Anda di halaman 1dari 12

28

dengan dua peristiwa penting yaitu berdirinya Boedi Otomo 1908 dan
Ikrar
Sumpah Pemuda tahun 1928.
Sebelum kemerdekaan, organisasi kaum muda katolik
yang pertama kali
didirikan di
Indonesia adalah Katholieke Jongelingen Bond (KJB) pada
pertengahan November 1914 di Batavia. Organisasi ini diprakarsai oleh
organisasi
yang juga dari umat katolik yaitu Katholieke Sociale Bond (KSB) yang
bergerak
dibidang sosial dibawah naungan Pastor J. Van Rijckevorsel. KJB adalah
organisasi bagi para remaja yang telah menyelesaikan sekolah lanjutan
pertamanya hingga usia 20 (karena saat usia 21 tahun adalah usia
minimum untuk
masuk KSB). Dalam organisasi yang kebanyakan adalah remaja laki
-laki (yang
juga sebagian besar anggotanya berkebangsaan belanda) ini
dimaksudkan pada
saat itu untuk membina meraka dalam pelajaran katekismus yang tidak
mereka
dapatkan di sekolah. Disamping itu, KJB juga menyediakan sepeda bagi
kaum
muda yang bertempat tinggal jauh guna membantu kaum muda
berkumpul,
membentuk klub debat dan klub musik, sampai mempunyai majalah
sendiri. Dan
akhirnya diperkirakan pada tahun 1942 organisasi ini dilarang oleh
pemerintah
jepang yang saat itu mulai menduduki indonesia.
Selain
organisasi KJB yang ada di batavia, ada
juga
perkumpulan pelajar
laki
-laki dan perempuan yang ada di Muntilan pada tahun 1925 yaitu
Pakempalan
Paloepi Darma. Perkumpulan ini bertujuan untuk membantu penyebaran
Kerajaan
Allah di tanah Jawa dan membantu pemuda pribumi dalam menjalani
pendidikan
imamat demi munculnya imam pribumi, melalui doa dan pengumpulan
dana.
Universitas
Sumatera
Utara
29
Sehingga mereka terus mengajak orang
-orang muda yang lain baik laki
-laki dan
per
empuan untuk terlibat dalam usaha kecintaan terhadap Tanah Air melalui
penyebaran iman katolik dan pendidikan imam pribumi.
Setelah KJB yang sebagian besar anggotanya adalah remaja yang
berkebangsaan
Belanda, maka anak
-anak muda pribumi merasa kurang betah di
KJB dan memutuskan untuk membentuk organisasi sendiri bagi anak
-anak muda
katolik pribumi. Sehingga organisasi ini dinamakan Moeda Katholiek
pada
tanggal 1 Agustus 1929 di Yogyakarta. Keanggotaannya mulai anak-
anak
Standaardschool (SD berbahasa jawa) sampai pemuda
-pemudi yang sudah
bekerja. Sedangkan yang wanita didirikan Moeda Wanita Katholiek. Hal
ketidaknyamanan anak
-anak pribumi di KJB dikarena
kan perbedaan budaya anak
-
anak
Be
landa dan juga perbedaan mentalitas dari “anak
-anak yang menjajah” dan
“anak
-anak yang dijajah”. Sehingga digambarkan bahwa anak
-anak
Belanda
mendapatkan segala hak dan status yang mapan sedangkan anak
-anak pribumi
secara samar
-samar disadarkan dari gerakan kebangkitan nasional yang mulai
menghendaki persamaan hak, kemandirian, dan akhirnya kemerdekaan.
Organisasi ini tidak mematikan organisasi yang sudah ada seperti
Paloepi
Darma, karena keduanya mempunyai tujuan yang berbeda. Dalam
Moeda
Katholiek merupakan organisasi pemuda yang bersifat umum (non
kegerejaan/keagamaan) denga
n kegiatan seperti olah raga, seni, debat masalah
sosial
-politik atau kelompok studi dan sebagainya. Sedangkan Paloepi Darma
memfokuskan pada gerakan anak-anak/pemuda-
pemudi untuk membantu melalui
Universitas
Sumatera
Utara
30
doa dan bantuan dana bagi terbentuknya imam pribumi. Dan
diperbolehkan untuk
satu orang yang sama menjadi anggota dari keduanya. Sama seperti
halnya KJB,
organisasi Moeda Katholiek dan Moeda Wanita Katholiek berhenti
melakukan
kegiatan karena dilarang oleh pemerintahan jajahan jepang.
Pergerakan Politik umat Katol
ik di Indonesia diawali pada tahun 1922
dengan berdirinya Gerakan Kepanduan di sekolah Katolik
(pembinaan
anggota
pandu selain keterampilan kepanduan juga
disertai penguatan iman
kristiani,
kemandirian, ketaraan, dan cinta tanah air).
Pada tahun ini,
Pastor Van Lith,
dialun-
alun Mangkunegara pada suatu pagi menyaksikan “
Padvider pribumi”
(Pramuka) sedang latihan. Pada saat itu, Pastor Van Lith merenungkan
(dari
catatan harian beliau) sebagai berikut: “
P
ada saat ini anak
-anak pribumi tampak
jina bagi pemerintah Hindia Belanda, akan tetapi besok bila mereka
telah dewasa
pasti akan datang saatnya mereka akan menjadi musuh Pemerintah
Belanda. Dan
jika hal ini terjadi, saya akan memihak bangsa Indonesia. Nasib bangsa
Indonesia yang
akan datang terletak pada pemuda-
pemudanya. Demikian juga
nasib Gereja di Indonesia ini, terletak pada pemuda-pemuda Katolik-
nya.”
24
Bulan Agustus tahun 1923, sejumlah 30 guru bekas murid-
murid
Keweekschool (SGB) jaman penjajahan Belanda yang usianya 22
-23 tahun
mendidikan perkumpulan Katolik untuk aksi politik bagi orang-
orang Jawa. Saat
itu jumlah orang Katolik di Jawa sekitar 1.000 orang. Bulan Febuari
tahun 1925
berdiri perkumpulan Politik Katolik Jawa. Pada tahun 1928 untuk
pertama
24
Pemuda Katolik. 2009.
Buku Kenangan Kongres Nasional XIV Pemuda Katolik
. Manado. hal.11
-12
Universitas
Sumatera
Utara
31
kalinya dilaksanakan Kongres Kaum Katolik di
komplek Gereja Katedral Jakarta.
Untuk memperingati Kongres pertama dibagunun sebuah tugu pemuda
di
kompleks Gereja Katedral Jakarta.
25
AMKRI juga memperhatikan masalah dibidang pendidikan. Saat
dicabutnya peraturan pemerintah balatentara Jepang yang melarang
pihak swasta
menyelenggarakan pendidikan di bulan Mei 1945, AMKRI mulai
memprakarsai
Tahun 1930 organisasi
-organisasi politik
umat Katolik bersatu menjadi “Persatuan Politik Katolik Indonesia” di
seluruh
Indonesia (Hindia Belanda) sebelum pecah, terdapat 41 cabang.
Organisasi kaum muda katolik setelah Kemerdakaan Indonesia
Tak lama kemudian sesudah Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia
dikumandangkan, pada tahun itu juga didirikan sebuah organisasi kaum
muda
katolik bernama Angkatan Muda Katolik Republik Indonesia (AMKRI)
yang
dibentuk oleh Partai Politik Katolik Indonesia (PPKI) dalam kongresnya
di
Surakarta tanggal 8 Desember 1945. Pembentukan dari AMKRI ini
memang
antara lain untuk mewadahi g
olongan
kaum muda katolik yang saat itu mau
berjuang dan berkorban bersama golongan lain selama revolusi.
Disamping itu,
juga yang menjadi tujuan utama didirikannya AMKRI adalah untuk
menjawab
seruan Pemerintah Republik Indonesia yang kala itu mengajak agar
masyar
akat
mendirikan organisasi sebagai sarana perjuangan dalam membangun
Republik
Indonesia.
25
Wawancara dengan Oloan Simbolon di Hotel Danau Internasional
, Jalan Imam Bonjol No.17
pada 13
Desember 2014 pukul 09:30
Universitas
Sumatera
Utara
32
pendirian Sekolah Menengah Atas (SMA) Katolik untuk sore hari di
Yogyakarta
yang sekarang ini menjadi SMA St. Thomas, Yogyakarta. Hal ini
dimaksudkan
untuk menampung lulusan Sekolah Menengah Katolik (SMK) dari
Bintaran dan
Dagen Yogyakarta yang diselenggarakan oleh Para suster Santo Carolus
serta para
suster Fransiskanes.
Tanggal 15 November 1945 lahir Angkatan Muda Katolik Republik
Indonesia (AMKRI) ditengah ramainya perjuangan
dan
munculnya organisasi
kepemudaan.
Tanggal 7
- 12 Desember 1949 dalam Kongres Umat katolik Seluruh
Indonesia (KUKSI) lahir Muda Katolik Indonesia (MKI).
26
26
Michael Dua,
Dkk..
2008.
Politik Katolik, Politik Kebaikan Bersama.
Jakarta: Obor. h
al. 79.
Seterusnya pa
da
Juni
1960 Muda Katolik Indonesia dalam kongres di Solo diubah menjadi
Pemuda
Katolik yang diusulkan oleh Munajat (yang p
ernah menjadi Delagasi RI ke
Konferensi Meja Munda (
KMB
). Ketika tahun 1965, saat Partai Komunis
Indonesia (PKI) merajalela, Pemuda
Katolik mengubah politiknya bersama
organisasi
yang lain. Semua organisasi pemuda berbaju hitam, hanya gambar
dibelakang yang membedakannya, salib, kepala banteng, dan lain
-lain. Dalam
masa itu
Pemuda Katolik kesulitan memben
dung masa PKI. Pemuda
Ka
tolik tidak
mempunyai banyak
masa
. Saat itu orang Kato
lik jumlahnya belum banyak.
Timbul inisiatif untuk mendidik 50 orang anggota Pemuda
Katolik secara basis
Marhaen.
Hasilnya memang mengejutkan, pemuda PNI berkembang pesat denga
n
terjunnya Marhaen Katolik. Namun sayang bahwa generasi muda
Marhaen yang
Katol
ik tidak sehebat dan sepaham dengan generasi muda pertama dan kedua.
Universitas
Sumatera
Utara
33
Sejak proklamasi Kemerdekaan hingga tahun 1966 Partai Katolik selalu
duduk dalam kabinet. Tahun 1948-
1950 berlaku Kasimo Plan, yaitu rencana
produksi pertanian selam tiga tahun yang dicetuskan oleh Bapak I. J.
Kasimo yang
saat itu menjadi Menteri Muda Kemakmuran. Tanggal 1
-17 Desember 1949
diadakan KUKSI. Dalam KUKSI diputuskan untuk Partai Katolik, yaitu
satu-
satunya partai politik di Indonesia bagi umat Katolik.
Tanggal
21 Februari 1957,
diumumkan adanya Konsepsi Presiden, yaitu
ide mengenai Demokrasi
Indonesia
yang berdasarkan Gotong
-royong.
Berdasarkan ide tersebut, dibentuk D
ewan Nasional dan Kabinet Kaki E
mpat
(terdiri dari Masyumi, NU, PNI, dan PKI). Mengenai Konsepsi Presiden
yang
ditawarkan kepada partai
-partai tersebut, NU, PSII, Parkindo, IPKI, PSI
menyatakan pikir
-pikir dulu, sedangkan Partai Katolik dan Masyumi dengan tegas
menolak. Sejak saat itu, Partai Katolik dan Masyumi tidak pernah
diikutsertakan
dalam Pemerintahan
(tidak ikut duduk dalam Kabinet/tidak ada umat Katolik yang
menjadi Menteri).
Tahun 1948 Ketua Umum Partai Katolik mengalami
pergantian. Bapak I.
J. Kasimo digantikan
Bapak Frans Seda. Mulai saat itu
Partai
Katolik diikutsertakan dalam Pemerintahan lagi.
Tanggal
30 September 1965
timbul pemberontakan PKI yang kedua, yang menyebabkan Orde Lama
diganti
dengan Orde Baru (ORBA). Bersamaan dengan itu timbul organisasi
-organisasi
yang bersifat pejuang politik temporer, yaitu : Front Pancasila, KAMI,
KAPPI,
dll.. Sejak saat itu pula umat Katolik membentuk Front Katolik Tanpa
Lubang,
yaitu semua umat Katolik termasuk umat Katolik yang berorientasi
Nasionalisme
Universitas
Sumatera
Utara
34
dan masuk dalam organisasi
-organisasi Marhaen (PNI, GMNI, PERWANAR,
GSNI, dll) supaya bersatu melawan gerakan Kom
unis yang mengadakan
pemberontakan.
Tanggal 5 sampai
8 Desember 1948
diadakan Kongres X di Yogyakarta,
merupakan Kongres terakhir Partai Katolik, sebab setelah itu timbul
pengelompokan sosial politik menjadi tiga, yaitu : Golongan Karya
Pembangunan, Golongan Pembangunan Spiritual, dan Golongan
Pembangunan
Materiil. Kemudian, dengan adanya Undang
-undang No.5 Tahun 1973, ketiga
golongan
tersebut
menjadi GOLKAR, PPP, dan PDI. Secara resmi, Partai Katolik
berfusi dalam Partai Demokrasi
Indonesia bersama dengan PNI, Parkindo, IPKI,
dan MURBA. Sejak saat itu kegiatan berpolitik bagi umat Katolik secara
formal
terdapat di dalam dua wadah, yaitu dalam PDI dan GOLKAR. Secara
tidak
langsung melalui kedinasan ABRI dan diangkat ke DPR (F-
ABRI).
Di kediaman Bapak I.J. Kasimo, Jl. Sutan Syahril No.33 A Jakarta, tgl
28
Agustus 1928, dilaksanakan misa dengan iringan nyanyian Gregorian
untuk
mengenang ibadat perjuangan mendatang (bertepatan dengan pesta
Santo
Agustinus) yang dipimpin oleh Mgr. Darius Nggawa (Uskup Larantuka
, Flores).
Acara tersebut dihadiri oleh para pengurus Yayasan Kasimo DKI Jakarta
dan
sebagian anggota pendiri yayasan, diantaranya Bapak Frans Seda dan
Bapak
Wignyasumarsono. Uskup dalam khotbahnya mengatakan :

Santo Agustinus
hidup pada jaman peralihan setelah runtuhnya Kekaisaran Roma yang
telah
memberikan angin baik dalam perwartaan iman pada masa itu. Kiranya
ada dua
Universitas
Sumatera
Utara
35
hal yang patut kita petik dari tulisan Agustinus, ialah optimisme dan
yakin pasti
ada jalan. Inilah dorongan yang memberikan kehidupan politik gereja
pada masa
itu, dan hasilnya seperti apa yang kita rasakan sekarang.”
27
1.
1928
Pemuda Katolik Mjakarta aktif dalam kongres
Semangat yang melandasi pergerakan dan perjuangan Pemuda Katolik
adalah
Pro Ecclesia Et Patria
, yakni membela Gereja dan tanah air. Nilai
-nilai
yang mendasari Pemuda Katolik
dalam pergerakaannya senantiasa dijiwai oleh
nilai-
nilai kekristenan dan disemangati oleh nilai-
nilai kebangsaan, sehingga
Pemuda Katolik harus independen dan berorientasi pada pelbagai
persoalan sosial
kemasyarakatan serta terikat dalam satu persekutuan dengan Gereja
sebagai umat
Allah dalam aktualisasi iman, cinta kasih dan persaudaraan antar seluruh
umat
manusia.
Pemuda Katolik sebagai wadah berhimpun orang muda yang beragama
Katolik, merupakan wadah pemersatu yang memiliki tugas dan tanggung
jawab
dal
am pembangunan generasi muda sebagai penerus cita
-cita dan masa depan
gereja dan bangsa, sehingga Pemuda Katolik merupakan satu kesatuan
yang tidak
terpisahkan dengan lingkungan Gereja dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia,
sebagai bagian dari Pemuda Bang
sa Indonesia
.

Anda mungkin juga menyukai

  • RPP2022
    RPP2022
    Dokumen5 halaman
    RPP2022
    Margaretha Maria Yunita
    Belum ada peringkat
  • Rppxii 5
    Rppxii 5
    Dokumen9 halaman
    Rppxii 5
    Margaretha Maria Yunita
    Belum ada peringkat
  • So Babiran
    So Babiran
    Dokumen6 halaman
    So Babiran
    Margaretha Maria Yunita
    100% (1)
  • Soal Print
    Soal Print
    Dokumen12 halaman
    Soal Print
    Margaretha Maria Yunita
    Belum ada peringkat
  • Surat Perjanjian MOU
    Surat Perjanjian MOU
    Dokumen38 halaman
    Surat Perjanjian MOU
    Margaretha Maria Yunita
    Belum ada peringkat
  • Kunci P1
    Kunci P1
    Dokumen66 halaman
    Kunci P1
    Margaretha Maria Yunita
    Belum ada peringkat