Nim : (04.15.4277)
NURSING DEPARTMENT
YOGYAKARTA
JULY 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asma merupakan masalah seius yang ada pada masyarakat yang
serius di hamper semua negara di seluruh dunia termasuk di indoneisa
(Mangunugoro, 2004 dalam Ibnu Firdaus, 2011). Asma bronkial
merupakan gangguan inflamasi kronis pada saluran napas yang melibatkan
banyak sel dan elemen selularnya. Inflamasi yag kronis pada penderita
asma bronkiale dapat menyebabkan peningkatan hiperresponsif jalan
napas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa adanya suara
tambahan mengi atau wheezing pada paru, sesak napas, dada terasa berat,
dan batuk, terutama pada malam hari, dan juga merupakan suatu penyakit
yang masih menjadi masalah kesehatan pada masyarakat di hampir semua
bagian negara di dunia, diderita oleh anak -anak sampai dewasa dengan
derajat penyakit yang ringan sampai berat, bahkan dapat mengancam jiwa
seseorang (Prima, A. 2012) .
B. Rumusan Masalah
Dikarenakan pentingnya untuk mengetahui factor dominan dari
pencentus asma, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut “Faktor
Dominan Pencetus Serangan Asma Pada Pasien Asma Bronkiale di
Instalasi Rawat Inap RSPAU HARJOLUKITO”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
HARJOLUKITO
2. Tujuan Khusus
debu jalan raya, asap rokok, asap kendaran , debu dalam rumah
asma bronkiale
promosi kesehatan.
2. Bagi Peneliti
Skripsi ini sebagai acuan untuk dapat digunakan sebagai data untuk
E. Keaslian Peneliltian
alergen dengan derajat serangan asma, dan hasil uji Spearman Rho
Padang” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko dan
Subjek penelitian adalah semua pasien asma bronkiale baik rawat jalan
3. Aini Chusnawati, Gipta Galih Widodo dan Yunita Galih Yudanari, 2016
LANDASAN TEORI
A. Teori
1. Pengertian
mengi, batuk, sesak napas dan dada terasa berat terutama pada malam
dan atau dini hari yang umumnya bersifat reversible baik dengan atau
kuno. Istilah ‘asthma’ berasal dari kata Yunani aenai, yang berarti
Peradangan ini melibatkan banyak sel darah putih yang berbeda, yang
berbagai pemicunya seperti masuk angin, olahraga dan bau yang kuat
(Nancy, 2006).
2. Etiologi
peradangan seperti :
serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, uap dingin dan olahraga,
debu halus yang terdapat didalam rumah atau bulu binatang yang
menyebabkan terjadinya :
diantaranya, yaitu :
b. Asma Non-alergi
Pada asma non alergi tidak dipicu oleh faktor alergi. Asma
jenis ini biasanya muncul setelah usia paruh baya dan sering
terasa sesak.
lainnya.
c. Asma Nocturnal
matrial. Gejala asma pada jenis ini tidak berbeda jauh dari
gejala asma secara umumnya seperti : adanya suara tambahan
cepat.
e. Asma Musiman
tertentu saja dan tidak terjadi pada hari bisanya ,namub ketika
f. Asma Campuran
1. Asma Ekstrinsik
Sebagian besar penderita asma didunia menderita
2. Asma Intrinsik
bronkospasme.
4. Manifestasi Klinis
yaitu mengi, rasa berat di dada seperti di tekan. Gejala akan timbul dan
maka dapat timbul dispnea, pasien merasa sangat sulit bernsfas dan
asma bronkil kadang terjadi reaksi yang lebih berat atau parah shingga
5. Penatalaksanaan
asma.
asma.
bisa dilihat dari uji klinis fungsi paru-paru, atau uji sendiri
a. Penatalaksanaan
asma yang di alami adalah suatu hal yang sangat penting , agar
Host
a. Riwayat
keluarga
b. Infeksi
saluran
nafas
c. Jenis
kelamin
d. Alergi
Lingkungan
C. Kerangka Konsep
Factor-faktor dominan
pencetus serangan Pasien asma
asma bronkiale
D. HIPOTESIS
A. Desain Penelitian
Hospital Based Case Control Study. Desain ini dipilih karena dapat
dipergunakan dalam mencari seberapa jauh jauh faktor risiko asma bronkiale
B. Populasi Penelitian
Populasi target atau populasi referens merupakan bagian dari
populasi untuk menerapkan hasil penelitian. Berdasarkan penelitian untuk
mengetahui faktor dominan pencetus serangan asma pada pasien asma
bronkiale, maka populasi target penelitian ini adalah seluruh penderita
asma bronkiale. Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien yang
mengunjungi Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara (RSUPAU) Kabupaten
bantul baik rawat jalan maupun rawat inap selama periode penelitian.
Populasi studi terdiri dari kasus dan kontrol. Kasus adalah pasien rawat
jalan atau rawat inap di Rumah Sakit RSPAU Hardjolukito yang
dinyatakan positif menderita asma bronkiale oleh dokter , dengan sesak
nafas disertai suara mengi (wheezing), pemantauan arus puncak ekspirasi,
sedangkan kontrol adalah pasien rawat jalan atau rawat inap di Rumah
Sakit RSPAU Hardjolukito yang tidak menderita asma bronkiale yang
ditetapkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis oleh dokter
spesialis pada bulan/minggu yang sama dengan kasus.
C. Definisi Operasional
1. Variabel bebas
menghisap merokok
rumah.
sumber
alergen
(kode 1)
2. Variable terkait
Opersional
nafas)
D. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti dengan cara
telah disiapkan oleh peneliti sesuai tujuan dengan penelitian. Selain itu
bronkiale.
b. Data Sekunder
diperoleh dari tempat yang sama. Selain itu data juga diperoleh dari
a. Analisa Univariat
c. Analisis Multivariat
GINA (Global Initiative for Asthma); Pocket Guide for Asthma Management and
Prevension In Children. www. Ginaasthma.org.2006.
Vita Health, Asma Informasi Lengkap Untuk Penderita dan Keluarganya. PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.2005
Sundaru H. Apa yang Diketahui Tentang Asma, Departemen Ilmu Penyakit Dalam,
FKUI/RSCM, 2006 ; 4