I. PENDAHULUAN
memiliki wilayah teritorial perairan laut seluas 3,1 juta km2. Di samping itu
Indonesia memiliki pula hak dan tanggung jawab atas pemanfaatan dan
pengelolaan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) seluas 2,5 juta km2, sehingga luas
seluruh wilayah perairan laut di bawah yurisdiksi Indonesia menjadi 5,6 juta km2
(Birowo, 2001).
dalam wilayah tropis ternyata secara geografis perairannya tidak homogen tetapi
mangrove), non hayati (mineral) dan jasa kelautan. 18% terumbu karang dunia
ada di Indonesia, 30% hutan bakau dunia ada di Indonesia, 90% hasil tangkapan
ikan berasal dari perairan pesisir dalam 12 mil dari pantai di Indonesia.
dalam jumlah yang besar, beraneka ragam dan merupakan laut tropis yang
terkaya. 140 juta penduduk Indonesia tinggal di wilayah pesisir yaitu 50 km dari
garis pantai. Oleh sebab itu, 80% masyarakat bergantung kepada pemanfaatan
kota, serta 290 kabupaten yang berada di pesisir sebagai pusat pertumbuhan
Walaupun dengan wilayah perairan yang luas, potensi dan sumber daya
optimal. Sumber daya hayati (ikan) merupakan bagian dari sumber daya alam
Indonesia terdiri dari beberapa jenis dan beragam, maka pengembangan yang
dan 98°-100° BT, sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Nanggroe Aceh
Sumatera Barat dan Provinsi Riau. Luas areal Provinsi Sumatera Utara adalah
711.680 km² (3,72% dari luas areal Republik Indonesia). Wilayah pesisir pantai
Sumatera Utara terdiri dari dua yaitu Pantai Barat Sumatera Utara yang
Pantai Timur Sumatera Utara memiliki garis pantai sepanjang 545 km.
Potensi Lestari (MSY) beberapa jenis ikan di perairan Pantai Timur terdiri dari :
ikan pelagis 126.500 ton/tahun, ikan demersal 110.000 ton/tahun, ikan karang
6.800 ton/tahun dan udang 20.000 ton/tahun. Wilayah pesisir Timur Sumatera
Deli Serdang dan Kabupaten Serdang Bedagai. Luas wilayah kecamatan pesisir
dibagian Timur Sumatera Utara adalah 43.133,44 km² yang terdiri dari 35
kecamatan pesisir dengan jumlah desa sebanyak 436 desa. Di Pantai Timur
(termasuk Pulau Nias). Potensi lestari (MSY) beberapa jenis ikan di perairan
Pantai Barat terdiri dari: ikan pelagis 115.000 ton/tahun, ikan demersal 78.700
ton/tahun, ikan karang 5.144 ton/tahun dan udang 21.000 ton/tahun. Wilayah
Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan. Luas
administrasi kawasan pesisir Pantai Barat mencapai 25.328 km² (sekitar 39,93%
dari luas Provinsi Sumatera Utara). Jumlah pulau-pulau kecil yang terdapat di
Pantai Barat Sumatera Utara mencapai 156 pulau (Bappeda Sumatera Utara dan
pulau) dan laut wilayah sejauh 4 mil dari garis pantai dan luas wilayah daratan
sekitar 1.077 Ha yang terdiri dari daratan Sumatera 889,16 Ha. Berdasarkan
keadaan dan letak geografisnya, posisi kota Sibolga memiliki nilai strategis
sebagai salah satu akses utama dalam pemanfaatan potensi sumber daya perairan
tangga sebanyak 18.252 keluarga dan sekitar 10.17 % dari jumlah penduduk
melakukan penangkapan ikan dengan memakai metode, teknik dan cara dalam
penangkapan agar mendapatkan hasil yang optimal dan tidak mengalami kerugian
dalam melakukan penangkapan, salah satu alat tangkap yang digunakan nelayan
1.2. Tujuan
konstruksi dari alat tangkap Bagan Tancap di perairan laut Sibolga, Kabupaten
1.3. Manfaat
Manfaat dari praktek magang ini adalah dapat menambah wawasan, dan
ilmu pengetahuan tentang bentuk konstruksi dari alat tangkap Bagan Tancap di
pengamatan melalui Ms. Word Document, Ms. Power Point, Autocad, Corel draw,
dan aplikasi lain sesuai dengan keahlian yang dikuasai. Manfaat lain yang di dapat
dari praktek praktik magang ini memberikan pengetahuan tentang cara bagaimana
Secara astronomi, Sibolga terletak pada 10 44’-10 46’ LU dan 980 44’-980
48’ BT. Batas Kota Madya Sibolga disebelah Utara dan Timur adalah kecamatan
Sibolga, di sebelah Selatan adalah kecamatan Pandan dan di sebelah Barat adalah
satu Daerah Tingkat II yang berada dalam wilayah daerah Tingkat I Provinsi
Sumatera Utara. Jaraknya lebih kurang 344 km dari Kota Medan, ibukota Provinsi
Sumatera Utara. Bentuk Kota memanjang dari Utara ke Selatan mengikuti garis
pantai. Sebelah Timur terdiri dari gunung dan sebelah Barat adalah lautan. Lebar
kota yaitu jarak dari garis pantai ke pegunungan sangat sempit hanya lebih kurang
500 meter, sedangkan panjangnya adalah 8. 520 km. Karena sempitnya daratan
yang tidak sebanding dengan jumlah penduduk, akhirnya banyak tepian pantai
produksi perairan umum di Darat 463,50 ton, produksi budidaya di Laut 714,20
ton, dan produksi budidaya di Darat 420,10 ton ( Dinas KKP Tapanuli Tengah).
6
nilai strategis sebagai salah satu akses utama dalam pemanfaatan potensi sumber
daya perairan pantai barat Sumatera memiliki 4 kecamatan dengan jumlah seluruh
rumah tangga sebanyak 18.252 keluarga dan sekitar 10.17 % dari jumlah
susunan (model, tata letak) suatu bangunan atau susunan dan hubungan kata
adalah suatu konsep, yakni abstraksi sebagai generalisasi dari hal-hal yang
dan organisme lainnya pada suatu perairan. Penangkapan ikan dapat dilakukan di
perairan laut maupun perairan umum seperti danau, rawa-rawa, sungai dan lain-
Penangkapan ikan merupakan salah satu profesi pekerjaan yang telah lama
dilakukan oleh manusia. Ditinjau dari segi prinsip penangkapan yang digunakan
oleh nelayan tanah air, akan terlihat telah banyak memanfaatkan tingkah laku
Makassar dan Bugis di daerah Sulawesi Selatan dan Tenggara. Kemudian dalam
tempo relatif singkat alat tangkap ini sudah dikenal di seluruh Indonesia. Salah
satu variasi alat tangkap bagan yaitu bagan tancap (stationary lift net). Bagan
7
tancap dikelompokan sebagai jaring angkat (lift net). Komponen operasi bagan
tancap terdiri dari alat tangkap, nelayan sebagai pelaku operasi dan bangunan
pengoperasiannya hanya pada malam hari (light fishing) terutama pada hari gelap
bulan dengan menggunakan lampu sebagai alat bantu penangkapan (Subani &
Barus, 1989).
Alat ini terdiri atas bangunan bagan dan jaring bagan. Bangunan bagan
sedangkan untuk ukuran jaring satu meter lebih kecil dari ukuran bangunan
penangkapan sehingga tempat beroperasinya alat ini menjadi sangat terbatas, yaitu
pada perairan dangkal. Adapun ketinggian alat tangkap ini dari dasar perairan
rata-rata adalah 8 m. Pada daerah tertentu ada yang memasang pada kedalaman
15m. Jaring yang biasa digunakan pada alat tangkap ini terbuat dari waring
dengan mesh size 0,5 cm. Posisi jaring pada bagan terletak di bagian bawah
bangunan bagan. Jaring diikatkan pada bingkai bambu yang berbentuk segi empat.
Bingkai bambu tersebut dihubungkan dengan tali pada ke empat sisinya yang
berfungsi untuk menaik-turunkan jaring. Adapun alat bantu yang biasa digunakan
untuk menaikan atau menurunkan jaring adalah roller. Pada keempat sisi jaring
diberi pemberat agar posisi jaring tetap stabil selama dilakukan perendaman
(Nurdiana, 2005).
8
menggunakan berbagai alat tangkap, seperti purse seine. Jenis lampu yang
hidup termasuk ikan yang media hidupnya itu air terangsang (tertarik) oleh sinar
cahaya (fototaksis positif) dan karena itu mereka selalu berusaha mendekati asal
ditangkap dengan berbagai jenis alat tangkap yang menggunakan cahaya sebagai
sesuai dengan nalurinya. Dengan demikian, ikan yang datang disekitar lampu
bahwa peristiwa tertariknya ikan dengan cahaya dapat dibagi atas dua macam,
peristiwa langsung, yaitu ikan tertarik oleh cahaya lalu berkumpul, hal ini
peristiwa tidak langsung, yaitu karena adanya cahaya maka plankton, ikan-
jenis ikan yang termasuk kategori ini seperti ikan tenggiri, cendro dan lain-
lain.
2.4.2. Rumpon
menggunakan lampu, yaitu apabila ikan yang berada disekitar alat tangkap bagan
tidak terlalu banyak, maka ikan-ikan yang akan berkumpul setelah lampu
dinyalakan juga tidak akan banyak. Oleh karena itu di sekitar alat tangkap bagan
perlu diberi tambahan alat pengumpul ikan (Fish Aggregating Device) yang lain
pada siang hari, supaya jumlah ikan yang berada di sekitar alat tangkap bagan bisa
bertambah banyak, alat bantu pengumpul ikan itu adalah rumpon. Menurut
2 pasal 19 tahun 2011 rumpon merupakan alat bantu untuk mengumpulkan ikan
dengan menggunakan berbagai bentuk dan jenis pemikat/atraktor dari benda padat
ikan dan juga untuk menarik perhatian ikan agar ikan berkumpul di rumpon.
Dengan kata lain rumpon disebut juga dengan Fish Aggregate Device (FAD).
ditinjau dari jenis bahan yang digunakan untuk membuat rumpon terbagi menjadi
Rumpon yang terbuat dari bahan gabungan antara bagian tumbuhan dan
ditengah laut. Pada prinsipnya rumpon terdiri dari empat komponen utama, yaitu :
pelampung (float), tali panjang (rope) dan atraktor (pemikat) dan pemberat
kedalaman 30-75 m.
mencari gerombolan ikan, karena gerombolan ikan diharapkan dapat datang dan
(Lampiran 1).
Peralatan yang akan digunakan pada saat praktek magang adalah alat tulis,
log book, meteran, mistar, jangka sorong, kuisioner dan camera. Sedangkan objek
yang akan diamati adalah bentuk desain dan konstruksi alat tangkap Bagan
Utara.
Metode yang digunakan pada praktek magang ini adalah metode survey,
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder, dimana
data primer diperoleh dengan cara pengambilan data melalui kuisioner dan juga
melalui pengukuran setiap komponen dari alat tangkap Bagan Tancap tersebut
untuk memperoleh informasi yang diperlukan dan data yang diperoleh dari hasil
responden. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait dan literatur
yang mendukung.
12
Data yang diperoleh dari praktek magang ini dikelompokan, tabulasi dan
dan konstruksi alat tangkap Bagan Tancap di Perairan laut Sibolga kabupaten
ikan agar berkumpul di bawah sinar lampu atau di sekitar bagan. Pengangkatan
jaring dilakukan apabila ikan yang terkumpul sudah cukup banyak dan keadaan
ikan-ikan tersebut cukup tenang. Jaring diangkat sampai berada di atas permukaan
air dan hasil tangkapan diambil dengan menggunakan serok. Biasanya bagan
tertangkap adalah jenis ikan pelagis yang memiliki sifat fototaksis positif. Karena
pada dasarnya ikan pelagis adalah ikan yang umumnya berenang secara
dan Barus, 1989). Ikan yang tertangkap pada saat magang adalah ikan kembung
Bentuk konstruksi alat tangkap Bagan Tancap yang didapat dari hasil
Jaring (webbing)
jaring yang merupakan bahan dasar untuk membuat berbagai alat Penangkapan
ikan. Menurut Supardi Ardidja (2007) Webbing adalah gabungan sejumlah mata
jaring yang dijurai baik dengan cara disimpul atau tanpa simpul, dibuat dengan
14
menggunakan mesin atau tangan, baik yang terbuat dari serat alami maupun serat
4.0 PE
PA 4.0 PE
ᴓ6 mono ᴓ6
0,35 cm
PA
mono
0,35
PA
cm
mono
0,35 cm PA
mono
0,35
cm
PA
4.0 PE mono 4.0 PE
ᴓ6 0,35 cm
ᴓ6
Bahan pembuat benang yang umum dipakai pada jaring bagan adalah bahan
sintetis " nylon”. Badan jaring (webbing ) pada jaring bagan tancap ini terbuat dari
bahan Polyamide monofilament dengan mesh size 0,35 cm dan tidak bersimpul.
mm dengan bentuk pintalan Z. Bentuk jaring bagan seperti kubus dengan tinggi 4
bawah bangunan bagan. Jaring diikatkan pada bingkai bambu yang berbentuk segi
empat. Bingkai bambu tersebut dihubungkan dengan tali pada ke empat sisinya
Roller
15
5 2
1 3
Keterangan gambar:
1. Tuas pemutar
2. Tiang penyanggah batang roller
3. Batang roller
4. Tali penarik jaring
5. Pelataran bagan
6. Pijakan kaki
16
Batang kayu yang digunakan untuk roller berdiameter 13 cm, pada bagian
tengah-tengah roller terdapat tuas yang dapat di putar dan di kedua ujung
dililitkan tali penarik yang dihubungkan ke bingkai mulut jaring bagan, sehingga
jaring atau saat hauling disebut oleh nelayan bagan Sibolga dengan “manderek”.
Pada saat menaikkan jaring dengan memutar tuas dilakukan perlahan dan
hati-hati agar ikan tidak merasa terganggu dan diusahakan tuas tidak terlepas dari
pegangan dan akan sangat berbahaya jika terlepas dari pegangan karena beban
dari pemberat di bagian bawah jaring sehingga tuas akan berbalik kearah
sebaliknya dengan cepat. Saat hauling yang tepat adalah pada waktu malam hari
Pemberat
kesetabilan jaring di bawah air, diletakkan di empat sudut bagian bawah jaring
Keterangan:
1
1. Jaring bagan tancap
2. Tali pemberat
2 3. Pemberat
Lampu
Keterangan:
1. Pelataran bagan 1
2. Kabel lampu
3. Tudung lampu
4. Lampu 2
4
Gambar 5. Susunan Lampu Pengumpul Ikan Bagan Tancap
pada medium udara adalah lurus, jarak 0,5 m dari permukaan laut bila laut tenang
dan 1-1,5 m dari permukaan laut bila laut bergelombang (Subani & Barus 1989).
menjadi bengkok, sinar yang terang menjadi redup dan akhirnya menimbulkan
18
sinar yang menakutkan ikan (flickering light). Makin besar gelombang maka
makin besar pula flickering light-nya sehingga makin besar hilangnya efisiensi
(tudung) yang baik (Nurdiana 2005). Lampu yang digunakan adalah lampu 4
lampu Hannochs 35 watt dan 6 Hannochs 26 watt dengan sumber energy listrik
dari generator Tiger dengan kapasitas 2,5 KVA menggunakan bahan bakar bensin.
Selain lampu atau cahaya sebagai alat bantu pengumpul ikanpada alat
tangkap Bagan Tancap, rumpon juga termasuk alat bantu pengumpul ikan tetapi
jarang digunakan pada alat atangkap ini, nelayan Bagan Tancap di Sibolga tidak
meggunakan rumpon sebagai alat bantu pengumpul ikan. Sebab apabila rumpon
dipasang pada alat ini maka ikan pelagis besar juga akan berkumpul disekitar alat
ini dan memangsa ikan kecil target tangkapan sehingga hasil tangkapan ikan
target sedikit.
1. Tiang pancang
2. Pelataran bagan
3. Tiang bugis
4. Rumah bagan
batang pohon Pinang (Areca catechu), batang ini digunakan sebagai pengganti
kayu Nibung (Oncosperma tigillarium) yang sudah mulai susah di dapat di daerah
19
Sibolga dan harga yang mahal bagi nelayan Bagan Tancap di Sibolga. Kekuatan
kayu Nibung (Oncosperma tigillarium) ini terbilang bagus dan tahan lapuk
sehingga banyak dipakai sebagai tiang tiang penyanggah rumah dekat sungai,
banyak di pakai pada beberapa alat tangkap. Karena ketersediaannya yang mulai
Pinang (Areca catechu), sebab mudah didapat dan lebih ekonomis. Untuk
membangun alat tangkap ini diperlukan batang pohon Pinang (Areca catechu)
Kedalaman perairan lokasi praktik magang pada alat tangkap ini adalah
±15 m, dengan dasar pasir berlumpur. Untuk dapat mencapai dasar agar tiang
sambung pada bagian pangkal dengan menggunakan kawat dan pen besi
25 m
13 m 18 cm
1m
1 40 cm 1 cm
3
Keterangan gambar:
2. Kawat
4. Pen besi
20
papan, dengan lebar ±15 m2 . Papan di letakkan sebagai alas rumah bagan dan
pijakan kaki untuk memutar tuas roller dengan meggunakan paku agar papan
Tiang bugis, adalah sebutan nelayan bagan Sibolga yang digunakan untuk
menahan beban tengah bangunan pelataran bagan. Berbentuk limas segi tiga
meggunakan batang kayu yang kuat untuk menahan beban dengan mengaitkan tali
rumbia, dibuat untuk tempat beristirahat dan berlindung dari terik matahari dan
5.1. Kesimpulan
Dari hasil praktik magang dapat disimpulkan bahwa alat tangkap bagan
tancap memiliki dua bagian konstruksi yaitu alat tangkap bagan dan bangunan
pelataran bagan. Alat tangkap Bagan Tancap di Sibolga terbuat dari bahan sintetis
Polyamide monofilament dengan mesh size 0,35 cm tidak bersimpul, bentuk jaring
seperti kantong dengan 4 sudut yang dilengkapi dengan tali penarik jaring dan
pemberat dari batu untuk menstabilkan jaring didalam air. Dan juga dilengkapi
Pinang, roller untuk menaik-turunkan jaring bagan, rumah bagan, dan tiang bugis
5.2. Saran
Nibung dan pengaturan penempatan lokasi alat tangkap Bagan Tancap agar tidak
DAFTAR PUSTAKA
Nurdiana. 2005. Iluminasi cahaya lampu pijar 25 watt pada medium udara dan
aplikasinya pada perikanan bagan tancap. [skripsi]. Bogor: Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor
Sudirman dan Achmar Mallawa . 2000. Teknik Penangkapan Ikan. Rineka Cipta.
Makasar.168 hal
LAMPIRAN
26
Camera digital
Proposal usulan praktek magang
28
RINGKASAN
29
Tujuan praktek magang ini dilakukan adalah untuk mengetahui bentuk konstruksi
Metode yang digunakan dalam praktek magang ini adalah metode survey,
data dengan berpartisipasi serta melakukan pengukuran setiap komponen dari alat
nilai strategis sebagai salah satu akses utama dalam pemanfaatan potensi sumber
daya perairan pantai Barat Sumatera memiliki 4 kecamatan dengan jumlah seluruh
rumah tangga sebanyak 18.252 keluarga dan sekitar 10.17 % dari jumlah
konstruksinya menetap, terdiri dari dua bagian yaitu alat tangkap bagan dan
bangunan pelataran bagan. Alat tangkap Bagan Tancap di Sibolga terbuat dari
bahan sintetis Polyamide monofilament dengan mesh size 0,3 cm tidak bersimpul,
bentuk jaring seperti kantong dengan 4 sudut yang dilengkapi dengan tali penarik
jaring dan pemberat dari batu untuk menstabilkan jaring didalam air, dan juga
Pinang, roller untuk menaik-turunkan jaring bagan, rumah bagan, dan tiang bugis
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................. vi
I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1.Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2.Tujuan ............................................................................................ 4
1.3.Manfaat .......................................................................................... 4
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman