Anda di halaman 1dari 5

Risalah Seminar Ilmiah Penelitian daD Pengembangan Aplikasi lsotop daD Radiasi 2004

PENGUjIAN SECARA LABORATORIUM KETAHANAN


TANAMAN PADI TERHADAP HAMA Chilo suppressalis Walker

SinggihSutrisno
Puslitbang Teknologi Isotop dan Radiasi -Batan, Jakarta

ABSTRAK
PENGUjIAN SECARA LABORATORIUM KETAHANAN TANAMAN PAm
TERHADAP HAMA Chilo suppressalis Walker. Penggerek batang padi Chilo Suppressalis
Walker merupakan hama yang renting pada tanaman padi di Indonesia. Penggunaan varietas
padi yang tahan serangan hama merupakan salah satu cara yang efektif dalam pengendalian
hama. Pemuliaan ketahanan tanaman terhadap hama sering mengalami kesulitan dengan tidak
tersedianya serangga hama yang cukup di lapang sehingga diperlukan teknik pengujian
laboratorium. Pada penelitian ini digunakan lima jenis tanaman padi yaitu Pelita 1/1, Atomita I,
Cisadane, Cisanggarung clan IR 36.Bibit padi yang berumur 7 hari diletakkan didalam vial yang
berukuran 1 liter untuk uji ketahanannya terhadap serangan hama C. suppressalis. Parameter
serangga hama yang diamati adalah viabilitas larva clan pupa, berat pupa, clan produksi telur.
Viabilitas larva clan pupa yang yang dipelihara pada bibit padi Pelita 1/1 clan Atomita I tidak
berbeda nyata (BNT-5 %).Viabilitas larva clan pupa yang dipelihara pada bibit padi Pelita 1/1
clan Atomita 1 masing- masing berturut-turut adalah 68,5 % -55,5 % clan 57,3 % .46,7 %.
Persentase terendah terjadi pada larva clan pupa yang dipelihara pada media padi IR 36 yaitu
berturut-turut sebesar 41,3 % clan 29,8 %. Hasil percobaan pada parameter berat pupa clan
produksi telur menunjukkan basil yang sesuai dengan parameter viabilitas larva clan pupa.
Varietas tanaman padi IR 36 merupakan tanaman padi yang lebih resisten dibandingkan dengan
yang lainnya, clan varietas Pelita 1/1 clan Atomita I merupakan varietas yang paling peka
terhadap serangan hama C. suppressalis.

ABSTRACT

LABORATORY SCREENING FOR RESISTENCY IN RICE TO RICE STEM


BORER Chilo suppressalis Walker. Rice stem borer Chilo suppressalis Walker is one of the
major insect pests in rice in Indonesia. The use of insect pest resistant variety of rice is one of the
efective techniques against pests. Breeding of resistence to insect pests rice crops often faced
difficulties in obtaining a lot of insect amounts due to the unavailability of enought number
insects pests in the field so that a laboratory bioassay is needed..In this experiments five rice
varieties were used: a Pelita 1/1, Atomita I, Cisadane, Cisanggarung, and IR 36. Rice seedling 7
days of age were put in 1 liter plastic vials for rice resistency test against the attact of insect
pest C. suppressalis.The parameters observed were larval and pupal viability, pupal weight, and
eggs production. The larval and pupal viability which were reared on of Pelita 1/1 and Atomita I
rice seedlings were 68.5 % -55.5 % and 57.3 % -46.7 % respectively. The respective lowest
percentages were found in IR 36 which was about 41.3 % -29.8 % .The experiment results on
the parameters of pupal weight and egg production showed similar results to that on the
parameters of larval and pupal viability. Rice variety of IR 36 showed more resistence to the
other varieties, while Pelita 1/1 and Atomita I showed the most suseptable to the attact of insect
pest C. suppressalis.

PENDAHULUAN ketahanan, karakterisasi mekanisme resistensi,


dan identifikasi dasar kimia dan fisis ketahanan
(1). Peranan ahli hama antara lain memberikan
Dalam implementasi program pemuliaan
tanaman untuk menciptakan varietas tanaman masukan tentang identifikasi sumber ketahanan ,
yang tahan terhadap hama memerlukan masukan karakteristik mekanisme resistensi, dan
beberapa disiplin ilmu yang terkait seperti melakukan pengujian laboratorium dan lapang
masukan daTi ahli pemuliaan tanaman , hama yang terkait dengan ketahanan terhadap hama.
clan ahli genetika tanaman. Program pemuliaan Pengujian lapang terhadap ketahanan hama
tanaman untuk menciptakan varietas yang tahan tanaman sering mengalami kesulitan karena tidak
terhadap hama antara lain me lip uti beberapa selalu tersedia hama dalam jumlah yang
aspek penting yaitu identifikasi sumber diperlukan. Pengujian resistensi tanaman
RisaJahSeminar Ilmiah Penelitian daD Pengembangan Aplikasi lsotop daD Radiasi, 2004

terhadap hama tertentu dapat dilakukan di karena itu perlu dilakukan usaha mendapatkan
laboratorium sehingga lebih mudah dilaksana- metode baru secara laboratorium untuk
kan clan lebih terkontrol. Seleksi tanaman dalam membantu program pemuliaan resistensi
program pemuliaan tanaman yang resisten tanaman.
terhadap hama tertentu hanya dapat dilakukan Tujuan penelitian ini adalah untuk
hila tanaman mendapatkan tekanan serangan mendapatkan metode seleksi ketahanan tanaman
serangga hama dalam jumlah yang besar. Oleh padi terhadap penggerek batang padi Chilo
karena serangga hama selalu berfluktuasi supressalisWalker di laboratorium.
jumlahnya daTi tahun ke tahun maka ada
berbagai cara untuk melakukan pengujian yaitu
antara lain dengan cara memberikan infestasi BAHAN DAN METODE
buatan pada tanaman di lapang, dengan cara
memberikan kurungan bibit tanaman atau Serangga yang digunakan dalam penelitian
tanaman yang sudah dewasa di dalam rumah ini adalah serangga koloni laboratorium berasal
kaca yang diberi serangga koloni laboratorium daTi pupa yang dikumpulkan daTi tanaman padi
atau respon tanaman terhadap hama seperti daun di sawah Balai Tanaman Pangan , Muara , Bogor.
, cabang clan buah. Namun basil yang diperoleh Larva yang menetas daTi telur ngengat tersebut
daTi data laboratorium clan data daTi rumah kaca dipelihara di laboratorium Pusat Penelitian clan
harus diekstrapolasi dengan data basil daTi Pengembangan Teknologi Isotop daD Radiasi ,
lapangan ( 11. Batan, dengan menggunakan metode Sato daD
Resistensi tanaman terhadap hama dapat Sakai yang telah dimodifikasi ( 3 ).Serangga
diukur dengan cara menghitung persentase yang digunakan untuk percobaan di laboratorium
kerusakan tanaman mulai daTi daun sampai adalah serangga yang telah mencapai generasi ke
buah sebagai akibat perlakuan pemberian 6 ke atas. Benih padi berasal daTi biji yang
serangga hama dalam jumlah yang banyak kualitasnya baik sebanyak 50 gram biji padi
terhadap tanaman. Evaluasi kerusakan tanaman dikecambahkan dengan merendam dalam air
ini dapat dilihat secara visual clan dilakukan mengalir selama 24 jam, kemudian dimasukkan
klasifikasi mulai daTi tingkatan resistensi kedalam vial plastik 1 liter yang mempunyai
sampai dengan tingkatan rentan dengan cara tutup. Setelah tujuh hari, biji padi yang telah
memberikan nilai secara kuantitatif 1 sampai tumbuh menjadi bibit berukuran tinggi lebih
dengan 5. Selain daTi pada itu ada cara lain kurang 4 cm siap untuk diinfeksi dengan
untuk menentukan tingkatan ressitensi tanaman kelompok telur. Tiap-tiap vial bibit padi ini
terhadap hama, yaitu dengan cara tidak digunakan untuk pemeliharaan 200 ekor larva.
menghitung kerusakan tanaman namun yang Sebelum bibit padi ini diinfeksi telur, ke dalam
dihitung adalah aspek biologi hama yaitu antara tiap vial ditambahkan 50 ml aquades. Setiap 2
lain seperti jumlah telur, agregasi,makanan yang hari larva dipindahkan ke bibit padi baru.
disukainya, pertumbuhan serangga, jumlah Menjelang pupasi yaitu lebih kurang setelah
makanan yang dikonsumsi, mortalitas clan umur larva berumur 14 hari, di atas bibit padi
(11. Pengujian resistensi tanaman ini sering diletakkan potongan kardus bekas bahan
dilakukan hila pengujian lapang kurang pengemas barang yang berukuran 3 cm x 5 cm
memberikan basil yang memuaskan karena untuk tempat pupasi. Parameter yang diamati
serangga hama yang ada di lapang tidak secara ialah persentase viabilitas larva daD pupa, berat
maksimal dapat membedakan antara tanaman pupa daD jumlah telur yang dihasilkan. Varietas
yang resisten clan tanaman yang rentan. padi yang diuji ketahannannya terhadap hama
Pengujian resistensi tanaman secara ChilD supressalis ialah IR 36, Cisadane,
laboratorium antara lain dilaporkan oleh Patch Cisanggarung, Pelita 111daD Atomita 1.Percobaan
clan Pierce pada tahun 1933 dalam Painter (21 dirancang dengan rancangan acak lengkap,
telah dilakukan pada tanaman jagung terhadap dengan tiga ulangan percobaan. .Kondisi
penggerek batang., dengan cara memberikan laboratorium yang digunakan dalam penelitian
sejumlah telur hama penggerek batang pada ini ialah ruangan tanpa pengaturan sinar,
tanaman padi didalam kurungan . temperatur daD kelembaban sehingga kondisinya
Serangga hama C.supressalis di Indonesia seperti ruangan alami. Rata-rata suhu minimum
merupakan hama penting pada tanaman padi clan daD maksimum ialah 25°C daD 33°C dengan
sering dapat menggagalkan panen. Pengujian kelembaban antara 75 % sId 90 %.
lapang resistensi tanaman terhadap penggerek
batang sering kurang memuaskan karena adanya
fluktuasi populasi serangga di lapang yang tidak
cukup memberikan perbedaan yang nyata antara
tanaman vanQ: tahan clan yang rentan. Oleh
Risalah Seminar !Jmiah Penelifian daD Pengembangan Aplikasi ISOfopdaD Radiasi 2004

HASIL DAN PEMBAHASAN dan IR 36. Berat pupa jantan dan betina yang
terendah ialah pada pupa yang dipelihara pada
Pemeliharaan serangga di laboratorium media padi IR 36 yaitu masing-masing berturut-
lebih mudah dilakukan dengan menggunakan turut 0,04 gram dan 0,046 gram. Larva C.
media buatan hila dibandingkan dengan
suppressalisdapat berkembang secara baik pada
menggunakan media alami karena lebih praktis varietas padi Pelita 1/1 yang merupakan varietas
dan lebih higienis. Penggunaan serangga dalam
yang lebih peka terhadap yang lain sehingga
jumlah yang banyak antara lain untuk bobot pupa serangga ini lebih tinggi
pengendalian hama dengan teknik jantan
dibandingkan dengan pupa yang dipelihara
mandul, pemencaran serangga, pengujian dengan menggunakan varietas yang lain. Dari
feromon seks serangga dan pengujian resistensi.
parameter jumlah telur yang dihasilkan
Hasil pengujian resistensi 5 macam varietas padi
(fekunditas) ternyata menunjukkan basil yang
yaitu Atomita I, Cisadane, Cisanggarung, IR 36, sesuai dengan parameter lain yang diamati
dan Pelita III terhadap hama penggerek batang
seperti tersebut di atas (Tabel 3 ). Jumlah telur
padi C. suppressalis,ternyata jenis padi Pelita III yang dihasilkan pada serangga yang dipelihara
menunjukkan pengaruh terbaik terhadap pada media padi Pelita 1/1 dan Atomita I tidak
perkembangan atau pertumbuhan larva dan pupa berbeda nyata ( BNT -5 % ) yaitu masing-
C. suppressalis I Tabel 1 I. Viabilitas larva yang
masing sebanyak 55,1 butir telur dan 52 butir
dipelihara pada bibit padi Pelita III berbeda telur. Menurut Pathak ( 5 ) dan Soejitno ( 6 )
nyata I BNT = 5 % Iterhadap varietas-varietas fekunditas dan fertilitas ngengat dipengaruhi oleh
yang lain yaitu IR 36,Cisanggarung dan Cisadane, kualitas makanan pada stadium larva, hila nutrisi
namun tidak berbeda nyata terhadap varietas baik maka akan memberikan pengaruh positif
Atomia I ( BNT = 1 % I. Berdasarkan uji BNT
pada fekunditas dan fertilitas serangga dewasa.
pada tarat 5 % menunjukkan bahwa viabilitas
larva dan pupa tertinggi diperoleh pada media Tabel 2. Berat pupa jantan clan betina C.
varietas padi Pelita III dan Atomita I. Varietas
suppressalis yang dipelihara pada
padi Atomita I ini ternyata berasal daTi hasil beberapa varietas bibit padi
iradiasi induk varietas Pelita Ill.

Tabel Viabilitas larva clan pupa C.


suppressalis yang dipelihara dalam
lima jenis bibit tanaman padi

Tabel 3. Fekunditas ngengat betina daTi basil


perkawinan seranggayang dipelihara pada
berbagaijenis varietastanamanpadi
Hasil penimbangan berat pupa jantan clan
betina berbeda nyata, berat pupa betina lebih PerlakuanI Jumlah Jumlah jumlah Prosentase
jenis !anaman pasangan telur yang teluryang
kurang satu setengah kali berat pupa jantan .Hal penetasan
jantan daD dihasilkan menetas telur
ini terjadi pada seluruh serangga jantan yang betina
dipelihara pada varietas padi Atomita I, AtomitaI 5 52 49,13 94,S
Cisasadane, Cisanggarung,IR 36 clan Pelita 1/1. Cisadane 5 27,5 21,4 85,6
Pupa jantan atau betina mempunyai bobot 5
CisanggaJung 37,7 35,2 93,2
terberat adalah yang dipelihara pada media IR 36 5 23,3 20,27 86,9
makanan bibit padi Pelita 1/1 yaitu masing-
Pelita 1/1 5 55,1 52,6 95,1
masing 0,039 gram clan 0,059 gram, kemudian
BNT 0,05 8,9 7,34
beratnya makin menurun berturut-turut pada
BNT 0,01 12,66 10,43
padi varietas Atomita I , Cisadane, Cisanggarung
KK 12,48% 11,29%
Risa1ah Seminar I/miah Pene/ilian daD Pengembangan Ap/ikasi lsolop daD Radiasi 2004

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

Metode seleksi ketahanan tanaman padi 1. METCALF R.L. ,LUCKMAN W.H. ,


terhadap penggerek batang padi C. suppressalis di Introduction to Insect Pest Management,
laboratorium dapat digunakan untuk membantu a wiley -Interscience Publication John
pengujian di lapangan sebagai pembanding Wiley & sons, new York, Chichester,
dengan cara mengukur parameter biologi Brisbane, Toronto, Singapore, (1982), 119
serangga yang dipelihara pada bibit padi umur 7 -120
hari. Dari basil pengujian ketahanan beberapa 2. PAINTER R.H., Insect Resistance in
spesies padi terhadap penggerek batang padi C. CropPlants,The University Press of
suppressalisternyata padi Pelita 1/1 dan Atomita-1 Kansas, Lawrenceand London, (1968) halo
merupakan varietas paling peka dan varietas 23-84
yang paling tahan ialah vatietas padi IR 36.
3. SATO , Y and SAKAI, M., Mass Rearing of the
Rice Stem Borer Chilo supressalisWalker:
Rearing on Rice Seedling, Symp. On rice
UCAPAN TERIMA KASIH Insect., Proc. Symp.Trop. Agrrc. Res. Ser.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih 5 : 63-67
kepada Sdr. Yus Yusuf Hamdan teknisi 4. ISMACHIN, M., Sifat Mutan Padi varietas
Kelompok Pengendalian Hama Pusat Peneltitian Pelita 1/1 dan IR 5, Disertasi Doktor,
clan PengembanganTeknologi Isotop clan Radiasi, Fakultas Pasca Sarjana, Institut Pertanian
Batan alas bantuan yang diberikan dalam
Bogor, Bogor, (1983),53
membantu melaksanakan penelitian ini.
5. PATHAK, M.D., Insect Pest of Rice, The
international Rice Research Institute,
11977),p.2
6. SOEJITNO , J., Beberapa Catatan Tentang
Rearing Penggerek Chilo suppressalis
Walker Lokakarva, Batan. 119731.Jakarta
RisalahSeminarI/miah Peneli/iandaDPengembangan
Aplikasi ls%p daDRadiasi 2()()4

DISKUSI

SUKARDJI ANONIME

Apakah ChilD Suppressalis memang di Kapan penelitian dilakukan ?,' Mengapa


lapangan kasusnya cukup tinggi pacta Atomita, menggunakan varietas lama, mengapa bukan
Cisadane dan lain-lainnya sampai berapa % kah varietasbaru, sepertiDiah Suci atau Cilosari ?,
kerusakannya dilapangan ?
SINGGIHSUTRISNO
SINGGIHSUTRISNO
Penelitian ini dilakukan sebelum Diah suci
Data Kerusakan belum acta untuk Atomita, clan cilosari di release.
Cisadane daD varietas lainnya akibat serangan
penggerekbatang, namun dapat menyebabkan RIY ANTI
fuso, tampaknya kedua varietas ini lebih rent an
dibanding Cilosari. Apakah dasar pemikiran Bapak dalam
pemilihan varietas padi yang digunakan dalam
ITEU HIDAYAT percobaantersebut?

Apakah parameter yang menunjukkan SINGGIHSUTRISNO


resistensi di Laboratorium berkorelasi positif
dengan basil resistensi dengan parameter yang Dasar pemikiran ialah menggunakan varietas
sarna yang diuji di lapangan, sehinggametode yang agak tahan seperti IR 36, Cisanggarung dan
Laboratorium ini bisa diterapkan dalam uji yang rentan seperti Pelita 1/1 atau Atomita 1.
resistensipenilaian?

SINGGIHSUTRISNO

Belum dilakukan uji di lapangan, karena


penelitian ini masih merupakan penelitian
pendahuluan tentang kemungkinan penggunan
metode Laboratorium yang dapat digabung
dengan uji lapangan, jadi jawabnya perlu
pengujian lapang untuk menjawab pertanyaan
tersebut sehingga dapat digunakan program
seleksitanaman.

Anda mungkin juga menyukai