Anda di halaman 1dari 8

Defenisi

Abses periodontal adalah suatu inflamasi purulen yang terlokalisir

pada jaringan periodonsium. Lesi ini disebut juga dengan abses periodontal

lateral atau abses parietal. Abses periodontal diketahui sebagai lesi yang dapat

dengan cepat merusak jaringan periodonsium terjadi selama periode waktu

yang terbatas serta

mudah diketahui gejala klinis dan tanda-tandanya seperti akumulasi lokal

pus dan terletak di dalam saku periodontal.

Klasifikasi

Abses periodontal dapat di klasifikasikan atas 3 kriteria, yaitu:

1. Berdasarkan lokasi

abses a. Abses

gingiva

Abses gingiva merupakan infeksi lokal purulen yang terletak pada

marginal gingiva atau papila interdental dan merupakan lesi inflamasi akut

yang mungkin

timbul dari berbagai faktor, termasuk infeksi plak mikroba, trauma, dan
impaksi benda asing. Gambaran klinisnya merah, licin, kadang-kadang
sangat sakit danpembengkakan sering berfluktuasi.

Gambar 1. Abses gingiva


(http://medical-
dictionary.thefreedictiona
rycom
/gingival +
abscess)

Gambar 2. Abses gingiva pada gigi


kaninus dan premolar satu
kanan bawah
(http://www.tpub.com/cont
ent/m edical/10670-
c/ccs/10670-c_65. htm).

b. Abses periodontal
Abses periodontal merupakan infeksi lokal purulen di dalam dinding gingiva

pada saku periodontal yang dapat menyebabkan destruksi ligamen

periodontal dan tulang alveolar. Abses periodontal secara khusus ditemukan

pada pasien dengan periodontitis yang tidak dirawat dan berhubungan

dengan saku periodontal yang sedang dan dalam, biasanya terletak diluar

daerah mukogingiva. Gambaran klinisnya terlihat licin, pembengkakan

gingiva mengkilat disertai rasa sakit, daerah pembengkakan gingivanya lunak

karena adanya eksudat purulen dan meningkatnya kedalaman probing, gigi

menjadi sensitif bila diperkusi dan mungkin menjadi mobiliti serta

kehilangan perlekatan periodontal dengan cepat dapat terjadi.

Abses periodontal sering muncul sebagai eksaserbasi akut dari


saku
periodontal yang ada sebelumnya terutama terkait pada ketidaksempurnaan

dalam menghilangkan kalkulus dan tindakan medis seperti pada pasien setelah

perawatan bedah periodontal, setelah pemeliharaan preventif, setelah terapi

antibiotik sistemik dan akibat dari penyakit rekuren. Abses periodontal yang

tidak berhubungan dengan inflamasi penyakit periodontal termasuk perforasi

gigi, fraktur dan impaksi benda asing. Kurangnya kontrol terhadap diabetes

mellitus merupakan faktor predisposisi dari pembentukan abses periodontal.

Pembentukan abses periodontal merupakan penyebab utama kehilangan gigi.

Namun, dengan perawatan yang tepat dan perawatan preventif yang

konsisten, gigi dengan kehilangan tulang yang signifikan

c. Abses perikoronal

Abses perikoronal merupakan akibat dari inflamasi jaringan lunak

operkulum, yang menutupi sebagian erupsi gigi. Keadaan ini paling sering

terjadi pada gigi molar tiga rahang atas dan rahang bawah Sama halnya

dengan abses gingiva, abses perikoronal dapat disebabkan oleh retensi dari

plak mikroba dan impaksi makanan atau trauma. Gambaran klinis berupa

gingiva berwarna merah terlokalisir, bengkak,

lesi yang sakit jika disentuh dan memungkinkan terbentuknya eksudat


purulen,trismus, limfadenopati, demam dan malaise.
Gambar 4. Abses perikoronal (
http://www.
nycdentist.com/dental-
photodetail
/569/213/212/dental-teeth-abscess-
infection-
tooth)

2. Berdasarkan

jalannya lesi a. Abses

periodontal akut

Abses periodontal akut biasanya menunjukkan gejala seperti sakit,

edematous, lunak, pembengkakan, dengan penekanan yang lembut di jumpai

adanya pus, peka terhadap perkusi gigi dan terasa nyeri pada saku,

sensitifitas terhadap palpasi dan

kadang disertai demam dan limfadenopati.

Gambar 5. Abses periodontal akut


(http://www. dent. ucla.edu
/pic/members/ antibiot ics
/abscess/abscess.html)
Gambar 6. Abses periodontal akut, pada
pemeriksaan klinisnya tanda-
tanda dan gejala sangat jelas
terlihat ( S.
schward.Periodontal Disease, a
different
diagnostic.Periodontics.
1986
:1:7
6)

b. Abses periodontal kronis

Abses periodontal kronis biasanya berhubungan dengan saluran

sinus dan asimtomatik, walaupun pada pasien didapatkan gejala-gejala

2
ringan. Abses ini

terbentuk setelah penyebaran infeksi yang disebabkan oleh drainase spontan,


respon

host atau terapi. Setelah hemeostatis antara host dan infeksi tercapai, pada

pasien hanya sedikit atau tidak terlihat gejalanya. Namun rasa nyeri yang

tumpul akan timbul dengan adanya saku periodontal, inflamasi dan saluran

3
fistula.
Gambar 7. Abses periodontal kronis
(http://www.
dent.ucla.edu/pic/members/anti
biotics
/
abscess/abscess.
html )

2.4 Etiologi

Etiologi abses periodontal dibagi atas 2, yaitu:

a. Abses periodontal berhubungan dengan periodontitis

Hal- hal yang menyebabkan abses periodontal yang berhubungan dengan

periodontitis adalah:

1. Adanya saku periodontal yang dalam dan berliku.

2. Penutupan marginal saku periodontal yang dapat

mengakibatkan perluasan infeksi ke jaringan periodontal sekitarnya karena

tekanan pus di dalam saku tertutup.

3. Perubahan dalam komposisi mikroflora, virulensi bakteri, atau dalam

pertahanan host bisa juga membuat lumen saku tidak efisien dalam

meningkatkan

pengeluaran suppurasi.

4. Pengobatan dengan antibiotik sistemik tanpa debridemen subgingiva

pada pasien dengan periodontitis lanjut juga dapat menyebabkan pembentukan

abses.

b. Abses periodontal tidak berhubungan dengan periodontitis


Hal-hal yang menyebabkan abses periodontal yang tidak berhubungan

dengan periodontitis adalah:

1. Impaksi dari benda asing seperti potongan dental floss, biji popcorn,

potongan tusuk gigi, tulang ikan, atau objek yang tidak diketahui.

2. Perforasi dari dinding gigi oleh instrumen endodontik.

3. Infeksi lateral kista.

Terapi
Terapi abses periodontal tidak banyak berbeda dengan infeksi odontogenik lainnya.
Prinsipnnya:
1. Penilaian lokal
• Drainase
• Mengeliminasi penyebab
2. Penilaian sistemik
• Immediate management
• Initial management
• Definitive therapy
Immediate Management
o Pada kasus tidak mengancam jiwa pemberian analgesik oral dan terapi
antimikrobial efektif untuk mengeliminasi gejala sistemik dan trismus berat jika
muncul.
o Antibiotik diresepkan secara empiris. Antibiotik yang umum digunakan:

1. Phenoxymethylepenicillin 250 -500 mg qid 5/7 hari


2. Amoxycillin 250 - 500 mg tds 5-7 hari
3. Metronidazole 200 - 400 mg tds 5-7 hari

Jika alergi penisilin, antibiotik yang digunakan adalah:


1. Erythromycin 250 –500 mg qid 5-7 hari
2. Doxycyline 100 mg bd 7-14 hari
3. Clindamycin 150-300 mg qid 5-7 hari
Initial Therapy
dilakukan pada abses akut tanpa toksisitas sistemik.
1. Irigasi poket abses dengan saline atau antiseptik
2. jika terdapat benda asing, keluarkan
3. Drainase melewati sulkus dengan scaling pada permukaan gigi
4. kompresi dan debridement dinding jaringan lunak
5. itruksikan oral hygiene
6. Evaluasi 24-48 jam, seminggu kemudian.

Opsi treatmen untuk abses periodontal selama initial therapy


1. Drainase melalui retraksi poket atau insisi
2. scaling dan root planning
3. operasi periodontal
4. antibiotik sistemik
5. ekstraksi gigi

Definitive treatment
reassasment setelah initial therapy untuk mengembalikan fungsi dan estetik serta
membuat pasien dapat menjaga kesehatan jaringan periodontium.

Komplikasi
1. Abses Periosteal
2. Abses Spasia

Anda mungkin juga menyukai