1. Menentukan ingin membangun bisnis yang lebih mengarah kemana, misalnya ingin membangun
bisnis restaurant.
2. Setelah menentukan bisnis yang ingin kita bangun, selanjutnya menggali ilmu lebih dalam pada
bidang tersebut, misalnya dengan berkerja sebagai karyawan di restaurant ternama sehingga
kita lebih tau dengan system apa aja yang diterapkan di restaurant tersebut.
3. Memulai bisnis di bidang tersebut dengan menerapkan ilmu yang didapat saat menjadi
karyawan di restaurant ternama tersebut.
4. Langkah selanjutnya focus pada marketing, seperti membuat iklan semenarik mungkin,
membuat keunikan pada produk dan diinformasikan pada masyarakat.
5. Langkah selanjutnya yaitu leverage, pada langkah ini kita mulai membangun system, seperti
penempatan orang yang tepat, membangun system yang meliputi financial, people, marketing,
teknologi.
6. Langkah yang terakhir yaitu setelah membuat system , selanjutnya membuat dan membangun
tim yang kuat untuk menjalankan system tersebut.
2017
1. Jelaskan pengaruh riba dalam bisnis?mengapa masih banyak pengusah muslim menggunakan
riba untuk mendukung bisnisnya.
a. Riba dalam atau ar-rima yang berarti tambahan uang atas modal yang di peroleh dengan
cara yang tidak dibenarkan oleh islam. Apakah tambahan itu berjumlah sedikit maupun
berjumlah banyak. Islam sangat menganjurkan untuk menjauhi riba dan berbuat curang
dalam berbisnis, kecurangan dalam berbisnis pertanda kehancuran bisnis tsb, karena
kunci keberhasilan bisnis adalah kepercayaan.[1]Firman Allah swt. Dalam surat Al-Isra’
(17);35 yang artinya ; “ Sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar dan timbanglah
dengan neraca yang benar . itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
Di dalam islam dalam berusaha/berbisnis ada etikanya juga seperti, saling menghargai
antara sesama kalangan baik itu muslim ataupun non muslim, sebab bisnis dalam islam
adalah bisnis yang santun, bisnis yang penuh kebersamaan dan penghormatan atas hak
masing-masing. Rasulullah saw telah memberikan contoh yang dapat diteladani dalam
berbisnis seperti ;
Kejujuran
Merupakan sifat yang langka dan nyaris tiada dalam dunia praktek ekonomi dan bisnis saat ini.
Sifat jujur dalam berbisnis menjadi sesuatu yang asing ditengah dominasi praktik usaha kotor
yang bisa membuat orang tergiur didalamnya.
Keadilan
Rasulullah sangat menganjurkan hambanya untuk berbuat adil dan tidak ada kekurangan
sedikitpun.
Amanah
Artinya ia tidak mengambil selain haknya sendiri dan tidak mengurangi hak-hak orang lain yang
menjadi kewajibannya untuk memberinya hak itu dapat berupa gaji, upah, ataupun janji. Contoh
yang sering kita tahu dalam kehidupan sehari-hari yaitu praktik membungakan uang baik itu
dilakukan secara pribadi maupun oleh lembaga keuangan (bank) selain syariah.[2]
Allah telah melarang orang melakukan praktik riba, seperti pada ayat Al-Qur’an QS.An-Nisa 14
: 161 yang artinya “dan disebabkan mereka memakan riba,pdahal sesungguhnya mereka telah
dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan batil. Kami telah
menyediakan untuk orang-orang yang kafir diantara mereka itu siksa yang pedih.”[3]
Oleh karena itu hendaklah kita sebagai manusia terutama sebagai umat muslim menjauhi apa
yang dilarang oleh Allah dan menjalankan apa yang diperintah-Nya, seperti halnya kita harus
menjauhiriba dalam hal berbisnis, sebab bisnis yang demikian itu tidak akan barokah justru
menjerumuskan kita pada perbuatan dosa. Dan menjauhi riba tidak hanya dalam hal berbisnis
saja melainkan kita harus menjauhinya dalam segala hal, seperti dalam masalah kehidupan
sehari-hari.
Contoh kecilnya saja dalam masalah bertetangga, pada saat tetangga kita membutuhkan bantuan
kita, kita dilarang untuk meminta imbalan atas bantuan yang kita berikan karena itu termasuk
perbuatan riba dan dilarang oleh Rasulullah SAW sebagaimana sabdanya “Dari Abu Ummah RA
berkata, Nabi SAW bersabda: barang siapa yang menolong saudaranya dengan sebuah
pertolongan, kemudian ia memberi hadiah, lalu ia menerimanya, maka ia telah melakukan
perbuatan besar dari perbutan-perbuatan riba” (HR.Abu Daud).
Ada sesuatu yang sangat berkesan dari materi-materi yang disampaikan, yaitu soal bahaya riba.
Disana dikupas tuntas tuntas bagaimana efeknya jika membangun bisnis dengan uang riba, dan
efek jika kita membeli sesuatu dengan cara riba.
Sudah banyak contohnya begitu banyak pengusaha besar, kaya, ganteng, mentereng, menderita
karena istrinya melawan, anaknya tak bisa diatur, bandel dan lain-lain.
Puncaknya, bisnis yang ia bangun dengan uang pinjaman bank (riba), hancur berantakan.
Hutangnya bertumpuk. Payah sepayah-payahnya akibat perang melawan Allah Subhanahu
Wata’ala.
Contoh yang terkenal adalah kisah Bpk. Heppy Trenggono Presiden IIBF (Indonesia Islamic
Business Forum) yang membangun perusahaan besar di bidang pertanian kelapa sawit. Atas
kuasa Allah Subhanahu Wata’ala usaha itu bangkrut dan menyisakan hutang sebesar 63 Milyar.
Dalam suasana perihnya kebangkrutan tersebut justru beliau mendapat hidayah dari Allah untuk
bertaubat dari riba. Saat itu beliau hanya memiliki sisa uang sebesar 1 Milyar di perusahaannya.
Dengan tekat yang bulat beliau ambil separuhnya untuk bersedekah kepada anak yatim secara
rutin.
Beliau membangun perusahaannya kembali tanpa uang riba dan terus istiqomah sedekah.
Dengan setumpuk pengalamannya lambat laun perusahaannya mulai berkembang lagi.
Sampai akhirnya beliau mampu melunasi hutangnya 63 Milyar dan bahkan mampu mendirikan
perusahaan baru dalam dibidang alat berat dan makanan yang diberi nama Happyfood.
Beliau tetap memberi makan anak yatim dari masa keterpurukannya sampai sekarang yang nilai
perusahaannya mencapai 7 Trilyun rupiah tanpa hutang.
Sungguh kisah yang sangat inspiratif dan menjadi pelajaran bagi kita agar tidak menantang
diperangi oleh Allah Subhanahu Wata’ala.
Ada juga kisah Pak Azis di Ponorogo yang terjerat hutang 11 Milyar akibat hutang riba.
Bisnisnya hancur. Sampai-sampai beliau menghalalkan segala cara untuk membayar hutang ke
bank.
“Tidak ada dosa yang tidak pernah saya lakukan” cerita beliau di forum Pesantren Bisnis
Indonesia Jatim. “Dari mulai mencuri, merampok sampai menjual diri ke nyi
blorong” lanjutnya. Inilah kejamnya riba. Spirit riba adalah keserakahan, bukan memberi
pertolongan.
Tetapi alhamdulilah sekarang pak Azis dan kawan-kawan telah bertaubat dan bergabung menjadi
salah satu pasukan Allah Subhanahu Wata’ala memerangi riba.
Demi Allah.. Saya tidak ingin salah satu diantara sahabat sharingk sekalian mengalami itu.
Mungkin tidak semua dari kita seorang pengusaha, sehingga bukan kebangkrutan yang kita
alami. Tapi bisa jadi perceraian, anak-anak bandel, keluarga tidak sakinah, tiap hari cek-cok dll.
Akibat keluarga makan harta riba. Na’udzubillahi min dzalik..
Uang riba yang masuk ke tubuh akan mengalir dalam darah dan membuat anggota keluarga kita
serba dosa. Survey membuktikan bahwa ribuan rumah tangga bercerai bukan karena selingkuh.
Lantas karna apa? Bisa jadi karena riba..
Semakin dipuja-pujinya sistem riba di negeri ini membuat Allah kerap kali mencabut banyak
kebahagiaan dari keluarga Indonesia. Buktinya angka perceraian dimana-mana meningkat tajam.
Orang-orang tua kita heran, padahal jaman dahulu tidak seperti ini.
Ternyata riba tidak hanya bunga bank, tapi juga asuransi, kredit-kredit barang, leasing mobil /
motor dan lain-lain.
Sahabat sharingk, sebelum karir kita lebih tinggi, sebelum kebutuhan smakin banyak, dan
sebelum gaya hidup kita terlalu tinggi, mari fahami bentuk-bentuk riba dan bahaya riba agar kita
bisa menahan diri.
Tidak perlu kredit macam-macam jika belum mampu bayar cash, tidak perlu asuransi karna rizki
Allah yang mengatur, tidak perlu pinjam-pinjam bank konfensional (lebih baik pinjam ke
saudara jika mendesak). Karena hutang dengan riba bukanlah alternatif pilihan.
Jika bersyukur, gaji berapa pun pasti cukup untuk hidup. Tapi jika untuk gaya hidup, berapa pun
gaji pasti takkan cukup. Al-hasil, gaji semakin naik makin brani ber-kredit. Motorlah, mobil lah,
panci lah, mek up lah.. semua kredit. Sehingga semakin tinggi karir bukannya semakin kaya tapi
semakin banyak tagihan. Kapan terasa bahagia?
Sekali lagi sahabat sharingk, pasukan Allah itu banyak. Mari hindari perang melawanNya, agar
keluarga kita selamat.
Menurut Bpk. Heppy Trenggono, boleh hutang. Tapi hutang yang baik. Ciri-ciri hutang baik:
Kemudian setelah mengikuti Pesantren Bisnis Indonesia, saya coba kumpulkan bahaya-bahaya
riba beserta dalilnya. Ternyata memang riba menimbulkan banyak masalah, berikut diantaranya:
Bahaya
riba dan Efek Riba
2. Bahaya Riba Menjadikan Manusia Seperti Gila
Di hari kiamat kelak manusia yang termasuk dalam pelaku riba akan dibangkitkan menjadi
seperti orang gila. Bahkan banyak kejadian kondisi seperti ini banyak dialami pelaku riba saat
masih di dunia. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-baqoroh ayat 275:
Bahaya
riba dan Efek Riba
Ibnu Katsir rohimakumulloh menjelaskan tentang ayat ini, “tidaklah mereka berdiri
(dibangkitkan) dari kuburnya di hari kiamat kecuali seperti berdirinya orang yang kerasukan
dan dikuasai setan”
3. Bahaya Riba: Akan Disiksa di Akhirat
Penyiksaan bagi pelaku riba di neraka telah digambarkan dalam sebuah hadist, yaitu dengan cara
disuruh berenang di sungai darah dan mulutnya dilempari bebatuan. Na’udzubillahi min dzalik..
Bahaya
riba dan Efek Riba
4. Bahaya Riba: Allah Tidak Menerima Sedekah,
Infaq dan Zakat yang dikeluarkan dari Harta Riba
Bahaya
riba dan Efek Riba
5. Bahaya Riba: Doa Pemakan Riba Tidak
Didengarkan Oleh Allah Subhanahu Wata’ala
Rosulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda dalam sebuah hadist riwayat Muslim:
Bahaya
riba dan Efek Riba 5
6. Bahaya Riba Menjadikan Hati Menjadi Keras
Hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu Wata’ala dalam surat Al-Muthaffifin ayat 14
berikut ini:
Bahaya
riba dan Efek Riba
Ditambah hadist Rasulullah Sholallahu Alaihi Wasallam yang diriwayatkan dari An-Nu’man bin
Basyir radhiallahu anhu, ia berkata aku pernah mendengar Rasulullah Sholallahu Alaihi
Wasallam bersabda:
Itulah sahabat sharingk, sedikit ilmu yang saya dapatkan dari Pesantren Bisnis Indonesia Jatim.
Pesantren ini dibina oleh ustadz Arif Abu Syamil. Semoga Allah memuliakannya. Dan semoga
Allah kita dapat mengambil manfaat dari artikel ini.
Kenapa Kita Masih Suka Melakukan Riba ?
November 29, 2015
RIBA adalah transaksi pinjam-meminjam atau hutang piutang yang terdapat kelebihan atau
pada pinjaman Bank disebut Bunga, dan pada Kartu Kredit disebut Denda, hal ini dilarang
oleh ajaran yang mulia.
Pada saat kita melakukan riba tentunya kita akan sulit bersedekah, apalagi berkurban. Dan
pada saat kita memberikan hutang ke orang lain kita diwajibkan untuk memberi
kelonggaran bukannya memberikan denda agar kita selektif memberikan hutang untuk
menjaga niat menolong orang lain.
Lantas .. kenapa kita masih suka melakukan riba jika kita sudah tau itu dilarang ?
Pada dasarnya setiap manusia berpotensi dapat terkena penyakit jiwa seperti iri dengki,
hasad hasud, berbangga atau riya dan ujub, tamak dan serakah. Penyakit tersebut
berfungsi untuk melemahkan keyakinan.
Hasad dan hasud juga dapat menjadi sebab kuat terjerumus ke Riba, misal sering melihat
orang lain berbangga dengan harta seperti rumah, kendaraan, bahkan handphone pun
sekarang sudah jadi "komoditi gosip" .. maka sindrom takut jatuh dalam persaingan pribadi
dalam penampilan luar tersebut dapat mendorong orang melakukan Riba, ketika mental
sudah melemah akhirnya di belilah barang-barang tersebut dengan kartu kredit yang
pada akad pembuatan kartu kredit kita dipaksa menyetujui bahwa jika telat bayar maka
kita SETUJU dengan RIBA.
Sedangkan untuk penyelenggara RIBA, sudah tentu untuk melipat gandakan hartanya
dengan motivasi ketamakan dan dengan cara yang bathil.
Mari kita jujur ke diri sendiri dan yakinlah bahwa kebathilan pasti dilenyapkan.. berbangga,
ujub, riya, hasad, hasud, iri dengki, tamak dan serakah .. merupakan kebatilan dalam diri
yang wajib kita atasi sesegera mungkin.
Jangan terpancing dengan penampilan luar orang yang melakukan RIBA, lebih baik hidup
sederhana akan tetapi ketika sendiri kita dapat bersyukur ke Ilahi, bukannya menggerutu ke
Ilahi karena harus bayar cicilan.
Ingatlah .. Allah, RasulNya, dan Orang-orang Mukmin akan memerangi RIBA termasuk
pelakunya, siapapun anda.. semua kecil tiada banding oleh Allah yang Maha Kuat pencipta
anda, keluarga anda dan bawahan-bawahan anda. Tidak ada kata menunggu..
genderang perang terhadap RIBA sudah diperintahkan.. bersegeralah bergabung pada
jihad ini wahai orang-orang yang beriman.. bukan ISLAM KTP.
2. Jelaskan bagaiaman cara kerja bank merusak kehidupan bisnis dengan menggunakan system
riba.
Dalam konteks syariah (hukum Islam) memakan riba termasuk salah satu dosa besar. Namun pada
praktiknya masih banyak masyarakat yang bingung dengan praktik riba tersebut dalam kehidupan
sehari-hari khususnya yang terkait dengan transaksi perbankan. Riba secara bahasa bermakna
tambahan atau meminta kelebihan uang dari nilai awal. Secara lebih spesifik lagi riba adalah
meminta tambahan uang dari pinjaman awal baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam
meminjam yang bertentangan dengan prinsip syariah Islam. Dalam hal ini pinjam meminjam atau
jual beli tersebut masuk kategori transaksi yang haram. Misalnya si A memberi pinjaman kepada
si B, dengan syarat si B harus mengembalikan uang pokok pinjaman beserta sekian persen
tambahannya.
Macam-Macam Riba
Secara garis besar riba dikelompokkan menjadi 2, yaitu riba utang piutang (untuk
transaksi pinjam meminjam) dan riba jual beli.
1. Riba dalam Transaksi Utang Piutang
Ada dua macam riba dalam transaksi utang piutang
1. Riba Qardh, yaitu sejumlah kelebihan tertentu yang diminta oleh pihak yang memberi utang
terhadap yang berutang saat mengembalikannya. Misalnya si A bersedia meminjamkan si B uang
sebesar Rp300 ribu, asalkan si B bersedia mengembalikannya sebesar Rp325 ribu.
2. Riba Jahiliyah, yaitu utang dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam tidak mampu
membayar utangnya tepat waktu. Misalnya si A meminjam Rp1 juta kepada si B dengan janji
waktu setahun pengembalian utangnya. Setelah jatuh temponya, si A belum bisa mengembalikan
utangnya kepada si B. Maka B mau menambah jangka waktu pengembalian utang, asalkan si A
bersedia memberi tambahan dalam pembayaran utangnya. Sehingga tanggungan utang si A
menjadi berlipat ganda.
2. Riba dalam Transaksi Jual Beli
Dalam transaksi jual beli, ada dua macam riba:
1. Riba Fadhl, yaitu jual beli dengan cara tukar barang sejenis namun dengan kadar atau takaran
yang berbeda untuk tujuan mencari keuntungan. Misalnya cincin emas 24 karat seberat 5 gram
ditukar dengan emas 24 karat namun seberat 4 gram. Kelebihannya itulah yang termasuk riba.
2. Riba Nasi’ah, (riba karena adanya penundaan). Riba nasi’ah adalah riba yang terjadi karena
adanya pembayaran yang tertunda pada transaksi jual beli dengan tukar menukar barang baik
untuk satu jenis atau berlainan jenis dengan menunda penyerahan salah satu barang yang
dipertukarkan atau kedua-duanya. Misalnya membeli buah-buahan yang masih kecil-kecil di
pohonnya, kemudian diserahkan setelah buah-buahan tersebut besar atau layak dipetik.
Bunga bank digunakan oleh bank-bank konvensional sedangkan bank syariah biasanya
menggunakan istilah margin keuntungan. Bagi bank konvensional, bunga bank menjadi
tulang punggung untuk menanggung biaya operasional dan menarik keuntungan. Selain
itu bunga bank memiliki beberapa manfaat bagi bank dan nasabah seperti berikut ini:
1. Bunga pinjaman merupakan balas jasa yang diberikan nasabah kepada bank atas produk bank
yang dibeli nasabah,
2. Bunga simpanan adalah harga yang harus dibayar bank kepada nasabah (yang memiliki
simpanan), selain itu bunga juga merupakan harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada
bank (bagi nasabah yang memperoleh pinjaman),
Bunga bank termasuk riba, sehingga bunga bank juga diharamkan dalam ajaran Islam.
Riba bisa saja terjadi pada pinjaman yang bersifat konsumtif, maupun pinjaman yang
bersifat produktif. Dan pada hakikatnya riba dalam bunga bank memberatkan peminjam.
Penentuan bunga dibuat pada waktu akad Penentuan besarnya nisbah bagi
dengan asumsi harus selalu untung hasil dibuat pada waktu akad
dengan berpedoman pada
kemungkinan untung rugi
Sistem bunga yang menjadi andalan bank-bank komersil adalah sitem riba yang
diharamkan, dilaksanakan dengan memberikan pinjaman atau meminjam dengan
riba. Bank memberikan pinjaman kepada nasabah, sedangkan nasabah yang
menyimpan uang di bank mendapatkan imbalan. Pinjam meminjam dengan
adanya keuntungan adalah riba yang disepakati keharamannya. Lihat jawaban
no. 110112 .
Adapun perbankan dan jasa keuangan Islamy berpatokan pada transaksi yang
dibolehkan, baik dalam bentuk jual beli atau saham dan lainnya dalam berbagai
bentuk investasi harta. Juga dengan mengambil keuntungan dari jasa transfer
serta mengambil selisih kurs dalam jual beli mata uang.
Berikut ini merupakan contoh sederhana perbedaan antara transaksi riba dengan
transaksi yang disyariatkan dan bagaimana bank mengambil untung dari kedua
transaksi ini. Jika seorang nasabah ingin mendapatkan keuntungan dari harta
yang diinvestasikan, maka dia menyimpan hartanya untuk ditabung di bank riba,
maka bank memberikan kepadanya bunga tertentu sedangkan modal pokoknya
dijamin tetap. Ini hakekatnya adalah riba, nasabah meminjamkan kepada bank,
lalu bank mengambil manfaat dari uang yang disimpan itu dengan
meminjamkannya kepada nasabah lainnya dengan mengambil keuntungan
darinya. Maka bank meminjam dan meminjamkan lalu mengambil manfaat dengan
selisih keuntungan.
Adapun bank Islamy, salah satu caranya adalah menerima uang nasabah untuk
diinvestikan dalam proyek bisnis atau properti atau semacamnya, lalu nasabah
diberikan prosentase dari keuntungan, bank pun seperti halnya nasabah memiliki
jatah prosentase keuntungan. Keuntungan bank didapat dari keuntungan proyek
tersebut, boleh jadi keuntungannya lebih besar dibandingkan keuntungan yang
didapat dari bank riba yang diharamkan. Akan tetapi dalam masalah investasi ini
ada konsekwensinya, maka itu hendaknya harus bersungguh-sungguh dan
mencari pilihan proyek yang bermanfaat dan dapat dijalankan serta mungkin
untuk dikontrol agar hasilnya tampak.
Perbedaan antara bank riba dan bank Islam dalam contoh ini adalah perbedaan
antara simpan pinjam yang mengandung riba yang diharamkan dengan investasi
yang seorang nasabah juga dapat menanggung kerugian hartanya. Tidak ada
jaminan bahwa modal dasarnya tetap ada, akan tetapi, jika beruntung maka dia
mendapatkan keuntungan yang halal.
Maksudnya adalah; bahwa bank Islam memiliki banyak cara yang dibenarkan
syariat untuk mendapatkan keuntungan. Karena itu, bank-bank Islam ini mulai
tumbuh berkembang, bahkan sejumlah Negara non muslim sedang berusaha
menggagas system perbankan Islam karena dia mendatangkan keuntungan serta
dapat menghindar dari dampak buruk system riba yang banyak menimbulkan
kerugian.
Kedua:
Wallahu a’lam.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan lingkungan bisnis? Apa manfaat memahami lingkungan
bisnis dan berikan contohnya.
4. Lingkungan bisnis adalah segala sesuatu yang mempengaruhi aktivitas bisnis dalam suatu lembaga
organisasi atau perusahaan. Faktor – factor yang mempengaruhi tersebut tidak hanya dalam perusahaan
(intern), namun juga dari luar (ekstern).
5. Oleh karena itu, lingkungan bisnis diklasifikasikan menjadi 2 macam, yaitu :
6. Lingkungan Internal
Segala sesuatu di dalam orgnisasi / perusahaan yang akan mempengaruhi organisasi / perusahaan
tersebut.
7. Lingkungan Eksternal
Segala sesuatu di luar batas-batas organisasi/perusahaan yang mungkin mempengaruhi
organisasi/perusahaan.
8. A. LINGKUNGAN INTERNAL
9. Lingkungan Internal dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu :
10. Tenaga kerja (Man)
11. Modal (Money)
12. Material / bahan baku (Material)
13. Peralatan/perlengkapan produksi (Machine)
14. Metode (Methods)
15. Lingkungan internal ini biasanya digunakan untuk menentukan Strength(kekuatan) perusahaan, dan juga
mengetahui Weakness (kelemahan) perusahaan.
16. B. LINGKUNGAN EKSTERNAL
17. Lingkungan eksternal dibagi menjadi 2, yaitu :
18. Lingkungan Mikro, dimana perusahaan dapat melakukan aksi – reaksi terhadap faktor – faktor penentu
Opportunty (peluang pasar) dan juga Threat (ancaman dari luar).
19. Faktor – faktor yang mempengaruhi :
Pemerintah
Pemegang saham
(shareholders)
Kreditor
Pesaing
Publik
Perantara
Pemasok
Konsumen
20. Lingkungan Makro,dimana perusahaan hanya dapat merespon lingkungan di luar perusahaan.
21. Faktor – faktor yang mempengaruhi :
Lingkungan ekonomi
Lingkungan teknologi
Lingkungan politik-hukum (pemerintahan)
Lingkungan sosial kultur
Lingkungan global
Lingkungan bisnis
Teknologi dan informas
Lingkungan bisnis adalah segala sesuatu yang mempengaruhi aktivitas bisnis dalam suatu lembaga
organisasi atau perusahaan.
Lingkungan khusus terdiri dari unsur-unsur dalam kegiatan sistem pasar yang mempengaruhi perusahaan.
Beberapa unsur lingkungan khusus ;
Pemasok
Pelanggan
Perantara
Pesaing
Penyedia Modal
Tenaga Kerja
Lebih dari itu, lingkungan bisnis menyangkut banyak hal, misalnya sistem sosial masyarakat,
politik, ketersediaan pasar, kebijakan pemerintah termasuk perlakuan perpajakan dan tingkat
persaingan usaha. Selain itu, ada juga faktor ketersediaan bahan baku, ketersediaan sumber
daya manusia, dukungan teknologi operasional dan teknologi informasi serta sumber
pembiayaan yang memadai. Begitu kompleksnya faktor lingkungan bisnis ini sehingga perlu
pemahaman dan analisa secara lebih terinci.
Karena itu pula, setiap perusahaan yang berencana melakukan ekspansi, membuka cabang atau
gerai baru selalu didahului dengan studi kelayakan atau survei. Objek yang disurvei pasti
berkaitan dengan lingkungan usaha di sekitarnya, apakah mendukung untuk dibuka sebuah
cabang baru atau justru sebaliknya?
Luasnya ruang lingkup lingkungan bisnis, menyadarkan kita bahwa keberadaan lingkungan bisa
memberikan dua kemungkinan, yakni mendukung terhadap bisnis yang digelutinya atau
sebaliknya menjadi risiko bisnis yang harus diperhitungkan. Risiko yang ditimbulkan bisa bersifat
sistemik dan unsistemik. Bagi pelaku pasar modal, memahami pengaruh lingkungan terhadap
pertumbuhan bisnis atau usaha merupakan hal yang wajib terutama, jika dikaitkan dengan
sektor-sektor bisnis yang sedang diminatinya. Ini penting menurut Belajar HTML, mengingat
setiap sektor usaha memiliki tingkat sensitivitas berbeda terhadap lingkungan yang sama.
Kondisi lingkungan yang cateris paribus bisa jadi menguntungkan bagi sektor usaha yang satu,
tapi tidak mendukung bagi sektor usaha yang lain. Musim hujan, misalnya tidak menguntungkan
bagi usaha di sektor wisata, tour and travel karena banyak orang yang enggan bepergian.
Namun, musim hujan amat menguntungkan bagi produsen payung. Ini hanyalah sekedar contoh
sederhana di mana kondisi lingkungan yang sama memberikan dampak berbeda di sektor usaha
yang berbeda. Apa benang merah antara pemahaman lingkungan bisnis dengan prilaku investasi
di pasar modal? Seperti diketahui, saat ini tercatat lebih dari 400 perusahaan yang sahamnya
diperdagangkan di bursa efek. Sektor usahanya pun bervariasi, yaitu pertanian, pertambangan,
perindustrian, perdagangan, jasa dan investasi, infrastruktur, industri manufaktur, properti,
keuangan dan perbankan, travel dan wisata, dan sebagainya.
Banyak contoh yang bisa diajukan untuk menunjukkan betapa lingkungan dan perubahannya
sangat berpengaruh terhadap aktivitas investasi di pasar saham. Contoh yang ada di depan mata
dan masih terasa hingga kini adalah perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat
(USD). Melemahnya rupiah terhadap mata uang AS merupakan sebuah perkembangan
lingkungan. Hal ini mengingatkan kita pada krisis moneter, di mana anjloknya nilai rupiah telah
membuat bangkrut banyak perusahaan. Melemahnya rupiah menggelembungkan beban utang
perusahaan dalam denominasi dolar AS. Gambarannya begini. Jika perusahaan memiliki utang
USD1 juta.
Dengan nilai Rp9.000 per USD, perusahaan ini memiliki kewajiban sebesar Rp9 miliar. Nah, jika
rupiah melemah menjadi Rp9.500 per USD, utang perusahaan tadi meningkat menjadi Rp9,5
miliar. Jika kondisi seperti ini terjadi pada perusahaan publik atau emiten, sudah pasti kinerja
emiten tersebut akan tergerus semakin tipis. Efek berantainya tentu saja berupa runtuhnya
ekspektasi investor di pasar sehingga mereka cenderung akan melepas sahamnya. Dampak
berikutnya bisa diduga, harga saham akan turun. Namun, penurunan rupiah ini, bisa
menimbulkan dampak se-baliknya bagi perusahaan yang mayoritas pendapatannya berupa dolar
AS.Tidak sedikit perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mayoritas
pendapatannya berupa USD. Perusahaan yang mayoritas produknya di ekspor pasti mayoritas
pendapatannya dalam USD.
Terhadap perusahaan seperti ini, penurunan nilai rupiah justru menjadi berkah yang nikmat
karena dengan sendirinya pendapatannya, jika dikonversi ke rupiah akan mengalami lompatan
besar. Apalagi, jika dalam pengeluaran operasional, perusahaan ini membayar dengan rupiah.
Contoh lain adalah kenaikan harga komoditas hasil tambang. Masih segar dalam ingatan ketika
beberapa komoditas hasil tambang harganya melejit, seperti: batu bara, timah, emas dan minyak.
Bentuk lingkungan lain yang baru saja berlalu, misalnya ketika parlemen sibuk memainkan
‘drama’ Bank Century. Saat itu mayoritas pelaku pasar bersikap menunggu, wait and see, karena
takut manuver parlemen ini menjelma menjadi bola liar yang sulit dikendalikan. Nilai maupun
volume transaksi saham di BEI saat itu relatif rendah. Inilah efek dari lingkungan politik yang
suhunya sedang hangat.
Beberapa ilustrasi di atas menunjukkan bahwa lingkungan bisnis memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap kegiatan investasi di pasar modal. Jika lingkungan mendukung, pasar modal
akan merespons positif. Namun, dalam beberapa kasus, kondisi lingkungan yang sama bisa
memberikan efek berbeda bagi sektor usaha yang berbeda. Karena itu menurut Banaspati,
sebagai investor sudah semestinya selalu mengikuti perkembangan yang terjadi di sekitar Anda
22. Salah satu bentuk pembiayaan ialah crowdfunding. Jelaskan dan apa saja manfaatnya?
Ada tiga pihak yang terlibat dalam platform crowdfunding, yaitu project
owner, supporter (publik yang memberikan dukungan dana), dan
penyedia platform (di Indonesia beberapa di antaranya
adalah KitaBisa, Wujudkan, AyoPeduli, Crowdtivate, gandengtangan,
dan carincara). Ketiganya pihak ini memiliki peran masing-masing dalam
menciptakan sebuah ekosistem yang dapat menunjang kebutuhan
tiap pihak.
2016
Jenis-jenis Leverage
Permasalahan leverage akan selalu dihadapi oleh perusahaan apabila perusahaan tersebut
menanggung sejumlah beban atau biaya, baik biaya tetap operasi maupun biaya finansial. Dalam
suatu perusahaan di kenal dua macam leverage, yaitu leverage opersi (operating leverage) dan
leverage keuangan (financial leverage).
a. Leverage Operasi (Operating Leverage)
Leverage operasi merupakan leverage yang timbul pada saat perusahaan menggunakan
aktiva yang memiliki biaya – biaya operasi tetap. Biaya tersebut misalnya biaya penyusutan
gedung dan peralatan kantor, biaya asuransi dan biaya lain yang muncul dari penggunaan fasilitas
dan biaya manajemen. Dalam jangka panjang semua biaya bersifat variabel artinya dapat berubah
sesuai dengan jumlah produk yang di hasilkan. Oleh karena itu, dalam analisis ini di asumsikan
dalam jangka pendek. Biaya operasi tetap di keluarkan agar volume penjualan dapat menghasilkan
penerimaan yang lebih besar dari pada seluruh biaya operasi tetap dan variabel.
Pengaruh yang timbul dengan adanya biaya operasi tetap yaitu adanya perubahan dalam
volume penjualan yang menghasilkan perubahan keuntungan atau kerugian operasi yang lebih
besar dari proporsi yang telah ditetapkan. Dengan kata lain pengaruh perubahan volume penjualan
(Q) terhadap laba sebelum bunga dan pajak (EBIT). Leverage operasi juga memperlihatkan
pengaruh penjualan terhadap laba operasi atau laba sebelum bunga dan pajak yang di peroleh.
Pengaruh tersebut dapat di cari dengan menghitung besarnya tingkat leverage operasinya yang
diukur dengan Degree of Operating Leverage (DOL) dengan rumus:
Analisis leverage operasi dimaksudkan untuk mengetahui seberapa peka laba operasi
terhadap perubahan hasil penjualan dan berapa penjualan minimal yang harus diperoleh agar
perusahaan tidak menderita kerugian.
Besar kecilnya leverage finansial dihitung dengan Degree of Financial Leverage(DFL). DFL
menunjukkan seberapa jauh perubahan Earning per Share (EPS) karena perubahan tertentu
dari Earning Before Interest and Tax (EBIT). Makin besar DFL maka makin besar resiko finansial
perusahaan tersebut. Dan perusahaan yang mempunyai DFL yang tinggi adalah perusahaan yang
mempunyai utang dalam proporsi yang lebih besar.
c. Combination Leverage
Merupakan gabungan dari financial leverage dan operating leverage. Combination leverage
mengukur pengaruh perubahan penjualan terhadap EAT dan NI.
Manfaat Leverage
Pengaruh penggunaan financial leverage terhadap profitabilitas (return on equity / ROE),
sangat tergantung pada kondisi ekonomi. Pada kondisi ekonomi baik, penggunaan utang yang
semakin besar akan meningkatkan ROE. Pada kondisi ekonomi normal, penggunaan utang yang
semakin besar pada mulanya akan meningkatkan ROE, dalam hal ini penggunaan utang
akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi pemegang saham,
karena suku bunga masih relatif lebih rendah dibandingkan dengan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba. Namun demikian jika perusahaan terus menambah utang akan berakibat
meningkatnya suku bunga, karena risiko yang dihadapi kreditor juga naik. Sementara itu
peningkatan penjualan pada kondisi ekonomi normal relatif lebih kecil dibandingkan dengan
kondisi ekonomi baik, sehingga kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi pemegang
saham juga relatif lebih kecil jika dibandingkan pada kondisi ekonomi baik. Ketika utang yang
digunakan perusahaan melampaui jumlah tertentu, kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba lebih kecil jika dibandingkan dengan suku bunga yang dibayar oleh perusahaan .Sedangkan
Pada kondisi ekonomi yang buruk penggunaan utang yang semakin besar akan menurunkan ROE.
Pada kondisi ini umumnya suku bunga pinjaman sangat tinggi, sementara penjualan dan laba
perusahaan menurun. Hal ini mengakibatkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
dengan menggunakan utang lebih kecil dari pada tingkat bunga yang harus dibayar oleh
perusahaan.
Degree of financial leverage (DFL) mengukur sensitivitas perubahan EAT sebagai akibat
dari terjadinya perubahan EBIT. Semakin besar DFL menunjukkan bahwa jika terjadi perubahan
yang kecil saja pada EBIT akan mengakibatkan perubahan yang besar pada EAT. Hal ini
menunjukkan perusahaan memiliki rasio keuangan yang besar. Dengan demikian finansial
leverage menunjukan perubahan laba perlembarsaham akibat perubahan EBIT
Analisis operating leverage dumaksudkan untuk mengetahui seberapa peka laba operasi
terhadap prubahan hasil penjualan, dan berapa penjualan minimal yang harus diperoleh agar
perusahaan minimal tidak menderita rugi. Degree of operating leverage (DOL) mengukur
sensitivitas perubahan EBIT sebagai akibat dari perubahan penjualan. Semakin besar DOL,
menunjukkan bahwa jika terjadi perubahan yang kecil saja pada penjualan akan mengakibatkan
perubahan yang besar pada EBIT perusahaan. Hal ini menunjukkan perusahaan terebut memiliki
risiko bisnis yang besar. Perusahaan yang mempunyai operating leverage yang tinggi, break event
point (BEP) akan tercapai pada tingkat penjualan yang relatif tinggi dan dampak peubahan tingkat
penjualan terhadap laba akan semakin besar jika operating leverage nya semakin tinggi.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan riba dan mengapa dalam pendaan perlu kita hindari (tidak
menggunakan hutang bank)?
Liat no 2 2017
4. Jelaskan langkah langkahyang bisa dilakukan untuk memasuki pasar? Koneksi apa yang bisa kita
manfaatkan? Koneksi jaringan internet untuk pemasaran atau iklan
Besar atau kecil ukuran sebuah bisnis tetap menuntut para pelakunya memiliki strategi memasuki
pasar. Termasuk di sini para pengembang aplikasi. Lalu, seperti apa kerangka kerja yang harus
dibuat? Berikut hal-hal yang patut diperhatikan oleh para pelaku startup teknologi berdasarkan
inspirasi yang didapat dari ajang The NextDev yang digelar oleh Telkomsel dan sudah memasuki
tahapbootcamp.
Pertama, untuk masuk ke pasar, hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan analisis pasar.
Dalam melakukan analisis pasar, mendefinisikan masalah dan tren di pasar menjadi poin awal. Dari
sini, temukan siapa target pasar yang dituju, seberapa besar pasar tersebut. Dan, yang paling penting
seberapa besar pertumbuhannya. Pasar yang tersedia mungkin saja besar, tapi mungkin saja
pertumbuhannya tidak besar.
Kedua, rancang strategi produk. Mulai dari pricing hingga packaging harus diperhatikan. Dalam hal
ini, smart pricing dan packagingmenjadi kunci sukses beberapa merek besar. Salah satunya,
Telkomsel di pasar telekomunikasi. Soal pricing, startup bisa memberikan beberapa pilihan harga
untuk konsumen dengan penawaran nilai yang berbeda atau sedikit lebih. Upaya ini dinilai efektif
untuk melakukan akuisisi pelanggan.
Ketiga, perhatikan positioning produk secara konsisten. Hal ini kian penting untuk menanggapi kondisi
pasar seperti perang harga. Yang perlu diingat, tidak ada strategi yang paling jitu dalam sebuah
persaingan. Tetapi, merek yang mampu bergerak dinamis dan inovatif bisa menjadi
pemenang. Positioning semakin penting ketika persaingan semakin berdarah-darah. Akan lebih bijak
untuk mencari pasar yang tidak paling kompetitif.
Keempat, rancang sebuah perencanaan pemasaran. Dalam hal ini, perlu diperhatikan kondisi
keuangan dan bujet yang dimiliki. Berbagai tujuan, mulai dari akuisisi pelanggan hingga
menjaga pelanggan dapat dicapai dengan rencana pemasaran yang baik. Di antara dua hal ini,
menjaga retensi pelanggan lebih penting. Bahkan, beberapa merek mampu menghabiskan bujet
hingga puluhan miliar untuk menjaga pelanggannya ini.
Kelima, eksekusi strategi yang telah dibuat. Melakukan eksekusi seringkali menjadi kendala bagi
kebanyakan startup. Dalam melakukan eksekusi, merek harus berpikir bukan sekadar untuk masuk
pasar saja. Tetapi, harus mampu bertahan dan menjadi pemain yang unggul. Beberapa para ahli
mengatakan bahwa masa rawan membangun sebuah bisnis akan lanjut atau tidak itu ada pada tiga
tahun pertama.
Keenam, lakukan monitoring dan penyesuaian strategi terhadap perubahan pasar. Seringkali, para
pengembang aplikasi atau startup hanya menyenangkan pemangku kepentingan dengan melakukan
peluncuran produk. Sebab itu, mereka membuat acara peluncuran yang besar-besaran hingga diliput
banyak media. Namum, selanjutnya hilang. Dari sini, startup harus melakukan monitoring bisnisnya
dengan berbagai media, seperti matrik perkembangan konsumen. Pada tahap ini, merek harus
mencari tahu apa yang bisa dilakukan selanjutnya.