INTERNASIONAL
Oleh : Reiner Benarya
1. Pendahuluan
2. Pembahasan
Sejarah kemunculan teori ini bermula dari gagasan Charles A. Manning dari Departemen
Hubungan Internasional LSE. Kemudian beberapa pakar mulai berinisiatif untuk mendirikan
sebuah forum diskusi yang disebut British Committee of International School yang diprakarsai
oleh Herbert Butterfield—seorang pakar sejarah dari Cambridge University. Dalam
perkembangan konseptualisasi English School Theory, muncul pula tokoh-tokoh lain seperti
Martin Wight dan Hedley Bull. Bull menekankan pada dua nilai paling fundamental: ketertiban
internasional dan keadilan internasional (Jackson & Sorensen, 1999), sedangkan fokus Wight
mengacu pada tiga konsep yang mengkontruksi gagasan English School Theory: realisme,
rasionalisme, dan revolusionisme. British Committee of International School mengadakan
pertemuan dan diskusi rutin antara pakar-pakar hubungan internasional di Inggris terutama dari
tiga universitas utama; London School of Economics, Cambridge University, dan Oxford
University. Dari tercetusnya British Committee of International School inilah pada akhirnya teori
Masyarakat Internasional mendapat sebutan baru yaitu British Institutionalism karena segala
gagasan yang dilahirkan dari forum diskusi tersebut.
2.Hubungan nasional yang satu dengan yang lainnya didasarkan atas kemerdekaan dan
persamaan derajat.
4.Hubungan antara negara-negara berdasarkan atas hukum yang banyak mengambil oper
pengertian lembaga Hukum Perdata, Hukum Romawi.
5.Negara mengakui adanya Hukum Internasional sebagai hukum yang mengatur
hubungan antar negara tetapi menekankan peranan yang besar yang dimainkan negara dalam
kepatuhan terhadap hukum ini.
7.Anggapan terhadap perang yang dengan lunturnya segi-segi keagamaan beralih dari
anggapan mengenai doktrin bellum justum (ajaran perang suci) kearah ajaran yang menganggap
perang sebagai salah satu cara penggunaan kekerasan.
Masyarakat internasional telah meluas dan berubah dari ketertiban dan menuju keadilan
dalam politik dunia.
John Vincent mengamati batas antara masyarakat domestik dan masyarakat internasional
menjadi lebih kabur dalam setengah abad terakhir dengan akumulasi banyak deklarasi
internasional dan konvensi tentang hak asasi manusia
Peter Wilson berpendapat dalam istilah Masyarakat internasional yang lebih reformis
bahwa pemikiran baru legitimasi internasional
Masyarakat negara pluralis yang berdasarkan prinsip non intervensi sekarang diganti
dengan dunia yang lebih kompleks . Bahwa prinsip non intervensi tidak lagi meringkas moralitas
negara
Bagian penting dalam agenda riset masyarakat internasional adalah analisis atas
ambiguitas dalam politik dunia kontemporer
2. Robert Goddin
Bahwa struktur tradisional hukum internasional dengan hak kuat yang dimiliki semua
aktor nasional lainnya sangat tidak tepat bagi kebanyakan tantangan lingkungan hidup baru
Tentang masa depan Masyarakat Internasional adalah masalah ilmiah Falk : Politik dunia
berada dalam proses perubahan yang revolusioner
c. Ruang lingkup
Ruang lingkup masyarakat internasional diluar focus tradisional nya pada kedaulatan
negara dan masyarakat negara.