Anda di halaman 1dari 23

RESENSI BUKU

Identitas Buku

Judul Buku : Pengantar Studi Hubungan Internasional

Pengarang : Robert Jackson & Georg Sorensen

Judul Asli : Introduction International Relations

Oxford University Press Inc., New York, 1999

Penerjemah : Dadan Suryadipura

Penyunting : Kamdani

Tata Letak : Cetakan I, Februari 2005

Cetakan II, Januari 2009

PP.2005.11

Penerbit : Pustaka Pelajar. Celeban Timur UH III/548


Yogyakarta 55167. pustakapelajar@telkom.net

Pencetak : Pustaka Pelajar Offset

Tebal : 389 Lembar

Desain Cover : Poras Sporano


PENDAHULUAN

Buku merupakan hal yang sangat diperlukan dalam dunia pendidikan, buku juga
menjadi bukti tentang penelitian dan hasil pemikiran orang-orang terdahulu yang telah ditulis
dan dijadikan sebagai ilmu pengetahuan secara turun temurun dan dari generasi ke generasi.
Buku telah berkembang dari masa ke masa mulai dari masih berupa kertas gulung yang
terpisah-pisah hingga disatukan menjadi lembaran tebal, buku hingga saat ini terdiri dari
banyak jenis dan terbagi-bagi dalam bidangnya masing-masing, dari sosial,budaya, ekonomi
maupun sains dan masih banyak lagi.

Dalam studi Hubungan Internasional kita juga membutuhkan sumber-sumber ilmu


pengetahuan untuk bisa lebih mendalami mengenai hubungan internasioanl itu sendiri, salah
satunya ialah buku “Pengantar Studi Hubungan Internasional” yang ditulis oleh Robert
Jackson dan Georg Sorensen, buku tersebut banyak digunakan dalam pembelajaran
Hubungan Internasional karena berisi pembahasan mengenai hubungan internasional dan
ruang lingkupnya secara lebih dalam.

Selain itu dalam buku ini juga menjelaskan mengenai hubungan masyarakat antar
negara yang membentuk suatu jaringan masyarakat internasional atau masyarakat global,
dimana dalam jalinan hubungan antar masyarakat dunia tersebut dibutuhkan peran ilmu HI.
Pembahasan meliputi sistem pemerintahan setiap negara dan teori-teorinya juga merupakan
suatu bahasan dalam buku ini, dan yang paling penting dalam studi HI ialah isu-isu
internasional yang dapat memperluas pengetahuan seorang mahasiswa HI mengenai dunia
internasional.

Saya melakukan resensi terhadap buku ini sebagai suatu bahan pertimbangan bagi
mahasiswa hubungan internasional dalam menggunakan buku dari Robert Jackson dan Georg
Sorensen ini, selain itu dengan melakukan resensi ini saya dapat lebih memahami dengan
lebih jauh mengenai apa itu, hal apa saja yang dipelajari dalam ilmu HI, dan bagaimana cara
bersikap sebagai seorang mahasiswa HI yang baik.
SUBTANSI BUKU

BAB I

MENGAPA MEMPELAJARI HI?

Hubungan Internasional dalam Kehidupan Sehari-hari

Hubungan Internasional sering juga disingkat dengan sebutan HI, alasan utama
mengapa kita harus mempelajari HI adalah adanya fakta bahwa seluruh penuduk dunia
terbagi dalam wilayah komunitas politik yang terpisah, atau negara-negara merdeka yang
sangat mempengaruhi cara hidup manusia. Manusia pada umumnya hidup dalam wilayah-
wilayah yang berbeda namun ini bukan berarti mereka tidak melakukan hubungan satu sama
lain, mereka saling melakukan perdagangan untuk memenuhi kebutuhan dan bertemu dalam
pasar global, selain itu seiring dengan perkembangan teknologi mereka dapat saling
berinteraksi dan mempengaruhi gaya hidup masing-masing.

Sistem negara merupakan sistem hubungan sosial, yaitu sistem hubungan antar
kelompok-kelompok manusia. Seperti kebanyakan sistem sosial lainnya, hubungan
Internasional dapat memiliki keuntungan dan kerugian tertentu bagi para partisipannya, HI
merupakan studi tentang sifat dan konsekuensi dari hubungan tersebut. Sistem juga
merupakan negara jadi dalam hubungan sosial terdapat peran negara, paling sedikit ada lima
nilai dasar sosial yang biasanya kita harapkan dijaga oleh negara: keamanan, kebebasan,
ketertiban, keadilan, dan kesejahteraan. Sebagian besar negara mungkin bersahabat, tidak
mengancam dan mencintai perdamaian. Tetapi sebagian kecil negara mungkin bermusuhan
dan agresif, dan tidak ada pemerintah dunia yang mencegah mereka, sehingga dibutuhkan
kekutan militer setiap negara yang berdampingan agar dapat melindungi negara mereka
masing-masing.

Lima nilai dasar yang dimaksudkan di atas harus dapat dijaga dengan baik oleh
pemerintah karena jika tidak berhasil menjalankan nilai-nilai tersebut maka negara dengan
mudah dapat dipahami dari sudut sebaliknya: bukan menegakkan kondisi dan nilai-nilai
sosial dasar, melainkan justru melemahkannya. Hal itu merupakan kasus yang terjadi pada
banyak negara di dunia ketiga, khususnya Afrika sub-Sahara. Hal tersebut juga merupakan
kasus yang berkaitan dengan beberapa negara yang muncul sebagai akibat dari pecahnya Uni
soviet dan Yugoslavia pada akhir perang dingin. Teori HI yang lebih ritis yang menganggap
negara dan sistem negara sebagai suatu institusi yang kurang menguntungkan dan lebih
problematis.

Gambaran Singkat Sejarah Sistem Negara

Di bagian ini dikatakan bahwa asumsi mengenai negara sebagai institusi yang kurang
menguntungkan dan lebih problematis dibantah seperti yang ditulis dalam buku ini “ Perlu
ditekankan bahwa sistem negara merupakan institusi historis. Hal ini bukan ditakdirkan oleh
tuhan atau ditentukan oleh alam. Sistem negara dibentuk oleh masyarakat: sistem negara
merupakan organisasi sosial. Seperti semua organisasi sosial, sistem negara memiliki
keuntungan dan kerugian tertentu yang berubah sepanjang waktu. Tidak ada selain sistem
negara yang diperlukan bagi kehidupan manusia, sekalipun terdapat banyak hal tentangnya
yang menguntungkan bagi standar kehidupan yang tinggi.

Tidak terdapat negara-negara berdaulat yang dapat dikenal secara jelas sebelum abad
keenambelas. Ketika mereka pertama kali mulai dilembagakan di Eropa Barat. Tetapi selama
tiga atau empat abad yang lalu, negara-negara dan sistem negara-negara telah menyusun
kehidupan politik masyarakat yang jumlahnya semakin meningkat terus di selutuh dunia.
Meskipun negara-negara berdaulat muncul di Eropa, ia meluas ke Amerika Utara di akhir
abad kedelapan belas dan ke Amerika Selatan di awal abad kesembilanbelas. Ketika
modernitas menyebar ke seluruh dunia sistem negara menyebar bersamaan dengannya.

Hubungan antar berbagai kelompok politik yang merdeka ini membentuk masalah inti
hubungan internasional. Hubungan itu dibangun di atas perbedan mendasar antara kumpulan
kami ssendiri dan kumpulan yang lainnya dalam dunia wilayah dari kebanyakan kumpulan
yang terpisah dalam hubungan satu dengan yang lainnya. Di sini kita sampai pada defenisi
permulaan “sistem negara”: Sistem negara berarti hubungan antara pengelompokan manusia
yang terorganisir secara politik yang menguasai wilayah tertentu, tidak berada di bawah suatu
kekuatan atau kekuasaan yang lebih tinggi, dan memperoleh dan menjalankan tindakan
mereka dari satu sama lainnya . Hubungan Internasional Adalah Hubungan Antar kelompok-
kelompok yang merdeka tersebut.

Sistem Negara Global dan Perekonomian Dunia.

Sejarah Eropa modern merupakan sejarah konflik politik dan ekonomi dan perang
antar negara negaranya yang berdaulat . Negara-negara yang berperang, dan perang
membentuk dan menghancurkan negara-negara (Tilly 1992). Sepanjang era imperialisme
ekonomi dan politik oleh negara-negara Eropa ada beberapa pernyataan penting yang harus
tetap diingat yang memperjelas sistem negara pada saat itu. Pertama, negara-negara eropa
membuat sejumlah aliansi yang diatur Inggris dan Perancis dengan “suku-suku” Indian (yaitu
bangsa) Amerika Utara yang berbeda-beda. Kedua, hampir dimanapun mereka bisa, negara-
negara Eropa menaklukan dan menjajah sistem politik Non-Barat itu dan menjadikannya
sebagai bagian jajahan dari kekaisarannya. Ketiga, kekaisaran yang jauh tersebut menjadi
sumber dasar dari kekuatan dan kekayaan negara-negara Eropa selama berabad-abad.
Keempat, sebagian dari koloni di luar negeri tersebut jatuh ke dalam penduduk penghuni
bangsa Eropa, dan banyak dari “negara penghuni” baru tersebut pada akhirnya diijinkan
menjadi anggota sistem negara.

HI dan Dunia Negara-negara Kontemporer yang sedang Berubah

Kenegaraan empiris sngatlah beragam dalam sistem negara kontemporer, dari


sebagian besar negara Barat yang secara ekonomi dan teknologi maju di satu sisi hingga pada
sebagian negara Non-Barat yang secara ekonomi dan teknologi mengalami kemunduran di
sisi yang lain. . Para penstudi realis HI memfokuskan perhatian terutama pada negara di
pusat sistem: negara besar dan khususnya ngara terbesar. Mereka memandang negaara dunia
ketiga sebagai pemain pinggiran dalam sisitem politik power yang selalu berdasarkan pada “
Perbedaan Bangsa-bangsa” (Tucker 1977).

Negara marginal atau pinggiran semacam itu tidak mempengaruhi sistem dengan cara
yang signifikan. Penstudi HI lainnya, biasanya kamu liberal dan teoritis Masyarakat
Internasional, memandng kondisi yang merugikan dari negara-negara quasi sebagai masalah
penting bagi sistem negara yang mengangkat isu-isu bukan hanya ketertiban Internasional
tetapi juga kebebasan dan keadilan internasional.

Negara-negara yang kurang berkembang tentunya menunjukan dengan cara yang


menyolok ketimpangan empiris yang mendalam atas politik dunia kontemporer. Tetapi hal
tersebut merupakan milik mereka atas kenegaraan yuridis yang mencerminkan
keanggotaannnya dalam sistem negara yang menempatkan isu itu dalam prespektif yang
tajam, karena prespektif itu menyoroti fakta bahwa pnduduk sebagian negara-negara maju
memperoleh kondisi kehidupan yang benar-benar jauh lebih baik dalam setiap hal daripada
penduduk negara lain negara-negara yang kuarng berkembang.
BAB II

HI SEBAGAI SUBYEK AKADEMIK

Liberalisme Utopian: Studi Awal HI

Pemikiran liberal mendominasi fase pertama HI akademik. Dalam hubungan


intrnasional tahun 1920an pemikiran ini sukses besar. Mengapa kemudian kita cenderung
menyebut pemikiran-pemikiran semacam itu dengan istilah yang berbau menjelekkan
(pejorative) yaitu ‘Liberalisme Utopian’, yang menunjukan bahwa argumen-argumen liberal
tidak lebih dari proyek omong kosong belaka? Salah satu jawaban yang masuk akal diperoleh
dalam perkembangan ekonomi dan politik tahun 1920an dan 1930an.

Realisme dan Krisis 20 tahun

Pernyataan kaum realis lainnya yang penting dari periode ini dihasilkan oleh penstudi
Jerman yang terbang ke Amerika Serikat di tahun 1930 melarikan diri dari rejim nazi Jerman:
Hans J. Morgenthau. Lebih dari penstudi asing bangsa Eropa lainnya Morgenthau membawa
realisme ke Amerika Serikat, dan dengan keberhasilan besar. Bukunya Politics Among
Nations: The Struggle for Power and Peace, pertama kali dipublikasikan di tahun 1984,
untuk beberapa dekade merupakan buku HI Amerika yang paling berpengaruh (Morgenthau
1960). Morgenthau memberikan ringkasan pernyataan dasar realisme terjelas dan
mendapatkan sambutan yang luas dari para penstudi HI dan siswa-siswinya.

Aliran Behavioralisme dalam HI

Setelah perang dunia dua muncul golongan penstudi HI yang timbul akibat badan-
badan pemerintahan dan ayasan-yayasan swasta di Amerika serikat khususnya mendukung
penelitian HI “ilmiah”. Mereka biasanya belajar dalam ilmu politik, ekonomi, atau ilmu
sosial lainnya, kadang-kadang dalam matematika dan ilmu alam, daripada sejarah diplomasi,
hukum Internasional atau Filsafat Politik. Pemikiran baru ini diringkas dalam istilah
“Behavioralisme”, tugas utamanya adalah mengumpulkan data empiris tentang HI, lebih
disuai data dalam jumlah yang banyak, yang kemudian dapat digunakan untuk pengukuran,
klasifikasi, generalisasi dan akhirnya pengesahan hipotesis-hipotesis yaitu pola perilaku yang
dijelaskan secara ilmiah.

Neoliberalisme: Institusi-institusi dan Interpendensi


Kaum neoliberal menerima dan menggunakan ide-ide kaum liberal lama tentang
kemungkinan kemajuan dan perubahan, tetapi mereka menolak idealisme. Mereka juga
berusaha memformulasikan teori-teori dan memakai metode-metode baru yang
ilmiah.Teoritis kaum neoliberal lainnya mempelajari bagaimana integrasi menghidupi dirinya
sendiri: kerjasama di suatu wilayah transaksi membuka jalan bagi kerjasama di wilayah
lainnya.(Haas 1958; Keohane dan Nye 1957).

Neoliberalisme: Bipolaritas dan Konfrontasi

Sistem Internasional yang muncul setelah perang dunia kedua didominasi oleh dua
superpower, Amerika Serikat dan Uni Soviet: yaitu sistem bipolar. Waltz dalam teorinya
berangkat secara berbeda dari argumen kaum realis klasik yang mendasarkan diri pada sifat
manusia yang dipandang ‘sangat buruk’ dan karenanya mengarah pada konflik dan
konfrontasi.

Masyarakat Internasional: Aliran Inggris

Di Inggris aliran HI telah muncul sepanjang periode perang dingin yang berbeda dalam dua
hal penting, Ia menolak tantangan kaum behavioralis dan menekankan pendekatan tradisional
yang berasarkan pada pemahaman, penilaian, norma-norma, dan sejarah manusia. Aliran HI
yang kami maksud kadang-kadang disebut aliran Inggris (english school) tetapi nama
tersebut terlalu sempot karena beberapa tokoh utamanya bukan merupakan orang Inggris.
Untuk alasan tersebut kami menggunakan nama lainnya : masyarakat internasonal.

Ekonomi politik Internasional (EPI)

Perdebatan besar ketiga dalam HI mengenai kesejahteraan internasional dan kemiskinan


internasional yaitu tentang ekonomi politik internasional atau disingkat EPI. EPI pada
dsarnya membahas tentang siapa mendapatkan apa dalam sistem ekonmi dan politik
internasional. Perdebatan ketiga mengambil bentuk kritik kaum neomarxis terhadap
perekonomian dunia kapitalis bersamaan dengan jawaban kaum EPI liberal dan kaum EPI
realis berkenaan dengan hubungan antara ekonomi dan politik dalam HI.

Aliran penentang : pendekatan alternatif pada HI

Selalu saja ada aliran-aliran penentang dalam disiplin HI : para filosof dan penstudi yang
menolak pandangan-pandangan yang mapandan mencoba menggantikannya dengan
alternatif-alternatif. Tetapi dalam beberapa tahun belakangan ini aliran-aliran ini telah
meningkat jumlahnya

Teori yang mana ?

Bab ini telah memperkenalkan tradisi teoritis utama dalam HI. Adalah perlu terbiasa dengan
teori, sebab fakta-fakta tidak dapatberbicara untuk dirinya sendiri. Teori-teori menceritakan
pada kita fakta-fakta mana yang penting dan mana yang tidak penting yaitu mereka
menyususn pandangan kita atas dunia. Disebabkan teori tidak prnah dapat dihindari dalam
pemikiran tentang dunia, maka lebih baik mengeluarkan teori-teori yang sangat penting
dalam keterbukaan dan kemudian menempatkan mereka dalam penelitian lebih jauh.
BAB III

Realisme

Realisme Klasik

-Thucydides

Dalam studinya yang terkenal tentang perang peloponesian (431-404 SM) Thucydides (1972:
407) menjelaskn filsafat realisnya kepada para pemimpin Athena. Suatu negara berkekuatan
besar dalam dialognya dengan para pemimpin Melos-suatu negara berkekutan kecil selama
masa konflik antara dua negara kota di 426 SM. Menurut Thucydides keadilan adalah sesuatu
yang khusus dalam HI.

-Machiavelli

Pandangan tajam tercermin dalam beberapa maksim khas Machiavellian tentang kenegaraan
realis, yang meliputi hal-hal sebagai berikut: sadarlah terhadap apa yang sedang terjadi,
jangan menunggu hingga sesuatu terjadi, antisipasi motif dan tindakan pihak lain, jangan
menunggu pihak lain bertindak, pemimpin negara reaalis waspada terhadap kesempatan-
kesempatan dalam setiap situasi politik, dan siaga dan diperlengkapi untuk
mengekploitasinya

-Hobbes dan dilema keamanan

Dilema keamanan dalam politik dunia : pencapian keamanan personal dan keamanan
domestik melalui penciptaan negara selalu disertai oleh kondisi ketidakamanan nasional dan
internasional yang berakar dalam anarki sistem negara.

Realisme Neoklasik Morgenthau

Animus Dominandi, manusia tidak dapat dihindarkan lagi membawa pria dan wanita kedalam
konflik satu sama lain. Hal itu menciptakan kondisi politik kekuasaan yang meruakan inti
bukn hanya realisme morgenthau tetapi semua konsepsi kaum realis klasik dan neoklasik HI.
Perjuangan antar negara-negara sebaliknya mengarah pada pembenaran kekuasaan dalam
hubngan manusia. Disini kami sampai pada doktrin normatif inti dari realisme klasik dan
neoklasik.

Schelling dan Realisme Strategis


Schelling tidak banyak memperhatikan aspek-aspek normatif realisme, meskipun ia mencatat
keberadaan aspek-aspek tersebut dalam latar belakang. Realisme strategis intinya
memfokuskan perhatian pada pembuatan keputusn kebijakan luar negeri.

Waltz dan Neorealisme

Menurut teori neorealis Waltz bentuk dasar hubungan HI adalah struktur anarki yang tersebar
diantara negara-negara. Mengingat berakhirnya perang dingin, agaknya neorealisme Waltzian
seharusmya direvisi untuk menggabungkan kemungkinan sejarah dimana dua negara
berkekuatan besar mungkin dalam keadaan tertentu menghentikan sistem bipolar daripada
melanggengkannya tanpa terlibat dalam perang dimana salah satu dari mereka dikalahkan

Teori stabilitas Neorealis

Mearsheimer menggunakan argumen Waltz (1979:161-193) yang berfokus pada stabilitas


sitem bipolar (diuraikan dalam bagian sebelumnya) daripada sitem multipolar. Waltz
menyatakan bahwa sitem bipolar bersifat superior dari sistem multipolar sebab menyediakan
stabilitas internasional yang lebih besar dan oleh karena itu keamanan dan perdamaian yang
lebih besar.

Realisme setelah perang dingin : isu perluasan NATO

Jika NATO meluas kedaerah timur, Rusia akan berkewajiban mempertimbangkan fakta
strategis dimana setiap ancaman atau penggunaa kekuatan terhadap tetangga-tetangganya akn
menimbulkan respon dari aliansi. Para pendukung perluasan NATO menyatkan bahwa
tindakan itu akan memberikan keuntungan bagi Rusia juga

Dua kritik terhadap realisme

Pertama, masyarakat internasional menganggap realisme sebagai teori HI satu dimensi yang
fokusnya terlalu sempit. Kedua, masyarkat internasional mengklaim bahwa realisme gagal
menangkap perluasan politik internasional yang merupakan dialog aliran-aliran dan
perpektif-perspektif HI ynag berbeda.
BAB IV

LIBERALISME

Liberalisme sosiologis

Hubungan trans nasional dianggap oleh kum liberal sosiologis sebagai aspek hubungan
internasional yang semakin penting. Banyak kaum liberal sosiologis menegaskan pemikiran
bahwa hubungan trans nasional diantara rakyat dari negara-negara yang berbeda membantu
menciptakan bentuk baru masyarakat manusia yang hadir sepanjang atau bahkan dalam
persaingan dengan negara bangsa.

Liberalisme interpendensi

Interpendensi berarti ketergantungan timbal balik rakyat dan pemerintah dipengaruhi oleh apa
yang terjadi dimanapun, oleh tindakan rekannya di negara lain. Pada dasarnya, kaum liberal
ini berpendapat bahwa pembagian tenaga kerja yang tinggi dalam perkonomian internasional
meningkatkan interpendensi antar negara, dan hal itu menekan dan mengurangi konflik
kekerasan antar negara.

Liberalisme Institusional

Kaum liberal institusioanl menyatakan bahwa institusi internasionl menolong memajukan


kejasama diantar negara-negara. Kaum liberal institusipnal memakai pendekatan ilmiah
behavioralistik.

Liberalime republikkan

Liberalime republikan dibangun pada prnyataan bahwa negara-negar demokrasi liberal


bersifatt lebih damai dan patuh pada hukum dibandingkan sitem politik lain. Argumen
tersebut tidak berarti negara-negara demokrasi tidak pernah berperang. Negara-negara
demokrasi berperang sesiring negara-negara non demokrasi.

Kritik neoliberalime terhadap liberalisme

Kaum neorealis juga kritis terhadap perang yang disertakan kaum liberal pada institusi
internasional. Ketika negara-negara bekerjasama melalui institusi mereka masih
melakukannya atas dasar kepentingn diri sendiri semata. Kaum neorealis bersikap kritis
terhadap liberalisme republikkan.
-Kemunduran liberalis melemah

Satu kelompok bersifat agak bertahan menerima bebrapa pertanyaan kaum rrealis termasuk
pernyataan penting tentang kekalahan anarki. Kami akan menyebutnya kaum liberal lemah.

Serangan balik liberalisme kuat

Disinilah kaum liberal kuat memulai serangan balik terhadap neoliberalisme, mereka
menjaga perubahan kualitatif yang telah terjadi tersebut. Interpendensi ekonomi saat ini
mengingat negara-negara lebih dekat bersama : perekonomian mengglobal produksi dan
konsumsi berlangsung dalam pasar yang mendunia.

Liberalisme : agenda riset saat ini

Kaum liberal sosiologis dan liberal interpendensi menekankan pentingnya membangun


hubungan transnasional.
BAB V

MASYARAKAT INTERNASIONAL

Pendekatan dasar masyarakat internasional

Hadley bull (1969:20) meringas pendekatan masyrakat intenasional “tradisonal” ini sebagai
berikut: pendekatan masyarakat internasional berasal dari “filsafat, sejarah dan hukum” dan
dicirikan khususnya oleh ketergantungan secara nyata pada pelaksanaan keputusan. Dengan
pelaksanaan keputusan, Bull mengartikan bahwa penstudi HI seharusnya memahamai
sepenuhnya bahwa kebijakan luar negeri kadang-kadang meluncurkan pilihan moral yang
sulit yaitu pilihan tentang tujuan dan nilai poliyik yang bertentangan.

Tiga tradisi : Teori

Martin wight (1991) berfikir bahwa pemikiran terkemuka dari teoritisi klasik HI yang paling
mengagungkan ialah teoritisi seperti Machiavelli, Grotius dan Kant masuk kedalam tiga
kategori dasar : realis, rasioanalis dan revolusionis.

Tiga tradisi : praktek

Ada 4 kunci yang ditekankan dalam teori masyarakat internasional.. pertama, ditekankan
pada pemikiran operatif terkemuka yang terlihat membentuk pemikiran, kebijakan dan
aktifitas dari rakyat yang terlibat dalam HI : warga negara khususnya. Kedua, ditekankan
pada dialog antar pemikiran, nilai, dan keyakinan. Ketiga, ditekankan pada dimensi sejarah
dari H. Keempat, ditekankan pada spek HI ynag pali g mendasar dan yang paling singkat :
aspek nomatif seperti yang terlihat dalam keterangan sejarah,

Ketertiban dan Keadilan

Bull membedakan 3 macam ketertiban dalam politik dunia ( Bull: 3-21) yaitu : ketertiban
dalam kehidupan sosial, ketertiban internasional dan ketertiban dunia. Menurut Bull,
masyarakat internasional memberikan hirauan bukan hanya tentang ketertiban tetapi juga
tentang keadilan. Bull menunjukkan berbagai macam konsepsi keadilan.

Negarawan dan tanggung jawab

-Tanggung jawab nasional


Menurut konsepsi ini, negarawan bertanggung jawab bagi kesejahteraan negaranya. Satu-
satunya hubhungan yng harusnya dianut dalam kebijakan luar negerinya adalah kepentingan
nasional nya sendiri.

-Tanggung jawab internasional

Menurut konsepsi ini, negarawan memiliki kewajiban luar negeri yang berasal dari
keanggotaan negaranya dalam masyarakat internasional, yang melibatkan ha dan kewajiban
seperti yang ditentukan oleh hukum internasional.

-Tanggung jawab kemanusiaan

Menurut konsepsi ini, negarawan pertama dan paling utama adalah manusia dan dengan
sendirinya mereka memiliki kewajiban mendasar untuk menghargai hak asasi manusia bukan
hanya di negara mereka sendiri tetapi disemua negara diseluruh dunia.

-Kritik terhadap masyarakat Internasional

Beberapa kritisisme besar dapat dibuat terhadap pendekatan masyarakat internasional pada
HI. Pertama, terdapat kritik kaum realis bahwa bukti dari norma internasional sebagai
penentu kebijakan dan perilaku negara adalah lemah atau tidak kuat. Kedua, terdapat kritik
kaum liberal bahwa tradisi masyarakat internasional mengabaikan politik domestik yaitu
demokrasi dan tidak dapat menjelaskan perubahan progresif dalam politik internasional.
Ketiga, terdapat kritik EPI bahwa tradisi masyarakat internasional gagal memberikan
penjelasan tentang hubungan ekonomi internasional.
BAB VI

EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL

Pendahuluan : Apakah ekonomi politik internasional itu ?

EPI menggeser perhatian kita kepada isu-isu tentang kekayaan dan kemiskinan, tentang siapa
mendapat apa dalam sistem internasional.

Merkantilisme

Merkantilisme adalah pandangan dunia tentang elit-elit politik yang berada pada garis depan
pembangunan negara modern. Merkantilisme melihat perekonomian internsioanal sebagai
arena konflik antara kepentingan nasional yang bertentangan, sebagai wilayah kerjasama dan
saling menguntungkan.

Liberalisme ekonomi

Adam smith ( 1723-90), bapak liberalisme ekonomi, yakni bahwa pasar cenderung meluas
secara spontan demi kepuasan kebutuhan manusia menegaskan bahwa pemerintah tidak boleh
ikut campur.

Kombinasi teori-teori klasik

Dalam upaya membangun teori-teori EPI yang lebih baik, ada beberapa upaya belakangan ini
yang mengkombinasikan pendekatan-pendekatan klasik ini dengan cara-cara yang baru.

Perdebatan tentang Stabilita Hegemonik Amerika Serikat

Dalam bentuk sebenarnya, teori stabilitas hegemonik yang berhutang budi pada pemikiran
merkantilisme tentang politik yang memimpin ekonomi. Tetapi teori stabilitas hegemonik
tidak murni merkantilisme. Amerika serikat pada saat itu adalah kekuatan yang dominan,
hegemonik, tetapi tidak berkeinginan mengambil tanggung jawab untuk menciptakan tatanan
eonomi dunia yang liberal.

Pembangunan dan keterbelakangan di dunia ketiga

EPI berkonsentrasi pada isu pembangunan dan keterbelakangan di dunia ketiga ( Asia afrika
dan Amerika latin ). Pernyataan tentang masalah pembangunan di dunia ketiga hampir tidak
pernah ditemukan sebelum tahun 1950an ketika angka rata-rata pertumbuhn di negara maju
dalam dekade paska perang banyak negara dunia ketiga menemukan kesulitan dalam
memulai menjalankan pembangunan ekonomi nya; perekonomian mereka menolak “tinggal
landas “.

Globalisasi ekonomi dan peran negara yang berubah

Ada aspek tambahan yang menunjukkan pergeseran menuju sistem ekonomi yang menglobal
interpendeni ekonomi yang intensif melibatkan lebih dari yang sama, dalam artian bahwa
interaksi erat ekonomi antar perekonomian nasional meningkat.Globalisasi ekonomi yang
nyata , dengan demikian menimbulkan pergeseran kualitatif menuju perekonomian dunia
yang tidak lagi berdasarkan pada perekonomian nasional yang otonom ; melainkan
berdasarkan pada pasar global yang kuat bagi produksi, distribusi, dan konsumsi.
BAB VII

PERDEBATAN METODOLOGIS

Perdebatan metodologis

Kontroversi metodologis merupakan indikasi bahwa HI telah menjadi lebih dari sekedar
disiplin akademis. Isu-isu tersebut menjadi terkenal dalam HI pada paruh kedua abad ke20,
sepanjang waktu tersebut, HI menjadi tumbuh dengan baik di kebanyakan universitas.

Revolusi Behavioral

Pada dasarnya behavioralisme merupakan keyakinan ilmiah dimana terdapat suatu ilmu
kumulatif tentang HI yang semakin memuaskan, tepat, hati-hati dan prediktif dan kekuaaan
eksplanatori kaum behavioral yakin pada kesatuan ilmu ; bahwa ilmu sosial pada dasarnya
tidaklah berbeda dengan ilmu alam. Kaum behavioral politik, dengan demikian berupaya
memakai sikap dan metode ilmiah paa studi interdisipliner atas poitik.

Serangan balik Pendekatan klasik

Pendekatan klasik pada HI tidak memiliki metodologi yang eksplisit. Pendekatan klasik tidak
membuat kerangka hipotesis dan pengujiannya. Pendekatan klasik tidak menjalankan alat-alat
penelitian yang formal.

Metodologi positivis dalam HI

Metodologi positivis dalam ilmu politik, termasuk HI, adalah warisan dari behavioralisme
meskipun biasanya melalui cara yang lebih rumit. Meodolologi positivis memandang dunia
sosial dan politik termasuk internasional seperti memiliki keajegan dan pola-pola yang dapat
dijelaskan.

Post positivisme dalam HI

Post positivisme merupakan paham yang luas mencakup pandangan-pandangan metodolgis


yang berbeda

-Teori kritis

Teori kritis menolak tiga postulat dasar post positivisme : realitas eksternal objektif,
perbedaan subjek atau objek, dan llmu sosial bebas nilai.
-Pos modernisme

Pos modernisme merupakan teori sosial yang berasal dari kelompok filosof prancis pasca
perang yang menantang filsafat eksistensialisme yang dominan pada saat itu.

-Konstruktivisme

Kontruktivisme merupakan metodologi lama yang dapat dilacak kemabali paling tidak pada
tulisan abad ke 18 dari Giambattista.Vico (pompa 1982 )

-Teori Normatif

Teori normatif HI sesungguhnya bukan post positivis; teori normatif merupakan pra positivis

Menjalankan versus memahami HI

Kebnyakanpen pen tudi HI berupaya menghindari posisi ekstrim dalam perdebatan


metodologis. Mereka mencari landasan menengah yang menghindari pilihan sulit antara baik
objektivisme maupun subjektivisme, baik murni menjelaskan maupun murni memahami..
BAB VIII

ISU-ISU BARU DALAM HI

Lingkungan hidup

Populasi global yang cepat meningkat mengejar stanadar kehidupan yang lebig tinggi
terhadapp lingkunn hidup. Produksi makanan adalah contohnya suplai makanan dunia
tumbuh lebih cepat dibanding populasi global lebih dari lima puluh tahun terakhir. Produksi
massal industri mengancam menghabiskan sumber daya material dan energi yang langka.
Masalah lokal tentang degredasi lingkungan hidup semakin memiliki implikasi internasional.
Polusi udara tidak berhenti di perbatasan. Produksi gas CFC (Chloroflourocarbon) yang
digunakan untuk mesin pendingin, penyejuk ruangan,, bahan kimia dan produksi industri
lainnya, merupakan ancaman besar bagi lapisan ozon sehingga menipiskannya.
Karbondioksida dan kandungan kimia lainnya terkunci dalam panas dekat permukaan bumi
oleh karena itu menghasilka pemanasan global, yang disebut efek rumah kaca. Adanya isu
kerusakan lingkungan mendorong kerjasama antar negara dalam menangani isu lingkungan
tersebut.

Gender

Titik awal memperkenalkan gender pada HI sering merupakan perdebatan tentang prbedaan
mendasar antara laki-laki dan perempuan dan akibat dari perdebatan tersebut dalam politik
dunia. Sangat sediit kaum barat yang berpendidikan akan berpendapat bahwa laki-laki lebih
cerdas, bijaksana, dan sangat sesuai dengan pekerjaan yang bergaji tinggi dibanding
perempuan. Mereka dengan pekerjaan yang bergaji tinggi dibanding perempuan. Mereka
menyatakan perbedaan tersebut berpengaruh pada perbedaan gender. Gender mengacu pada
perilaku dan harapan yang dipelajari secara sosial yang membedakan antara maskulinitas dan
feminitas (Peterson dan Runyan 1993: 5). Selanjutnya mereka mengatakan bahwa
kebanyakan catataan statistik dan indikator pembangunan lainnya menyembunyikan posisi
perempuan. Angka pertumbuhan rata-rata, produk nasional bruto per kapita, angka rata-rata
pengangguran, dan seterusnya menunjukan sedikit tentang posisi sekunder perempuan.
Feminism Marxis menggambarkan posisi rendah perempuan dalam strutur ekonomi, sosial,
dan politik dalam sisitem kapitalis.
Kedaulatan

Kedaulatan merupakan suatu institusi, yang berarti seperangkat aturan yang dijalankn oleh
negara.. aturan itu menyatakan dan mengatur kemerdekaan eksternal dan kekuasaan negara
domestik. Ada kecenderungan dari banyak penstudi HI, khususnya kaum realis,
mempertimbangkan kedaulatan sebagai apa adanya yang sekali dibangun tidak berubah,
asumsi ini tidak sepenuhnya benar. Kesimpulannya jika kedaulatan berarti pemerintah harus
berkuasa secara nyata di dalam wilayahnya sendiri, maka ada alasan meragukan keampuhan
kedaulatannya. Tetapi pengamatan ini gagal menilai bahwa kedaulatan adalah suatu institusi
yang berdasarkan norma-norma, dan bahwa jarang ada waktu ketika norma-norma tersebut
tidak ditentang atau dicemoohkan oleh seseorang. Juga harus ditekankan bahwa kita hidup di
dunia negara berdaulat, tidak ada bentuk saingan dari organisasi politik yang serius
menentang kedaulatan negara.
KEKUATAN DAN KELEMAHAN BUKU

Kekuatan:

Buku ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya isi buku menggunakan bahasa ilmiah
dalam ilmu sosial yang begitu menambah pengetahuan, bahasanya baku dan terperinci, selain
itu setiap materi dijelaskan secara berurutan mulai dari perkenalan ilmu HI hingga Isu-isu
Internasional, dan yang terpenting ialah setiap sub-bab pembahasan selalu dikaitkan dengan
ilmu Hubungan Internasional dan disertakan pertanyaan-pertanyaan latihan untuk dijawab
sebagai penguji pengetahuan mahasiswa mengenai materi yang sudah dipelajari, dan
kekuatan utama buku terdapat pada bab delapan dimana pembahasannya sangat menarik serta
sistematis sehingga mudah dipahami.

Kelemahan:

Buku yang ditulis oleh Robert Jackson dan Georg Sorensen ini memiliki beberapa
kekurangan pula selain keunggulan antara lain. Pertama, pembahasan yang berbelit belit dan
tidak sistematis membuat pembaca menjadi bingung mengenai alur isi buku tersebut, Sering
terjadi pengulangan pembahasan, terdapat kesalahan pada tanda baca serta pembentukan
kalimat yang kurang efektif sehingga sulit dicerna pembaca, dan yang terakhir ialah setiap
pembahasan sub-bab belum dapat dijelaskan secara singkat padat dan jelas.

Kontribusi Buku terhadap Studi Hubungan Internasional

Meskipun masih terdapat beberapa kekurangan yang ada dalam buku namun buku dengan
judul “Pengantar Studi Hubungan Internasional” karya Robert Jackson dan Georg Sorensen
ini sangat saya rekomendasikan bagi penstudi dalam bidang ilmu Hubungan Internasional
baik yang baru memulai pengenalan tentang HI dan juga yang sudah lama berkecimpung
dalam dunia keHI-an yang mana di dalam buku ini pembahasan mengenai HI dilakukan
secara tuntas dan mendalam, anda juga dapat dapat mengaitkan permasalahan politik yang
ada, sistem-sistem yang ada dalam kenegaraan serta isu-isu Internasional yang telah
dijelaskan dalam buku ini dengan ilmu hubungan internasional, dengan menggunakan buku
ini dalam pembelajarn saya yakin mahasiswa dapat lebih memahami mengenai ilmu HI.
MAKALAH

Resensi Buku “Pengantar Studi Hubungan Internasional”, Karangan


Robert Jackson & Georg Sorensen

Dosen: Taufan Hardiansyah Akbar, S. IP., M.Si

PENGANTAR ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

DISUSUN OLEH:
Nama: Lisna Wati Hi. Salehun
NIM: 6211161260
Kelas: HI E

ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2017

Anda mungkin juga menyukai