Anda di halaman 1dari 46

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN.

P DENGAN
OSTEOPOROSIS DI PANTI JOMPO TRESNA WERDHA BAKTI ABADI
BALIKPAPAN TAHUN 2018

Dosen Pembimbing: Rus Andraini,A.Kp.,M.PH

Disusun oleh :

VERA DWI TAMARA

(Kelompok Dua)

NIM. P07220116119

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
PRODI D-III KEPERAWATAN
KELAS BALIKPAPAN
2018
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul kasus : ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN.P DENGAN


OSTEOPOROSIS DI PANTI JOMPO TRESNA WERDHA
BAKTI ABADI BALIKPAPAN TAHUN 2018

kelompok : KELOMPOK 2 (MHS. SEMESTER V JALUR UMUM REGULER)

Prodi : D-III Keperawatan Samarinda Kelas Balikpapan

Laporan kasus ini telah disetujui untuk di seminarkan di hadapan dosen pembimbing
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur
Prodi D-III Keperawatan Kelas Balikpapan
Pada Tanggal 10 Desember 2018

Menyetujui,

Mahasiswa/I Dosen Pembimbing

Vera Dwi Tamara Rus Andraini,A.Kp.,M.PH


NIM.P07220116119 NIP.197102061995032001
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga laporan yang membahas tentang “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tn.P

Dengan Osteoporosis Di Panti Jompo Tresna Werdha Bakti Abadi Balikpapan Tahun 2018” dapat

selesai tepat pada waktunya.

Terima kasih saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses

penyusunan laporan ini, baik yang terlibat secara langsung maupun yang tidak.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan

yang saya miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca

sangat saya harapkan agar terciptanya laporan yang lebih baik lagi.

Balikpapan, 04 Desember 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4
B. Tujuan ............................................................................................................................. 4
C. Sistematika Penulisan ..................................................................................................... 5
BAB II TINJUAN TEORITIS ................................................................................................... 6
A. Pengertian ........................................................................................................................ 6
B. Etiologi ............................................................................................................................ 6
C. Patofisiologi..................................................................................................................... 7
D. Pathway ........................................................................................................................... 8
E. Manifestasi Klinik ........................................................................................................... 9
F. Pemeriksaan Penunjang ................................................................................................... 9
H. Penatalaksanaan Medis.................................................................................................. 10
BAB III TINJAUAN KASUS ............................................................................................. 16
BAB IV PEMBAHASAN KASUS ..................................................................................... 43
BAB V PENUTUP .............................................................................................................. 44
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 44
B. Saran .............................................................................................................................. 44
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 45
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Osteoporosis dapat dijumpai di seluruh dunia dan sampai saat ini masih merupakan

masalah dalam kesehatan masyarakat terutama di negara berkembang. Di amerika serikat

osteoporosis menyerang 20-25 juta penduduk,1 diantara 2-3 wanita post-menopouse dan

lebih dari 50%penduduk diatas umur 75-80 tahun. Sekitar 80% penderita penyakit

osteoporosis adalah wanita,termasuk wanita muda yang mengalami penghentian siklus

menstruasi. Hilangnya hormonestrogen setelah menopause meningkatkan resiko terkena

osteoporosis.

Meskipun penyakit osteoporosis lebih banyak menyerang wanita,pria tetap

memiliki risiko terkena penyakit osteoporosis. Sama seperti pada wanita,penyakit

osteoporosis pada pria juga dipengaruhi estrogen. Bedanya, laki-laki tidak mengalami

menopause,sehingga osteoporosis datang lebih lambat.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Memperoleh gambaran secara langsung asuhan keperawatan kepada TN.P dengan

osteoporosis di panti jompo werdha bakti abadi Balikpapan.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melaksanakan pengkajian secara komprehensif..


b. Mampu menganalisa masalah berdasarkan data yang diperoleh berdasarkan

pengkajian.

c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan secara komprehensif.

d. Mampu melaksanakan tindakan asuhan keperawatan

e. Mampu melakukan evaluasi dari hasil asuhan keperawatan.

C. Sistematika Penulisan

Penulis membagi penulisan asuhan keperawatan ini menjadi 5 bab, yang terdiri dari:

BAB I : PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN TEORITIS

Terdiri dari pengertian, anatomi fisiologi, etiologi, patofisiologi, pathway, tanda dan gejala,

pemeriksaan penujang, penatalaksanaan medis dan konsep asuhan keperawatan.

BAB III : TINJAUAN KASUS

Terdiri dari pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, perencanaan, tindakan, dan

evaluasi.

BAB IV : PEMBAHASAN KASUS

Terdiri dari pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, perencanaan, tindakan, dan

evaluasi.

BAB V: PENUTUP

Terdiri dari kesimpulan dan saran.


BAB II

TINJUAN TEORITIS

A. Pengertian
Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous,osteo artinya tulang,dan porous berarti

berlubang-lubang atau keropos. Jadi ,osteoporosis adalah tulang yang keropos,yaitu

penyakit yang mempunyai sifat khas berupa massa tulangnya rendah atau

berkurang,disertai gangguan mikro-arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang

yang dapat menimbulkan kerapuhan tulang (Tandra,2009).

B. Etiologi
Beberapa penyebab osteoporosis dalam (Junaidi, 2007), yaitu:

1. Osteoporosis post menopause terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada

wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita.

Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia di antara 51-75 tahun, tetapi bisa

mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki risiko

yang sama untuk menderita osteoporosis post menopause, wanita kulit putih dan daerah

timur lebih mudah menderita penyakit ini daripada wanita kulit hitam.

2. Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang

berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang

dan pembentukan tulang yang baru.


Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya

terjadi pada usia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita

sering kali menderita osteoporosis senilis dan post menopause.

3. Osteoporosis sekunder dialami kurang dari 5% penderita osteoporosis, yang disebabkan

oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan. Penyakit osteoporosis bisa

disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid

dan adrenal) dan obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat,anti-kejang dan

hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok bisa

memperburuk keadaan osteoporosis.

4. Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak

diketahui.

Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi

hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang

jelas dari rapuhnya tulang.

C. Patofisiologi

Secara garis besar patofisiologi osteoporosis berawal dari adanya massa puncak tulang

yang rendah disertai adanya penurunan massa tulang. Massa puncak tulang yang rendah ini

diduga berkaitan dengan faktor genetic, sedangkan faktor yang menyebabkan penurunan

massa tulang adalah proses ketuaan, menopause, faktor lain seperti obat-obatan atau

aktifitas fisik yang kurang serta faktor genetik. Akibat massa puncak tulang yang rendah

disertai adanya penurunan massa tulang menyebabkan densitas tulang menurun yang

merupakan faktor resiko terjadinya fraktur. Kejadian osteoporosis dapat terjadi pada setiap
umur kehidupan. Penyebabnya adalah akibat terjadinya penurunan bone turn over yang

terjadi sepanjang kehidupan.

D. Pathway
E. Faktor Resiko Osteoporosis
1. Usia

2. Genetic

3. Merokok

4. Alcohol

5. Aktifitas fisik kurang

6. Riwayat keluarga

7. Hormonal

F. Manifestasi Klinik
1. Osteoporosis mungkin tidak memberikan gejala klinis sampai terjadi ptah tulang,nyeri

dan deformitas biasanya menyertai patah tulang.

2. Dengan melemah dan kolapsnya korpus vertebra,tinggi seseorang dapat berkurang atau

timbul kifosis dan individu menjadi bungkuk

3. Adanya osteopenia gigi ditandai dengan gejala gigi mudah tanggal yang disertai

reabsorpsi gusi atau banyak gusi yang goyah,dapat digunakan sebagai patokan

kemungkinan adanya osteoporosis tulang.

G. Komplikasi

Adapun komplikasi yang bisa di timbulkan dari osteoporosis ialah sebagai berikut :

1. Fraktur tulang panggul

2. Fraktur pergelangan tangan

3. Fraktur columna vertebralis dan paha

4. Fraktur tulang iga

5. Fraktur radius
H. Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan sinar-X terhadap tulang memperlihatkan penurunan ketebalan tulang

2. CT Scan densitas tulang dapat memberikan gambaran akurat mengenai tingkat massa

tulang dan menentukan kecepatan penipisan tulang.

I. Penatalaksanaan Medis

1. Pengobatan

 Meningkatkan pembentukan tulang,obat-obatan yang dapat meningkatkan

pembentukan tulang adalah Na-fluorida dan steroid anabolic

 Menghambat resorbsi tulang,obat-obatan yang dapat menghambat resorbsi tulang

adalah kalsium,kalsitonin,estrogen,dan difosfonat.

2. Penatalaksanaan keperawatan

 Membantu klien mengatasi nyeri

 Membantu klien dalam mobilitas

 Memberikan informasi tentang penyakit yang diderita kepada klien

 Memfasilitasikan klien dalam beraktivitas agar tidak terjadi cedera.

3. Pencegahan

 Pencegahan osteoporosis dimulai sejak masa anak-anak dan remaja yaitu kebiasaan

berolahraga dan nutrisi yang adekuat untuk memperkuat tulang.

 Suplemen kalsium dan vitamin D melalui makanan dapat mengurangi pembentukan

osteoporosis baik pada pria maupun wanita.

 Hindari merokok
J. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian

A. Identitas

a. Identitas klien

b.Identitas penanggung jawab

c. Riwayat Kesehatan

1.Keluhan utama

2.Riwayat penyakit dahulu

3.Riwayat penyakit sekarang

a) Rasa nyeri atau sakit tulang punggung (bagian bawah), leher, dan pinggang

b) Berat badan menurun

c) Biasanya diatas 45 tahun

d) Jenis kelamin sering pada wanita

e) Pola latihan dan aktivitas

4.Riwayat penyakit keluarga

5.Pengkajian Bio-Psiko-Sosisal Dan Spiritual

6.Pemeriksaan Fisik

2. Diagnosa Keperawatan

Masalah yang biasa terjadi pada klien osteoporosis adalah sebagai berikut :

1. Nyeri akut b/d dampak sekunder dari fraktur vertebrata

2. Intoleransi b/d disfungsi sekunder

3. Resiko cedera b/d dampak sekunder perubahan skeletal dan ketidakseimbangan

tubuh
4. Kurang perawatan diri b/d keletihan atau gangguan gerak

5. Gangguan citra diri b/d perubahan dan ketergantungan fisik serta psikologis

6. Gangguan eliminasi b/d kompresi syaraf pencernaan ileus paralitik

7. Kurangnya pengetahuan b/d kurang terpajarnya informasi.

3. Intervensi Keperawatan

a. Nyeri akut b/d dampak sekunder dari fraktur vertebrata

Tujuan : setelah diberikan tidakan keperawatan diharapkan nyeri berkurang

dengan kriteria hasil :

– Klien tampak rileks

– Klien dapat tenang dan bisa beristirahat (tidur)

– Klien dapat mandiri dan perawatan secara mandiri serta sederhana.

– Intervensi keperawatan :

– Evaluasi keluhan nyeri/ ketidaknyamanan, perhatikan lokasi dan karakteristik termasuk

intensitas skala (1 – 10), perhatikan petunjuk nyeri.

– Ajarkan tentang alternative lain untuk mengatasi dan mengurangi rasa nyeri

– Dorong menggunakan teknik manajemen stress, relaksasi progresif, latihan napas dalam.

– Kolaborasi dalam pemberian obat sesuai indikasi diberikan untuk menurunkan rasa nyeri.

b. Intoleransi aktivitas b/d disfungsi sekunder

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan klien mampu melakukan

mobilitas fisik dengan kriteria hasil :

– Klien dapat meningkatkan mobilitas fisik berpartisipasi dalam aktivitas yang ingin / di

perlukan.

– Klien mampu melakukan aktivitas hidup sehari – hari secara mandiri.


– Intervensi keperawatan :

– Kaji tingkat kemampuan klien yang masih ada.

– Ajarkan klien tentang aktivitas hidup sehari – hari yang dapat dikerjakan.

– Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas atau perawatan ini secara bertahap, jika dapat

ditoleransi berikan bantuan sesuai kebutuhan.

– Kolaborasi pemberian fisiotherapy.

c. Resiko Cedera b/d Disfungsi Sekunder, Perubahan Skeletal dan Ketidakseimbangan

Tubuh

Tujuan : agar cedera tidak terjadi

kriteria hasil : klien tidak jatuh dan tidak mengalami fraktur.

– Intervensi keperawatan :

– Anjurkan klien untuk beraktivitas secara perlahan, tidak naik tangga dan tidak mengangkut

beban berat.

– Tempatkan klien pada tempat tidur yang lebig rendah, berikan penerangan lingkungan yang

cukup dan pada ruangan yang mudah diobservasi.

– Anjurkan keluarga klien untuk selalu berada disamping klien.

– d. Kurang perawatan diri b/d keletihan dan gangguan gerak

– Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan, perawatan diri klien

dapat terpenuhi.

– kriteria hasil : klien mampu menggungkapkan perasaan nyaman dan puas

tentang keberhasilan diri secara optimal.

– Intervensi keperawatan :

– Kaji kemampuan untuk beraktivitas dalam setiap aktivitas perawatan diri.


– Berikan perlengkapan diri secara adaptif jika dibutuhkan, misalnya : kursi dibawah

pancuran, tempat pegangan pada dinding kamar mandi, alas kaki, keset yang tidak licin.

– Rencana individu untuk belajar dan mendemonstrasikan suati bagian aktivitas sebelum

beralih ketingkat yang lebih lanjut.

– Anjurkan kepada keluarga klien untuk selalu membantu klien dalam perawatan diri.

– Anjurkan klien tentang teknik – teknik perawatan diri secara mandiri membantu klien

dalam melakukan perawatan diri agar tidak terjadi kecelakaan fisik.

– e. Gangguan citra diri b/d perubahan dan ketergantungan fisik secara psikologis

Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan klien diharapkan dapat menunjukan

adaptasi dan menyatakan penerimaannya pada situasi diri.

Kriteria hasil : klien mengenali dan menyatu dengan perubahan dalam konsep diri yang

akurat tanpa harga diri negative, mengungkapkan dan mendemonstrasikan peningkatan

pesan positif.

– Intervensi keperawatan :

– Dorongan klien mengekspresikan nilai khususnya mengenai bagaimana klien merasakan,

memikirkan dan memandang dirinya.

– Hindari kritik negatif.

– Kaji derajat dukungan yang ada untuk klien.

– Anjurkan klien untuk selalu bergabung atau selalu berinteraksi dengan orang – orang

sekitarnya.

. Gangguan eliminasi b/d kompresi syaraf pencernaan ileus paralitik

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan eliminasi klien tidak

terganggu.
Kriteria hasil : klien mampu menyebutkan teknik eliminasi feses lunak dan berbentuk,

setiap hari atau tiga hari.

– Intervensi keperawatan :

– Auskultasi bising usus hilangnya bising usus merendahkan adanya paraletik usus.

– Obser/vasi adanya distensi abdomen jika bising usus tidak ada atau berkurang hilangnya

peristaltic (karena gangguan syaraf) melumpuhkan usus, membuat distensi usus.

– Catat frekuensi, karakteristik dan jumlah fase mengidentifikasikan derajat gangguan atau

disfungsi dan kemungkinan bantuan yang diperlukan.

– Lakukan latihan defekasi secara teratur program ini diperlukan untuk mengeluarkan feses

secara rutin.

– Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan yang berkonsentrat lunak, pemasukan

cairan yang lebih banyak. Pemasukan cairan yang lebih banyak dan teratur misalnya jus

atau sari buah.

g. Kurang Pengetahuan b/d Kurang Terpaparnya Informasi.

Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan klien memahami tentang

penyakit Osteoporosis dan program terapi.

Kriteria hasil : klien mampu mengetahui tentang penyakitnya ; mampu menyebutkan

program terapi yang diberikan agar klien tampak tenang.

– Intervensi keperawatan :

– Kaji ulang proses penyakit dan harapan yang akan datang memberikan pengetahuan dasar,

dimana klien dapat membuat pilihan berdasarkan makanan.

– Ajarkan pada klien tentang faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya Osteoporosis.

– Berikan pendidikan pada klien mengenai efek samping penggunaan obat.


BAB III
TINJAUAN KASUS

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA

Nama Mahasiswa : Vera Dwi Tamara ( kelompok 2)


NIM : P07220116119
Tanggal Pengkajian : Selasa,02 Oktober 2018

I. PENGKAJIAN
A. DATA DEMOGRAFI DAN KESEHATAN
1. Karakteristik Demografi
a. Identitas Klien
1) Nama : Tn.P
2) Umur : 82 Tahun
3) Jenis Kelamin : Laki-laki
4) Agama : Islam
5) Pendidikan Terakhir :SD
6) Status perkawinan : Menikah
7) Suku Bangsa : Indonesia/Jawa
8) Alamat Rumah : Kilo 12
9) Orang yang paling dekat dihubungi : Tidak Ada
10) Alamat / telepon : Tidak Ada

b. Identitas Lansia Terdekat/Lansia Dimana Klien Tinggal :


1) Nama : Tidak Ada
2) Alamat : Tidak Ada
3) Hubungan dengan klien : Tidak Ada

c. Riwayat Pekerjaan
1) Pekerjaan saat ini : Tidak Bekerja
2) Pekerjaan sebelumnya : Petani
3) Sumber pendapatan : dari panti
4) Kecukupan dari kebutuhan : cukup untuk kebutuhan sehari-hari

d. Riwayat Lansia
1) Saudara kandung
Nama/alamat/keterangan :
1. Tn.T di surabaya
2. Tn.R di surabaya

2) Riwayat Kesehatan Dalam Lansia ( 1 tahun terakhir )


a) Nama :-
b) Usia :-
c) Penyebab :-

e. Lingkungan Tempat Tinggal


1) Jenis rumah/tempat tinggal : Panti jompo
2) Jumlah kamar :1
3) Jumlah orang yang tinggal di rumah : 10 orang
4) Apakah rumah bertingkat : ( ya / tidak )
5) Privasi : ( ya / tidak )
6) Risiko injury : ( ada / tidak )
7) Tetangga terdekat :-
8) Alamat/telepon :-

f. Aktifitas Rekreasi dan Pengisian Waktu Luang


1) Hobby/interes : lebih sering duduk di kamar
2) Bepergian/wisata : jarang bepergian
3) Kunjungan lansia :tenaga kesehatan,keluarga tidak ada
4) Keanggotaan organisasi :Tidak Ada
5) Lain-lain : -
g. Uraian dari Kegiatan Khusus Sehari-hari

NO Tipe/Jenis Kegiatan Waktu Yang Digunakan Untuk Setiap Kegiatan

1. Sering duduk di tempat Klien lebih sering duduk


tidur

2. Mendengarkan music Klien senang mendengarkan music

2. Karakteristik Kesehatan
a. Status Kesehatan saat ini
1) Status kesehatan umum dalam 1 tahun terakhir :
klien mengatakan sering merasa sakit dan nyeri di bagian tulang belakang dan
pinggang,BAK terasa panas dan lama bisa keluar,dan nyeri pada kaki.

2) Status kesehatan umum selama 5 tahun terakhir :


pasien mengatakan sering merasa sakit di bagian tulang belakang dan pinggang

3) Gejala yang dirasakan / Keluhan-keluhan Kesehatan Utama :


pasien mengatakan sering merasa sakit dan nyeri di bagian pinggang dan tulang
belakang,BAK terasa panas dan lama keluar,dan nyeri pada bagian lutut ke bawah akibat
jatuh.

4) Penanganan / Pengobatan
a) Berobat ke rumah sakit :Tidak Ada
b) Ke Puskesmas : Tidak Ada
c) Dokter Praktek : kunjungan dokter
d) Lain-lain, sebutkan : Tidak Ada
5) Obat - obatan
a) Nama : Tidak Ada
b) Dosis : Tidak Ada
c) Bagaimana / Kapan Menggunakannya : Tidak Ada
d) Dokter yang menginstruksik : Tidak Ada
e) Tanggal resep : Tidak Ada

6) Nutrisi
a) Diet khusus, pembatasan makanan, atau pilihan :
klien mengatakan pagi pukul 08.00 makan nasi dan sayur/bubur,siang pukul
12.00 makan (nasi,sayur,ikan) dan malam pukul 07.00 makan nasi,dan lauk

b) Riwayat peningkatan/penurunan berat badan :


klien mengatakan Tidak Ada

c) Pola konsumsi makanan (frekuensi, makan sendiri/dengan orang lain) :


klien makan tanpa dibantu,pola makan 3x/hari. Biasanya makan malam diganti pada
sore hari

d) Masalah-masalah yang mempengaruhi masukan makanan :


tidak ada masalah dalam menelan atau mengunyah

e) Kebiasaan :
klien mengatakan lebih sering duduk di tempat tidur saja dan sering minum air mineral.

b. Status kesehatan masa lalu


1) Penyakit masa kanak-kanak
Klien mengatakan tidak ada
2) Penyakit kronik
klien mengatakan tidak ada
3) Trauma
klien mengatakan ada trauma
4) Perawatan di rumah sakit (alasan, tanggal, tempat, durasi, dokter)
klien mengatakan pernah dirawat di rumah sakit karena BAK sering merasa sakit dan
panas jadi menggunakan kateter di Rs. Restu Ibu dan di up di Rs.Kanudjoso
5) Operasi (jenis, tanggal, tempat, alsan, dokter)
klien mengatakan tidak ada
6) Riwayat obstetrik
klien mengatakan tidak ada

c. Riwayat keluarga
1) Gambarkan silsilah / Genogram
Silsilah / Genogram :

Keterangan :
: klien/pasien
: istri klien meninggal

: anak meninggal
: anak meninggal
d. Pemeriksaan Fisik
1) Kesadaran : Compos Mentis (Cm)
2) Tinggi badan : 152 Cm
3) Berat Badan :45 Kg
4) Tanda-tanda vital :
a) Tekanan darah :120/70 MmHg
b) Nadi :78x/Menit
c) Pernafasan :20x/Menit
d) Suhu :36,5ºC
5) Kepala :simetris,kepala bersih,tidak ada lesi,tidak ada oedema
6) Mata : tidak ada katarak,tidak memakai kacamata
7) Telinga : ukuran telinga simetris kiri dan kanan,sedikit ada serum
8) Hidung : simetris lubang hidung,penciuman baik,tidak ada keluhan
9) Mulut dan Tenggorokan :gigi beberapa sudah tanggal,menelan baik
10) Leher : normal,tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
11) Payudara : simetris,tidak terdapat benjolan
12) Pernapasan : pengembangan dada simetris,tidak ada jejas,tidak mengggunakan
alat bantu pernafasan
13) Kardiovaskuler : normal,tekanan darah normal,tidak terdapat suara jantung
tambahan
14) Gastrointestinal : baik
15) Perkemihan : klien mengatakan BAK 4-5x Sehari
16) Genetalia : tidak dilakukan pemeriksaan
17) Muskuloskeletal : klien mengalami kemunduran,pasien badannya tampak
membungkuk
18) Sistem Endokrin : klien mengatakan tidak ada riwayat DM,Jantung,dll,tidak ada
pembengkakan
19) Sistem persyarafan :
 Nervus 1 olfaktorius : klien dapat memejamkan mata dan dapat membedakan bau
 Nervus 2 optikus : klien tidak dapat melihat terlalu jelas,apabila melihat orang
terlihat menjadi dua bayangan.
 Nervus 3 okulomotoris : adanya reflex pupil,dapat menggerakkan bola mata
 Nervus 4 trochelaris : dapat menggerakkan mata kebawah dan ke dalam
 Nervus 5 trigeminus : klien dapat mengunyah dan menggerakkan rahang
 Nervus 6 abdosen : adanya reflek pupir gerakkan bola mata
 Nervus 7 facialis : klien dapat tersenyum dan menutup bola mata dengan tahanan
 Nervus 8 vestibulococieceris : klien tidak dapat mendengar dengan baik
 Nervus 9 glosafaringeus : klien dapat membedakan rasa manis dan asam
 Nervus 10 vagus : klien dapat menelan ludah
 Nervus 11 acessoris : klien dapat menggerakkan bahu secara perlahan
 Nervus 12 hypoglosus : klien dapat menjulurkan lidah

20) Psikososial : klien jarang mengobrol dengan teman sebayanya,pasien dapat


menceritakan keluhan dan masalah yang dihadapi ke perawat.
e. Status eliminasi :BAK 4-5x sehari
f. Status mobilisasi :klien dapat bergerak/melakukan aktivitas mandiri secara
perlahan
g. Status ekonomi kesehatan : klien mengatakan tidak pernah berobat kalau ia merasa
sakit

B. MASALAH KESEHATAN KRONIS


Keluhan kesehatan/gejala yang dirasakan klien dalam 3 bulan terakhir :
fungsi - fungsi = Selalu (3) ; Sering (2) ; Jarang (1) ; Tidak pernah (0)
1. Fungsi penglihatan :
a. Penglihatan kabur : 2
b. Mata berair : 2
c. Nyeri pada mata : 0
2. Fungsi pendengaran
a. Pendengaran berkurang : 2
b. Telinga berdering :1
3. Fungsi paru (pernafasan)
a. Batuk lama disertai keringat malam : 0
b. Sesak nafas : 0
c. Berdahak /riak : 0
4. Fungsi Jantung
a. Jantung berdebar-debar : 0
b. Cepat lelah : 2
c. Pusing : 2
d. Nyeri/pegal daerah tengkuk :1
5. Fungsi Pencernaan
a. Mual / muntah : 0
b. Nyeri ulu hati :0
c. Makan dan minum banyak: 1
d. Perubahan kebiasaan BAB (diare atau sembelit) : 0
6. Fungsi pergerakan
a. Nyeri kaki saat berjalan : 0
b. Nyeri pinggang atau tulang belakang : 3
c. Nyeri sendi/bengkak : 1
7. Fungsi persarafan
a. Lumpuh/kelemahan kaki atau tangan : 1
b. Kehilangan rasa : 1
c. Gemetar : 2
8. Fungsi saluran perkemihan
a. BAK banyak : 2
b. Sering BAK malam hari :1
c. Tidak mampu mengontrol BAK :1

C. DUKUNGAN LANSIA ( Jika ada keluarga yang mendampingi lansia)


Jawaban : Selalu (3) ; Sering (2) ; Jarang (1) ; Tidak pernah (0)
(tidak ada keluarga)
Apakah lansia ...
1. Meluangkan waktu berbicara dengan klien :
2. Mau mendengarkan keluhan klien :
3. Mau menaggapi apa yang dibicarakan klien :
4. Meluangkan waktu berkumpul dengan klien :
5. Melibatkan klien dalam acara lansia :
6. Memberi kebebasan klien untuk mengikuti :
kegiatan sosial di masyarakat
7. Merawat klien dengan penuh kasih sayang :
8. Menghargai pendapat klien dan melibatkan :
klien dalam mengambil keputusan
9. Mau menerima klien apa adanya walaupun :
kemampuan klien tidak seperti dulu lagi
10. Siap membantu menyelesaikan masalah yang :
dihadapi klien
11. Membantu menyediakan biaya untuk memenuhi kebutuhan :
klian sehari-hari makan, pakaian dan kebutuhan lain
12. Membantu kebutuhan biaya untuk menjaga kesehatan klien :
13. Menyediakan biaya untuk kegiatan sosial yang dilakukan :
klien diluar rumah
14. Menyediakan sarana transportasi untuk mengantar klien :
melakukan pemeriksaan kesehatan / berobat jika sakit
15. Mendukung klien untuk menggunakan sarana transportasi :
jika klien mengikuti kegiatan sosial diluar rumah
16. Mendukung klien untuk menggunakan sarana transportasi :
jika klien berpergian jauh (rekreasi dengan kelompok lansia)
17. Membantu menyiapkan makanan untuk kebutuhan :
makan sehari-hari
18. Memperhatikan jenis makanan yang sesuai dengan :
kebutuhan klien (makanan yang boleh/tidak boleh dimakan)
D. Pengkajian Fungsional (Indeks KATZ)
Posisi dan keseimbangan (Sullivan Indeks Katz)
No. Tes Koordinasi Keterangan Nilai

1 Berdiri dengan postur normal 3

2 Berdiri dengan postur normal menutup mata 3

3 Berdiri dengan satu kaki rapat 3

4 Berdiri dengan satu kaki 3

5 Berdiri dengan fleksi trunk dan berdiri ke posisi netral 3

6 Berdiri lateral dan fleksi trunk 3

7 Berjalan tempatkan tumit salah satu kaki di depan jari kaki 3


yang lain

8 Berjalan sepanjang garis lurus 3

9 Berjalan mengikuti tanda gambar pada lantai 3

10 Berjalan menyamping 4

11 Berjalan mundur 4

12 Berjalan mengikuti lingkaran 3

13 Berjalan pada tumit 3

14 Berjalan dengan ujung kaki 3

Jumlah 45

jadi kesimpulannya adalah Fungsional Posisi dan keseimbangan tubuh dari pasien Tn.P baik
Keterangan :
4 : Mampu melakukan aktifitas dengan lengkap
3 : Mampu melakukan aktifitas dengan bantuan
2 : Mampu melakukan aktifitas dengan bantuan maksimal
1 :Tidak mampu melakukan aktifitas

E. Pengkajian Status Kognitif / Afektif (SPMSQ / MMSE)


a. Short Portable mental status Questionnaire (SPMSQ)

Score No Pertanyaan Jawaban


+ -
1 Tanggal berapa hari ini ? 03 0ktober 2018

2 Hari apa sekarang ? Rabu

3 Apa nama tempat ini ? Panti jompo

4 Dimana alamat anda ? Kilo 12

5 Berapa anak anda ? Dua (meninggal)

6 Kapan anda lahir ? 1942

7 Siapa Presiden Indonesia sekarang ? Jokowi

8 Siapa Presden sebelumnya ? SBY

9 Siapa nama Ibu anda ? Kasli

10 Berapa 20 dikurangi 3 ? 17

Jadi kesimpulannya adalah Status Kognitif / Afektif dan ingatan/memori pasien Tn.P sangat
baik
Keterangan :
1. Kesalahan 0-3 : Fungsi intelektual utuh
2. Kesalahan 4-5 : Kerusakan fungsi intelektual ringan
3. Kesalahan 6-8 : Kerusakan fungsi intelektual sedang
4. Kesalahan 9-10 : Kerusakan fungsi intelektual berat

b. Mini-Mental State Exam (MMSE)


(Menguji Aspek-Aspek Kognitif dari Fungsi Mental)

Nilai Klien Pertanyaan


Maksimum
Orientasi

5 5 (Tahun)(Musim)(Tanggal)(Hari)(Bulan apa
sekarang)?

5 5 Dimana kita : (Negara bagian)


(Wilayah)(Kota)(Rumah Sakit)(Lantai) ?

Registrasi

3 3 Sebutkan Nama 3 Objek : meja, kursi, kertas. 1 detik


untuk mengatakan masing-masing. Beri 1 poin
untuk setiap jawaban yang benar

Perhatian dan Kalkulasi

5 5 Meminta klien berhitung mulai dari 100, kemudian


dikurangi 7 sampai 5 tingkat

Mengingat

3 3 Meminta untuk mengulang ketiga objek diatas


(registrasi). Berikan 1 poin untuk setiap kebenaran

Bahasa

9 9 Meminta klien untuk mengulang kata “tanpa, jika,


dan, atau, tetapi”
Meminta klien mengikuti perintah : “ambil pulpen,
ambil kertas kemudian klien disuruh untuk menulis
“saya mau tidur”
Perintahkan Klien untuk hal berikut : “Tutup mata
anda” --- Klien memutup mata
Perintahkan klien untuk menulis satu kalimat dan
menyalin gambar (2 buah segi 5)
30 30 Nilai Total

jadi kesimpulannya adalah fungsi mental pasien Tn.P baik


Keterangan :
24-30 : Normal
17-33 : Probable gangguan kognitif
0-16 : Definitif gangguan kognitif
ANALISA DATA
Nama Pasien : Tn.P Jenis Kelamin : laki-laki

Umur : 82 Tahun Ruangan : panti werdha

No. Data ( DO & DS ) Masalah Penyebab

DS : - Klien mengatakan1. nyeri


d pada Nyeri Kronis Kondisi
tulang belakang dan di bagian 1. 1
pinggang nya. . musculoskeletal

1. -klien mengatakan nyeri dirasakan kronis


sudah lebih dari 1 tahun

DO : - Klien tampak merasa nyeri

- klien tampak meringis


- Nyeri hilang timbul

Hasil TTV :
TD : 120/70 MmHg
N : 78x/Menit
RR : 20X/Menit
S : 36,5ºC

2. DS : Klien mengatakan nyeri bagian


Gangguan mobilitas Gangguan
tulang belakang dan kaki nya saat
fisik musculoskeletal
bergerak terlalu lama

DO : - klien tampak menahan nyeri

- Klien tampak nyeri saat


bergerak

Hasil TTV :
TD : 120/70 MmHg
N : 78x/Menit
RR : 20X/Menit
S : 36,5ºC
3. DS : klien mengatakan kurang Deficit pengetahuan Kurang terpapar
mengerti tentang penyakitnya. informasi

DO : - klien tampak bingung ketika


ditanya

-klien bertanya-tanya tentang kondisi


dan penyakitnya.
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
No. Diagnosa Keperawatan Tanggal ditemukan Tanggal Teratasi

1. Nyeri kronis b.d kondisi 02 Oktober 2018


musculoskeletal kronis

2. Gangguan mobilitas fisik b.d 02 Oktober 2018


gangguan musculoskeletal

Defisit pengetahuan b.d kurang


3. 02 Oktober 2018
terpapar informasi
PERENCANAAN
Nama Pasien : Tn.P Jenis Kelamin : laki-laki

Umur : 82 Tahun Ruangan : panti werdha

No Hari/Tgl/Jam Diagnosa Tujuan & Rencana Tindakan Rasionalisasi


Keperawatan
Kriteria Hasil

1. Selasa,02 Nyeri kronis b.d Setelah dilakukan 1.1 bina hubungan 1.1 untuk
Oktober kondisi tindakan saling percaya memperoleh
2018 musculoskeletal keperawatan dengan pasien data/informasi
kronis selama 3x24 jam dari pasien
diharapkan nyeri 1.2 lakukan
dapat teratasi pengkajian nyeri 1.2 untuk
dengan khriteria mengetahui
1.3 kaji reaksi non nyeri dan sifat
hasil : verbal dari nyeri nyeri apakah
-pasien yang dirasakan bersifat
mengatakan nyeri setiap kali bergerak terlokasi atau
berkurang/hilang 1.4 lakukan menyebar

- pasien pengukuran tanda- 1.3 respon


dapat/mampu tanda vital setiap non verbal
mengontrol nyeri 1x24 jam membantu
(tahu 1.5 lakukan terapi mengevaluasi
penyebab,mampu kompres hangat derajat nyeri
menggunakan setiap 1x24 jam da
tekhnik non perubahannya
farmakologi 1.6 ajarkan teknik
latihan nafas dalam 1.4 tanda-
-skala nyeri 0-2 tanda vital
merupakan
acuan untuk
mengetahui
keadaan
umum pasien

1.5 kompres
hangat dapat
mengalihkan
rasa nyeri

1.6 teknik
relaksasi/latih
an nafas
dalam dapat
mengurangi
nyeri
(memberikan
rileks)

2. Selasa,02 Gangguan Setelah dilakukan


2.1 berikan 2.1 Meningkat
Oktober mobilitas fisik tindakan
penguatan positif kan
2018 b.d gangguan keperawatan
selama aktivitas kepercayaa
musculoskeletal selama 3x24 jam
n atau
gangguan 2.2 ajarkan pasien keyakinan
mobilitas fisik tentang teknik diri pasien
pasien dapat hilangambulasi (terapi 2.2 Meningkat
dengan khriteria aktivitas berjalan) kan
hasil :
2.3 dampingi pasien kekuatan
-pasien meningkat saat melakukan daya tahan
dalam aktivitas teknik ambulasi dan
fisik (terapi aktivits fleksibel
berjalan) 2.3 Untuk
-mengerti tujuan mengetahu
dan peningkatan 2.4 bantu klien i sejauh
mobilitas dalam beraktivitas mana
pasien
-
menjalani
memverbalisasikan
ambulasi
perasaan dalam
2.4 Aktivitas
meningkatkan
yang
kekuatan dan
ringan
kemampuan
membantu
berpindah
klien
-membantu klien dalam
dalam beraktivitas kemampua
n
memenuhi
secara
mandiri.

3. Selasa,02 Defisit Setelah dilakukan 3.1 kaji tingkat


Oktober pengetahuan b.d tindakan kemampuan 3.1 Mempermud
2018 kurang terpapar keperawatan pengetahuan ah dalam
informasi selama 1x24 jam pasien memberikan
diharapakan : 3.2 gambarkan penjelasan
tanda dan kepada klien
Khriteria hasil : gejala yang
bisa muncul 3.2 Mempermud
-pasien dapat
pada penyakit ah intervensi
menyatakan
pemahaman 3.3 sediakan
tentang informasi pada
penyakitnya. pasien tentang 3.3 Meningkatk
kondisi,dengan an
-pasien mampu cara yang pengetahuan
melaksanakan tepat. dan
prosedur yang mengurangi
dijelaskan secara cemas
benar.
PELAKSANAAN TINDAKAN
Nama Pasien : Tn.P Jenis Kelamin : laki-laki

Umur : 82 Tahun Ruangan : panti werdha

No Hari/Tgl/Jam Tindakan Keperawatan Evaluasi Paraf

1. Selasa,02 Oktober
2018
1.1 melakukan komunikasi 1.1 pasien bersedia untuk
08.00 terapeutik kepada pasien dilakukan pengkajian
dalam membentuk bina dan dimintai data
hubungan saling percaya.

08.30 1.4 melakukan pengukuran 1.4 Hasil TTV :


tekanan darah TD : 120/70 MmHg
pasien,pengukuran jumlah N : 78x/Menit
denyut nadi,pengukuran RR : 20x/Menit
frekuensi pernafasan S : 36,5ºC
pasien,dan pngukuran suhu
tubuh pasien.

09.20 1.2 melakukan pengkajian 1.2 nyeri bagian tulang


nyeri pada pasien belakang dan
pinggang dirasakan
seperti nyeri
tekan,dirasakan saat
bergerak.

2. Rabu,03 Oktober
2018
1.3 melakukan pengkajian 1.3 pasien tampak
09.00 menahan sakit saat
nyeri pada pasien
melakukan aktivitas
seperti berjalan,skala
nyeri 3
09.30 1.5melakukan pemberian 1.5 pasien merasa nyeri
terapi kompres hangat nya sedikit berkurang
setelah diberi
kompres hangat

1.6 pasien paham tekhnik


1.6 mengajarkan pasien
10.00 latihan nafas dalam
penggunaan teknik latihan
dan kapan
nafas dalam
penggunaannya.

11.00 1.7 melakukann tindakan


1.7 Pasien mengatakan
merawat kuku pada pasien
senang kukunya
dipotong dan
dibersihkan.

Kamis ,04 Oktober


3. 1.8 melakukan pengukuran 1.8 Hasil TTV :
2018
tekanan darah TD : 140/80 MmHg
10.00 pasien,pengukuran jumlah N : 80x/Menit
denyut nadi RR : 20x/Menit
pasien,pengukuran frekuensi S : 36,5ºC
pernafasan pasien dan
pengukuran suhu tubuh
pasien.

10.30 1.9 melakukan pengkajian 1.9 nyeri bagian tulang


nyeri pada pasien belakang dan
pinggang,dirasakan
seperti nyeri
tekan,dirasakan saat
bergerak.
2.1 memberikan informasi
11.00
dan pengetahuan tentang 2.1 pasien sedikit paham
penyakitnya. tentang penyakitnya.
EVALUASI
(CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN)
Nama Pasien : Tn.P Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 82 Tahun Ruangan : Panti Werdha

No. Hari/Tgl/Jam Dx. Kep. Evaluasi (S O A P)

1. Selasa,02 Oktober Nyeri kronis b.d kondisi S : klien mengatakan nyeri di bagian
2018 musculoskeletal tulang belakang dan pinggang

O : - Hasil TTV :

TD :120/70 MmHg

N : 78x/Menit

RR : 20x/Menit

S : 36,5ºC

KU : Compos mentis

-klien tampak menahan nyeri

-nyeri hilang timbul

-skala nyeri 3

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan Intervensi

1.3 melakukan pengukuran tekanan


darah,pengukuran jumlah denyut
nadi,pengukuran frekuensi
pernafasan,dan pengukuran suhu
tubuh pasien.

1.5 melakukan terapi kompres hangat

1.6 mengajarkan pasien


penggunanaan teknik latihan nafas
dalam.

Gangguan mobilitas fiik S : pasien mengatakan nyeri saat


b.d gangguan bergerak
musculoskeletal
O : - Hasil TTV :

TD :120/70 MmHg

N : 78x/Menit

RR : 20x/Menit

S : 36,5ºC

-klien tampak badannya membungkuk

A : masalah belum teratasi

P : Lanjutkan Intervensi

2.1 berikan penguatan positif selama


aktivitas

2.2 ajarkan pasien tentang teknik


ambulasi

2.3 dampingi pasien saat melakukan


teknik ambulasi

Defisit pengetahuan b.d S : Klien mengatakan kurang mengerti


kurang terpapar informasi tentang penyakitnya

O : -klien tampak terlihat bingung


ketika ditanya

A : masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intrvensi

3.1 kaji tingkat pengetahuan pasien


3.2 gambarkan tanda dan gejala yang
biasa muncul pada penyakitnya.
3.3 Sediakan informasi pada pasien
tentang kondisi dengan cara yang
tepat.

Rabu,03 Oktober Nyeri kronis b.d kondisi S : klien mengatakan nyerinya sedikit
2. 2018 musculoskeletal kronis berkurang

O : - Hasil TTV :

TD :120/70 MmHg

N : 78x/Menit

RR : 20x/Menit

S : 36,5ºC

KU : Compos mentis

A : Masalah sebagian teratasi

P : Lanjutkan Intervensi

1.5 melakukan pemberian terapi


kompres hangat

Gangguan mobilitas fisik


b.d gangguan S : klien mengatakan nyeri sedikit
musculoskeletal berkurang saat bergerak atau
melakukan aktivitas

O : - Hasil TTV :

TD :120/70 MmHg

N : 78x/Menit

RR : 20x/Menit

S : 36,5ºC

-klien badannya tampak membungkuk

-Klien tampak melakukan aktivitas


sedikit demi sedikit
A : masalah sebagian teratasi

P : Lanjutkan Intervensi

2.2 ajarkan pasien tentang tekhnik


ambulasi
2.3 dampingi pasien saat
melakukan tekhnik ambulasi

Defisit pengetahuan b.d S :Klien mengatakan sedikit


kurang terpapar informasi memahami tentang penyakitnya

O : -klien tampak sedikit mengerti

- Hasil TTV :

TD :120/70 MmHg

N : 78x/Menit

RR : 20x/Menit

S : 36,5ºC

A : Masalah Sebagian Teratasi

P : Lanjutkan Intervensi

3.2 gambarkan tanda dan gejala yang


biasa muncul pada penyakitnya.

3.3 sediakan informasi pada pasien


tentang kondisi dengan cara yang
tepat
3. Kamis ,04 Nyeri kronis b.d kondisi S : klien mengatakan nyerinya sudah
Oktober 2018 musculoskeletal kronis berkurang

O : : - Hasil TTV :

TD :140/80 MmHg

N : 80x/Menit

RR : 20x/Menit

S : 36,5ºC

Ku : compos mentis

-skala nyeri 0-2

A : Masalah teratasi

P : hentikan intervensi

Gangguan mobilitas fisik S : Pasien mengatakan tidak merasa


b.d gangguan nyeri saat bergerak
musculoskeletal
O : - klien tampak lebih baik

- Hasil TTV :

TD :140/80 MmHg

N : 80x/Menit

RR : 20x/Menit

S : 36,5ºC

- klien badannya tampak


membungkuk

A : masalah teratasi

P : Hentikan intervensi
Defisit pengeahuanb.d S : klien mengatakan sudah mengerti
kurang terpapar informasi tentang kondisi dan penyakitnya

O : -klien tampak mengerti

- Hasil TTV :

TD :140/80 MmHg

N : 80x/Menit

RR : 20x/Menit

S : 36,5ºC

A : Masalah teratasi

P : hentikan intervensi
BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

Dalam bab ini penulis membahas tentang keterkaitan dan kesenjangan antara landasan teori

dengan pelaksanaan asuhan keperawatan pada TN.P dengan Osteoporosis di panti jompo werdha

bakti abadi Balikpapan.

Menurut Capernito & Mayet (2007) mendefinisikan diagnosa keperawatan adalah “Suatu

pernyataan klinik yang disampaikan individu, keluarga, atau masyarakat yang dapat

menggambarkan tentang masalah kesehatan baik secara actual maupun potensial sehingga dapat

menggambarkan tentang masalah kesehatan baik secara actual maupun potensial sehingga dapat

menjadi dasar untuk penentuan intervensi yang tepat dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

seorang perawat”.

Pada teori diagnosa keperawatan menurut Price (2006) ditemukan 6 diagnosa keperawatan.

Pada aplikasi di dapatkan 3 diagnosa yaitu, nyeri kronis,gangguan mobilitas fisik, defisit

pengetahuan.

Penulis mengangkat diagnosa diatas karena pada saat melakukan pengkajian ditemukan

data pasien
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kasus kelolaan individu pada pasien Tn.P dengan Osteoporosis, penulis melakukan

asuhan keperawatan mulai dari pengkajian dan ditemukannya data data yang dapat mendukung

untuk menegakan 3 diagnosa yaitu,nyeri kronis,gangguan mobilitas fisik, defisit pengetahuan.

Penulis dapat membuat perencanaan sesuai kebutuhan untuk mengatasi masalah pada Tn.P

dan melaksanaan tindakan sesuai dengan perencanaan dan sesuai SOP serta penulis dapat

mengevaluasi untuk mengetahui perkembangan dan respon dari rencana asuhan keperawatan

yang telah di buat dengan hasil semua diagnosa belum teratasi.

B. Saran
penderita penyakit osteoporosis adalah wanita,termasuk wanita muda yang mengalami

penghentian siklus menstruasi. Hilangnya hormonestrogen setelah menopause meningkatkan

resiko terkena osteoporosis.

Meskipun penyakit osteoporosis lebih banyak menyerang wanita,pria tetap memiliki risiko

terkena penyakit osteoporosis. Sama seperti pada wanita,penyakit osteoporosis pada pria juga

dipengaruhi estrogen. Bedanya, laki-laki tidak mengalami menopause,sehingga osteoporosis

datang lebih lambat.


DAFTAR PUSTAKA

Lukman,Ningsih Nurma.2012.Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem

Musculoskeletal.Jakarta : Salemba Medika.

Purwoastuti,Endang.2009.Waspada Osteoporosis.Yogyakarta.Kanisius

Rosyidi,Kholid.2013.Muskuloskeletal.Jakarta : CV.Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai