Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN FUNGSI KOGNITIF DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ACTIVITY DAILY

LIVING (ADL) LANJUT USIA DI PANTI WERDHA

Lilik Ma’rifatul A*, Sahril Novianto**

ABSTRACT

Ageing process is a process of gradual disappearance of the network's ability to self-repair


or replace and maintain normal function so it can not withstand the infection and repair the
damage suffered. The process of aging can lead to many changes in one of them such as the
decline in cognitive abilities like to forget, setbacks orientation to time, place, space, and not
easily accept new things or ideas. The purpose of this study was to analyze the relationship of
cognitive function with a degree of independence Activity Daily Living (ADL) in the elderly in
UPT Werdha 'Mojopahit' Mojokerto. Analytical research design correlation with cross sectional
approach. The entire elderly population in UPT Werdha ‘Mojopahit’ Mojokerto as many as 45
people to obtain a sample of 30 people were taken by purposive sampling. Data taken with
observation and interviews, using instruments Status MMSE and Barthel Index. After the data
collected is done followed by data processing and statistical test of Rank Spearman with SPSS
version 16.0. The results showed  (0,000) <  (0,05), so that means there is H0 rejected
Relations Cognitive Function with the Independence of Activity Daily Living (ADL) in the
elderly in UPT Werdha ‘Mojopahit’ Mojokerto, with r=0.855, which means the correlation high,
strong. However, the elderly are advised to have a mental and physical activity to maintain
cognitive function and ADL their level of independence in order to stay under normal
circumstances and not depend on others.

Keywords: Cognitive Function, Activity Daily Living (ADL), Elderly

A. PENDAHULUAN salah satunya menurunya kemampuan


Proses menua proses menua) adalah kognitif seperti suka lupa, kemunduran
suatu proses menghilangnya secara orientasi waktu, tempat, ruang, serta tidak
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk mudah menerima hal/ide baru (Rosidawati,
memperbaiki diri/mengganti dan 2008). Penurunan kognitif tersebut juga
mempertahankan fungsi normalnya sehingga dapat mengakibatkan kemunduran gerak
tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan fungsional baik kemampuan mobilitas atau
memperbaiki kerusakan yang diderita perawatan diri yang dapat menyebabkan
(Azizah, 2011). Proses menua dapat ketergantungan pada keluarga atau orang
menimbulkan banyak perubahan-perubahan lain (Pudjiastuti, 2003).
Jumlah lanjut usia Indonesia, menurut orang, yang termasuk dalam usia lanjut (60-
sumber BPS pada tahun 2004 sebesar 74 tahun) adalah 35 orang. Hasil studi
16.522.311 orang, tahun 2006 sebesar pendahuluan menunjukkan 3 lansia (30%)
17.478.282 orang, dan pada tahun 2008 mampu hidup mandiri dan 7 lansia (70%)
sebesar 19.502.355 orang (8.55% dari mengalami ketergantungan, yaitu 4 lansia
penduduk sebesar 228.018.900 orang). (57%) mengalami ketergantungan berat dan
Angka ketergantungan lanjut usia sesuai 3 lansia (43%) mengalami ketergantungan
Susenas BPS 2008 sebesar 13,72%, artinya sedang. Dari 3 lansia yang mampu mandiri ,
setiap 100 penduduk produktif menanggung seluruhnya mendapatkan nilai MMSE > 24.
14 penduduk tidak produktif usia 65 tahun Sedangkan 7 lansia mendapatkan nilai
ke atas (Martono, 2011). Haryono Suyono MMSE < 24. Kemandirian lansia
menyatakan ketergantungan penduduk berdasarkan indeks Barthel meliputi makan,
lansia jumlahnya akan mencapai 30 juta minum, mandi, berpakaian, dan aktivitas
pada tahun 2015 jika tidak ditangani dengan toilet.
baik (Bonasir, 2010). Kemandirian Activity Daily
Sekitar 10% orang tua yang berusia Living(ADL) adalah aktivitas sehari-hari
lebih dari 65 tahun dan 50% pada usia yang yang berhubungan dengan perawatan diri
lebih dari 85 tahun akan mengalami termasuk makan, berpakaian, mandi,
gangguan kognitif, dimana akan dijumpai berpindah dari tempat tidur ke kursi,
gangguan yang ringan sampai terjadinya toileting, dan berjalan (Adam &Marano,
demensia (Bandiyah, 2009). Penelitian pada 2005). Beberapa faktor yang mempengaruhi
5.925 wanita berusia di atas 65 tahun kemandirian lansia menurut Hardywinoto
tentang manfaat berjalan terhadap gangguan (2003), diantaranya kondisi fisik, kapasitas
kognitif. Kemudian dilakukan follow up mental, dan status mental. Fungsi kognitif
selama 8 tahun. Hasilnya, kelompok wanita merupakan salah satu bagian dari status
yang berjalan lebih jauh, akan mengalami mental.
penurunan fungsi kognitif lebih lambat Penurunan fungsi kognitif pada lansia
dibandingkan dengan kelompok wanita yang merupakan bagian dari proses menua.
jarak jalannya lebih dekat (Turana, 2013). Penurunan ini dapat mengakibatkan masalah
Jumlah lansia di UPT Panti Werda antara lain memori panjang dan proses
Mojopahit Kabupaten Mojokerto adalah 47 informasi, dalam memori panjang lansia
akan kesulitan dalam mengungkapkan Panti Werdha Mojopahit Mojokerto
kembali cerita atau kejadian yang tidak sejumlah 45 lanjut usia. Penelitian ini
begitu menarik perhatiannya dan informasi menggunakan purposive sampling pada
baru atau informasi tentang orang. lanjut usia yang berusia antara 60-74 tahun
Perubahan yang terjadi pada usia lanjut dan mampu berkomunikasi dengan baik dan
tersebut akan mengakibatkan perubahan tidak mengalami gangguan pendengaran
pada status fungsional dan status mental. (Tuli) pada bulan April 2015 sejumlah 30
Penuaan menyebabkan penurunan persepsi responden.
sensori dan respon motorik pada susunan Variabel independen yang digunakan
saraf pusat, hal ini terjadi karena susunan dalam penelitian ini adalah fungsi kognitif
saraf pusat pada lansia mengalami yang diukur menggunakan Status MMSE
morfologis dan biokimia, perubahan tersebut (Mini Mental State Examination) dari
mengakibatkan penurunan fungsi kognitif Folstein MF, 1975., dan Variabel dependen
(Surini& Utomo, 2003). Hal tersebut dalam penelitian ini adalah tingkat
tentunya juga akan berpengaruh pada kemandirian Activity Dily Living (ADL)
Activity Daily Living(ADL) sehingga dapat pada lansia yang diukur dengan lembar
berimplikasi pada kemandirian dalam Observasi Indeks Barthel (Pudjiastuti,
melakukan aktivitas hidup sehari-hari 2003).
(Nugroho, 2008). Analisa data melalui tahapan editing,
Penelitian ini bertujuan untuk coding, scoring, tabulating dan Analisa
mengetahui hubungan fungsi kognitif statistik hasil jawaban atas pertanyaan
dengan tingkat kemandirian Activity Daily kuesioner diskoring menggunakan uji Rank
Living (ADL) pada lansia di UPT Panti Spearman. Uji ini digunakan untuk
Werdha Mojopahit Mojokerto. mengukur tingkat atau eratnya hubungan
antara dua variabel yang berskala ordinal
B. METODE PENELITIAN (Hidayat, 2010). Derajat kemaknaan α =
0,05 artinya jika hasil  < α maka H0 ditolak
Desain penelitian yang digunakan
dan H1 diterima yaitu Ada Hubungan Fungsi
dalam penelitian ini adalah Analitik
Kognitif dengan Tingkat Kemandirian
Corelational dengan pendekatan Cross
Activity Daily Living (ADL) pada lansia di
Sectional. Populasinya adalah semua lanjut
UPT Panti Werdha ‘Mojopahit’ Mojokerto.
usia yang tinggal di Unit Pelayanan Teknis
C. HASIL PENELITIAN Berdasarkan tabel di atas
1. Fungsi kognitif diketahui yang paling banyak lansia di
panti mengalami ketergantungan
Tabel 1. Distribusi frekuensi responden
berdasarkan fungsi kognitif pada lansia moderat sebanyak 12 (40%).
di UPT Panti Werdha Mojopahit
Mojokerto bulan April 2015
3. Hubungan fungsi kognitif dengan
Fungsi Kognitif Frekuensi Presentase tingkat kemandirian Activity Daily
(f) (%) Living (ADL) pada lansia
Normal 7 23,3
Probable 15 50 Tabel 3 Tabulasi silang hubungan fungsi
Gangguan kognitif dengan tingkat kemandirian Activity
8 26,7
Kognitif Daily Living (ADL) pada lansia di UPT
Total 30 100 Panti Werdha Mojopahit Mojokerto bulan
April 2015.
Berdasarkan tabel di atas
diketahui bahwa setengah dari responden
mengalami probabble gangguan kognitif
sebanyak 15 (50%).

2. Tingkat kemandirin Activity Daily


Living (ADL)
Tabel 2. Distribusi frekuensi tingkat
kemandirian Activity Daily Living
(ADL) pada lansia di UPT Panti Werdha
Mojopahit Mojokerto bulan April 2015

Tingkat Frekuensi Presentase


Kemandirian (f) (%)
Mandiri 6 20
Ketergantungan
4 13,3
ringan Berdasarkan data di atas hasil analisa
Ketergantungan
12 40
Moderat melalui uji statistik Rank Spearman yang
Ketergantungan
Berat
5 16,7 dilakukan dengan menggunakan SPSS
Ketergantungan (Statistical Package for the Social
3 10
Penuh
Total 30 Sciences) versi 18.0, diperoleh hasil
100
(=0,000 < α=0,05) maka H0 ditolak dan H1
diterima berarti “Ada hubungan fungsi
kognitif dengan tingkat kemandirian penyakit neurodegeneratif, jelas terdapat
Activity Daily Living (ADL) pada lansia di perubahan struktur otak manusia seiring
UPT Panti Werdha ‘Mojopahit’ Kabupaten bertambahnya usia. Serta, perubahan
Mojokerto”. Dengan nilai koefisien korelasi patologis pada serebrovaskular juga
r = 0,855 yang artinya korelasi yang tinggi, berhubungan dengan kemunduran fungsi
kuat. kognitif (Kuczynski, 2009). Diperkirakan
bahwa sepertiga orang dewasa akan
D. PEMBAHASAN mengalami penurunan fungsi kognitif secara
1. Fungsi Kognitif pada Lansia bertahap yang dikenal sebagai gangguan
Berdasarkan hasil diatas kognitif ringan seiring dengan bertambahnya
menunjukkan bahwa lebih dari setengah usia mereka (Rendah 2004). Hal ini sesuai
responden telah mengalami penurunan dengan hasil penelitian yang menunjukkan
fungsi kognitif, ditunjukkan dengan skor sebagian besar lansia yang di Panti telah
MMSE <24. Dengan rincian responden mengalami penurunan fungsi kognitif dari
mengalami probabble gangguan kognitif ringan hingga berat.
sebanyak 15 responden (50%), sedangkan MMSE mengukur fungsi kognitif
responden yang normal sebanyak 7 dalam 6 domain, yaitu orientasi, registrasi,
responden (23,3%) dan yang mengalami atensi, mengingat kembali (recall), bahasa
definitif gangguan kognitif sebanyak 8 dan meniru. Skor untuk masing-masing
responden (26,7%). domain tidak sama. Domain orientasi
Menua senantiasa disertai dengan skornya 10, registrasi 3, atensi 5, mengingat
perubahan di semua sistem didalam tubuh kembali (recall) 3, bahasa 8 dan meniru 1.
manusia. Perubahan di semua sistem di Domain orientasi dimaksudkan untuk
dalam tubuh manusia tersebut salah satu menilai kesadaran dan juga daya ingat.
misalnya terdapat pada sistem saraf. Domain registrasi untuk menilai memori
Perubahan tersebut dapat mengakibatkan kerja. Domain atensi untuk mengkaji
terjadinya penurunan dari fungsi kerja otak. konsentrasi serta kemampuan seseorang
Berat otak pada lansia umumnya menurun untuk menyandikan dan mengklasifikasikan
10-20%. Penurunan ini terjadi pada usia 30- informasi sensori yang masuk. Domain
70 tahun (Fatmah, 2010). Penelitian terkini mengingat kembali (recall) untuk menilai
menyebutkan bahwa walaupun tanpa adanya memori mengenal kembali. Domain bahasa
untuk menilai komprehensi, repetisi dan mendapat skor penuh, sedangkan di domain
kemampuan menulis (Ginsberg, 2008) dan mengingat reponden juga mengalami
yang terakhir domain meniru untuk menilai kesulitan, hanya pada responden yang
fungsi eksekutif. Domain meniru, yaitu memiliki latar pendidikan yang baik bisa
menyalin 2 gambar pentagon yang saling memperoleh hasil yang baikg.
berpotongan. Seperti pada penjelasan di atas
domain meniru dimaksudkan untuk menilai 2. Tingkat Kemandirian Activity Daily
fungsi eksekutif yang terdapat pada zona Living (ADL) pada Lansia
sekunder korteks otak posterior (Wiyoto, Berdasarkan penelitian diatas
2002), yaitu keterampilan visuospasial dan menunjukkan bahwa mayoritas responden
konstruksional. Kegagalan dalam 24 orang mengalami tingkat ketergantungan
memperoleh skor pada domain ini dan 6 orang sisanya bisa melakukan semua
mengindikasikan bahwa responden aktifitas sehari-hari secara mandiri. Dengan
mengalami agnosia atau apraksia rincian sebagai mandiri sebanyak 6
konstruksional. Agnosia adalah kegagalan responden (20%), dan yang paling banyak
mengenali atau mengidentifikasi objek atau lansia di panti mengalami ketergantungan
benda umum walaupun fungsi sensorik tidak moderat sebanyak 12 responden (40%).
mengalami kerusakan (Isaacs, 2005). Memasuki masa tua berarti
Responden mungkin mampu mengenali mengalami perubahan secar fisik maupun
objek tetapi memiliki kerusakan visuospasial psikis. Perubahan fisik ditandai dengan kulit
selektif. Agnosia merupakan jenis defisit yang mengendor, rambut memutih,
visuospasial yang signifikan pada penyakit penurunan pendengaran, penglihatan
neurodegeneratif (Sala, et al. 2002). Hal ini memburuk, gerakan lambat, kelainan
sesuai dengan hasil penelitian yang berbagai fungsi organ vital, sensivitas
menyatakan bahwa sebagian besar emosional meningkat dan kurang gairah.
responden tidak dapat memperoleh skor Perubahan-perubahan tersebut pada
penuh di domain meniru. Itu berarti umumnya mengarah pada kemunduran
sebagian besar lansia yang menjadi kesehatan fisik dan psikis yang akhirnya
responden pada penelitian ini telah akan berpengaruh juga pada aktivitas sosial
mengalami agnosia. Dan juga pada domain mereka, sehingga secara umum akan
menghitung sebagian responden tidak berpengaruh terhadap kemandirian lansia
dalam melakukan aktivitas kehidupan kemandirian telah dieksklusikan dalam
sehari-sehari (Nugroho, 2008). Hal ini penelitian.
sesuai dengan hasil penelitian yang
menunjukkan responden di panti telah 3. Analisa Hubungan Fungsi Kognitif
mengalami ketergantungan pada orang lain. dengan Tingkat Kemandirian Activity
Kemandirian responden diobservasi Daily Living (ADL) pada Lansia
secara langsung dengan mengacu pada Dari hasil uji statistik dengan
Indeks Bartel. Kemandirian ini didasarkan menggunakan Rank Spearman di peroleh
pada status sekarang dan bukan pada nilai  = 0,000 dengan α = 0,05 sehingga 
kemampuan yang sebelumnya. Seseorang < α , maka H0 ditolak dan H1 diterima,
yang menolak untuk melaksanakan suatu berarti ”Ada hubungan fungsi kognitif
fungsi dicatat sebagai tidak melakukan dengan tingkat kemandirian Activity Daily
fungsi tersebut walaupun ia dianggap Living (ADL) pada lansia di UPT Panti
mampu. Ada seorang responden yang Werdha Majapahit Kabupaten Mojokerto”.
sebenarnya masih memiliki kemampuan Dengan nilai koefisien korelasi r = 0,855
fisik untuk melakukan kesepuluh aktivitas yang artinya korelasi yang tinggi, kuat.
fungsional sehari-hari. Namun ia tidak mau Penurunan fungsi kognitif akan
melakukan salah satu fungsi. Berdasarkan menyebabkan gangguan pada sistem saraf
hasil wawancara, responden tersebut telah pusat, yaitu pengurangan massa otak dan
mengalami penurunan fungsi kognitif. pengurangan aliran darah otak. Selanjutnya
Mungkin keadaan tersebut yang akan menyebabkan atrosit berploriferasi
mempengaruhi motivasinya untuk sehingga neurotransmitter (dopamin dan
melakukan keseluruhan aktivitas fungsional serotonin) akan berubah. Perubahan pada
sehari-hari Lansia yang menjadi responden neurotransmitter ini akan meningkatkan
dalam penelitian ini secara umum telah aktivitas enzim monoaminoksidase (MAO)
dikendalikan faktor-faktor yang (Pranarka, 2006). Hal ini akan membawa
mempengaruhi tingkat kemandiriannya. dampak pada melambatnya proses sentral
Misalnya lansia yang mengalami gangguan dan waktu reaksi sehingga fungsi sosial dan
sensori (penglihatan dan pendengaran) dan okupasional akan mengalami penurunan
penyakit yang dapat mempengaruhi tingkat yang signifikan pada kemampuan
sebelumnya (McGilton, 2007). Hal inilah
yang membuat lansia menjadi kehilangan peneliti, aturan sosial ini mengatur cara
minat pada aktivitas hidup sehari-hari hidup di panti secara umum dan di masing-
mereka. Lansia menjadi memerlukan masing wisma secara khusus. Seperti
beberapa bantuan untuk melakukan misalnya untuk pembagian kamar,
beberapa aktivitas yang semula mereka pembagian makanan dan lain-lainnya.
mampu untuk melakukannya sendiri. Ketentuan ini telah disepakati bersama
Aktivitas lansia di Panti Werdha menjadi aturan sosial yang harus diikuti.
antara lain adalah bimbingan sosial, Dari sini dapat dilihat bahwa betapa aturan
bimbingan rohani, senam lansia, sosial ini sangat berpengaruh terhadap
keterampilan, dan bersih lingkungan. kemandirian dalam melakukan ADL. Jika
Seorang responden bisa saja melakukan seorang penghuni tidak dapat mengikuti
lebih dari satu aktivitas. Fungsi kognitif dan aturan sosial yang sudah ada kemungkinan
kemandirian masing-masing memiliki besar penghuni tersebut akan kesulitan
beberapa faktor yang mempengaruhi. dalam melakukan ADL sehingga akan
Mungkin faktor genetik/riwayat keluarga berimplikasi terhadap kemandiriannya.
pada fungsi kognitif tidak sesuai dengan
tingkat kemandirian yang dimiliki oleh E. KESIMPULAN DAN SARAN
seseorang. Begitu pula dengan faktor-faktor 1. Kesimpulan
yang mempengaruhi tingkat kemandirian. a. Fungsi kognitif pada lansia di UPT
Perubahan situasi dan aturan sosial yang Panti Werdha ‘Mojopahit’ Kabupaten
dihadapi setiap orang tentu tidaklah sama. Mojokerto telah banyak mengalami
Seseorang mungkin memiliki perubahan probabble gangguan kognitif sebanyak
situasi yang membuatnya lebih mampu 15 (50%), ini menujukkan bahwa lansia
untuk mempertahankan kemandiriannya. di Panti Werdha sebagian besar telah
Namun hal ini tentunya berbeda-beda antara banyak mengalami penurunan fungsi
kehidupan sosial antara orang yang satu kognitifnya tapi hanya sebagian kecil
dengan yang lainnya. yang masih normal.
Aturan sosial yang telah dimengerti b. Tingkat kemandirian Activity Daily
bersama sesama penghuni panti walaupun Living (ADL) pada lansia di UPT Panti
aturan sosial tersebut tidak tertulis. Werdha ‘Mojopahit’ Kabupaten
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh Mojokerto telah banyak mengalami
ketergantungan dari ringan sampai b. Petugas tenaga kesehatan
penuh sebanyak 24 responden (80%), Dapat membina kader agar lansia mau
ini menunjukkn lansia di Panti sebagian mengikuti kegiatan yang ada secara rutin
besar telah banyak mengalami dan membuat jadwal kegiatan bagi lansia.
ketergantungan pada orang lain hanya c. Bagi peneliti selanjutnya
sebagian saja yang masih mampu Hasil penelitian ini bisa dijadikan
melakukan ADL secara mandiri. pertimbangan untuk dilakukan penelitian
c. Terdapat hubungan fungsi kognitif lanjutan dengan mengkaji faktor-faktor
dengan tingkat kemandirian Activity lain yang berhubungan dengan fungsi
Daily Living (ADL) pada lansia di UPT kognitif dan faktor-faktor lain yang
Panti Werdha ‘Mojopahit’ Kabupaten berhubungan dengan tingkat
Mojokerto. Berdasarkan hasil uji kemandirian.
statistik Rank Spearman dengan hasil
( = 0,000 <  =0,05) menunjukkan F. DAFTAR PUSTAKA
bahwa maka  <  berarti H0 ditolak
Azizah, Lilik , 2011. Keperawatan Lanjut
dan H1 diterima. Dengan nilai koefisien Usia. Graha Ilmu : Jakarta.
korelasi r = 0,855 berarti korelasi yang
Boedhi-Darmojo, 2004. Geriatri (Ilmu
tinggi, kuat. Ini menunjukkan hubungan Kesehatan Lanjut Usia) edisi ke-3.
timbal balik antar variabel yang artinya FKUI : Jakarta.
semakin baik fungsi kognitif lansia
Depkes dan Kesejahteraan Sosial. 2001.
maka semakin baik pula tingkat
Pedoman Pembinaan Kesehatan Jiwa
kemandirian Activity Daily Living Usia Lanjut bagi Petugas Kesehatan.
(ADL), begitu juga sebaliknya. Jakarta: Direktorat Jenderal kesehatan
masyarakat
2. Saran
a. Bagi lansia Hardywinoto. 2003. Panduan Gerontologi,
Sebaiknya lansia di UPT Panti Werdha Jakarta: Gramedia
melakukan aktivitas yang dapat
meningkatkan kebugaran sehingga dapat Hardywinoto dan Toni Setiabudi. Menjaga
pula mempertahankan kemandirian dalam Kesehatan Kualitas Hidup para
melakukanADL. Lanjut Usia. Panduan Gerontologi,
Tinjauan berbagai Aspek. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka utama. 2005.
Herawati S, Supardi E, Sandi L. 2000.
Pedoman Praktis Perawatan Kesehatan
Untuk Pengasuh Orang usia Lanjut.
Balai penerbit FK-UI. Jakarta

Kuczynski, B, Jagust, W, Chui, HC., Reed,


B 2009. “An Inverse Association of
Cardiovascular Risk and Frontal Lobe
Glucose Metabolism”, Neurology. vol.
72, hal. 738–743

Nugroho W, 2000. Keperawatan Gerontik.


EGC : Jakarta

Pujiastuti, S. S dkk. 2003. Fisioterapi Pada


Lansia. Jakarta : EGC.

Siti Maryam, 2004. Mengenal Usia Lanjut


Perawatannya. Salemba Medika :
Jakarta.

Tamher, S. 2009. Kesehatan Usia Lanjut


dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Waston Roger, 2003. Perawatan Pada


Lansia. EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai