OJK. OJK menyarankan untuk dilaporkan ke polisi.
Namun akhirnya, Ari Pratomo tersebut terakhir ditemui oleh Ligwina pada
bulan November sudah dalam penjara yang terletak di Sukabumi. Dari kasus ini,
banyak investor yang cukup rugi besar oleh CV Panen Mas. Banyak investor yang
mengatakan bahwa CV Panen Mas adalah perusahaan bodong. Ligwina selaku
financial planner dari PT Quantum Magna membantah bahwa CV Panen Mas bukan
perusahaan bodong, karena setelah disurvey perusahaan tersebut memiliki kebun dan
kandang sendiri. Kasus ini terjadi karena kesalahan dari manajemen perusahaannya
saja menurut Ligwina. Ia lalu membuat program penanaman modal ulang yang masih
dalam masa tahap percobaan dengan tujuan membantu kerugian kliennya.
2.2 Dasar Hukum
Berdasarkan kasus dari Ari Pratomo selaku pemilik CV Panen Mas, ia terancam
pidana hungga 20 tahun penjara sesuai dengan pasal 372 dan 378 KUHP. Ia bisa juga
dikenakan pasal penipuan juga pencucian uang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas, disimpulkan bahwa kita dapat mengetahui lebih dalam tentang
penjelasan dari CV itu sendiri juga kasus yang telah dianalisis mengenai CV, yang mana
kejadian ini dilakukan oleh pelaku Ari Pratomo selaku pemilik CV Panen Mas yang telah
membawa lari uang para investor ratusan juta. Banyak investor yang rugi akibat ulah Ari
tersebut, hingga Ari harus menerima sanksi atas pelanggaran yang telah ia buat sesuai
dengan hukum yang terkait oleh kasus nya.
3.2 Saran
Kepada para calon investor diharapkan lebih berhati – hati sebelum menginvestasikan
sesuatu ke perusahaan. Harus mengetahui informasi yang lengkap mengenai data dari
perusahaan tersebut, agar kejadian seperti CV Panen Mas tidak terulang kembali juga
tidak merugikan anda dalam berinvestasi.
2. http://belnokov.narotama.ac.id/referensi/VIII%20BENTUK-
BENTUK%20BADAN%20USAHA%20.pdf
3. https://bisnis.tempo.co/read/554983/ligwina-panen-mas-bukan-usaha-investasi-bodong
4. http://bangka.tribunnews.com/2014/04/17/kasus-investasi-bodong-cv-panen-mas-
menguak-fakta-baru
5. https://www.academia.edu/10373486/makalah_firma_dan_CV