Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ANEMIA
Oleh :
TUTI NOVILIA
(1811040053)
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboraturium
a. Tes penyaring, tes ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap kasus
anemia. Dengan pemeriksaan ini, dapat dipastikan adanya anemia dan
bentuk morfologi anemia tersebut. Pemeriksaan ini meliputi pengkajian
pada komponen – komponen berikut ini: kadar hemoglobin, indeks
eritrosit, (MCV,MCV,Dan MCHC), apusan darah tepi.
b. Pemeriksaan darah seri anemia: hitung leukosit, trombosit, laju endap
darah (LED), dan hitung retikulosit.
c. Pemeriksaan sumsum tulang: pemeriksaan ini memberikan informasi
mengenai keadaan system hematopoiesis.
d. Pemeriksaan atas indikasi khusus: pemeriksaan ini untuk
mengkonfrimasi dugaan diagnosis awal yang memiliki komponen
berikut ini:
1) Anemia defisiensi besi: serum iron, TIBC, saturasi transferrin, dan
ferritin serum.
2) Anemia megaloblastik: asam folat darah/eritrosit, vitamin B12.
3) Anemia hemolitik: hitung retikulosit, tes coombs, dan elektroforesis
Hb.
4) Anemia pada leukemia akut biasanya dilakukan pemeriksaan
sitokimia.
2. Pemeriksaan laboraturium nonhematologis: faal ginjal, faal endokrin, asam
urat, faal hati, biakan kuman.
3. Radiologi: torak, bone survey, USG, atau linfangiografi
4. Pemeriksaan sitogenetik
5. Pemeriksaan biologis molekuler (PCR= polymerase chain raction, FISH=
flurescence in situ hybridization)
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan anemia ditunjukkan untuk mencari penyebab dan
mengganti darah yang hilang. Penatalakasaan anemia berdasarkan penyebab
yaitu :
1. Anemia aplastic: Dengan transplantasi sumsum tulang dan terapi
immunosupresif dengan antithicyte globulin (ATG) yang diperlukan
melalui jalur sentar selama 7-10 hari. Progresis buruk jika transplantasi
sumsum tulang tidak berhasil. Bila diperlukan dapat diberikan transfuse
RBC rendah leukosit dan platelet.
2. Anemia pada penyakit ginjal: Pada pasien dialysis harus ditangani dengan
pemberian besi dan asam folat. Kalau tersedia, dapat diberikan eritropetin
rekombian
3. Anemia pada penyakit kronik: Kebanyakan pasien tidak menunjukan gejala
dan tidak memerlukan penanganan untuk penanganan untuk anemia akan
terobati dengan sendirinya.
4. Anemia pada defisiensi besi dan asam folat: Dengan pemberian makanan
yang adekuat. Pada defisiensi besi diberikan sulfas ferosus 3x10 mg/hari.
Transfusi darah diberikan bila kadar HB kurang dari 5 gr%
5. Anemia megaloblastik
a. Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila
difisiensi disebabkan oleh defek absorbs atau tidak tersedia factor
intrisik dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM
b. Untuk mencegah kekambuhan anemia, terapi vitamin B12 harus
diteruskan selama hidup pasien yang menderita anemia pernisisosa atau
melabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi
c. Pada anemia difisiensi asam folat diberikan asam folat 3x5 mg/hari
d. Anemia difisiensi asam folat pada pada pasien dengan gangguan absorbs
penanganan dengan diet dan penambahan asam folat 1 mg/hari secara
IM.
6. Anemia pasca pendarahan: Dengan memberikan transfusi darah dan
plasma. Dalam keadaan darurat diberikan cairan IV dengan cairan infus apa
saja yang tersedia.
7. Anemia hemolitik: Dengan pemberian transfusi darah menggantikan darah
yang hemolisis.
I. Fokus Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan Sekarang: Klien dengan anemia biasanya datang ke RS,
biasanya dengan keluhan berupa adanya keletihan, kelemahan, malaise
umum, membutuhkan waktu tidur dan istirahat yang banyak, sakit kepala,
nyeri mulut, dan lidah, anoreksia, berat badan menurun, serta sulit untuk
berkonsentrasi.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu: Klien memiliki riwayat konsumsi obat-obatan
yang mempengaruhi sumsum tulang dan metabolisme asam folat, adanya
riwayat kehilangan darah kronis, misalnya perdarahan GI kronis,
menstruasi berat, angina, CHF. Selain itu terdapat juga riwayat penyakit
antara lain endocarditis, pielonetritis, gagal ginjal, riwayat TB, abses paru,
kanker. Riwayat penyakit hati, masalah hematologi, pembedahan dan
penggunaan anti konvulsan masa lalu atau sekarang juga akan
mempengaruhi anemia.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga: Kesehatan keluarga yang berhubungan
dengan anemia seperti kecenderungan keluarga untuk anemia, adanya
anggota keluarga yang menderita anemia.
J. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d berkurangnya kompartemen
seluler yang penting untuk menghantarkan oksigen / zat nutrisi ke sel
(00204), Domain 4 : Aktifitas/istirahat , Kelas 4 : Respon
kardiovaskuler/pulmoner
2. Intoleransi aktivitas b.d tidak seimbangnya kebutuhan pemakaian dan suplai
oksigen (00092) Domain 4 :Aktivitas/Istirahat, Kelas 4 : Respon
Kardiovaskuler / Pulmonal
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurangnya
selera / nafsu makan (00002), Domain 2 : Nutrisi, Kelas 1 : Makan
(Ingestion) : taking food or nutrients into the body
K. Tindakan Keperawatan
M. Bulechek, G., K Butcher, H., M. Dochterman, J., & M. Wagner, C. (2013). Nursing
Interventions Classification (NIC) (6th ed.). Singapore: CV. Mocomedia.
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
Moorhead, S., Johnson, M., L. Maas, M., & Swanson, E. (2013). Nursing Outcomes
Classification (NOC) (5th ed.). Singapore: CV. Mocomedia.
https://www.academia.edu/28444149/ASKEP_ANEMIA_NANDA_NOC_NIC
http://lpkeperawatan.blogspot.com/2013/12/laporan-pendahuluan-anemia.html