Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Mohammad Royan Abdillah (3.31.16.0.14)
Laporan dengan judul “PANEL ATS-AMF DAYA 100 kVA PADA PT. LAJU
SINERGI METALINDO” yang ditulis oleh MOHAMMAD ROYAN
ABDILLAH ini telah diperiksa oleh Guru Pembimbing Industri/Lapangan dan
telah disahkan oleh CV. DELTA TECHNOLOGY.
Mengetahui, Menyetujui,
Direktur Perusahaan Pembimbing Lapangan
ii
LEMBAR PENGESAHAN UNIVERSITAS
Laporan dengan judul “PANEL ATS-AMF DAYA 100 kVA PADA PT. LAJU
SINERGI METALINDO” yang ditulis oleh ELANG IHZA LESMONO ini telah
diperiksa oleh Guru Pembimbing Industri/Lapangan dan telah disahkan oleh CV.
DELTA TECHNOLOGY.
NIM. 3.31.16.0.14
Mengetahui, Menyetujui,
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat,
karunia dan hidayah yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dengan baik. Dengan terselesaikannya
laporan ini, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat atau
membantu dalam penulisan laporan ini. Oleh karenanya pada kesempatan ini
penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada yang
terhormat:
1. Ibu Sulistyowatu selaku direktur CV. Delta Technology, yang telah
memberikan kesempatan keada penulis untuk melaksanakan Praktek
Kerja Industri.
2. Bapak Dwi Aryanto selalu pembimbing lapangan di CV. Delta
Technology.
3. Bapak Yusnan Badruzzaman, S.T., M.Eng. selaku Kepala Program
Studi D III Teknik Listrik, Politeknik Negeri Semarang
4. Bapak HARIS SANTOSA, S.T. selaku Dosen Pembimbing Magang
Politeknik Negeri Semarang
5. Segenap Dosen Pembimbing di Politeknik Negeri Semarang
6. Segenap Pengawas Lapangan CV. Delta Technology
7. Kedua Orang tua yang senantiasa memberikan dukungan
8. Teman – teman DIII Teknik Listrik Politeknik Negeri Semarang.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis dengan memberikan kritik,
informasi, masukan serta dukungan dalam membuat laporan PKL.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat
kekurangan. Oleh karenanya penulis mengharap kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca.
Akhir kata, penulis memohon maaf apabila terdapat kata – kata yang kurang
berkenan di hati pembaca.Semoga laporan yang sederhana ini bermanfaat bagi
v
Almamater, Civitas Politeknik Negeri Semarang, maupun para pembaca pada
umumnya.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ix
DAFTAR GAMBAR
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
ini juga, siswa dapat memperdalam ilmu maupun menambah ilmu yang
mereka miliki dari pengalaman yang didapatkan selama melaksanakan PKL.
Tempat Praktek Industri disesuaikan dengan jurusan yang ditempuh
oleh mahasiswa. Berdasarkan pertimbangan tersebut, dimana dibutuhkan
kompetensi khusus dalam hal otomasi industri yang harus ditempuh oleh
penulis, maka penulis memilih CV. DELTA TECHNOLOGY sebagai tempat
pelaksanaan Praktek Kerja Industri.
2
1. Sebagai bentuk pertanggungjawaban secara tertulis bahwa mahasiswa
telah melaksanakan praktik kerja industri.
2. Sebagai salah satu syarat untuk menempuh Tugas Akhir Tahun Ajaran
2018/2019.
3. Sebagai sarana untuk meningkatkan pembendaharaan Bahasa Indonesia.
3
1. Komponen apakah yang terdapat pada panel ATS ?
2. Bagaimana cara kerja Panel ATS ?
3. Bagaimana merencanakan Komponen Panel ATS ?
serta bidang pekerjaan yang telah dilaksanakan. Dijelaskan pula mengenai visi
Technology
BAB III LANDASAN TEORI
Menjelaskan mengenai teori yang digunakan dalam perencanaan dan
5
BAB II
CV. Delta Technology didirikan pada tanggal 29 April 2013 dengan akte
notaris no 29 oleh notaris Willybrordous di Semarang. CV. Delta Technology
merupakan perusahaan dagang dan jasa yang bergerak dibidang Industrial
Automation, Elektrical & Electronic Supply, yang melakukan pekerjaan
jaringan tegangan rendah yang meliputi MDP, SDP, Capacitor Bank, ATS-AMF
hingga pekerjaan jaringan menengah seperti Panel Kubikel serta transformator,
lingkup pekerjaan dalam CV. Delta Technology juga meliputi pekerjaan
mekanikal yang berhubungan dengan elektrik berupa desain sistem mesin
manual dan otomasi termasuk panel kontrol dan automasi industri secara
menyeluruh.
6
2.2 Lokasi dan Tata Letak Perusahaan
CV. Delta Technology berlokasi di Jalan Candi Penataran VI No. 42 RT 2
RW 3 Kalipancur, Ngaliyan Semarang. Pemilihan lokasi perusahaan
berdasarkan pertimbangan berikut :
1. Memiliki lokasi yang strategis yaitu terletak tepat diakses tol dan jalur
Industri
2. Terletak di wilayah komplek pertokoan peralatan teknik, sesuai dengan
bidang usaha perusahaan
3. Mempermudah akses keluar-masuk barang untuk proses angkut peralatan
serta hasil produksi perakitan panel dan perlengkapan lainnya
CV. Delta Technology terdiri atas beberapa unit bangunan,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Unit I : Kantor
2. Unit II: Ruang Pertemuan
3. Unit III: Ruang Teknisi
4. Unit IV : Ruang Akuntansi dan Merketing
5. Unit V : Gudang penyimpanan dan pengepakan
6. Unit VI : Bengkel Produksi
DIREKTUR
LOGISTIK
Gambar 2. 2 Struktur organisasi CV. Delta Technology
7
2.4 Tata Kepegawaian
8
a. Melaksanakan, menatalaksanakan dan mengendalikan kebijakan
operasional dan sistem mutu perusahaan dan pengendalian mutu
pembinaan personil.
b. Menandatangani pengesahan faktur penjualan, pajak dan kredit nota.
c. Menginstruksikan tugas kerja kepada bawahannya.
d. Bertangguungjawab atas hal-hal yang berkaitan dengan kelangsungan
kerja perusahaan.
2. Engineer
Tugas Utama Engineer:
a. Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan memantau kegiatan
produksi serta kebutuhan bahan baku, bahan penolong dan peralatan
lainnya sesuai dengan rencana produksi.
b. Mengevaluasi dan membuat laporan berkala hasil pelaksanaan kegiatan
operasional.
c. Membuat laporan penggunaan bahan.
3. Marketing
Tugas Utama marketing:
a. Merketing melakukan permintaan bahan baku kepada gudang sesuai
dengan permintaan dan pesanan konsumen.
b. Merencana, mengatur dan melaksanakan kordinasi kegiatan
pengiriman barang dan pembinaan kepada pelanggan.
c. Melakukan kegiatan promosi dan penawaran barang serta jasa kepada
konsumen sesuai dengan area prospek marketingnya.
d. Membuat perhitungan hasil penjualan.
4. Finance
Tugas Utama Finance:
a. Menyusun dan menhitung kalkulasi harga pokok produksi dan
mengusulkan harga jual barang.
b. Membuat faktur penjualan, pajak dan pengiriman.
c. Bertanggung jawab pada pengelolaan keuangan perusahaan.
5. Logistic
Tugas Utama Logistic:
a. Bertanggung jawb dalam hal sistem mutu barang dan tindaklanjutnya.
9
b. Membantu pelaksanaan penyusunan dokumen -dokumen barang serta
prosedur dokumentasi barang.
c. Mengkordinasi keteserdiaan barang dan peralatan produksi dalam
gudang
d. Menatalaksanakan dan mengawasi seluruh kegiatan penyaluran barang
kepada pemesan dan bertanggung jawab atas hal-hal berkaitan dengan
badan logistic.
10
BAB III
LANDASAN TEORI
11
e. Terminal kabel kendali harus ditempatkan terpisah dari terminal
saluran daya.
f. Beberapa PHB yang letaknya berdekatan dan disuplai oleh
sumber yang sama sedapat mungkin ditata dalam satu kelompok.
g. PHB tegangan rendah atau bagiannya, yang masing-masing
disuplai dari sumber yang berlainan harus jelas terpisah dengan
jarak sekurang- kurangnya 5 cm.
2. Ruang Pelayanan dan Ruang Bebas di Sekitar PHB
a. Di sekitar PHB harus terdapat ruang yang cukup luas sehingga
pemeliharaan, pemeriksaan, perbaikan, pelayanan dan lalulintas
dapat dilakukan dengan mudah dan aman.
b. Ruang pelayanan di sisi depan, lorong dan emper lalulintas pada
PHB tegangan rendah, lebarnya harus sekurang-kurangnya 0,75
m, sedangkan tingginya harus sekurang-kurangnya 2 m.
c. Jika di sisi kiri dan kanan ruang bebas yang berupa lorong
terdapat instalasi listrik tanpa dinding pengaman (dinding
pemisah), lebar ruang bebas ini harus sekurangkurangnya 1,5 m.
d. Pintu ruang khusus tempat PHB terpasang harus mempunyai
ukuran tinggi sekurang-kurangnya 2 m dan ukuran lebar
sekurang- kurangnya 0,75 m.
e. Dalam ruang sekitar PHB tidak boleh diletakkan barang yang
mengganggu kebebasan bergerak.
f. PHB harus dipasang di tempat yang jelas terlihat dan mudah
dicapai. Tempat itu harus dilengkapi dengan tanda pengenal
seperlunya dan penerangan yang cukup.
g. Dinding dan langit-langit ruang tempat PHB dipasang harus
terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar.
h. Sebaiknya PHB tidak ditempatkan dekat saluran Gas , Saluran
Uap maupun saluran air.
i. Untuk PHB terbuka tegangan rendah dengan rel telanjang
melintang dalam ruang bebas, tinggi rel tersebut di atas lantai
lorong harus sekurang-kurangnya 2,3 m.
12
Gambar 3. 1 Ruang Pelayanan Tampak Depan
3. Penandaan
a. Di beberapa tempat yang jelas dan mudah terlihat pada sirkit arus
PHB dipasang pengenal yang jelas sehingga memudahkan
pelayanan dan pemeliharaan.
b. Tiap penghantar fase, penghantar netral dan penghantar atau rel
pembumi harus dapat dibedakan secara mudah dengan warna atau
tanda sesuai dengan PUIL 2000 Pasal 7 Ayat 2.
c. Memudahkan pelayanan dan pemeliharaan, harus dipasang bagan
sirkit PHB yang mudah dilihat.
d. Terminal gawai kendali harus diberi tanda atau lambang yang
jelas dan mudah dilihat sehingga memudahkan pemeriksaan.
e. PHB yang ada gawai kendalinya harus dilengkapi dengan gambar
beserta penjelasan secukupnya.
f. Pawai kendali harus ada tanda pengenal dan keterangan yang jelas
dan mudah dilihat sehingga memudahkan pelayanan.
g. PHB harus dipasang tanda-tanda yang jelas dan tidak mudah
terhapus sehingga terlihat pada kelompok mana perlengkapan
disambungkan dan pada terminal mana setiap fase dan netral
dihubungkan.
13
3.1.3. Jenis – jenis Panel Listrik
Jenis – jenis panel listrik dapat dikategorikan menjadi :
1. Berdasarkan sistem pemasangannya :
a. PHB dengan sistem pemasangan tetap (non-withdrawable).
b. PHB dengan sistem pemasangan dapat dipindah-pindah
(removable).
c. PHB dengan sistem Laci (witdrawble).
2. Berdasarkan bentuk kontruksinya, terdiri dari 4 macam yaitu :
a. Kontruksi Terbuka
Kontruksi PHB jenis terbuka merupakan PHB yang terlihat dan
terjangkau dari segala sisinya. Pemasangan hanya diijinkan di
tempat tertutup yang khusus dan hanya boleh dimasuki oleh
orang-orang prosfesional dan ahli dalam bidang kelistrikan.
14
Gambar 3. 4 Panel Kontruksi Semi Tertutup
c. Kontruksi Lemari
PHB jenis ini memiliki kontruksi yang tertutup di semua sisinya,
sehingga pemasangannya tidak harus di tempat yang tertutup dan
sering dijumpai di lapangan.
d. Kontruksi Kotak (Box)
PHB jenis ini memiliki bentuk yang hampir sama dengan PHB
jenis lemari , hanya bentuknya yang lebih sederhana dan
ukurannya lebih kecil daripada jenis lemari. Bahan pembuat PHB
jenis ini terbuat dari bahan isolasi, plat logam, baja, dan
sebagainya. PHB ini dilengkap dengan tempat untuk pemasangan
rel, sekering , kontaktor, dan sebagainya.
15
8. PHB untuk penerangan dan daya.
9. PHB untuk unit konsumen.
16
up suplai utama (PLN). Pengoperasian genset mengambil alih suplai
tenaga listrik ke beban ataupun sebaliknya maka diperlukan sistem
kontrol otomatis tersebut biasanya disebut Automatic Transfer Switch
(ATS) sistem interlok PLN - Genset. ATS berfungsi untuk memindahkan
sumber energi listrik satu ke sumber energi listrik lain untuk disuplai ke
beban.
17
bertugas untuk mengembalikan jalurnya dengan memindahkan kembali ke sisi
utama,demikian seterusnya semua sistem kontrol dikendalikan secara otomatis
berjalan dengan sendirinya.
Pemakaian panel ATS ini memiliki beberapa keuntungan antara lain:
1. Ketika sumber energi listrik dari PLN mati, sumber energy listrik berpindah
menuju genset.
2. Proses pemindahan energi listrik dari PLN ke genset membutuhkan waktu
yang cukup singkat.
3. Mencegah terjadinya kerusakan alat – alat elektronik akibat terjadi drop
tegangan ataupun hilangnya salah satu fasa.
4. Meringankan tugas teknisi listrik.
Gambar 3. 8 Relai
19
Normally Open (NO), apabila kontak-kontak tertutup saat relai
dicatu.
Normally Closed (NC), apabila kontak-kontak terbuka saat relai
dicatu.
Change Over (CO), relai mempunyai kontak tengah yang normal
tertutup, tetapi ketika relai dicatu kontak tengah tersebut akan
membuat hubungan dengan kontak-kontak yang lain.
Penggunaan relai perlu memperhatikan tegangan pengontrolnya
serta kekuatan relai menghantarkan arus / tegangan. Umumnya ukuran
tertera pada bodi relai. Misal relai 12 VDC / 4 A, 220V, artinya tegangan
yang diperlukan sebagai pengontrolnya adalah 12 volt DC dan mampu
menghantarkan arus listrik maksimal sebesar 4 ampere pada tegangan
220 Volt. Sebaiknya relai difungsikan 80% dari kemampuan hantar arus
maksimalnya agar aman dan lebih awet.
Relai jenis lain adalah reedswitch atau relai lidi. Relai jenis ini
berupa batang kontak terbuat dari besi pada tabung kaca kecil yang di
lilit kawat. Pada saat lilitan kawat dialiri arus, kontak besi tersebut akan
menjadi magnet dan saling menempel sehingga kontak sakelar akan
menutup. Ketika arus pada lilitan dihentikan medan magnet hilang dan
kontak kembali terbuka (off).
20
Pada MCB terdapat 2 jenis pengaman yaitu secara thermis dan
secara electromagnetis, pengaman suhu berfungsi untuk mengamankan
arus beban lebih, sedangkan pengaman elektromagnetis berfungsi
untuk mengamankan dari arus hubung singkat. Pengaman thermis pada
MCB mempunyai prinsip sama dengan thermal over loadyaitu
menggunakan dua buah logam yang di hubungkan dengan bimetal.
Pengaman suhu memiliki kelambatan memproteksi, karena
bergantung pada besarnya arus yang harus diamankan. Sedangkan
pengaman elektromagnetik menggunakan sebuah kumparan yang dapat
menarik sebuah anker dari besi lunak. MCB dibuat hanya memiliki satu
kutub untuk pengaman satu fasa, sedangkan untuk pengaman 3 fasa
biasanya memiliki 3 kutub dengan tuas yang disatukan, sehingga apabila
terjadi gangguan pada salah satu kutub maka kutub yang lain juga akan
ikut terputus.
21
Dari 4 jenis module tipe trip diatas akan saya ajarkan kepada
anda satu persatu untuk settingnya, bisa anda lihat untuk MA adalah tipe
trip yang murah dan sedehana dan paling tinggi adalah tipe microloc 5
dan 6, ini harganya juga mahal tetapi fungsinya sangat lengkap.
1. Magnetic Trip (MA)
23
4. Micrologic 2.0
Gambar 3. 14 UVT
2. XF = CLOSING RELEASE
Bila diisi tegangan maka coil akan bekerja
menekan/mendorong togle mekanik ACB sehingga ACB akan
Close/ON (pemasangan pararel dengan tombol mekanik ON),
Setelah ACB/MCCB ON/Close maka Closing Release coil harus
dilepas tegangannya agar togle kembali diposisi semula dan tidak
mengunci sistim OFF/Open, ini biasa dilakukan dengan cara
menginterlock salah satu cable control yang menuju ke coil melalui
Auxiliary Contact yang tersedia (NC) sehingga sewaktu ACB sudah
Close/ON, sistim ke Coil terputus dan XF tidak bekerja lagi.
25
Gambar 3. 15 XF
3. MX = SHUNT TRIP
Sistim kerja persis sama dengan XF, biasanya barangnya juga
sama/satu macam. Hanya sedikit perbedaannya adalah terletak pada
FUNGSI dan LETAK pemasangannya. Fungsi MX adalah untuk
membuka ACB/Open, pada saat diisi tegangan, coil akan mendorong
togle mekanik yang menekan sistim mekanik OFF pada ACB
sehingga ACB/MCCB akan OFF/Open. Pemasangan biasanya pararel
dengan tombol mekanik OFF pada ACB. Karena sistim kerja hanya
sesaat maka wiring cable harus dilewatkan dulu melalui Auxiliary
Contact NO (terbuka/open contact pada saat CB Off/Open. Dan harus
Contact pada saat ACB pada posisi ON/Close.
27
maka motor tidak akan bekerja lagi. Fasilitas lain yang tersedia adalah
biasanya Motor MCCB/ACB setelah melakukan reset/Energize, maka
motor akan berhenti sendiri, tetapi kadang-kadang dilengkapi dengan
fasilitas tambahan NO, sehingga apabila Motor selesai Energize maka
akan keluar tegangan pula (Aux NO) yang bisa dimanfaatkan lagi untuk
Closing/Open ACB/MCCB melalui XF/MX.
28
apabila dalam rentang waktu tersebut situasi kembali menjadi normal,
maka kontak relay tidak akan berubah.
29
3.4.10. Push Button
Push Button merupakan komponen kontrol yang sangat berguna,
alat ini dapat kita jumpai pada panel listrik atau di luar panel listrik.
Fungsi tombol tekan adalah untuk mengontrol kondisi on atau off
rangkaian listrik, prinsip kerja tombol tekan adalah kerja sesaat
maksudnya jika tombol kita tekan sesaat maka akan kembali pada posisi
semula.
30
satu poros. Jika tombol di tekan maka kontak NO yang semula
terbuka (open) dan kontak NC yang terhubung (close) akan berbalik
arah yaitu Kontak NO akan menjadi terhubung (close) dan Kontak
NC akan menjadi terbuka (open). Jika knop pada tombol di lepaskan
maka akan kembali ke posisi semula.
3.4.12. Kabel
Kabel adalah kawar penghantar listrik berisolasi tunggal. Dapat
juga dua atau lebih kawat berisolasi bersama-sama merupakan kesatuan.
Kabel kawat (penghantar arus listrik) berbungkus karet, plastik yang juga
digunakan sebagai bahan penyekat. Kabel merupakan sebuah alat yang
digunakan untuk mentransmisikan sinyal dari satu tempat ke tempat lain.
Dalam pembuatan panel ATS ini digunakan kabel NYY.
31
BAB IV
PEMBAHASAN
32
suplay Daya PLN 100 KVA diperlukan switching dengan spesifikasi
khusus untuk menahan arus yang besar. Pemilihan besarnya kemampuan
arus nominal pada switching ditentukan dengan rumus pendekatan yang
besarnya sama dengan 125% In Daya Suplai.
1. Switching Incoming PLN
Daya : V. In. √3 .
82.500 : 380 . In . 1,73
82.500 : 657 . In
In : 82.500 /657
In : 125,57 A
In pengaman : 125%. 125,57
In pengaman : 156,96 A
Dari data diatas didapatkan arus pengaman untuk switching Incoming
PLN adalah 156,96 A. Dalam pemasangan panel ini digunakan
MCCB 3 fasa dengan spesifikasi Schneider 160 A dilengkapi Case
Holder.
2. Switching Incoming Genset
Daya : V. In. √3 .
100.000 : 380 . In . 1,73
100.000 : 657 . In
In : 100.000/657
In : 152,2 A
In pengaman : 125%. 152,2
In pengaman : 190,25 A
Dari data diatas didapatkan arus nominal untuk switching Incoming
Genset adalah 190,25 A. Dalam pemasangan panel ini digunakan
MCCB 3 fasa dengan spesifikasi Schneider 200 A dilengkapi Case
Holder
33
Dari data diatas didapatkan nilai KHA untuk Incoming PLN adalah
156,96 A dengan kabel NYY dapat menggunakan luas penampang 50
mm2 yang memiliki KHA sebesar 160 A.
34
4.2 Cara Kerja ATS
Dalam panel ATS pada PT. Laju Sinergi Metalindo digunakan sistem
kontrol menggunakan Motor Rest dan Timer. Dari sistem tersebut dapat
dilakukan dua buah kontrol yaitu kontrol manual dan otomatis dimana
memungkinkan operator mengoperasikan sistem sesuai kebutuhan. Berikut
merupakan cara kerja ATS.
4.2.1. Cara Kerja Manual
Berikut prosedur pengujian sistem secara manual:
MULAI
TIDAK
SWITCH
MANUAL AUTO
?
YA
YA
PB ON PLN
SWITCH PLN
DITEKAN
? ON
TIDAK TIDAK
PB OFF PLN
DITEKAN
?
YA
YA
PB ON
GENSET SWITCH GENSET
DITEKAN ON
?
TIDAK
YA
35
1. Sistem bekerja secara manual ketika selector switch diposisikan pada
posisi manual.
2. Diasumsikan terdapat sumber PLN dan terdeteksi oleh Phase Failure
Relay.
3. Operator menekan Pushbutton Start PLN untuk melakukan Switch
Main Contactor incoming PLN sehingga Daya mengalir dari PLN
menuju Busbar dan menuju Outgoing yang disalurkan ke beban
4. Ketika Terdeteksi sumber PLN Terputus dan Tegangan dari genset
sudah terdeteksi oleh Phase Failure Relay maka operator dapat
melakukan Switch Main Contactor incoming Genset dengan cara
menekan Push Button Start sehingga arus mengalir dari PLN menuju
Busbar dan menuju Outgoing yang disalurkan ke beban
5. Ketika sumber PLN teraliri arus kembali dan Phase Failure Relay
sudah mendeteksi maka Switch PLN tidak langsung menyuplai
beban, operator harus memutus switching Incoming Genset terlebih
dahulu.
6. Setelah operator menekan tombol Stop pada Incoming Genset, maka
Incoming PLN dapat menuju beban dengan menekan push button
Start PLN.
Jadi untuk memindah sumber satu ke lainnya diharuskan memutuskan
salah satu sumber terlebih dahulu sebelum menyambungkan sumber lainnya,
hal ini berfungsi agar sumber PLN tidak tersambung dengan Genset.
4.2.2. Cara Kerja Otomatis
Berikut cara kerja sistem secara Otomatis
MULAI
TIDAK
SWITCH
AUTO MANUAL
?
YA
SUMBER
SWITCH PLN
PLN MATI
? ON
YA
A B
36
A B
YA
GENERATOR
SWITCH GENSET
READY
? ON
TIDAK
SELESAI
37
4.3.1. Melancarkan aktifitas produksi
Dengan menggunakan panel ATS sistem suplay daya yang
terhubung ke jaringan produksi dapat disuplay secara kontinyu dengan
backup daya cadangan ketika terjadi gangguan pada suplay PLN.
Dengan melakukan sistem secara otomatis maka switching daya secara
otomatis dengan waktu yang singkat dalam hitungan detik setelah PLN
padam yang dapat mencegah terjadinya kehilangan waktu produksi.
38
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan :
1. Pemakaian ATS memudahkan dan melancarkan kontrol suplai listrik ke
beban dari suplai listrik utama ke suplai listrik cadangan (genset),
menggantikan peran manusia sebagai operator dalam mengatur suplai
listrik dari penyuplai listrik utama ke penyuplai listrik cadangan/
2. Penggunaan panel ATSdapat mempersingkat waktu dalam pengoperasian
genset, dimana pengoperasian genset tidak perlu peran operator dan bekerja
secara otomatis ketika suplai listrik utama padam.
3. Untuk pengoperasian panel ATS dan genset perlu adanya data ataupun arsip
mengenai instruksi kerja, cara pengoperasian maupun gambar-gambar
rangkaian untuk mempermudah teknisi melakukan perawatan dan perbaikan.
5.2 Saran
Dalam kesempatan ini, setelah penulis mencermati setiap pokok bahasan dalam
laporan ini, penulis memberikan saran sebagai berikut :
1. Perawatan secara teratur wajib dilaksanakan untuk memastikan sistem
bekerja secara normal
2. Sistem tetap perlu dilakukan pengecekan manual walaupun terdapat
indikator pada panel sebagai data pembanding yang dapat mencegah
terjadinya mal fungsi sistem
3. Hal-hal mendasar seperti Kondisi Accu, Oli Genset wajib dilakukan
penggantian secara berkala untuk memastikan sistem bekerja optimal
39
DAFTAR PUSTAKA
[1] Author. 2000. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).
Jakarta : BSN
[2] Sumardjati, Prih. 2008. Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 1 Untuk
SMK. Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas
40
LAMPIRAN
41
Gambar Genset
Gambar Panel
42