Dep Obligasiv
Dep Obligasiv
Nilai dari suatu aset keuangan-saham obligasi, sewa guna usaha, atau
bahkan aset fisik seperti gedung apartemen atau mesin-hanyalah nilai
sekarang dari arus kas yang diharapkan akan dihasilkan oleh aset
tersebut.
Di mana
N = jumlah tahun sebelum obligasi jatuh tempo = 15. N akan turun setiap
tahun setelah obligasi diterbitkan sehingga obligasi yang memiliki jatuh
tempo 15 tahun ketika diterbitkan (jatuh tempo awal = 15) akan memiliki
nilai N = 14 setelah satu tahun, N = 13 setelah dua tahun, dan seterusnya.
Di sini, kita berasumsi bahwa obligasi membayarkan bunganya satu kali
dalam setahun, atau tahunan sehingga N juga akan diukur dalam tahun.
Kita akan menganalisis obligasi pembayaran setengah tahunan yang
membayarkan bunganya setiap enam bulan.
M = nilai pari, atau jatuh tempo, obligasi = $1 000. Jumlah ini adalah
jumlah yang harus dibayarkan saat jatuh tempo.
2. Saham dapat dijual, dan harapannya dengan harga yang lebih tinggi
daripada harga belinya. Jika saham ternyata dijual pada harga di atas
harga belinya, maka investor akan menerima keuntungan modal
(capital gain ) Biasanya, ketika membeli saham biasa, seseorang
berharap akan menerima keuntungan modal; karena jika tidak, ia tidak
akan membeli saham tersebut. Namun, pada kenyataannya, ia bisa
saja mendapatkan kerugian modal, bukan keuntungan modal. Harga
saham LILCO turun dari $17,50 menjadi $3,75 dalam waktu satu tahun
sehingga keuntungan modal yang diharapkan atas saham tersebut
ternyata menjadi kerugian modal aktual yang sangat besar.
Saham biasa memberikan aliran arus kas yang diharapkan akan terjadi
di masa depan, dan nilai suatu saham dihitung dari nilai sekarang arus
kas masa depan yang diharapkan, di mana nilai tersebut terdiri atas dua
unsur: (1) dividen yang diharapkan setiap tahunnya dan (2) harga yang
diharapkan akan diterima oleh investor ketika mereka menjual saham
tersebut. Harga terakhir akan memasukkan pengembalian investasi awal
ditambah keuntungan modal yang diharapkan.