id
Pembotolan Sauce Sekunder Guna Menjaga Kualitas Rasa, Warna, Aroma dan Tekstur
Nonot Yuliantoro
Sekolah Tinggi Pariwisata Pelita Harapan
E-mail : nonot.yuliantoro@gmail.com
Abstract - This experimental research aims to identify the simplest bottling process for secondary
sauce without preservatives. Life self methods used to examine the durability of the quality of taste,
color, aroma and texture after bottling to the sauce. The type of secondary sauce that made the object
of research is derived from the base sauce which are not made from the broth, namely: Hollandaise
sauce, tomato sauce and béchamel sauce.
Abstrak - Penelitian eksperimental ini bertujuan untuk menemukenali proses pembotolan sederhana
saus sekunder tanpa bahan pengawet. Metode self life digunakan untuk meneliti daya tahan kualitas
rasa, warna, aroma dan tekstur setelah dilakukan pembotolan terhadap sauce tersebut. Adapun jenis
saus sekunder yang dijadikan objek penelitian adalah saus sekunder turunan dari saus dasar yang
bukan terbuat dari kaldu, yaitu: Hollandaise sauce, tomato sauce dan béchamel sauce.
Kata Kunci : Proses Pembotolan, Saus Sekunder & Daya Tahan Kualitas Rasa, Warna, Aroma dan
Tekstur.
makanan yang dikemas. Material kemasan pemanasannya juga cukup tinggi, yaitu 70
makanan adalah bahan yang digunakan untuk derajat celsius dan botol plastik berjenis PET
memproduksi kemasan makanan seperti kaca, yang digunakan masih bisa dipanaskan dalam
logam, kertas, dan plastik. Menurut Anwar dan suhu tersebut karena botol plastik berjenis
Gunarsa (2011), bahan kemasan makanan PET baru akan melunak pada suhu 80 derajat
yang digunakan di jaman sekarang ini adalah celsius.
kaca, karton, kaleng, dan plastik. Kemasan Tabel 1. Proses Pengemasan Obyek
berbahan plastik dengan nomor kode 01 dan Penelitian
berjenis plastik PET (Polyethylene No Langkah Deskripsi
Terephthalate) merupakan kemasan berbahan
plastik yang bersifat transparan, kuat, tahan 1 Pencucian Pertama-tama, siapkan
pelarut, kedap gas, kedap air, melunak pada Botol sabun cuci yang
suhu 80 derajat celsius. Kemasan jenis ini mengandung ekstrak jeruk
biasanya digunakan untuk botol minuman, nipis asli. Selanjutnya, cuci
minyak goreng, kecap, sambal, obat, dan botol-botol saus yang akan
digunakan beserta
saus. Kemasan jenis ini tidak untuk air panas,
tutupnya masing-masing
disarankan hanya untuk satu kali penggunaan menggunakan sponge
dan tidak untuk mengemas pangan dengan yang sudah diberi sabun
suhu di atas 60 deraja celsius. cuci dan air. Selanjutnya,
Menurut Dark, McClean, dan masukkan cairan sabun
Weatherhead (2011), danger zone adalah cuci beserta air ke dalam
zona suhu antara 5 derajat celsius dan 60 botol dan tutup botol
derajat celsius. Zona suhu ini dapat menggunakan tutupnya,
menyebabkan pertumbuhan bakteri penyebab lalu kocok agar seluruh
sabun cuci yang
penyakit pada makanan. Optimum
dimasukkan ke dalam botol
temperature adalah suhu terbaik dalam dapat membersihkan
pertumbuhan bakteri penyebab penyakit seluruh bagian dalam
menjadi lebih cepat. Optimum temperature botol. Selanjutnya bilas
untuk pertumbuhan bakteri penyebab penyakit bagian luar dan bagian
adalah antara 20 derajat celsius dan 45 derajat dalam botol beserta
celsius. Penyimpanan makanan yang tutupnya dengan air
dilakukan pada zona suhu berbahaya selama mengalir sampai tidak
lebih dari 4 jam dapat menyebabkan makanan berbusa dan tidak licin.
terkontaminasi. Menurut Anwar dan Gunarsa 2 Sterilisasi Pertama-tama, siapkan
Botol mesin steril untuk
(2011), kerusakan makanan biasanya ditandai mensterilkan botol-botol
dengan perubahan makanan dengan sifat saus yang akan digunakan
awal. Tanda-tandanya seperti bau menyengat, beserta tutupnya masing-
basi, aroma amoniak, berjamur, tengik, masing. Selanjutnya,
berlendir, adanya perubahan warna, bahkan masukkan botol-botol saus
perubahan bentuk. Salah satu faktor penyebab tersebut beserta tutupnya
kerusakan makanan adalah pertumbuhan masing-masing ke dalam
mikroba, yaitu jamur dan bakteri. mesin steril. Selanjutnya,
nyalakan mesin steril dan
atur timernya selama 30
2.1. Metode
menit.
Penelitian ini menggunakan analisa 3 Pengisian Pertam-tama, pastikan
deskriptif dengan metode shelf life testing yang Botol suhu tiga jenis kreasi saus
merupakan metode pengujian ketahanan sekunder yang diciptakan
suatu produk dengan melakukan observasi sudah sampai di bawah
produk secara berkala untuk melihat waktu suhu ruangan. Selanjutnya,
ketahanan kualitas produk yang diteliti, setelah masukkan tiga jenis kreasi
produk saus sekunder yang dijadika objek saus tersebut ke dalam
penelitian dibuat dengan mengikuti prosedur botol-botol saus yang
sudah disterilkan.
pemasakan yang dirujuk dalam referensi
4 Penyegelan Pertama-tama, posisikan
terkait. Botol alumunium foil yang sudah
Proses sterilisasi botol menggunakan dibentuk bulat pada mulut
mesin steril yang sesuai karena mesin steril botol saus yang sudah
tersebut dapat mensterilkan botol dengan diisi, lalu tutup botol
bahan plastik dan membuat botol plastik tersebut dengan tutupnya,
tersebut menjadi anti bakteri. Proses tetapi hanya ditekan saja
agar tidak terlalu rapat.
ISSN : 2087 – 0086 2
Jurnal Khasanah Ilmu – Volume 8 No. 2 September 2017 – khasanah.bsi.ac.id
berjenis plastik PET merupakan kemasan pada tanggal 6 Oktober 2015 jam 01.00 dini
plastik yang bersifat transparan, kuat, tahan hari. Pembukaan botol tiga jenis kreasi saus
pelarut, kedap gas, kedap air, melunak pada tersebut pertama kali dilakukan pada tanggal
suhu 80 derajat celsius. Kemasan jenis ini 23 Oktober 2015 jam 12.00 siang hari dan
biasanya digunakan untuk botol minuman, hasilnya adalah belum terjadi perubahan
minyak goreng, kecap, sambal, obat, dan warna, tekstur, rasa, dan aroma dari tiga jenis
saus. Kemasan jenis ini tidak untuk air panas, kreasi saus tersebut. Pembukaan botol tiga
disarankan hanya untuk satu kali penggunaan jenis kreasi saus tersebut kedua kali dilakukan
dan tidak untuk mengemas pangan dengan pada tanggal 10 November 2015 jam 23.00
suhu di atas 60 derajat celsius. malam dan hasilnya adalah belum terjadi
perubahan warna, tekstur, rasa, dan aroma
3.1. Hasil Pembahasan dari tiga jenis kreasi saus tersebut.
Botol-botol plastik yang sudah terisi Pembukaan botol tiga jenis kreasi saus
dengan tiga jenis kreasi saus disegel tersebut ketiga kali dilakukan pada tanggal 15
menggunakan bahan alumunium foil yang November 2015 jam 18.00 sore dan hasilnya
dipanaskan menggunakan sealer machine. adalah belum terjadi perubahan warna,
Penyegelan botol menggunakan alumunium tekstur, rasa, dan aroma dari tiga jenis kreasi
foil dapat menghasilkan kemasan produk yang saus tersebut. Pembukaan botol tiga jenis
tertutup rapat. Kemasan produk yang tertutup kreasi saus tersebut ketiga kali dilakukan pada
rapat dapat membuat produk menjadi lebih tanggal 25 November 2015 jam 23.00 malam
tahan lama dan terlindung dari kontaminasi. dan hasilnya adalah belum terjadi perubahan
Proses penyegelan menggunakan sealer warna, tekstur, rasa, dan aroma dari tiga jenis
machine dilakukan selama 1 detik dengan kreasi saus tersebut. Hal ini membuktikan
voltase rata-rata 219 volt. Waktu penyegelan bahwa tiga jenis kreasi saus yang diciptakan
hanya dilakukan selama 1 detik agar mulut masih memiliki ketahanan kualitas selama 50
botol plastik tidak meleleh pada saat proses hari dari waktu pembotolan dan
pemanasan menggunakan sealer machine. penyimpanannya karena tiga jenis kreasi saus
Penyimpanan tiga jenis kreasi saus yang diciptakan masih belum mengalami
sekunder tersebut disimpan pada suhu 3 perubahan warna, tekstur, rasa, dan aroma.
derajat celsius dengan cara melakukan Selain pembuktian kualitas ketahanan
pengaturan suhu pada chiller yang digunakan tiga jenis kreasi saus sekunder tersebut
untuk penyimpanannya agar suhu dengan metode shelf life testing, ketahanan
penyimpanannya lebih rendah dari suhu kualitas tiga jenis kreasi saus sekunder
penyimpanan ideal untuk produk saus dan tersebut juga didukung dengan proses
terhindar dari kontaminasi bakteri. Botol plastik pembuatannya melalu proses pemanasan
yang digunakan juga memiliki simbol bunga yang mencapai suhu di atas 74 derajat celsius
salju yang berarti botol tersebut memang selama 15 detik. Suhu minimum internal
aman digunakan unttuk menyimpan makanan adalah suhu yang cukup tinggi dalam
pada suhu rendah. Plastik dengan gambar memasak agar efektif membunuh bakteri dan
bunga salju disebut juga freezer safe yang patogen lainnya dan suhu minimum internal
berarti kemasan tersebut aman digunakan untuk memasak saus adalah 74 derajat celsius
untuk menyimpan makanan pada suhu selama 15 detik.
rendah. Selain didukung dengan proses
Uji ketahanan tiga jenis kreasi saus pembuatan tiga jenis kreasi saus tersebut
yang diciptakan dilakukan dengan metode melalui proses pemanasan, ketahanan kualitas
shelf life testing yang merupakan metode tiga jenis kreasi saus tersebut didukung juga
pengujian ketahanan suatu produk dengan dengan proses penyimpanannya melalui
melihat waktu ketahanan kualitas produk proses pendinginan yang mencapai suhu di
tersebut tanpa mengalami penurunan kualitas. bawah 4 derajat celsius. Menurut Dark,
Menurut Anwar dan Gunarsa (2011), McClean, dan Weatherhead (2011), danger
kerusakan makanan biasanya ditandai dengan zone adalah zona suhu antara 5 derajat
perubahan makanan dengan sifat awal. celsius dan 60 derajat celsius. Zona suhu ini
Tanda-tandanya seperti bau menyengat, basi, dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri
aroma amoniak, berjamur, tengik, berlendir, penyebab penyakit pada makanan. Optimum
adanya perubahan warna, bahkan perubahan temperature adalah suhu terbaik dalam
bentuk. pertumbuhan bakteri penyebab penyakit
Kreasi saus sekunder tersebut menjadi lebih cepat. Optimum temperature
dibotolkan dan disimpan di dalam chiller untuk pertumbuhan bakteri penyebab penyakit
dengan pengaturan suhu 3 derajat celsius adalah antara 20 derajat celsius dan 45 derajat
celsius. Zona suhu berbahaya dalam restoran dalam membuat saus dengan jumlah
penyimpanan makanan, yaitu 5 derajat celsius yang lebih banyak untuk disimpan guna
sampai 60 derajat celsius karena mikroba mengantisipasi kebutuhan operasional tanpa
sangat mudah tumbuh pada kisaran suhu ini. harus sering membuat saus yang menyita
Menurut Anwar dan Gunarsa (2011), salah waktu.
satu faktor penyebab kerusakan makanan Penyimpanan makanan yang dilakukan
adalah pertumbuhan mikroba, yaitu jamur dan pada zona suhu berbahaya selama lebih dari 4
bakteri. Menurut Anwar dan Gunarsa (2011), jam dapat menyebabkan makanan
pendinginan adalah cara pengawetan terkontaminasi.Kkreasi saus sekunder dalam
makanan menggunakan suhu dingin. penelitian ini berada pada zona suhu
Keunggulan metode ini adalah tidak terjadinya berbahaya pada saat menunggu penurunan
perubahan secara signifikan pada rasa, suhu sampai di bawah suhu ruangan, tetapi
penampilan, dan kandungan vitamin di dalam tidak lebih dari 3 jam, maka tiga jenis kreasi
makanan. saus tersebut belum terkontaminasi.
Selain didukung dengan proses Penyegelan juga dilakukan dalam
penyimpanan tiga jenis kreasi tersebut melalui proses pengemasan tiga jenis kreasi saus
proses pendinginan, ketahanan kualitas tiga sekunder tersebut, yaitu penyegelan
jenis kreasi saus tersebut juga didukung menggunakan alumunium foil yang
dengan proses pengemasan yang benar. Tiga dipanaskan menggunakan sealer machine.
jenis kreasi saus tersebut dimasukkan ke Penyegelan botol menggunakan alumunium
dalam botol-botol plastik pada saat suhu tiga foil dapat menghasilkan kemasan produk yang
jenis kreasi saus tersebut sudah sampai di tertutup rapat. Kemasan produk yang tertutup
bawah suhu ruangan. Biarkan saus sampai di rapat dapat membuat produk menjadi lebih
bawah suhu ruangan sebelum dikemas. Suhu tahan lama dan terlindung dari kontaminasi.
ruangan berkisar antara 18 derajat celsius dan Dengan metode self life dapat diketahui
23 derajat celsius. Menurut Dark, McClean, bahwa saus sekunder yang dimasak dengan
dan Weatherhead (2011), danger zone adalah suhu minimum 74°C minimal selama 15 detik
zona suhu antara 5 derajat celsius dan 60 dan kemudian disimpan dalam botol dengan
derajat celsius. Zona suhu ini dapat segel, selanjutnya disimpan dalam kulkas
menyebabkan pertumbuhan bakteri penyebab dengan suhu dingin maksimal 4°C bisa
penyakit pada makanan. bertahan 50 hari tanpa ada perubahan kualitas
Zona suhu berbahaya dalam rasa, warna, aroma dan tekstur. Hal ini
penyimpanan makanan, yaitu 5 derajat celsius menjadi rekomendasi para pengusaha
sampai 60 derajat celsius karena mikroba makanan untuk solusi efisiensi dalam
sangat mudah tumbuh pada kisaran suhu ini. pembuatan saus sekunder
Tiga jenis kreasi saus yang sudah dimasak
dimasukkan ke dalam jug berbahan stainless, Daftar Pustaka
lalu jug tersebut dimasukkan ke dalam wadah [1] Anwar, Yuyun dan Gunarsa, Delly. (2011).
yang berisi air dan es batu agar mempercepat Cerdas Mengemas Produk Makanan &
penurunan suhunya sampai di bawah suhu Minuman. Jakarta: PT Agro Media
ruangan, yaitu antara 18 derajat celsius dan 23 Pustaka.
derajat celsius. Hal tersebut dilakukan agar [2] Brown, Amy (2011). Understanding Food:
penurunan suhu tiga jenis kreasi saus tidak Principles and Preparation. Wadsworth:
lebih dari 4 jam. Salah satu cara menurunkan Cengage Learning, Inc.
suhu makanan dalam waktu yang singkat, [3] Dark, Graham, McClean Deirdre, dan
yaitu dengan cara memasukkan wadah yang Weatherhead, Sarah (2011). Kitchen
berisi makanan yang ingin diturunkan suhunya Operations ( ed). Australia: Pearson
ke dalam wadah yang sudah diisi dengan air Australia.
dan es batu atau biasa disebut juga ice bath. [4] DePetrillo, Lara dan Eastman-Bridges,
Caroline (2008). Love Food, Can’t Cook?.
4.1. Simpulan London: Hachette Digital.
Cara sederhana dalam penyimpanan [5] England, Thomas N. (2015). Idiot’s Guide:
saus yang dilakukan dengan cara dikemas di Cooking Basics. New York: Penguin
dalam botol plastik dan memiliki ketahanan Random House, LLC.
kualitas dalam waktu penyajian yang relatif [6] Gisslen, Wayne. (2008). Professional
lebih lama meskipun pembuatan saus tersebut Cooking For Canadian Chefs ( ed).
dilakukan tanpa bahan pengawet dan
New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
dilakukan dengan prosedur yang tepat. Hal ini [7] Robertson, Gordon L. (2012). Food
bisa mengefisiensikan kerja para juru masak di
Packaging: Principles and Practice (
ISSN : 2087 – 0086 5
Jurnal Khasanah Ilmu – Volume 8 No. 2 September 2017 – khasanah.bsi.ac.id
ed). New York: Taylor & Francis Group, [10] Tebben, Maryann (2014). Sauces: A
LLC. Global History. London: Reaktion Books
[8] Rosenfeld, Tony. (2011). Sear, Sauce & Ltd.
Serve: Mastering High Heat, High-Flavor [11] Tranter, Scott J. (2010). Soups & Sauces
Cooking. United States: Running Press. Made Easy. United States: Diner Wizard,
[9] Tabrani. 1997. Emping Jagung: Teknologi LLC.
dan Kendalanya. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.