Skizofrenia
Skizofrenia
PENDAHULUAN
1
tentang trend dan issue keperawatan jiwa mengenai Pengobatan Antipsikotik
Terhadap Pasien Skizofrenia.
1.3 TUJUAN
1.3.1 Memahami tentang trend dan issue keperawatan jiwa.
1.3.2 Memahami tentang penyakit skizofrenia.
1.3.3 Mengetahui pengaruh pengobatan antipsikotik terhadap pasien
skizofrenia.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.2 Skizofrenia
3
datar atau inappropriate. Pembicaraan yang kacau dapat
disertai dengan kekonyolan dan tertawa yang tidak erat
berkaitan dengan isi pembicaraan.
Skizofrenia Katatonik : Ciri utama pada skizofrenia tipe katatonik
adalah gangguan pada psikomotor yang dapat meliputi
ketidakbergerakan motoric. Aktifitas motor yang berlebihan ,
negativism yang ekstrim, mutism ( sama sekali tidak mau bicara
dan komunikasi ),gerakan-gerakan yang tidak terkendali,
echolalia ( mengulang ucapan orang lain ) atau echoprasia (
mengikuti tingkah laku orang lain )
Skizofrenia Undifferentiated : sejenis skizofrenia dimana gejala-
gelaja yang muncul sulit untuk di golongkan pada tipe
skizofrenia tertentu.
Skozofrenia Residual : Skizofrenia tipe ini diberikan bilamana
pernah ada paling tidak satu kali episode skizofrenia , tetapi
gambaran klinis saat ini tanpa simtom positif yang menonjol .
terdapat bukti bahwa gangguan masih ada sebagaimana
ditandai oleh adanya negative simtom atu simtom potif yang
lebih halus.
B. Etiologi
Tampaknya skizofrenia tidak disebabkan oleh penyebab yang
tunggal, tetapi dari berbagai faktor. Sebagian besar ilmuwan
menyakini bahwa skizofrenia adalah penyakit biologis yang
disebabkan oleh :
1. Faktor-Faktor genetic
Berbagai penelitian menujukan bahwa gen yang diwarisi
seseorang , sangat kuat mempengaruhi resiko seseorang
mengalami skizofrenia. Studi pada keluarga telah menunjukan
bahwa semakin dekat relasi seseorang dengan pasien
skizofrenia , makin besar resikonya untuk mengalami penyakit
tersebut.
4
2. Ketidakseimbangan kimiawi otak ( Blochemistry )
Beberapa bukti menunjukan bahwa skizofrenia mungkin
berasal dari ketidakseimbangan kimiawi otak yang disebut
neurotransmitter yaitu kimiawi otak yang memungkinkan
neuron-neuron berkomunikasi satu sama lain. Beberapa ahli
mengatakan bahwa skizofrenia berasal dari aktifitas
neurotransmitter dopamine yang berlebihan di bagia- bagian
tertentu otak atau dikarenakan sensitivitas yang abnormal
terhadap dopamine.
3. Abnormalitas struktur otak ( Neuroanatomy )
Berbagai teknik imaging,seperti MRI dan PET telah membantu
para ilmuwan untuk menemukan abnormalitas structural
spesifik pada otak pasien skizofrenia. Misalnya pasien
skizofrenia yang kronis cenderung memliliki ventrikel otak
yang lebih besar. Mereka jug memiliki volume jaringan otak
yang lebih sedikit dari pada orang normal. Pasien skizofrenia
menunjukkan aktifitas yang sangat rendah pada lobus frontalis
otak.
5
ini dimaksudkkan Untuk menekan sekecil mungkin kekambuhan (relaps).
Terapi pada skizofrenia bersifat koprehensif yaitu meliputi terapi
psikofarmaka, psikoterapi, psikososial, dan terapi psikoreligius.
6
BAB III
PEMBAHASAN
Antipsikotik terdiri dari antipsikotik yang tipikal dan antipikal. Obat yang
golongan tipikal meliputii : klorpromazin, flufenazin, tioridazin, haloperidol, dll,
sedangkan obat golongan atipikal meliputi : klozapin, olanzapine, risperidone,
quetapin, aripiprazole , dll. Pemakain antipsikotik dalam menanggulangi skizofrenia
telah mengalami pergeseran. Bila mulanya menggunakan antipsikotik tipikal, kini
7
pilihan beralih ke antipsikotik atipikal, yang dinyatakan lebih superior dalam
menanggulangi gejala negative dan kemunduran kognitif.
Adanya perbedaan efek samping yang nyata antara antipsikotik atipikal dan
antipsikotik tipikal antara lain :
8
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran