Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP MORFOLOGI DAN


ANANOMI MAHKLUKHIDUP
BIOLOGI DASAR

DISUSUN

Oleh:

KELOMPOK 3

ZAWIL HAZKA 1804310009


IRFAN RAMADHAN 1804310004
CHAIRUNNISA JAMIL TANJUN 1804310006
SITI AISYAH PANJAITAN 1804310013

TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan makalah
dengan judul PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP MORFOLOGI &
ANANOMI MAHKLUK HIDUP. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
kelompok dalam mata kuliah biologi dasar.
Atas bimbingan bapak/ibu dosen dan saran dari teman-teman maka disusunlah
makalah ini. Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi
kami semua dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami di perkuliahan. Karya tulis
ini diharapkan bisa bermanfaat dengan efisien dalam proses perkuliahan.
Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari
berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
terkait. Dalam menyusun karya tulis ini penulis telah berusaha dengan segenap
kemampuan untuk membuat karya tulis yang sebaik-baiknya.
Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
makalah ini, oleh karenanya kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa
menjadi lebih baik.
Demikianlah kata pengantar karya tulis ini dan penulis berharap semoga karya
ilmiah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya. Amin.

Medan, 4 Desember 2018


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 pengertian morfologi
2.2 morfologi tumbuhan
2.3 anatomi
2.4 anatomi tumbuhan
2.5 morfologi dan anatomi hewan
2.6 morfologi dan anatomi mikro organisme
2.7 Pertumbuhan dan perkembangan

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Makhluk hidup merupakan benda hidup yang mempunyai ciri-ciri yang membedakan
dengan benda tak hidup. Ciri-ciri tersebut seperti halnya memerlukan makan, bernapas,
tumbuh dan berkembang, mampu berkembang biak, peka terhadap rangsang serta
bergerak. Selain itu, ciri-ciri makhluk hidup yang membedakan dengan benda tak hidup
adalah mengeluarkan zat sisa.
Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Keanekaragaman makhluk hidup tersebut
yang membuat para ilmuan yang ingin mempelajari makhluk hidup secara lebih lanjut
membuat suatu sistem yang disebut klasifikasi. Klasifikasi ini bertujuan untuk
mempermudah para ilmuan memilah-milah perbedaan serta persamaan yang terdapat
pada makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan dan persamaan tersebut
meliputi perbedaan dan persamaan baik secara morfologi, anatomi, fisiologi, tingkah
laku dan sebagainya.
Keanekaragaman makhluk hidup meliputi berbagai macam keragaman bentuk,
penampilan, jumlah, dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan persekutuan
makhluk hidup yaitu tingkatan ekosistem, tingkatan jenis dan tingkatan genetik.
Dalam biologi,tumbuhan merujuk pada organisme yang termasuk ke
dalamRegnum Plantae. Di dalamnya masuk semua organisme yang sangat biasa
dikenal orang seperti pepohonan, semak, terna, rerumputan, paku-pakuan, lumut, serta
sejumlah alga hijau. Hampir semua anggota tumbuhan bersifat autotrof, dan
mendapatkan energi langsung dari cahaya matahari melalui proses fotosintesis.
Karena warna hijau amat dominan pada anggota tumbuhan ini, nama lain yang
dipakai adalah Viridiplantae ("tetumbuhan hijau"). Nama lainnya adalah Metaphyta.
Ciri yang segera mudah dikenali pada tumbuhan adalah warna hijau yang
dominan akibat kandungan pigmen klorofil yang berperan vital dalam proses
penangkapan energi melalui fotosintesis. Dengan demikian, tumbuhan secara umum
bersifat autotrof. Beberapa perkecualian, seperti pada sejumlah tumbuhan parasit,
merupakan akibat adaptasi terhadap cara hidup dan lingkungan yang unik. Karena
sifatnya yang autotrof, tumbuhan selalu menempati posisi pertama dalam rantai aliran
energi melalui organisme hidup (rantai makanan).
1.2 Rumusan Masalah
dari latar belakan masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan morfologi?
2. Bagaimana morfologi tumbuhan?
3. Apa yang dimaksud dengan anatomi?
4. Bagaimana anatomi tumbuhan?
5. Bagaimana morfologi dan anatomi hewan?
6. Bagaimana morfologi dan anatomi mikroorganisme?
7. Bagaimana pengaruh lingkungan terhadap morfologi dan anatomi makhluk hidup?

1.3 Tujuan Penulisan


Dari rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui arti morfologi.
2. Mengetahui morfologi tumbuhan.
3. Mengetahui arti anatomi.
4. Mengetahui anatomi tumbuhan.
5. Mengetahui morfologi dan anatomi hewan
6. Mengetahui morfologi dan anatomi mikroorganisme
7. Mengetahui pengaruh lingkungan terhadap morfologi dan anatomi makhluk hidup
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Morfologi
Morfologi dipakai oleh berbagai cabang ilmu. Secara harafiah, morfologi berasal dari
kata morphos yang bearti bentuk dan logos yang berarti ilmu. Jadi morfologi berarti
ilmu yang mempelajari tentang bentuk atau pengetahuan tentang bentuk.
2.2 Morfologi tumbuhan
Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mengkaji berbagai organ tumbuhan, baik
bagian-bagian, bentuk maupun fungsinya.
Secara klasik, tumbuhan terdiri dari tiga organ dasar:
A. Akar
Salah satu bagian penting tumbuhan adalah akar. Akar merupan bagian tumbuhan yang
arah tumbuhnya ke dalam tanah. Oleh karena itu, umumnya akar berada di dalam tanah.
Akar biasanya berwarna keputih-putihan atau kekuning-kuningan. Bentuk akar
sebagian besar meruncing pada ujungnya. Bentuk runcing memudahkan akar
menembus tanah.
Secara umum, ada dua jenis akar yaitu:
1 Akar serabut. Akar ini umumnya terdapat pada tumbuhan monokotil. Walaupun
kadang-kadang, tumbuhan dikotil juga memilikinya (dengan catatan, tumbuhan dikotil
tersebut dikembangbiakkan dengan cara cangkok, atau stek). Fungsi utama akar serabut
adalah untuk memperkokoh berdirinya tumbuhan.
2 Akar tunggang. Akar ini umumnya terdapat pada tumbuhan dikotil. Fungsi utamanya
adalah untuk menyimpan makanan.
Fungsi akar bagi tumbuhan:
1. Untuk menyokong dan memperkokoh berdirinya tumbuhan di tempat hidupnya.
2. Untuk menyerap air dan garam-garam mineral (zat-zat hara) dari dalam tanah
3. Mengangkut air dan zat-zat makanan yang sudah diserap ke tempat-tempat pada tubuh
tumbuhan yang memerlukan
4. Pada beberapa macam tumbuhan ada yang berfungsi sebagai alat respirasi, misalnya
tumbuhan bakau
5. Pada beberapa jenis tumbuhan, ada yang berguna sebagai tempat menyimpan cadangan
makanan atau sebagai alat reproduksi vegetatif. Misalnya wortel yang memiliki akar
tunggang yang membesar, berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan. Pada
tumbuhan sukun, dari bagian akar dapat tumbuh tunas yang akan tumbuh menjadi
individu baru.
Modifikasi akar:
1. Akar napas. Akar naik ke atas tanah, khususnya ke atas air seperti pada genera
Mangrove (Avicennia, Soneratia).
2. Akar gantung. Akar sepenuhnya berada di atas tanah. Akar gantung terdapat pada
tumbuhan epifit Anggrek.
3. Akar tunjang. Akar ini banyak terdapat pada tumbuhan jenis tropis.
4. Akar penghisap. Akar ini terdapat pada tumbuhan jenis parasit seperti benalu
B. Batang
Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat penting, dan mengingat serta
kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh
tumbuhan. Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut :
1. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai
bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf.
2. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pada buku-
buku inilah terdapat daun.
3. Biasanya tumbuh ke atas menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau
heliotrop)
4. Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan, bahwa batang
mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
5. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan, tidak digugurkan, kecuali
kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek,
misalnya rumput dan waktu batang masih muda.
C. Daun
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya
berwarna hijau dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari
melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam
melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus
memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi
energikimia.
Fungsi:
1. Tempat terjadinya fotosintesis.
pada tumbuhan dikotil, terjadinya fotosintesis di jaringan parenkim palisade. sedangkan
pada tumbuhan monokotil, fotosintesis terjadi pada jaringan spons.
2. Sebagai organ pernapasan.
Di daun terdapat stomata yang befungsi sebagai organ respirasi (lihat keterangan di
bawah pada Anatomi Daun).
3. Tempat terjadinya transpirasi.
4. Tempat terjadinya gutasi.
Alat perkembangbiakkan vegetatif.Misalnya pada tanaman cocor bebek (tunas daun).
Organ-organ lain dapat digolongkan sebagai organ sekunder karena terbentuk dari
modifikasi organ dasar. Beberapa organ sekunder dapat disebut sebagai organ aksesori,
karena fungsinya tidak vital. Beberapa organ sekunder penting:
D. Bunga
Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh
dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu.
Pembentukan bunga dengan ketat dikendalikan secara genetik dan pada banyak jenis
diinduksi oleh perubahan lingkungan tertentu, seperti suhu rendah, lama pencahayaan,
dan ketersediaan air.
Fungsi biologi bunga adalah sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora)
danbetina (makrospora) untuk menghasilkan biji. Proses dimulai dengan penyerbukan,
yang diikuti dengan pembuahan, dan berlanjut dengan pembentukan biji.
Beberapa bunga memiliki warna yang cerah dan secara ekologis berfungsi sebagai
pemikat hewan pembantu penyerbukan. Beberapa bunga yang lain menghasilkan panas
atau aroma yang khas, juga untuk memikat hewan untuk membantu penyerbukan.
Manusia sejak lama terpikat oleh bunga, khususnya yang berwarna-warni. Bunga
menjadi salah satu penentu nilai suatu tumbuhan sebagai tanaman hias.
E. Buah
Buah adalah organ pada tumbuhan berbungan yang merupakan perkembangan lanjutan
dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Fungsi
utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan.
F. Biji
Biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat
bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan.
G. Umbi
Umbi merupakan satu organ dari tumbuhan yang merupakan modifikasi dari organ lain
dan berfungsi sebagai penyimpan zat tertentu (umumnya karbohidrat).
Tiga yang pertama disebut sebagai organ seksual karena mutlak diperlukan
dalamreproduksi seksual.
2.3 Anatomi
Anatomi (berasal dari bahasa Yunani anatomia, dari anatemnein, yang berarti
memotong) Anatomi sendiri berarti cabang dari biologi yang berhubungan dengan
struktur dan organisasi dari makhluk hidup.
Anatomi Tumbuhan berarti penjelasan tentang struktur dan organisasi dari
Tumbuhan. Anatomi tumbuhan disebut juga Fitotomi.
Sedangkan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Anatomi dapat diartikan
sebagai ilmu yg melukiskan letak dan hubungan bagian-bagian tubuh manusia,
binatang, atau tumbuh-tumbuhan; atau uraian yg mendalam tentang sesuatu: --
revolusi; atau secara deskriftif diartikan sebagai ilmu mengenai struktur organ tubuh
normal; -- perbandingan ilmu yg membandingkan struktur pada berbagai spesies yg
berbeda.
2.4. Anatomi Tumbuhan
Anatomi tumbuhan atau fitoanatomi merupakan analogi
dari anatomi manusia atauhewan. Walaupun secara prinsip kajian yang dilakukan
adalah melihat keseluruhan fisik sebagai bagian-bagian yang secara fungsional berbeda,
anatomi tumbuhan menggunakan pendekatan metode yang berbeda dari anatomi
hewan. Organ tumbuhan terekspos dari luar, sehingga umumnya tidak perlu dilakukan
"pembedahan".
Anatomi tumbuhan biasanya dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan hierarki
dalam kehidupan:
A. Organologi
Organologi, mempelajari struktur dan fungsi organ berdasarkan jaringan-jaringan
penyusunnya. Berikut adalah jaringan-jaringan dasar yang menyusun tiga organ pokok
tumbuhan.
1. Akar
Akar tersusun dari jaringan-jaringan berikut :
epidermis
parenkim
endodermis
kayu
pembuluh (pembuluh kayu dan pembuluh tapis) dan
kambium pada tumbuhan dikotil.
Permukaan akar seringkali terlindung oleh lapisan gabus tipis. Bagian ujung akar
memiliki jaringan tambahan yaitu tudung akar. Ujung akar juga diselimuti oleh lapisan
mirip lendir yang disebut misel (mycel) yang berperan penting dalam pertukaran hara
serta interaksi dengan organisme (mikroba) lain.
2. Batang
Susunan batang tidak banyak berbeda dengan akar. Batang tersusun dari jaringan
berikut:
epidermis
parenkim
endodermis
kayu
jaringan pembuluh, dan
kambium pada tumbuhan dikotil
Struktur ini tidak banyak berubah, baik di batang utama, cabang, maupun ranting.
Permukaan batang berkayu atau tumbuhan berupa pohon seringkali dilindungi oleh
lapisan gabus (suber) dan/atau kutikula yang berminyak (hidrofobik). Jaringan kayu
pada batang dikotil atau monokotil tertentu dapat mengalami proses lignifikasi yang
sangat lanjut sehingga kayu menjadi sangat keras.
3. Daun
Daun lengkap terdiri dari pelepah daun, tangkai daun serta helai daun. Helai
daun sendiri memiliki urat daun yang tidak lain adalah kelanjutan dari jaringan
penyusun batang yang berfungsi menyalurkan hara atau produk fotosintesis. Helai daun
sendiri tersusun dari jaringan-jaringan dasar berikut:
epidermis
jaringan tiang
jaringan bunga karang dan
jaringan pembuluh.
Permukaan epidermis seringkali terlapisi oleh kutikula atau rambut halus (pilus) untuk
melindungi daun dari serangga pemangsa, spora jamur, ataupun tetesan air hujan.
B. Histologi
Histologi, mempelajari struktur dan fungsi berbagai jaringan berdasarkan bentuk
dan peran sel penyusunnya. Jaringan penyusun tumbuhan antara lain :
1. kodo (jaringan pelindung)
2. kolenkim (jaringan penyokong)
3. sklerenkim (jaringan penyokong)
4. parenkim (jaringan dasar)
5. xilem (jaringan pembuluh/pengangkut)
6. floem (jaringan pembuluh/pengangkut)
Xilem atau pembuluh kayu adalah komponen utama pada jaringan pengangkut
yang ada pada tumbuhan. Kata xilem diambil dari bahasa Yunani klasik xúlon yang
berartikayu. Xilem bertugas menyalurkan air dan mineral dari akar ke bagian atas
tumbuhan yaitu daun. Sel xilem banyak mengandung lignin dan merupakan pembentuk
bagian utama dari apa yang kita kenal sebagai kayu.
Ada tiga faktor yang menyebabkan air dan mineral dapat naik dari akar ke daun
yaitu:
Tekanan akar
Kapilaritas
Transpirasi : Transpirasi (Bahasa Inggris:transpiration) adalah hilangnya
uap air dari permukaan tumbuhan.
Floem atau pembuluh tapis adalah komponen utama pada jaringan pengangkut
yang ada pada tumbuhan. Floem bertugas untuk mengedarkan hasil fotosintesis ke
seluruh bagian tumbuhan.
C. Sitologi
Sitologi mengkaji bagian bagian yang terkecil dalam tumbuhan yaitu sel. Sel
merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis.
Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat
berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.
Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular),
misalnyabakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan protozoa) atau dari banyak sel
(multiselular). Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel
penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup.
Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk
semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan
besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-
sel prokariotaberadaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-
sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat
rapi.
Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuwan
InggrisRobert Hooke yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop yang
dirancangnya sendiri. Kata sel berasal dari kata bahasa Latin cellula yang
berartirongga/ruangan.
Secara umum setiap sel memiliki : membran sel, sitoplasma, dan inti sel atau
nukleus.
Sel tumbuhan dan sel bakteri memiliki lapisan di luar membran yang dikenal
sebagai dinding sel. Dinding sel bersifat tidak elastis dan membatasi perubahan ukuran
sel. Keberadaan dinding sel juga menyebabkan terbentuknya ruang antarsel, yang pada
tumbuhan menjadi bagian penting dari transportasi hara dan mineral di dalam tubuh
tumbuhan.
Sitoplasma dan inti sel bersama-sama disebut sebagai protoplasma. Sitoplasma
berwujud cairan kental (sitosol) yang di dalamnya terdapat berbagai organel yang
memiliki fungsi yang terorganisasi untuk mendukung kehidupan sel. Organel memiliki
struktur terpisah dari sitosol dan merupakan "kompartementasi" di dalam sel, sehingga
memungkinkan terjadinya reaksi yang tidak mungkin berlangsung di sitosol.
Sitoplasma juga didukung oleh jaringan kerangka yang mendukung bentuk sitoplasma
sehingga tidak mudah berubah bentuk.
Organel-organel yang ditemukan pada sitoplasma adalah
mitokondria (kondriosom)
badan Golgi (diktiosom)
retikulum endoplasma
plastida (khusus tumbuhan, mencakup leukoplas, kloroplas, dan kromoplas)
vakuola (khusus tumbuhan)
Pada Perkembangan dan Perubahan sel terdapat istilah Siklus Sel. Siklus
sel adalah proses duplikasi secara akurat untuk menghasilkan jumlah DNA kromosom
yang cukup banyak dan mendukung segregasi untuk menghasilkan dua sel anakan yang
identik secara genetik. Proses ini berlangsung terus-menerus dan berulang (siklik)
Pertumbuhan dan perkembangan sel tidak lepas dari siklus kehidupan yang
dialami sel untuk tetap bertahan hidup. Siklus ini mengatur pertumbuhan sel dengan
meregulasi waktu pembelahan dan mengatur perkembangan sel dengan mengatur
jumlah ekspresi atau translasi gen pada masing-masing sel yang menentukan
diferensiasinya.

2,5 Morfologi dan anatomihewan


1.Pisces
Ciri-ciri morfologi:
 Ditutupi oleh sisik dan memiliki gurat sisi untuk menentukan arah dan posisi
berenang
 Tubuh terdiri atas Kepala
 Rangka tersusun atas tulang sejati Tidak ada daun telinga
Ciri-ciri anatomi:
 Mempunyai hati, tetapi lambung hanya merupakan pembesaran dari usus. Pada usus
terdapat katup-katup spiralis
 Memiliki insang yang memiliki operculum dan celah insang. Gelembung renang
terdiri oksigen, CO₂, N₂, dan berfungsi sebagai alat bantu pernafasan. Pada dipnoi
terdapat pneumatosista yang berfungsi sebagai paru-paru apabila ikan hidup di lumpur
yg mengandung air sedikit.
 Jantung beruang dua darah mendapat O₂ dalam filament-filamen insang
 Memiliki pronefron atau ginjal. Pada aghata tidak ada system portal ginjakl
 Otak terdiri dari 5 bagian 10 saraf cranial Hewan betina memiliki sepasang ovarium
dan sepasang oviduk, ovipar, atau vivipar

2. Amfibi
Ciri-ciri morfologi:
 Dapat hidup di air dan di darat ataupun tempat-tempat yang lembab
 Disebut juga hewan yang mempunyai tempat hidup (habitat) di dua alam
 Hewan bernafas dengan paru-paru dan kulit. Telur dan berudu katak hidup di air
kemudian setelah
 Kulit terdiri dari dermis Tidak memiliki daun telinga
Ciri-ciri anatomi:
 Pencernaan sempurna, berahang juga berkloaka. Mulut berlidah.
 Alat pernafasan berupa paru-paru, kulit, dan insang. Pertukaran gas terjadi pada kulit.
Larfa bernafas dengan insang
 Jantung beruang tiga, dua serambi dan satu bilik. Peredaran darah tertutup terdapat
arteri karotis, sistemik, dan pulmokutaneus. Memiliki 3 macam pembuluh balik yaitu
vena kafa, vena porta, dan vena pulmokutanus.
 Ginjal tipe mesonefroid dengan saluran kemih urin keluar lewat kloaka. Kandunga
kemih merupakan gelembung tipis di sebelah sisi ventral kloaka Otak terbagi menjadi
lima bagian dengan 10 saraf cranial. Memiliki kelenjer endokrin dan kelenjer tiroid.
Telur terbungkus gelatin, di letakkan dalm air, menetas menjadi larva dan mengalami
metamorphosis menjadi katak dewasa.
3. Reptile
Ciri-ciri morfologi:
 Kulit kering bersisik dari zat tanduk karena zat kertin
 Berdarah dingin (porkoliokonal) yakni yang suhu tubuhnya dipengaruhi oleh suhu
lingkungan
 Alat gerak berupa kaki dan ekor Tidak memiliki daun telinga
Ciri-ciri anatomi:
 Memiliki hati, prankeas, gigi, dan lidah
 Alat pernafasan paru-paru dengan trakea yang panjang bercincin kartilago
 Memiliki 2 aorta yang membelok ke kiri dan kekanan. Jantung beruang 4, yaitu 2
serambi, dan 2 bilik tetapi sekat di antara 2 biliki belum sempurna. Memiliki eritrosit
yang berinti
 Memiliki sepasang ginjal yang pipih, terdapat ureter yang bermuara pada kloaka,
meskipun memiliki juga kandungan kemih
 System saraf pusat adalah otak dengan 12 pasang saraf cranial Alat kopulasi yang
dapat di tonjolkan. Telur bercangkang.

4. Aves
Ciri-ciri morfologi:
 Alat penglihatan, alat pendengaran dan alat suara sudah berkembang dengan baik
 Berdarah panas (homoioteral)
 Kulit berbulu
 Tidak memiliki daun telinga Memiliki sayap
Ciri-ciri anatomi:
 Mempunyai kelenjer ludah, kelenjer pancreas, dan hati yang menghasilkan empedu
 Bernafas dengan paru-paru yang dihubungkan dengan kantong-kantong udara yang
berhubungan pula dengan tulang-tulang pipa
 Jantung di bungkus oleh selaput pericardium, beruang 4 yaitu 2 atrium, 2 vertikal,
dengan sekat bilik sempurna. Lengkuk aorta satu di sebelah kanan. Hanya memiliki 1
sistem porta
 Ginjal bertipe metanefron. Tidak memiliki kanding kemih. Vena porta ginjal tidak
terbagi- bagi menjadi kapilar-kapilar ginjal
 System saraf pusat otak dengan 12 pasang saraf cranial
 Hewan jantan belum memiliki penis, hewan betina hanya mempunyai satu ovarium
5. Mamalia
Ciri-cirimorfologi:
 Umumnya hidup di daratan, tetapi ada pula yang hidup di air seperti ikan paus,
lumba-luma
 Berdarah panas
 Pada kulit terdapat kelenjar keringat dan kelenjar minyak Memiliki daun telinga
Ciri-ciri anatomi:
 Didalam mulut terdapat langit-langit atasyang kersa dan bagian belakangnya lunak.
Kelunjar penjernaannya berupa 4 pasang kelenjer ludah, hati dan kandungan empedu
dan pancreas.
 Dengan 2 lobus paru0paru masing-masing di dalam ruang pleura yang terpisah.
Terdapat laring yang beratap epiglottis sebagai alat suara.
 Terdapat 2 buah vena cava anterior kiri dan kanan. Jantung beruang 4 dengan sekat
sempurna. Sel darah merah tidak berinti
 Sepasang ginjal bertipe metanefros, bentuk seperti kacang kapri. Ruang ginjal dengan
kantung kemih dihubungkan oleh sepasang ureter. Urin keluar lewat lubang
urogentalis.
 System saraf pusat: serebrum dan serebelum relative besar; terdapat 12 pasang saraf
cranial Lubang genital dan anus terpisah. Hewan jantan mempunyai alat kopulasi
berupa penis. Tetis menghasilkan spermatozoid dan berada dalam saku skotum. Ovum
sanga kecil
2.6 Morfologi dan anatomi mikroorganisme
Bentuk umum mikroorganisme terdiri dari satu sel (uniseluler), seperti yang umum
didapatkan pada bakteri, ragi, dan mikroalga. Bentuk mikroorganisme dapat juga
berbentuk filamen atau serat, yakni rangkaian sel yang terdiri dari 2 sel atau lebih yang
berbentuk rantai, seperti yang umum didapatkan pada fungi dan miroalga. Bentuk
filamen pada kenyataannyadapat berupa filamen semu bila hubungan antara sel satu
denga yang lainnya tidak nyata atau tidak ada, misalnya pada beberapa jenis ragi dan
fungi. Sedangkan bentuk filamen benar, kalu hubungan antara satu sel denagn lainnya
terdapat hubunagn yang jelas, baik hubungan secara morfologis (bentuk) ataupun
secara fisiologis (fungsi sel).
Bentuk lain mikroorganisme adalah koloni, yakni gabungan dua sel atau lebih didalam
satu ruang seperti yang didapatkan pada mikroalga dan bakteri. Bentuk jaringan semu
bila susunan serat membentuk jaringan seperti yang didapatkan pada fungi atau jamur,
tetapi jaringan tersebut tidak berfungsi layaknya jaringan yang dimiliki tanaman tinggi
atau hewan.
1. Bentuk umum bakteri
Bakteri adalah sel prokariotik yang khas; uniseluler dan tidak mengandung struktur
yang terbatasi membran didalam sitoplasma. Sel-selnya khas, berbentuk bola, batang,
atau spiral. Bakteri rata-rata berdiameter sekita 0,5 sampai 1,0 m, dan panjangnya 1,5
sampai 2,5 m. Cara reproduksi terutama dengan pembelahan biner sederhana, yakni
suatu proses reproduksi aseksual. Beberapa dapat tumbuh pada suhu 0oC, ada yang
tumbuh dengan baik pada sumber air panas yang suhunya 90oC, atau lebih kebanyakan
tumbuh pada berbagai suhu diantara kedua ektrim ini.
2. Sianobakteri
Sianobakteri merupakan organisme prokariotik fotosintetik, artinya mengandung
klorofil dan pigmen-pigmen lain yang memungkinkan mereka melakukan fotosintesis.
Sianobakteri berukuran agak lebih besar dari pada bakteri. Bersel satu dan dapat
dijumpai secara tunggal atau dalam rantai sel, dan kadang-kadang bercabang.
Perkembangbiakan dalam pembelahan biner sederhana, pembelahan ganda, atau
melalui proses pelepasan sel-sel khusus yang disebut spora.
3. Fungi (cendawan)
Fungi merupakan organisme tidak berklorofil dan tidak mempunyai dinding sel yang
kaku. Beberapa bersel satu, yang lain multiseluler dan sedikit menunjukan perbedaan
pada bagian-bagian strukturalnya. Ukuran dan bentuknya berkisar dari khamir yang
mikroskopik dan yang multiseluler (kapang) sampai kepala jamur yang multiseluler
dan amat besar. Fungi memperbanyak diri melalui berbagai macam proses baik seksual
maupun aseksual.
4. Protozoa
Protozoa merupakan protista eukariotik bersel satu tanpa klorofil pada beberapa
golongan, dan tidak mempunyai dinding sel. Ukurannya berkisar luas. Ada yang
besarnya hanya 1 nm, yang lain berukuran ratusan mikrometer dan tampak oleh kasap
mata. Bentuknya juga bermacam ragam.
5. Alga
Alga atau ganggang merupakan protista eukariotik yang berklorofil. Ukurannya
berkisar antara bersel satu dengan ukuran 5 sampai 10 m sampai kepada yang raksasa
yang dapat mencapai panjang 3 m atau lebih. Yang menjadi perhatian ahli mikrobiologi
adalah alga yang mikroskopik, yang kebanyakan uniseluler. Perkembangbiakannya
terutama dengan cara pembelahan aseksual sederhana, tetapi cara-cara lain untuk
beberapa spesies. Alga secara luas tumbuh di air segar, air laut, dan tanah.
6. Virus
Virus merupakan organisme yang bersifat uniseluler, struktur dan komposisinya lebih
sederhana dibandingkan dengan yang dijumpai pada sel prokariotik. Mereka tidak
hidup bebas, tetapi merupakan parasit obligat, yakni memerlukan sel hidup lain untuk
perkembangbiakannya. Virus terdiri dari seutas asam nukleat, baik ADN maupun ARN,
terbungkus dalam lapisan protein.
Ukuran virus bila dibandingkan dengan organisme lain amat kecil; ukurannya antara
20-25 nm sampai 200-300 nm. Virus tidak tampak dengan mikroskop cahaya bisa,
tetapi hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron. Bentuknya bermacam-macam.
Virus juga disebut organisme spesifik inang (khas inang), artinya hanya
berkembangbiak di dalam sel hidup jenis tertentu, baik tumbuhan, binatang atau
mikroorganisme yang lain.

8. Chlamydia
Chlamydia merupakan golongan organisme yang termasuk juga bakteri. Perbedaannya
ukurannya lebih kecil. Ukurannya sekitar 0,2-0,5 µm garis tengahnya. Bersifat parasit
obligat intraseluler. Karena sifat paratisme obligat intraseluler, chlamydia pernah
dianggap sebagai virus.
Perbedaan chlamydia dengan virus, yakni materi genetiknya ADN dan ARN (virus
salah satu materi genetik saja, ARN saja atau ADN saja), pembelahan biner (virus
tidak), memiliki dinding sel yang keras mirip dengan dinding sel bakteri, tetapi tidak
ada asam muramat, mempunyai ribosom (virus tidak).
Chlamydia dapat dianggap sebagai kuman gram negatif yang kehilangan mekanisme
penting untuk pembentukan energi metabolik. Cacat ini membatasi chlamydia pada
kehidupan intraseluler, dimana sel tuan rumah menyediakan zat antara yang
kayaenergi.
9. Rickettsia
Rickettsia adalah kuman kecil yang merupakan parasit obligat intraseluler. Bentuknya
pleomorfik, tampak sebagai batang pendek ukuran 600 x 300 nm, atau sebagai kokus.
Kuman ini terdapat tunggal, berpasangan, dalam rantai pendek, atau filamen. Dengan
pewarnaan Giemsa kuman ini berwarna biru dan dengan pewarna mecchiavello kuman
ini berwarna merah. Kuman ini memiliki dinding sel yang mengandung asam muramat,
mirip dengan dinding sel Gram negatif. Pembelahan yang terjadi seperti pada
mikroorganisme yang lain.
10. Mikoplasma
Mikoplasma merupakan organisme yang sangat pleomorfik, karena tidak memiliki
dinding sel yang keras dan sebagai gantinya diliputi oleh unit membran berlapis tiga.
Ukuran mikoplasma sangat berbeda-beda, garis tengahnya berkisar dari 50-500 nm.
B. Ukuran Mikroorganisme
Ukuran mikroba, terutama untuk bakteri dan virus, tidak lagi menggunakan besaran
yang umum kita kenal seperti milimeter ataupun sentimeter, mengingat ukuran mikroba
yang sangat kecil. Mikroba mempunyai ukuran yang sangat kecil, besaran untuk
mengukur mikroba yang paling umum dipergunakan adalah mikron (µ), bahkan pada
beberapa jenis mungkin dengan mikron-mikron ataupun sampai Angstrom (A).

 1 Angstom (A) = 〖10〗^(-10) m = 〖10〗^(-7) mm

 1 nanometer (nm) = 〖10〗^(-9) m

 1 mikrometer (mm) = 〖10〗^(-6) m

 1 milimeter = 〖10〗^(-3) m

Di atas satuan-satuan pengukuran relatif dalam mikrobiologi. Satuan dasar adalah


meter (m).
Pengukuran terhadap mikroorganisme pada saat sekarang dilakukan lebih teliti lagi,
karena sudah menggunakan mikroskop elektron yang ketepatannya lebih tinggi.
Sehingga ukuran dari bagian-bagian sel, seperti flagela, pili, inti, ataupun bagian-bagian
lain yang lebih kecil lagi akan dapat ditentukan dengan baik.
Kelompok mikroba yang kecil, misalnya pada mycoplasma yang hanya berdiameter
0,125 mikron saja, sedangkan yang paling besar adalah mikrolga biru hijau, misalnya
oscillatoria dengan ukuran diameter lebih kurang 500 kali dari mycoplasma. Jeis
mikrobe lainnya ukurannya sangat bervariasi, tergantung dari kelompok, jenis, dan
lingkungan dimana jasad renik itu hidup dan berkembang.
Pelaksanaan pengukuran tidak dapat secara langsung dilakukan seperti halnya kita
mengukur panjang atau lebar benda dengan meteran. Ini harus dilaksanakan dengan
menggunakan mikroskop yang diberi alat ukur yang dinamakan mikrometer di
dalamnya atau karena selalu dipasangkan pada okuler mikroskop, namanya lebih
dikenal sebagai okuler mikroskop.
C. Morfologi Kelompok
Untuk mengamati mikroorganisme dapat kita lakukan individual maupun secara
kelompok, dalam bentuk koloni. Misalnya pada kuman yang di tumbuhkan pada
medium yang tidak cair maka terjadilah suatu kelompok mikroba yang lazimnya di
sebut koloni.
Bentuk koloni berbeda-beda untuk tiap spesies, dan bentuk itu merupakan cirri khas
bagi suatu spesies tetentu. Besar kecilnya koloni, mengkilat tidaknya, halus dan
kasarnya permukaan, dan warna dari koloni merupakan, sifat-sifat yang di perlikan
untuk identifikasi suatu spesies.
Warna mikrooganisme, misalnya bakteri baru nampak jelas apabila mikroba itu di
amati dalam kelompok. Kebanyakan bakteri memiliki warna keputih-putihan, kelabu,
kekuning-kuningan atau hampir bening, tetapi pada beberapa spesies mempunyai
pigmen warna yang lebih tegas. Adanya warna pada mikrooganisme faktor-faktor
lingkungan sepeti temperature, Ph, oksigen bebas. Ada beberapa spesies yang
memerlukan fosfat, ada spesies yang memerlukan sulfat untuk menimbulkan
pigmentasi. Pada umumnya pigmen itu menetap di dalam sel selama bakteri itu hidup,
pigmen hijau pada pseudomonas dapat larut dalam air serta meresap dalam ke dalam
medium yang di tumbuhnya, setelah sel mati.
Fungsi pigmen pada mikrooganisme yang bersangkutan belum di ketahui dengan jelas.
Hanya beberapa pigmen misalnya bakteri opurpurin dan bakteri klorofil ada sangkut
pautnya dengan kegiatan fotosintesis. Sitokrom, yakni pigmen yang memegang penting
dalam proses pernapasan. Tetapi banyak bakteri bersifat anaerob yang warna
pigmennya tidak jelas fungsinya.

2.7 Pertumbuhan dan perkembangan

tumbuhan dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi perubahan


morfologi, fisiologi maupun anatomi. Mcilory (1976) menjeaskan bahwa tumbuhan
dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan seperti cahaya matahari, suhu,
kelembaban udara, nutrisi tanah, naungan, bentuk pertumbuhan, dan kompetitor.
Berdasarkan faktor lingkungan tersebut, udara merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi struktur anatomi daun karena daun adalah bagian utama yang
berinteraksi langsung dengan udara sekitar, sehingga kondisi udara sekitar akan
langsung mempengaruhi aktivitas dalam daun. Sementara itu Kovack (1992) dalam
Romadhoni dan Ubudiyah (2011) menyebutkan bahwa salah satu cara pemantauan
pencemaran udara adalah dengan menggunakan tumbuhan sebagai bioindikator.
Tumbuhan adalah bioindikator pencemaran yang baik. Tumbuhan bioindikator berupa
tumbuhan yang dapat memiliki daya serap yang tinggi untuk mengakumulasi
karbondioksida di udara.Dengan adanya tumbuhan sebagai bioindikator pemantau
polusi pencemaran udara, maka zat-zat pencemar akan terdifusi ke dalam daun melalui
stomata yang dipengaruhi oleh keadaan udara di sekitarnya. Hal ini dikarena stomata
berfungsi sebagai pintu gerbang pertukaran gas dan uap air antara tumbuhan dengan
lingkungan sekitar (Rachmawati, 2006). Tingkat kepekaan tumbuhan berhubungan
dengan kemampuannya untuk menyerap dan mengakumulasikan zat pencemar.
Satolom et al (2013) menjelaskan bahwa pencemaran udara di sekitar jalan raya yang
salah satunya karena emisi kendaraan bermotor dapat mempengaruhi anatomi stomata
atau dengan kata lain stomata merupakan bagian tumbuhan tempat terjadinya
penyerapan zat pencemar. Dengan demikian daun merupakanorgan tumbuhan sebagai
bioindikator yang paling peka terhadap lingkungan dengan melihat kerusakan secara
makroskopis atau mikroskopis (anatomi) organ tumbuhan tersebut. Dalam penenilitain
yang dilakukan oleh Zaenal, Asep dkk. (2016) dengan judul Studi Anatomi Stomata
Daun Mangga (Magnifera indica) Berdasarkan Perbedaan Lingkungan yang bertujuan
untuk mengetahui stomata daun mangga di daerah dengan kondisi lingkungan yang
berbeda menunjukkan hasil bahwa kerapatan dan kerusakan stomata daun mangga yang
tumbuh di pinggir jalan lebih besar dibandingkan dengan daun mangga yang ada di
Cagar Alam. Hal ini menunjukkan bahwa pencemaran udara berpengaruh terhadap
tumbuhan, khususnya dalam proses membuka dan menutupnya stomata. Menurut
Romadhoni dan Ubudiyah (2011) pada saat stomata membuka, dimana kondisi udara
lembab maka gas-gas yang ada di udara terserap oleh tumbuhan akan menyebabkan
menutupnya stomata akibat akumulasi polutan pada sel penutup, sel penjaga serta
jaringan mesofil dan mempengaruhi kinerja ion-ion dan proses fotosintesis. Hal serupa
juga menunjukkan bahwa kerapatan stomata daun mangga di pinggir jalan memiliki
kerapatan yang tinggi dibandingkan dengan stomata daun mangga di cagar alam.
Seperti yang dijelaskan oleh Gunarno (2014) menyatakan bahwa jumlah stomata
didaerah tercemar lebih tinggi dibandingkan dengan didaerah tidak tercemar. Istilah
kerusakan daun yang tidak terlihat bukan istilah yang tepat karena perubahan anatomi
dari respon tumbuhan terhadap pencemaran udara dapat dilihat dengan mikroskop.
Kerusakan yang tidak tampak atau tersembunyi akan mengakibatkan terjadinya
pertumbuhan yang tidak normal sehingga dapat memperlambat laju fotosintesis dan
selanjutnya akan mengurangi produksi suatu tanaman tertentu dengan tanpa
memperlihatkan gejala-gejala yang tampak. Perubahan histologis yang paling umum
akibat pencemaran jdara adalah terjadinya plasmolisis, kerusakan kandungan sel
(granulasi), selsel yang mengalami kolaps dan pigmentasi atau perubahan warna sel
menjadi gelap. Selain udara sebagai salah satu faktor penyebab berubahnya anatomi
pada daun, faktor lain yang juga dapat mempengaruhi seperti air, kekurangan air
mempengaruhi proses. Pengaruh Faktor Lingkungan fisiologis dan biokimia tanaman
serta menyebabkan terjadinya modifikasi anatomi dan morfologi tanaman. Selain itu,
cahaya juga dapat mempengaruhi perubahan anatomi. Seperti yang disebutkan
Nugroho, dkk (2006) fungsi dari jaringan palisade untuk menangkap cahaya sehingga
kepadatan jaringan palisade tergantung pada intensitas cahaya, yaitu yang menerima
cahaya langsung lebih padat daripada dalam teduh.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan
Dari Uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Morfologi berarti ilmu yang mempelajari tentang bentuk atau pengetahuan tentang
bentuk.
2. Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mengkaji berbagai organ tumbuhan, baik bagian-
bagian,bentuk maupun fungsinya.
3. Anatomi (berasal dari bahasa Yunani anatomia, dari anatemnein, yang berarti
memotong) Anatomi sendiri berarti cabang dari biologi yang berhubungan dengan
struktur dan organisasi dari makhluk hidup.
4. Anatomi Tumbuhan berarti penjelasan tentang struktur dan organisasi dari Tumbuhan.

3.2 Saran
Untuk dapat memahami tentang bagian-bagaian tumbuhan kata harus memahami
pengertian morfologi dan anatomi tumbuhan agar kita dapat lebuh menguasai tentang
struktur morfologi dan anatomi tumbuhan.
FTAR PUSTAKA

http://husseinrhezha.blogspot.com/2013/12/struktuDA -morfologi-dan-anatomi-
tumbuhan.html

http://myartikelblogbelajar.blogspot.com/2017/11/morfologi-dan-anatomi-
mikroorganisme.html

https://biologirendy.blogspot.com/2012/04/ciri-ciri-morfologi-dan-anatomi.html

http://seminar.uny.ac.id/sembiouny2017/prosiding/pengaruh-faktor-lingkungan-
terhadap-perubahan-struktur-anatomi-daun

Anda mungkin juga menyukai