Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kehamilan bagi seorang wanita merupakan hal yang paling di nantikan oleh
pasangan suami istri. Kehamilan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang)
dimana bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus
uteri, sedangkan bokong merupakan bagian terbawah di daerah pintu atas panggul
atau simfisis (Prof.Dr.Ida Bagus Gede Manuaba,SpOG,1998). Kehamilan dengan
letak sungsang seringkali oleh ibu hamil dinyatakan bahwa kehamilannya terasa lain
dari kehamilan sebelumnya, karena perut terasa penuh dibagian atas dan gerakan
lebih hanyak dibagian bawah.
Letak sungsang merupakan keadaan dimana bokong janin atau kaki berada di
bagian bawah kavum uteri ( rongga rahim ). Kelainan pada janin ini termasuk
dalam macam-macam bentuk kelainan dalam persalina ( distosia ).
Distosia adalah kelambatan atau kesulitan persalinan. Dapat disebabkan
kelainan tenaga (his), kelainan letak dan bentuk janin, serta kelainan jalan lahir.
Pemeriksaan USG juga bermanfaat dalam menegakkan adanya letak sungsang. Posisi
letak sungsang dapat di kembalikan secara normal, sebelum umur kandungan masih
dibawah 32 minggu. .
Pada pemeriksaan luar berdasarkan pemeriksaan Leopold ditemukan bahwa
Leopold Idifundus akan teraba bagian yang keras dan bulat yakni kepala. Leopold II
teraba punggung disatu sisi dan bagian kecil disisi lain. Leopold III-IV teraba bokong
dibagian bawah uterus. Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi
kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala.
Denyut jantung janin pada umumnyaditemukan setinggi pusat atau sedikit lebih
tinggi daripada umbilicus Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi
janin terhadap ruangan dalam uterus.
Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif
lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Pada
kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban
relative berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar dari
pada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus
uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus.
Dengan demikian dapat dimengerti bahwa pada kehamilan belum cukup bulan,
frekuensi letak sungsang lebih tinggi,sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin
sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala. Namun beberapa fetus tidak
seperti itu. Sebagian dari mereka berada dalam posisi sungsang.

B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimakhsud dengan letak sungsang
2. Mampu menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan letak sungsang
3. Untuk mengetahui asuhan yang harus diberikan kepada kehamilan atau
persalinan letak sungsang
4. Mampu menjelaskan mekanisme persalinan dan letak sungsang
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Kehamilan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) dimana bayi letaknya
sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri, sedangkan bokong
merupakan bagian terbawah di daerah pintu atas panggul atau simfisis, dibagi menjadi:
a. Letak bokong murni (frank breech) :
Bokong yang menjadi bagian depan, kedua tungkai lurus keatas
b. Letak bokong kaki (complete breech) :
Disamping bokong teraba kaki, biasa disebut letak bokong kaki
sempurna jika disamping bokong teraba kedua kaki atau tidak sempurna
jika disamping bokong teraba satu kaki
c. Letak lutut
d. Letak kaki (incomplete breech presentation) :
Presentasi kaki. (Obstetrik Patologi ; 132).
B. Etiologi
Faktor-faktor presentasi bokong meliputi prematuritas, air ketuban yang
berlebihan. Kehamilan ganda, plasenta previa, panggul sempit, fibra,
myoma,hydrocepalus dan janin besar. Banyak yang diketahui sebabnya, ada pesentasi
bokong membakal. Beberapa ibu melahirkan bayinya semua dengan presentasi
bokong menunjukkan bahwa bentuk panggulnya adalah sedemikian rupa sehingga
lebih cocok untuk presentasi bokong daripada presentasi kepala..Implantasi plasenta
di fundus atau di tonus uteri cenderung untuk mempermudah terjadinya presentasi
bokong.

C. Patofisiologis
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan dalamuterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air
ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa.
Dengan demikian janindapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak
sungsang atau letak lintang, Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan
cepat dan jumlah air ketuban relative berkurang.Karena bokong dengan kedua
tungkai terlipat lebih besar dari pada kepala, makabokong dipaksa untuk menempati
ruang yang lebih luas di fundus uteri,
sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus.
Dengan demikian dapat dimengerti bahwa pada kehamilan belum cukup bulan,
frekuensi letak sungsang lebih tinggi,sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin
sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala. Sayangnya, beberapa fetus tidak
seperti itu.Sebagian dari mereka berada dalam posisi sungsang.

D. Tanda dan gejala


Kehamilan dengan letak sungsang seringkali oleh ibu hamil dinyatakan
bahwa kehamilannyaterasa lain dari kehamilan sebelumnya, karena perut terasa
penuh dibagian atas dan gerakanlebih banyak dibagian bawah. Pada kehamilan
pertama kalinya mungkin belum bisadirasakan perbedaannya.Dapat ditelusuri dari
riwayat kehamilan sebelumnya apakah adayang sungsang.Pada pemeriksaan luar
berdasarkan pemeriksaan Leopold ditemukan bahwa Leopold Idifundus akan teraba
bagian yang keras dan bulat yakni kepala. Leopold II teraba punggungdisatu sisi dan
bagian kecil disisi lain. Leopold III-IV teraba bokong dibagian bawah uterus.Kadang-
kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah-olah kepala,tetapi
bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala.Denyut jantung janin pada
umumnyaditemukan setinggi pusat atau sedikit lebih tinggi daripada umbilicus.

E. Diagnosis
Untuk menegakan diagnosis maka yang harus dilakukan oleh seorang bidan
adalah melakukan :
1. Anamnesis: pergerakan anak teraba oleh ibu dibagian perut bawah, ibu sering
merasa ada benda keras (kepala) yang mendesak tulang iga dan rasa nyeri pada
daerah tulang iga karena kepala janin.
2. Palpasi: teraba bagian keras, bundar, melenting pada fundus. Punggung dapat
diraba pada salah satu sisi perut, bagian kecil pada sisi yang berlawanan, diatas
simphisis teraba bagian yang kurang bundar dan lunak.
3. Auskultasi: denyut jantung janin (DJJ) sepusat atau DJJ ditemukan paling jelas
pada tempat yang paling tinggi (sejajar atau lebih tinggi dari pusat).
4. Vagina Toucher: tebagi 3 tonjolan tulang yaitu kedua tubera ossis ischia dan
ujung os sacrum, anus, genetalia anak jika edema tidak terlalu besar dapat diraba.
5. Perbedaan antara letak sungsang dan kepala pada pemeriksaan dalam jika anus
posisi terendah maka akan teraba lubang kecil, tidak ada tulang, tidak menghisap,
keluar meconium, jika presentasi kaki maka akan teraba 900 , terasa jari-jari , pada
presentasi lutut akan terasa patella dan popliteal. Pada presentasi mulut maka akan
terasa ada hisapan di jari, teraba rahang dan lidah. Pre3sentasi tangan siku: terasa jari
panjang, tidak rata, patella (-).
6. Untuk menentukan perbedaan tangan dan kaki: pada kaki ada kalkaneus,
sehingga terjadi tonjolan tulang yaitu mata kaki dan kalkaneus. Pada tangan hanya
ada mata dipergelangan tangan, kaki tidak dapat dilurskan terhadap tungkai, jari kaki
jauh lebih pendek dari telapak kaki. (Obstetri Patologi ; 132).

F. Penatalaksanaan
Dalam Kehamilan
Pada umur kehamilan 28-30 minggu ,mencari kausa daripada letak sungsang
yakni dengan USG; seperti plasenta previa, kelainan kongenital, kehamilan ganda,
kelainan uterus. Jlka tidak ada kelainan pada hasil USG, maka dilakukan knee chest
position atau dengan versi luar (jika tidak ada kontraindikasi) (1). Versi luar
sebaiknya dilakukan pada kehamilan 34-38 minggu.
Pada umumnya versi luar sebelum minggu ke 34 belum perlu dilakukan
karena kemungkinan besar janin masih dapat memutar sendiri, sedangkan setelah
minggu ke 38 versi luar sulit dilakukan karena janin sudah besar dan jumlah air
ketuban relatif telah berkurang.Sebelum melakukan versi luar diagnosis letak janin
harus pasti sedangkan denyut jantung janin harus dalam keadaan baik. Kontraindikasi
untuk melakukan versi luar; panggul sempit, perdarahan antepartum, hipertensi,
hamil kembar, plasenta previa (1,2,4). Keberhasilan versi luar 35-86 % (rata-rata 58
%). Peningkatan keberhasilan terjadi pada multiparitas, usia kehamilan, frank breech,
letak lintang. Newman membuat prediksi keberhasilan versi luar berdasarkan
penilaian seperti Bhisop skor (Bhisop-like score).

G. Mekanisme persalinan letak sungsang


1. biarkan persalinan berlangsung dengan sendirinya (tanpa intervensi apapun) hingga
bokong tampak di vulva.
2. pastikan bahwa pembukaan sudah benar-benar lengkap sebelum memperkenankan
ibu mengejan.
3. perhatikan hingga bokong membuka vulva.
4. lakukan episiotomi bila perlu (pada perineum yang cukup elastis dengan introitus
yang sudah lebar, episiotomi mungkin tidak diperlukan). Gunakan anestesi lokal
sebelumnya.
5. biarkan bokong lahir, bila tali pusat sudah ampak kendorkan. Perhatikan hingga
tampak tulang belikat (skapula) janin mulai tampak di vulva.
Jangan melakukan tarikan atau tindakan apapun pada tahap ini.
6. dengan lembut peganglah bokong dengan cara kedua ibu jari penolong sejajar
sumbu panggul, sedang jari-jari yang lain memegang belakang pinggul janin.
7.tanpa melakukan tarikan, angkatlah kaki, bokong, dan badan janin dengan kedua
tangan penolong disesuaikan dengan sumbu panggul ibu(melengkung ventrokranial
ke arah perut ibu) sehingga berturut-turut lahir perut, dada, bahu, lengan,dagu, mulut
dan seluruh kepala.
8. bila pada langkah no.7 tidk ada kemajuan dan atautungkai tidak lahir secara
spontan, maka lahirkan kakisatu per satu dengan cara berikut :
Dengan jari telunjuk dan jari tengah ke belakang paha sebagai bidai lakukan
eksorotasi paha sampai tungkai lahir.
9. tentukan posisi lengan janin dengan cara merabanya di depan dada, diatas kepala,
atau di belakang leher.
10. lakukan langkah melahirkan lengan dan kepala spontan.
DAFTAR PUSTAKA

Marmi dkk. 2011. Asuhan kebidanan Patologi, yogyakarta : Pustaka pelajar

Rukiyah,ai yeyeh,dkk. Asuhan kebidanan Patologi. Trans info media, jakarta.2010

Fadlun Achmad Feryanto,Asuhan kebidanan Patologis.Jakarta: Salemba medika, 2012

Prawiroharjo, Sarwono,ilmu Kandungan edisi keempat, yayasan bina Pustaka Sarwono


Prawiroharjo 2010.

Prawiroharjo Sarwono,2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan Neonatal.


Jakarta: YBP-SP.

Anda mungkin juga menyukai