Anda di halaman 1dari 78

P R A K T I K K E R J A P R O F E S I A P OT E K E R

RUMAH SAKIT
TNI – AL
DR.MINTOHARDJO
2018
PRESENTASI EVALUASI AKHIR
PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
DI RSAL DR. MINTOHARDJO
PERIODE SEPTEMBER – OKTOBER 2018
• Ayu Shindiya Sari 1704026178
• Debby Anggun Priangan 2017001228
• Fitri Khaeroni Yunus 1704026200
• Hera Apria 2017001251
• Hisna Dina Tsabita 1704026206
• Hestu Tyas P 2017001252
• Hesti Purwitasari 1704026205
• Janeke Dwirara Putri 1704026210
• Muhamad Ilham Ristian 1704026227
• Murjiana Candra Sis Andika 1704026228
• Rita Aprilini H Panggabean 2017001273
• Yasyfa Cahya Yuagesti 2017001283
• Yunita Dewi Fathonah 1704026273
RUMAH SAKIT ANGKATAN LAUT
DR. MINTOHARDJO

Visi
Menjadikan RSAL Dr. Mintohardjo sebagai Rumah Sakit TNI AL Wilayah Barat yang unggul dalam Bidang Pelayanan, Pendidikan,
dan Penelitian Bidang Kesehatan di Tingkat Nasional dan diakui di Tingkat Internasional

Misi :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan terpadu yang bermutu dan mengutamakan keselamatan pasien yang terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat serta menyelenggarakan dukungan kesehatan yang optimal
2. Menyelenggarakan pelayanan rujukan sebagai pusat rujukan tertinggi bagi unsur kesehatan TNI AL Wilayah Barat serta unit kesehatan
umum
3. Melaksanakan proses pendidikan dan penelitian yang menunjang pelayanan kesehatan prima berdasarkan standar Nasional dan Internasional
4. Melaksanakan kegiatan pengabdian bagi kepentingan kesehatan masyarakat
5. Mengembangkan manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) dan penataan kelembagaan RS yang berorientasi pada mutu

Falsafah
Melayani dengan Amanah, Niat Mulia, Hati Ikhlas dan Senyum.

Motto
Lebih Peduli dan Terpercaya
DEPARTEMEN FARMASI

Visi
Terciptanya pelayanan farmasi yang profesional dan paripurna.

Misi :
1. Melaksanakan pelayanan farmasi yang efektif dan efisien mengacu pada kaidah farmakoekonomi
2. Memberikan pelayanan farmasi klinik yang komprehensif demi meningkatkan kualitas hidup pasien
3. Menyelenggarakan pelayanan farmasi pada unit rawat jalan secara tepat, cepat, aman dan memuaskan juga pada
unit rawat inap dengan sistem UDD yang terpadu dan menyeluruh
4. Menyelenggarakan dukungan material kesehatan secara optimal dan satu pintu
5. Meningkatkan kualitas SDM tenaga kefarmasian sehingga mampu melaksanakan pelayanan kefarmasian yang
profesional dan prima.

Motto
Profesional, ramah, cepat, tepat, dan aman.
DEPARTEMEN FARMASI

SATELIT 2

GUDANG
SATELIT 1 SATELIT 3
FARMASI

SISTEM SATU PINTU


Bagan Perencanaan Perbekalan Farmasi
RS AL MINTOHARDJO

Data penjualan
tahun lalu

User / Departemen
Farmasi

Bag. Pembelian
Satu Pintu RSMTH

Pembelian 1 tahun / *) Sistem tender


3 bulan sekali *) atau tunjuk

Masuk gudang
famasi
Bagan Penerimaan Perbekalan Farmasi
RS AL MINTOHARDJO

Barang datang
dari PBF

Penerimaan, Cek
Dikembalikan ke kesesuaian SP
PBF
dan Faktur

Faktur Faktur
belum ada ada

Karantina Masuk
Gudang
Bagan Penyimpanan Perbekalan Farmasi
RS AL MINTOHARDJO
Barang Masuk
Gudang

Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan


Alfabetis Penggolongan Bentuk Sediaan
Obat

FIFO/FEFO

Distribusi ke satelit setiap minggu berd.


kebutuhan, 2 kali seminggu (Selasa &
Jumat)
Bagan Distribusi Perbekalan Farmasi
RS AL MINTOHARDJO

Pembuatan permintaan
obat dan alkes

Penyiapan obat
dan alkes

Distribusi ke satelit
sesuai permintaan
SATELIT 1
ALUR PELAYANAN DAN TANGGUNG JAWAB SATELIT 1
Depo OK

Ruangan KIA Depo IGD

SATELIT 1

Ruangan ICU/ICCU/Cathlab Ruangan Marore

Ruangan Melati

Pasien/ Loket Penerimaan Skrining RI Penyiapan Penyerahan


Distribusi
Pengunjung/Perawat Resep (BPJS/Anggota) Resep dan Obat Obat dan
Obat
Membawa Resep Rawat Inap Entry Resep (UDD) PIO

Pulang
Dispensing Penyerahan Mengisi CPPT
obat dan PIO
SATELIT 2
ALUR PELAYANAN DAN TANGGUNG JAWAB SATELIT 2

Ruangan Selayar
Ruangan PAV Anggrek Ruangan Numfor

SATELIT 2

Ruangan Sangeang Ruangan Sebatik

Ruangan Salawati

Pasien/ Loket Penerimaan Skrining RI Penyiapan Penyerahan


Distribusi
Pengunjung/Perawat Resep (BPJS/Anggota) Resep dan Obat Obat dan
Obat
Membawa Resep Rawat Inap Entry Resep (UDD) PIO

Pulang
Dispensing Penyerahan Mengisi CPPT
obat dan PIO
SATELIT 3
Alur Pelayanan Kefarmasian Satelit 3

BPJS UMUM

UMUM SATELIT 3 BPJS ANGGOTA

Loket Penerimaan Resep Skrining Resep dan Entry


Pasien/ Pengunjung
(BPJS/Umum/Angkatan Laut) Resep (BPJS)

Skrining Resep dan Entry Resep


Penyiapan Obat
(Umum dan Angkatan Laut)

Loket Pembayaran Penyerahan Obat dan


Bayaran (Umum) PIO
MANA JEMEN FARMASI
RSAL DR. MINTOHARDJO
PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI
PEMILIHAN –TEORI.
• Berdasarkan PERMENKES RI NO. 72 TAHUN 2016
a. Formularium dan standar pengobatan/pedoman diagnosa dan terapi
b. Standar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang telah
ditetapkan
c. Pola penyakit
d. Efektifitas dan keamanan
e. Pengobatan berbasis bukti
f. Mutu
g. Harga, dan
h. Ketersediaan di pasaran.
PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI
PEMILIHAN - PRAKTEK
• Pemilihan perbekalan farmasi di RSAL Mintohardjo dilakukan oleh Komite Farmasi dan Terapi (KFT)
• Menghasilkan Formularium RS yang direvisi setiap 3 tahun dan dievaluasi setiap 6 bulan
• Permohonan obat baru dan alat kesehatan diajukan kepada KFT, untuk kemudian dilakukan uji coba
(trial) oleh IFRS, dengan demikian tidak semua obat yang diajukan staf medik fungsional diterima
oleh KFT untuk dimasukkan dalan formularium RS
• pola penyakit terbesar yang terjadi di rumah sakit tersebut,
• efektivitas dan keamanan,
• pengobatan berbasis bukti,
• Mutu dan harga
PERENCANAAN KEBUTUHAN
TEORITIS

P E R M E N KE S N O. 7 2
TAH UN 2 0 1 6

• Anggaran yang tersedia


• Penetapan prioritas
• Sisa persediaan
• Data pemakaian periode yang lalu
• Waktu tunggu pesanan
• Rencana pengembangan
PERENCANAAN KEBUTUHAN
PRAKTEK
• Dasar pembuatan perencanaan di RSAL Mintohardjo dibuat berdasarkan formularium RS, data
pemakaiaan sebelumnya, data stok yang ada, pola penyakit, serta permintaan instalasi atau staf
medik fungsional.
• Alur perencanaan

Kepala
Direktur medik dan Direktur Pejabat
IFRS Bagian
keperawatan keuangan Pengadaan/ULP
Anggaran

Kegiatan perencanaan material kesehatan dilakukan setiap triwulan (3 bulan) kedepan


yang disusun 2 minggu sebelum triwulan (3 bulan) berikutnya. Apabila sebelum 3 Pejabat
bulan sudah habis maka digunakan dana restitusi untuk pembelian dalam jumlah Pembuat
kecil. Komitmen
(PPK)
PENGADAAN TEORITIS

Permenkes No. 72 tahun 2016

• melalui pembelian, produksi sendiri, dan hibah / sumbangan


• Bahan baku obat harus disertai sertifikat analisa
• Bahan berbahaya harus menyertakan MSDS (Material Safety Data
Sheet)
• Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai harus
memiliki nomor izin edar
• Masa kadaluarsa minimal 2 tahun untuk sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai tertentu
PENGADAAN PRAKTEK
• Pengadaan perbekalan farmasi di RSAL Mintohardjo melalui proses :
– Produksi oleh instalasi farmasi
– Pembelian oleh unit layanan pengadaan dan sumbangan, dropping
– Hibah termasuk Vaksin, imunisasi dan obat program pemerintah
• Proses pengadaan melalui : Tender / Lelang untuk pembelian > 200 juta
• Penunjukan langsung ( tidak terkait dengan rupiah )
• Pengadaan langsung untuk pembelian < 200 juta melalui Pejabat Pengadaan
• Pemanggilan distributor langsung, menentukan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) atau Harga Pasar ( Price
list )
SURAT PEMESANAN BARANG
PENERIMAAN

• Sistem penerimaan barang di Rumah Sakit TNI-AL Dr. Mintohardjo


dilakukan dengan menyesuaikan spesifikasi barang yang dipesan dengan
barang yang diterima, adapun spesifikasi tersebut meliputi :

• Nama obat,
• Jumlah, kemasan,
• No izin edar, tanggal produksi
• Tanggal kadaluwarsa stabilitas
PENYIMPANAN
P E RM E N KE S N O. 7 2 TAH UN 2 0 1 6 R S A L D R . M I N TO H A R D J O

• Obat dan bahan kimia yang digunakan untuk mempersiapkan obat


diberi label yang secara jelas terbaca memuat nama, tanggal pertama • Penataannya secara alfabetis
kemasan dibuka, dan peringatan khusus
• Pengelolaannya berdasarkan FEFO
• Elektrolit konsentrasi tinggi tidak disimpan di ruang perawatan
(First Expired First Out)
kecuali untuk kebutuhan klinis yang penting
• Elektrolit konsentrasi tinggi yang disimpan di ruang perawatan
dilengkapi dengan pengaman, harus diberi label yang jelas dan dibatasi
pada area yang ketat untuk mencegah penatalaksanaan yang kurang
hati – hati
• Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang
dibawa pasien harus disimpan secara khusus dan dapat diidentifikasi
• Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk menyimpan
barang lainnya yang dapat menyebabkan kontaminasi
PENDISTRIBUSIAN

P E RM E N KE S N O. 7 2 R S A L D R . M I N TO H A R D J O
TAHUN 2 0 1 6

• Sistem floor stock • Sistem distribusi obat menerapkan system


pelayanan terbagi atau desentralisasi yaitu,
system pendistribusian perbekalan farmasi
• Sitem resep perorangan yang mempunyai cabang di dekat unit
perawatan atau pelayanan (Depo farmasi
atau Satelit farmasi).
• Sistem unit dosis • OK dan UGD menerapkan sistem
pendistribusian floor stock
• Sitem kombinasi • Pasien rawat inap proses distribusi dilakukan
menggunakan sistem distribusi unit dose dispensing
(UDD)
PEMUSNAHAN & PENARIKAN

P E RM E N KE S N O. 7 2 R S A L D R . M I N TO H A R D J O
TAH UN 2 0 1 6
• pemusnahan obat kadaluarsa dan semua
• Membuat daftar sediaan farmasi, alat limbah padat rumah sakit dilakukan 2 kali
kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang
tiap tahun menggunakan incenerator
akan dimusnahkan
• Menyiapkan berita acara pemusnahan (BAP) • Sedangkan untuk pemusnahan resep
• Mengkoordinasikan jadwal, metode dan
dilakukan tiap 5 tahun sekali
tempat pemusnahan kepada pihak terkait
• Menyiapkan tempat pemusnahan
• Melakukan pemusnahan disesuaikan dengan
jenis dan bentuk sediaan serta peraturan
yang berlaku
PENGENDALIAN

• Dilakukan dengan cara mencatat keluar masuknya


barang pada buku stok induk dari gudang ke satelit dan
kartu stok gantung di satelit serta melakukan stock
opname selama tiga bulan sekali.

• Kegiatan pengendalian di RSAL Dr. Mintohardjo sudah


terlaksana dengan cukup baik.
DATA STOCK OPNAME BULAN
APRIL DAN JULI 2018
ADMINISTRASI

• Rekapitulasi data dari pencatatan dan pelaporan dapat


dilakukan secara periodik (bulanan, triwulan, semester
atau pertahun).

• Data ini sangat berguna dalam penilaian akreditasi


rumah sakit.
Kegiatan Farmasi Klinik
RSAL Dr. Mintohardjo
PENGKAJIAN DAN PELAYANAN RESEP

• Permenkes No. 72 tahun 2016


1. Persyaratan administrasi meliputi: nama, umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan pasien; nama, nomor ijin, alamat dan
paraf dokter; tanggal Resep; ruangan/unit asal Resep.
2. Persyaratan farmasetik meliputi: nama obat, bentuk dan kekuatan sediaan; dosis dan Jumlah Obat; stabilitas; dan
aturan dan cara penggunaan.
3. Persyaratan klinis meliputi: ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan Obat; duplikasi pengobatan; alergi dan
Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD); kontraindikasi; dan interaksi Obat.
PELAYANAN INFORMASI OBAT
• Permenkes No. 72 tahun 2016, Kegiatan PIO meliputi:
a. Menjawab pertanyaan
b. Menerbitkan buletin, leaflet, poster, newsletter;
c. Menyediakan informasi bagi Tim Farmasi dan Terapi sehubungan dengan penyusunan Formularium Rumah Sakit
bersama dengan Tim Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat
jalan dan rawat inap
d. Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya
e. Melakukan penelitian. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam PIO:
VISITE
• Permenkes No. 72 tahun 2016
– Visite merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan Apoteker secara
mandiri atau bersama tim tenaga kesehatan untuk mengamati kondisi klinis pasien secara
langsung, dan mengkaji masalah terkait Obat, memantau terapi Obat dan Reaksi Obat yang Tidak
Dikehendaki, meningkatkan terapi Obat yang rasional, dan menyajikan informasi Obat kepada dokter,
pasien serta profesional kesehatan lainnya.
PEMANTAUAN TERAPI OBAT
• Permenkes No. 72 tahun 2016, Tahapan PTO:
a. pengumpulan data pasien;
b. identifikasi masalah terkait Obat
c. rekomendasi penyelesaian masalah terkait Obat
d. Pemantauan
e. tindak lanjut.
MONITORING EFEK SAMPING OBAT
• Permenkes No. 72 tahun 2016, Kegiatan pemantauan dan pelaporan ESO:
a. mendeteksi adanya kejadian reaksi Obat yang tidak dikehendaki (ESO)
b. mengidentifikasi obat-obatan dan pasien yang mempunyai risiko tinggi mengalami ESO
c. mengevaluasi laporan ESO dengan algoritme Naranjo
d. mendiskusikan dan mendokumentasikan ESO di Tim/Sub Komite/Tim Farmasi dan Terapi
e. melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional. Faktor yang perlu diperhatikan:
DISPENSING SEDIAAN STERIL
• Permenkes No. 72 tahun 2016, Kegiatan dispensing sediaan steril meliputi :
a. Pencampuran Obat Suntik
b. Penyiapan Nutrisi Parenteral
c. Penanganan Sediaan Sitostatik
KONSELING
• Permenkes No. 72 tahun 2016, Kegiatan dalam konseling Obat meliputi:
a. membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien
b. mengidentifikasi tingkat pemahaman pasien tentang penggunaan Obat melalui Three Prime
Questions
c. menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada pasien untuk
mengeksplorasi masalah penggunaan Obat
d. memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah pengunaan Obat
e. melakukan verifikasi akhir dalam rangka mengecek pemahaman pasien
f. dokumentasi.
PENELUSURAN RIWAYAT PENGGUNAAN
OBAT
• Permenkes No. 72 tahun 2016
a. penelusuran riwayat penggunaan Obat kepada pasien/keluarganya
b. melakukan penilaian terhadap pengaturan penggunaan Obat pasien.
Informasi yang harus didapatkan:
a. nama Obat (termasuk Obat non Resep), dosis, bentuk sediaan, frekuensi penggunaan, indikasi
dan lama penggunaan Obat
b. reaksi Obat yang tidak dikehendaki termasuk riwayat alergi
c. kepatuhan terhadap regimen penggunaan Obat (jumlah Obat yang tersisa).
REKONSILIASI
• Permenkes No. 72 tahun 2016
• Rekonsiliasi Obat merupakan proses membandingkan instruksi pengobatan dengan
Obat yang telah didapat pasien. Rekonsiliasi dilakukan untuk mencegah terjadinya
kesalahan Obat (medication error) seperti Obat tidak diberikan, duplikasi, kesalahan dosis atau
interaksi Obat. Kesalahan Obat (medication error) rentan terjadi pada pemindahan pasien dari
satu Rumah Sakit ke Rumah Sakit lain, antar ruang perawatan, serta pada pasien yang keluar dari
Rumah Sakit ke layanan kesehatan primer dan sebaliknya.
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT
• Permenkes No. 72 tahun 2016, Kegiatan praktek EPO:
a. mengevaluasi pengggunaan Obat secara kualitatif
b. mengevaluasi pengggunaan Obat secara kuantitatif.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan:
a. indikator peresepan
b. indikator pelayanan
c. indikator fasilitas
SATELIT 1
• Pengkajian Resep
– Administrasi : Sesuai dengan menyertakan seluruh aspek terkait administrasi
– Farmasetika : Setiap resep yang datang telah memenuhi persyaratan
– Klinis : Tidak ditemukannya ROTD dan laporan efek samping
• PIO
• Petugas farmasi memberikan PIO pada saat penyerahan obat
• Adanya Apoteker yang bertanggung jawab untuk melakukan konsultasi terkait masalah obat
• Visite
– Petugas melakukan visite ketika mendistribusikan obat UDD tanpa melakukan PIO
• Rekonsiliasi dan Penelusuran riwayat penggunaan Obat : Masih Jarang dilakukan
SARAN :
1. Dispensing obat harusnya melalui resep asli tidak hanya dengan media eletronik mencegah terjadinya kesalahan
dispensing
2. Tata letak ruangan gudang diperbaiki sesuai dengan abjad untuk mempermudah pencarian obat
3. Pengisian kartu stok hendaknya dilakukan rutin ketika pengambilan obat
4. Untuk obat – obatan umum ataupun High Alert perlu dilakukan Double Check sebelum penyerahan obat
SATELIT 2
• Pengkajian Resep
– Administrasi : Sesuai dengan menyertakan seluruh aspek terkait administrasi
– Farmasetika : Setiap resep yang datang telah memenuhi persyaratan
– Klinis : Tidak ditemukannya ROTD dan laporan efek samping
• PIO
• Petugas farmasi memberikan PIO pada saat penyerahan obat
• Adanya Apoteker yang bertanggung jawab untuk melakukan konsultasi terkait masalah obat
• Visite
– Petugas melakukan visite ketika mendistribusikan obat UDD
• Rekonsiliasi dan Penelusuran riwayat penggunaan obat : Masih belum memenuhi aturan Permenkes RI No.72
tahun 2016
• Dispensing obat belum dilakukan Double Check
• Penataan obat : untuk penyimpanan narkotika belum tertata dengan baik, karena adanya penggabungan antara
obat yang satu jenis yang berbeda dosis
• Dispensing Steril : Sudah memenuhi persyaratan
– Proses pengantaran : hanya menggunakan box biasa untuk pengantaran obat
– Pengolahan limbah : limbah hasil dispensing disimpan dalam wadah yang lebih aman
• SARAN :
• Tata peletakan obat NARKOTIKA disusun dalam melihat aturan yang berlaku
• Kartu stock seharusnya berjalan untuk memonitor pengeluran obat
• dilakukan Double Check untuk proses penyiapan obat
• Limbah sisa dispensing steril ditanggapi lebih serius karena hanya diletakkan didalam plastik dan
diletakkan didalam ruangan dispensing
SATELIT 3
• Pengkajian Resep
– Administrasi : Sesuai dengan menyertakan seluruh aspek terkait administrasi
– Farmasetika : Setiap resep yang datang telah memenuhi persyaratan
– Klinis : Belum adanya Apoteker dalam penanganan pengkajian resep
• PIO
- pemberian informasi obat dilakukan terlalu cepat
-Penyerahan kurang melengkapi informasi yang dibutuhkan pasien
- Terjadi penumpukkan pasien saat pemanggilan nomor tunggu di meja pemberian obat
- Konseling
Belum terlaksananya konseling untuk pasien yang membutuhkan konseling yang tertera pada
Permenkes no.72 tahun 2016
Meso
Belum terlaksana
• Tata Letak obat
– Penyusunan obat yang masih acak
– Pengisian kartu stok belum berjalan maksimal terutama untuk obat – obatan narkotika dan
psikotropika
– Peletakan obat harus disesuaikan oleh peraturan yang berlaku
– Obat expired tidak dipisahkan (Gudang satelit 3)
– Tidak adanya pemantauan stock obat sehingga sering terjadinya kekosongan stok obat akibat devekta
yang belum berjalan
– SARAN :
• Peletakaan obat disesuaikan obat berdasarkan abjad ataupun farmakologi
• Penulisan kartu stok dilakukan tidak hanya narkotika dan psikotropika
• Kurangnya tenaga apokeder sehingga apotejer tidak dapat melakukan supervise pada satelitnya
• Skrining farmasetika dilakukan oleh beberapa orang
• Double Check seharusnya dilakukan sebelum penyerahan obat mencegah kekeliruan pemberian
KEGIATAN PKPA
PEMANTAUAN TERAPI OBAT
Tgl MRS/KRS No. RM Diagnosa Masuk Riwayat Penyakit

23/09/2018 – 01/10/2018 176118 Obs febris + TB tulang TB tulang

05/10/2018 – 10/10/2018 154723 STEMI + DM DM

01/10/2018 – 08/10/2018 169005 Obs Dypsnea DM + TB Paru

05/10/2018 – 08/10/2018 207665 Diabetes, TB Paru DM tidak pernah kontrol

01/10/2018 – 05/10/2018 158391 Cholelitiasis Tidak diketahui

27/09/2018 – 02/10/2018 193049 IHD Chronis, DM Nefropati Jantung, DM

28/09/2018 – 30/09/2018 186968 AF (Arteri Fibrinolitik) Hipertensi, Kolesterol

30/09/2018 – 03/10/2018 207395 Susp Massa Intracranial Hipertensi

29/09/2018 – 05/10/2018 194838 CHF, Hipertiroid, SVT Penyempitan Jantung, DM, Hipertensi

30/10/2018 – 02/10/2018 207180 APS, CAD Hipertensi

05/10/2018 – 10/10/2018 183389 DM tipe 2, CHF Pasang ring 2010

19/09/2018 – 25/09/2018 19280 SNH, DM tipe 2 DM tipe 2

18/09/2018 – 21/09/2018 206909 Susp CHF Hipertensi


LANJUTAN…
Tgl MRS/KRS No. RM Diagnosa Masuk Riwayat Penyakit
10/09/2018 – 21/09/2018 206445 Status Epileptikus, STEMI Epilepsi
12/09/2018 – 03/10/2018 169113 LBP, PPOK Hipertensi, PPOK
29/08/2918 – 24/09/2018 205848 Stroke Hemoragic Hipertensi
17/09/2018 – 21/09/2018 186133 Asma Bronchial, Pneumonia Asma, Jantung, Hipertensi
23/09/2018 – 28/09/2018 188870 Obs Chest Pain, PPOK dengan Asma, Kardiomegali, Gastritis,
Cardiomegali Vertigo
24/09/2018 – 26/09/2018 134007 Efusi Pleura Kanker Kelenjar Getah Bening

19/09/2018 – 21/09/2018 204462 Urolithiasis (Susp ISK) Hipertensi


03/09/2018 – 21/09/2018 206062 Hydropneumothorax, TB paru TB Paru, DM
putus obat, DM
05/10/2018 – 09/10/2018 207667 Asma Bronchiale Asma Bronchial, Hipokalemia,
Gravid
10/08/2018 – 11/10/2018 207750 SNH Hipertensi
12/10/2018 – 18/10/2018 207933 Cerbral Infark Hipertensi
07/10/2018 – 10/10/2018 207688 ADHF, DM DM, Hipertensi, Maag
16/10/2018 – 19/10/2018 207954 Susp Phlegmon Tidak ada
DISPENSING SEDIAAN STERIL
WAKTU TUNGGU
• KESIMPULAN
• Jumlah resep yang diamati merupakan resep obat jadi atau non racikan. Waktu tunggu rata-rata
obat racikan adalah ≥ 60 menit dan rata-rata waktu tunggu obat jadi atau obat non racikan
adalah ≥ 30 menit. Hal tersebut belum sesuai dengan standar pelayanan minimal yang
dipersyaratkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan No 129/Menkes/SK/II/2008 tentang
pelayanan resep baik obat jadi maupun obat racikan yaitu lama waktu tunggu obat racikan ≤ 60
menit dan obat non racikan atau obat jadi ≤ 30 menit, dan dari semua sampel yang diamati
banyak yang melebihi batas lama waktu tunggu seperti yang dipersyaratkan.
• SARAN
• Waktu tunggu pelayanan resep baik obat racikan maupun obat jadi belum semua sesuai standar
yang dipersyaratkan oleh pemerintah melalui Kepmenkenkes No 129/ Menkes/SK/II/2008,
petugas harus meningkatkan kualitas pelayanan.
• Tidak menumpuk resep yang telah selesai di siapkan, untuk langsung di berikan kepada pasien
dengan demikian dapat lebih meningkatkan efesiensi waktu dan kinerja petugas di Instalasi
Farmasi Satelit 3.
• Jika semua sudah dilakukan sesuai standar tetapi masih ada pelayanan yang belum maksimal,
penambahan petugas di Instalasi Farmasi Satelit 3 bisa menjadi pertimbangan.
KNC/KTD
KESIMPULAN KNC
• Laporan Insiden yang ditemukan paling banyak adalah tipe kejadian nyaris cedera (KNC) pada
penulisan resep oleh dokter yaitu dosis tidak tepat, adalah sebanyak 5 kejadian dari total 16
insiden yang dilaporkan.
• Dengan meningkatnya jumlah laporan insiden akan tergambarkan budaya dan motivasi untuk
meningkatkan keselamatan pasien dan mutu pelayanan kepada pasien. Hasil analisis insiden akan
menjadi pembelajaran untuk mencegah kejadian yang sama di kemudian hari.
MESO
KESIMPULAN MESO

• Laporan Efek Samping Obat didapatkan Tn.Y mengalami efek samping obat tegretol tablet
dengan regimen 2 x 200 mg dengan indikasi sebagai antiepilepsi.
• Tindak lanjut yang perlu dilakukan adalah monitoring pemeriksaan laboratorium, penggunaan
obat dan pemberian informasi mengenai secondary preventory, seperti : jika keluar ruangan
mamakai baju lengan panjang, memakai sunblock.
ATC DDD
KESIMPULAN ATC-DDD

• Nilai total DDD/100 pasien/hari dari antibiotik yang digunakan dalam pengobatan pasien rawat
inap di RS TNI AL Dr. Mintohardjo yaitu Ceftriaxon Inj, Levofloxacin Infus dan Metronidazole
Infus.
CPPT
PKMRS

Anda mungkin juga menyukai