Anda di halaman 1dari 39

ANALISIS KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN

INTELEKTUAL, DAN KECERDASAN SPIRITUAL DALAM


MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KOTA TANJUNGPINANG

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti


Seminar Usulan Penelitian dan Penyusunan Skripsi

OLEH

Nama : MUHAMMAD ADITYA SEPTARANA


NIRM : 15612317
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) PEMBANGUNAN


TANJUNGPINANG
2018
1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Batasan Masalah (Jika Ada)

1.4. Tujuan Penelitian

1.5. Kegunaan Penelitian

1.5.1. Kegunaan Ilmiah

1.5.2. Kegunaan Praktis

1.6. Sistematika Penulisan

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori

2.2. Kerangka Pemikiran

2.3. Hipotesis (Jika Ada)

2.4. Penelitian Terdahulu

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

3.2. Jenis Data

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.4. Populasi dan Sampel

3.5. Defenisi Operasional Variabel

3.6. Teknik Pengolahan Data

3.7. Teknik Analisis Data

3.8. Jadwal Penelitian


1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen sumber daya manusia (MSDM) dapat didefinisikan sebagai

pendekatan stratejik dan koheren untuk megelola asset paling berharga milik

organisasi, orang orang yang bekerja dalam organisasi, baik secara individu

maupun kolektif, dan memberikan sumbangan untuk mencapai sasaran

organisasi. Manajemen sumber daya manusia dapat didefinisikan sebagai

pengelolaan organisasi baik individu maupun kolektif terhadap manusia

untuk memberikan kontribusi optimal dalam mencapai sasaran organisasi,

dengan cara menghindari sebanyak mungkin perlakuan manusuia sebagai

asset, namun sebaliknya, meningkatkan upaya-upaya perlakuan manusia

sebagai partner. Kesuksesan kinerja perusahaan dapat dilihat dari kinerja itu

sendiri, oleh karena itu perusahaan menuntut agar karyawan mampu

memberikan kinerja yang optimal karena baik atau buruknya kinerja yang di

capai oleh karyawannya akan berpengaruh pada keberhasilan kinerja

perusahaan.

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

mengatur tentang prinsip-prinsip pemerintahan yang baik, termasuk

pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Undang-undang tersebut

mengamanatkan sikap profesionalisme pada semua lembaga penyelenggara

pelayanan publik. Hal ini bertujuan membangun kepercayaan masyarakat atas

pelayanan yang dilakukannya. Wirawan (2007) dalam (Mangkunegara,

2013)(Handoko, 2011) menjelaskan bahwa kinerja SDM merupakan hasil

sinergi dari tiga faktor, yaitu faktor internal karyawan, faktor internal
organisasi dan faktor eksternal. Sedangkan menurut (Mangkunegara, 2013)

faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja SDM adalah kemampuan

(ability) dan faktor motivasi (motivation).

Mangkunegara (2000:67) dalam (Yenti, Machasin, & Amsal, 2014)

mengatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

seseorang dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan padanya.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tanjungpinang yang terletak di

jalan Jenderl Sudirman No. 795 Tanjungpinang merupakan rumah sakit yang

memiliki keharusan memberikan layanan kesehatan terbaik, sesuai petunjuk

SK Menteri Pendayaan Aparatur Negara Nomor KEP/6/M.PAN/7/2003

tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Maka kinerja

yang baik harus dapat memberikan layanan yang prima sesuai standar

organisasi yang ditetapkan. Hal ini bertujuan agar konsumen (masyarakat)

yang menggunakan jasanya memperoleh kepuasan.

Emosi yang lepas kendali dapat membuat orang tidak dapat mengontrol

akal pikirannya. Tanpa kecerdasan emosi, seseorang tidak akan mampu

menggunakan kemampuan kognitif mereka sesuai dengan potensi yang

maksimum. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tanjungpinang ini

banyak pegawainya yang susah unutk mengontrol emosinya karena tekanan

kerja yang mereke terus hadapi. Keterampilan mengontrol dan mengelola

emosi akan membuat seseorang dapat berpikir positif dan tenang dalam

menghadapi masalah, dari pada hanya memiliki kecerdasan intelektual yang

tinggi. Tidak hanya itu intelektual pada diri seorang pegawai rumah sakit juga
harus ada kerena makin banyak tuntutan pemrosesan informasi dalam

pekerjaan, makin banyak penalaran induktif, penalaran deduktif dan

kemampuan verbal diperlukan untuk dapat melakukan pekerjaan tersebut

dengan hasil maksimal dan (Purnawanti, 2009) mengungkapkan untuk sukses

di masa mendatang tidak hanya mengunakan kecerdasan intelektual (IQ) saja,

tetapi juga harus mampu memanfaatkan peluang yang ada.

Menurut Goleman (Putra & Latrini, 2016) makin kompleks pekerjaan,

makin penting kecerdasan emosi. Emosi yang lepas kendali dapat membuat

orang pandai menjadi bodoh. Jika pegawai rumah sakit ini mendapat tekanan

kerja terus menerus maka akan membuat emosi mereka bisa lepas kendali dan

membuat kinerja pegawai yang ada di rumah sakit mangalami penurunan.

Selain itu kecerdasan spiritual dalam sebuah kinerja juga diperlukan,

dalam bekerja di rumah sakit dituntut intergritas dan kejujuran yang tinggi.

Pegawai bisa saja tidak jujur dalam melayani misalnya di biaya operasional

dalam sebuah kegiatan yang di adakan di rumah sakit ini itu pasti ada

beberapa pegawai yang tidak jujur. (Lisda dan Prayudiawan, 2009))

menyatakan seseorang yang mempunyai kecerdasan spiritual tinggi akan

lebih etis (sesuai dengan norma dan aturan) karena mempunyai rasa moral

dan dapat menyesuaikan diri dengan aturan sesuai dengan apa kata hatinya.

Oleh karena itu Sprititual Quotient (SQ) merupakan landasan yang diperlukan

untuk memfungsikan Intelligence Quotient (IQ) dan Emotional Quotient (EQ)

secara efektif. Secara singkat kecerdasan spiritual mampu mengintegrasikan

dua kemampuan lain yang sebelumnya telah disebutkan yaitu kecerdasan

intelektual dan kecerdasan emosional (Idrus 2012 dalam Choiriah, 2013).


Dari masalah yang ada tentunya hal ini perlu mendapatkan perhatian dari

pimpinan, karena keadaan ini jika dibiarkan akan berdampaknegatif bagi

rumah sakit tersebut. Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka peneliti

tertarik ingin melakukan penelitian dengan judul : Analisis Kecerdasan

Emosional, Kecerdasan Intelektual, dan Kecerdasan Spiritual Dalam

Meningkatkan Kinerja Pegawai di Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Tanjungpinang.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang diuraikan, maka permasalahan dalam penelitian

ini yaitu :

1. Bagaimanakah Peran Kecerdasan Emosional dalam Meningkatkan

Kinerja Pegawai di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tanjungpinang?

2. Bagaimanakah Peran Kecerdasan Intelektual dalam Meningkatkan

Kinerja Pegawai di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tanjungpinang?

3. Bagaimanakah Peran Kecerdasan Spiritual dalam Meningkatkan Kinerja

Pegawai di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tanjungpinang?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk memfokuskan

penelitian ini pada pokok permasalahan, sehingga tidak menyimpang dari

sasarannya dalam membahas penelitian ini. Fokus penelitian ini yaitu pada

bagian administrasi dan perawat di rumah sakit ini dikarenakan komplain

yang disampaikan pada bagian-bagian ini sehingga tidak akan melenceng ke

bagian lain untuk di teliti.


1.4 Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan penelitian ini digunakan untuk :

1. Untuk mengetahui Peran Kecerdasan Emosional dalam Meningkatkan

Kinerja Pegawai di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tanjungpinang.

2. Untuk mengetahui Peran Kecerdasan Intelektual dalam Meningkatkan

Kinerja Pegawai di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tanjungpinang.

3. Untuk mengetahui Peran Kecerdasan Spiritua dalam Meningkatkan

Kinerja Pegawail di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tanjungpinang.

1.5 Kegunaan Penelitian

Manfaat penulis melakukan penelitian ini adalah dengan harapan agar

penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak antara lain :

1.5.1 Kegunaan Ilmiah

Dapat digunakan untuk menambah pengalaman menerapkan

pengetahuan serta wawasan dengan menghubungkan teori yang

didapat dalam perkuliahan dengan kenyataan serta dapat

memperdalam pengetahuan penulis khususnya mengenai manajemen

sumber daya manusia.

1.5.2 Kegunaan praktis

Di harapkan dapat memperkaya ragam penelitian mahasiswa

khususnya dalam bidang manajemen sumber daya manusia, serta

sebagai tambahan referensi dan bahan literature dalam melakukan

penelitian bagi pengembangan teori


1.6 Sistematika penulisan

Secara umum, skripsi terdiri dari 5 BAB di mana antara masing-masing

BAB tersebut mempunyai kaitan antara satu dengan yang lainnya. Di bawah

ini akan di uraikan sistematika penulisan skripsi adalah sebagai berikut :

BAB I : PEDAHULUAN

Di dalam bab satu adalah bab pendahuluan dimana

berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah,

maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian,kerangka

pemikiran dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab dua tinjauan pustaka adalah bab yang membahas

tentang landasan teori yang berisikan pendapat atau teori

dari variabel bebas (kecerdasan emosional, kecerdasan

intelektual dan kecerdasan spiritual) dan variabel terikat

(kinerja), di jadikan landasan teori untuk menyelesaikan

masalah yang penulis sajikan di dalam skripsi ini, dan

penelitian terdahulu serta hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bagian ini memuat tentang jenis penelitian yang dilakukan

oleh peneliti, jenis data yang dipakai dalam penelitian,

teknik data untuk bahan penelitian, penentuan jumlah

populasi dan sampel memaparkan definisi operasional

variabel yang merupakan pengertian dari variabel

penelitian, menjelaskan teknik pengelohan dan teknik


analisis data serta menjelaskan tentang jadwal yang

dilakukan oleh peneliti.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan data-data yang di hasilkan dari lapangan

kemudian di analisis dengan metode penelitian yang telah

ditentukan sebelumnya dan dilakukan pembahasan.Dalam

bab ini merupakan inti dari penelitian dengan

menguraikan data-data yang telah diolah dengan observasi

dan wawancara langsung sehingga mendapatkan hasil

akhir dari penelitian ini.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisikan dua bagian yaitu kesimpulan yang

merupakan rangkuman dari hasil penelitian yang telah di

lakukan oleh penulis berdasarkan perumusan masalah

yang akan di bahas dalam skripsi, serta bagian saran yang

merupakan suatu bahan masukan yang akan di berikan

penulis untuk pihak akdemik.


2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Kecerdasan Emosional

A. Pengertian Kecerdasan Emosional

Menurut Prati, et al. (2003) dalam (Achmad Sani Supriyanto dan

Eka Afnan Troena, 2011) kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk

membaca dan memahami orang lain, dan kemampuan untuk

menggunakan pengetahuan untuk mempengaruhi orang lain melalui

pengaturan dan penggunaan emosi Jadi kecerdasan emosi dapat

diartikan tingkat kecemerlangan seseorang dalam menggunakan

perasaannya untuk merespon keadaan perasaan dari diri sendiri maupun

dalam menghadapi lingkungannya.

Goleman (2003) dalam (Lisda Rahmasari, 2012) menjelaskan

bahwa kecerdasan emosional terbagi ke dalam lima wilayah utama,

yaitu kemampuan mengenali emosi diri, mengelola emosi diri,

memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan kemampuan

membina hubungan dengan orang lain. Secara jelas hal tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Kesadaran Diri (Self Awareness) Self Awareness adalah

kemampuan untuk mengetahui apa yang dirasakan dalam dirinya

dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri

sendiri, memiliki tolok ukur yang realistis atas kemampuan diri

sendiri dan kepercayaan diri yang kuat.


2. Pengaturan Diri (Self Management) Self Management adalah

kemampuan seseorang dalam mengendalikan dan menangani

emosinya sendiri sedemikian rupa sehingga berdampak positif pada

pelaksanaan tugas, memiliki kepekaan pada kata hati, serta sanggup

menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran dan

mampu pulih kembali dari tekanan emosi.

3. Motivasi (Self Motivation) Self Motivation merupakan hasrat yang

paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun diri menuju

sasaran, membantu pengambilan inisiatif serta bertindak sangat

efektif, dan mampu untuk bertahan dan bangkit dari kegagalan dan

frustasi.

4. Empati (Empathy/Social awareness) Empathy merupakan

kemampuan merasakan apa yang dirasakakan orang lain, mampu

memahami perspektif orang lain dan menumbuhkan hubungan

saling percaya, serta mampu menyelaraskan diri dengan berbagai

tipe hubungan.

5. Ketrampilan Sosial (Relationship Management) Relationship

Management adalah kemampuan untuk menangani emosi dengan

baik ketika berhubungan sosial dengan orang lain, mampu membaca

situasi dan jaringan sosial secara cermat, berinteraksi dengan lancar,

menggunakan ketrampilan ini untuk mempengaruhi, memimpin,

bermusyawarah, menyelesaikan perselisihan, serta bekerja sama

dalam tim.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional

Kecerdasan emosi tidak ditentukan sejak lahir tetapi dapat dilakukan

melalui proses pembelajaran. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi

kecerdasan emosi individu menurut (Goleman, 2009:267-282), yaitu:

1. Lingkungan keluarga. Kehidupan keluarga merupakan sekolah

pertama dalam mempelajari emosi. Peran serta orang tua sangat

dibutuhkan karena orang tua adalah subyek pertama yang

perilakunya diidentifikasi, diinternalisasi yang pada akhirnya akan

menjadi bagian dari kepribadian anak. Kecerdasan emosi ini d apat

diajarkan pada saat anak masih bayi dengan contoh-contoh ekspresi.

Kehidupan emosi yang dipupuk dalam keluarga sangat berguna bagi

anak kelak dikemudian hari, sebagai contoh: melatih kebiasaan

hidup disiplin dan bertanggung jawab, kemampuan berempati,

kepedulian, dan sebagainya. Hal ini akan menjadikan anak menjadi

lebih mudah untuk menangani dan menenangkan diri dalam

menghadapi permasalahan,sehingga anak-anak dapat berkonsentrasi

dengan baik dan tidak memiliki banyak masalah tingkah laku

seperti tingkah laku kasar dan negatif.

2. Lingkungan non keluarga. Dalam hal ini adalah lingkungan

masyarakat dan lingkungan penduduk. Kecerdasan emosi ini

berkembang sejalan dengan perkembangan fisik dan mental anak.

Pembelajaran ini biasanya ditunjukkan dalam aktivitas bermain

anak seperti bermain peran. Anak berperan sebagai individu di luar


dirinya dengan emosi yang menyertainya sehingga anak akan mulai

belajar mengerti keadaan orang lain. Pengembangan kecerdasan

emosi dapat ditingkatkan melalui berbagai macam bentuk pelatihan

diantaranya adalah pelatihan asertivitas, empati dan masih banyak

lagi bentuk pelatihan yang lainnya.

C. Indikator Kecerdasan Emosional

Indikator Kecerdasan Emosional Menurut Golemen 2002 dalam

(Choiriah, 2013) terdapat beberapa indikator kecerdasan emosional,

yaitu :

1. Mengkoordinasi emosi dalam diri.

2. Mengelola diri sendiri.

3. Melakukan pemikiran yang tenang tanpa terbawa emosi.

4. Kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain atau empati.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa indikator

kecerdasan emosional adalah :

1) Kemampuan untuk mengetahui perasaan sendiri sehingga

mengetahui kelebihan dan kekurangannya.

2) Kemampuan menangani emosi sendiri,

3) Kemampuan memotivasi diri untuk terus maju.

4) kemampuan merasakan emosi dan kepribadian orang lain.

5) kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain.


2.1.2 Kecerdasan Intelektual

A. Pengertian Kecedasan Intelektual

Menurut (Robin & dan Judge, 2008) kecerdasan Intelektual adalah

kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas

mental berfikir, menalar dan memecahkan masalah. Intelligensi lebih

difokuskan kepada kemampuannya dalam berfikir.

Chaplin dalam (Erlinda., 2008)mendefinisikan inteligensi atau

kecerdasan sebagai :

1. Kemampuan beradaptasi dan memenuhi tuntutan situasi

(lingkungan) yang dihadapi dengan cepat dan efektif.

2. Kemampuan menggunakan konsep-konsep abstar secara efektif.

3. Kemampuan memahami hubungan dan mempelajarinya secara

tepat.

B. Indikator Kecerdasan Intelektual

Wiramiharja (2003:73) dalam (Robin & dan Judge,

2008)mengemukakan indikator-indikator dari kecerdasan intelektual.

Penelitiannya tentang kecerdasan ialah menyangkut upaya untuk

mengetahui keeratan besarnya kecerdasan dan kemauaan terhadap

prestasi kerja. Ia meneliti kecerdasan dengan menggunakan alat tes

kecerdasan yang diambil dari tes inteligensi yang dikembangkan oleh

Peter Lauster, sedangkan pengukuran besarnya kemauan dengan

menggunakan alat tes Pauli dari Richard Pauli, khusus menyangkut

besarnya penjumlahan. Ia menyebutkan tiga indikator kecerdasan


intelektual yang menyangkut tiga domain kognitif. Ketiga indikator

tersebut adalah :

1. Kemampuan figur yaitu merupakan pemahaman dan nalar dibidang

bentuk.

2. Kemampuan verbal yaitu merupakan pemahaman dan nalar

dibidang bahasa.

3. Pemahaman dan nalar dibidang numerik atau yang berkaitan dengan

angka biasa disebut dengan kemampuan numeric

Yuliana, 2006:30 dalam (Dharmawan, 2013) mengemukakan

indikator yang mempengaruhi intelektual seseorang antara lain :

1. Pembawaan

Pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa

sejak lahir. “Batas kesanggupan kita” berarti dapat tidaknya

memecahkan suatu soal yang pertama-tama ditentukan oleh

bagaimana pembawaan kita. Meskipun menerima latihan dan

pelajaran yang sama, perbedaan-perbedaan itu masih tetap ada.

2. Kematangan

Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan

perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan

telah matang jika telah mencapai kesanggupan menjalankan

fungsinya masing-masing. Kematangan seseorang berhubungan erat

dengan umur.
3. Pembentukan

Pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang

mempengaruhi perkembangan inteligensi. Pembentukan dibedakan

menjadi pembentukan sengaja, seperti yang dilakukan di sekolah

dan pembentukan tidak sengaja seperti dari alam sekitar.

4. Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan

dorongan bagi perbuatan itu. Ini berarti ada sesuatu yang menarik

seseorang untuk mendorongnya berbuat lebih giat dan lebih baik.

5. Kebebasan

Kebebasan berarti bahwa seseorang itu dapat memilih metode-

metode tertentu yang dapat digunakan setiap memecahkan

permasalahan yang dihadapinya. Berarti seseorang mempunyai

kebebasan memilih metode dan bebas memilih masalah sesuai

dengan kebutuhannya.

2.1.3 Kecerdasan Spiritual

A. Pengertian Kecerdasan Spiritual

Mengacu pada teori Maslow, kecerdasan spiritual merupakan

hal yang terkait dengan aktualisasi diri atau pemenuhan tujuan

hidup, yang merupakan tindakan motivasi yang tertinggi.

Kecerdasan spiritual yang tinggi ditandai dengan adanya

pertumbuhan dan transformasi pada diri sendiri seseorang,

kemudian berlanjut pada tercapainya kehidupan yang seimbang

antara karier/ pekerjaan dan pribadi/ keluarga, serta adanya perasaan

sukacita dan puas yang diwujudkan dengan menghasilkan


kontribusi yang positif pada lingkungan sekitarnya (Moniaga,

2013).

Menurut Zohar dan Marshall (2007:4) dalam (Dharmawan,

2013) kecerdasan spiritual adalah untuk menghadapi dan

memecahkan persoalan makna dan nilai yang lebih luas dan kaya,

kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalah hidup

seseorang lebih bermakna dibandingkan orang lain.

B. Indikator Kecerdasan Spiritual

Indikator yang kecerdasan spiritual yang telah berkembang

dengan baik mencakup (Zohar dan Marshall, 2005:10) dalam

(Ghazali, 2015) sebagai berikut :

a) Kemampuan untuk bersikap fleksibel.

b) Adanya tingkat kesadaran diri yang tinggi.

c) Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan

penderitaan.

d) Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui perasaan sakit.

e) Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai.

f) Kecendrungan untuk berpandangan holistik.

g) Kecendrungan untuk bertanya “mengapa” atau “bagaimana

jika” dan berupaya untuk mencari jawaban-jawabamn yang

mendasar.

h) Memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi.


2.1.4 Kinerja

A. Pengertian Kinerja

Kinerja merupakan gambaran tentang pencapaian pelaksanaan

suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan

visi, misi, tujuan, dan sasaran organisasi. Dalam bahasa yang

sederhana , kinerja dapat diartikan sebagai “hasil kerja” dari

seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi (Rudianto,

2013).

Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam

melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya sesuai dengan

kriteria yang ditetapkan (Hasibuan, 2009).

Sedangkan menurut (Mangkunegara, 2009)kinerja adalah hasil

kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang

pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab

dyang diberikan kepadanya.

B. Indikator Kinerja

(Mangkunegara, 2009) mengemukakan bahwa indiator kinerja

yaitu :

1) Kualitas

Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang karyawan

mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan.


2) Kuantitas

Kuantitas adalah seberapa lama seorang pegawai bekerja dalam

sat harinya. Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan kerja

setiap pegawai itu masing-masing.

3) Pelaksanaan tugas

Pelaksanaan tugas adalah seberapa jauh karyawan mampu

melakukan pekerjaannya dengan akurat atau tidak ada

kesalahan.

4) Tanggung jawab

Tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah kesadaran akan

kewajiban untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan

perusahaan.

2.2 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian tersebut di atas dalam pendahuluan dan telaah teori,

maka kerangka pemikiran teoritis yang dikembangkan dalam penelitian ini

dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Kecerdasan Emosional

Kecerdasan Intelektual Kinerja Pegawai

Kecerdasan Spiritual
2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan mengenai analisis kecerdasan

emosional, kecerdasan intelektual dan kecerdasan dalam meningkatkan

kinerja pegawai, yang menjadi rujukan penelitian ini adalah :

a. (Ghazali, 2015)

Judul penelitian PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL,

KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN SPIRITUAL,

TERHADAP KINERJA PETUGAS PADA DIREKTORAT POLISI

PERAIRAN (DITPOLAIR) PEKANBARU.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan

intelektual, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual secara bersamaan

terhadap kinerja Direktorat Polisi Perairan (Ditpolair) Pekanbaru. Untuk

mengetahui pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi dan

kecerdasan spiritual secara parsial terhadap kinerja Direktorat Polisi

Perairan (Ditpolair) Pekanbaru. Dan untuk mengetahui variabel mana

yang paling dominan pengaruhnya terhadap kinerja Direktorat Polisi

Perairan (Ditpolair) Pekanbaru. Dalam penelitian ini, populasi petugas

Direktorat Polisi Air (Ditpolair) Pekanbaru, berjumlah 82. Untuk

melakukan penelitian sampel diambil menggunakan metode sensus yang

menetapkan seluruh populasi sebagai sampel penelitian. Analisis data

dalam penelitian ini akan menggunakan model regresi berganda. Hasil

penelitian ini menyatakan bahwa kecerdasan (X1), kecerdasan emosional

(X2) dan variabel kecerdasan spiritual (X3) secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap kinerja. Kemudian secara parsial ketiga variabel ini


juga memiliki pengaruh yang signifikan. Variable spiritual intelligence

(X3) merupakan variabel dominan yang mempengaruhi kinerja Petugas

Polisi Ditpolair Riau karena memiliki koefisien regresi yang lebih besar

daripada variabel independen lainnya (kecerdasan intelektual dan

emosional). Pengaruh kecerdasan intelektual, emosi dan kecerdasan

spiritual terhadap kinerja simultan berdasarkan nilai Adjusted R2 adalah

sebesar 0,476 atau 47,60%, sedangkan 52,40% dipengaruhi oleh variabel

lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini sebagai faktor motivasi

kompensasi, lingkungan kerja, supervisi dan lain sebagainya.

b. (Tarigan, 2015)

Judul penelitian ANALISIS PENGARUH KECERDASAN

INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN

KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP KINERJA

MANAJERIAL PADA HOTEL-HOTEL BERBINTANG 3 DI

PEKANBARU.

Jumlah hotel di Pekanbaru dari tahun ke tahun selalu meningkat. Ini

menunjukkan meningkatnya persaingan di kalangan pengusaha jasa

perhotelan. Memiliki pemimpin / manajer yang kompeten akan menjadi

salah satu hal penting yang harus diperhatikan. Penelitian ini bertujuan

untuk: menguji, menguji dan menganalisis pengaruh kecerdasan

intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap

kinerja manajerial. Penelitian ini dilakukan di hotel bintang 3 di

Pekanbaru. Sampel penelitian adalah 31 orang pengelola hotel. Data

dikumpulkan langsung dari responden menggunakan instrumen


penelitian seperti kuesioner dan teknik analisis data menggunakan

analisis regresi linier dengan SPSS 18.0. Hasil penelitian ini

membuktikan bahwa intelligence quotient berpengaruh signifikan

terhadap kinerja manajerial, kecerdasan emosi berpengaruh signifikan

terhadap kinerja kecerdasan manajerial dan spiritual berpengaruh

signifikan terhadap kinerja manajerial. Implikasi dari penelitian ini

adalah kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan

spiritual memiliki peran yang sama pentingnya dalam meningkatkan

kinerja seorang manajer

c. (Putra & Latrini, 2016)

Judul penelitiannya PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL,

KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN SPIRITUAL,

KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan

intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan komitmen

organisasi terhadap kinerja auditor di Kantor Akuntan Publik di Bali.

Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode sampel jenuh dengan jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 80

sampel. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kuesioner, yaitu menyebarkan kuesioner pada auditor di Kantor

Akuntan Publik di Bali. Teknik analisis data yang digunakan untuk

menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linier

Berganda. Hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa kecerdasan

intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan komitmen


organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Hal ini

menunjukan bahwa semakin meningkatnya kecerdasan intelektual,

kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan komitmen organisasi

maka kinerja auditor semakin meningkat pula.

d. (Rivan A. Kojongian, Sifrid S.Pangemanan, 2016)

Judul penelitian THE INFLUENCE OF INTELLIGENCE

QUOTIENT AND EMOTIONAL QUOTIENT TOWARD

EMPLOYEE PERFORMANCE (CASE STUDY AT PT. BANK

MANDIRI (PERSERO) TBK. MANADO BRANCH OFFICE

WANEA)

The performance of employees determined the success of a company and

the achievement of company objectives, and therefore a company need

their employees are able to show optimal performance because

performance will affect the overall success of the company or

organization. This research was conducted by using quantitative analysis

method. The main objectives in this research are: (1)To know the

influence of intelligence quotient toward employee performance at

PT.Bank Mandiri (Persero) tbk. Manado Brach Office Wanea (2) To

know the influence of intelligence quotient toward employee performance

at PT.Bank Mandiri (Persero) tbk. Manadi Brach Office Wanea. Sample

of this research is 30 respondents. The results from the study showed that

the intelligence quotient and emotional quotient has significantly

influence employee performance , as well as the factors that influence

most dominant is emotional quotient


e. (Priyono, 2015)

judul penelitian EFFECT OF INTELLECTUAL INTELLIGENCE,

EMOTIONAL INTELLIGENCE AND SPIRITUAL

INTELLIGENCE TO PERFORMANCE CIVIL SERVANTS

LANGUAGE CENTER EASTJAVA

The purpose of this study is to investigate and examine the effect of

intelligence quotient (IQ) on the performance of the Civil Service

Institute Language East Java province, to know and test the effect of

emotional intelligence (EQ) on the performance of the Civil Service

Institute Language East Java province, to know and test the effect of

intelligence spiritual (SQ) on the performance of the Civil Service

Institute Language East Java Province., know and test between

intelligence quotient (IQ), emotional intelligence (EQ) and spiritual

intelligence (SQ) where a stronger influence on the performance of the

Civil Service Institute Language Province East Java. The approach in

this experiment is quantitative, and the study population was all civil

servants Language Center of East Java province as many as 40 people

using all employees saturated sample is used as a sample of 40 people.

Collecting data using questionnaires, as well as data analysis techniques

using multiple linear regression. These results indicate that 1) the

intellectual have a significant effect on the performance of the Civil

Service Language Center of East Java Province evidenced by t count of

3,018 with sig. 0.005. 2) emotional intelligence have a significant effect

on the performance of the Civil Service Language Center of East Java


Province evidenced by t count of -2.826 with sig. amounted to 0,008. 3)

Spiritual intelligence has a significant influence on the performance of

the Civil Service Language Center of East Java Province evidenced by t

count of 2.689 with sig. amounted to 0,011. 4) intelligence quotient (IQ)

has a stronger effect between emotional intelligence (EQ) and spiritual

intelligence (SQ) on the performance of the Civil Service Language

Centre East Java province is evidenced by the values in the column top

Standardized Beta Coefficient 0.453.


3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah

jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini

dilakukan untuk menggambarkan, mendeskripsikan secara sistematis

mengenai fakta-fakta yang diselidiki. Menurut (Nazir, 2011), Metode

deskriptif adalah metode untuk mempelajari masalah-masalah dalam

masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan,

kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses

yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

Dari penjelasan yang telah dipaparkan di atas, diharapkan dengan adanya

penelitian ini maka peneliti dapat menggambarkan tentang analisi kecerdasan

emosional, kecerdasan intelektual dan kecerdasan spiritual dalam

meningkatkan kinerja pegawai rumah sakit umum daerah kota

Tanjungpinang.

3.2 Jenis Data

Secara umum, jenis data penelitian dapat dibedakan menjadi data

primer dan data sekunder. Berikut ini penjelasan dua jenis data

penelitian :

A. Data Primer

Data primer adalah jenis data yang diperoleh secara langsung dari subyek

penelitian. Menurut (Isjianto, 2009)) data primer adalah data asli yang

dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab masalah riset secara khusus.

Sumber data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari


lapangan yaitu data yang dikumpulkan dari responden melalui wawancara

penelitian yang berkaitan analisis kecerdasan emosional, kcerdasan

intelektual dan kecerdasan spiritual dalam meningkatkan kinerja pegawai

di rumah sakit umum daerah kota Tanjungpinang. Data primer dalam

penelitian ini berupa data kualitatif yang diperoleh dengan melakukan

wawancara.

B. Data Sekunder

Menurut (Danang Sunyoto, 2011)) Data sekunder adalah data yang

bersumber dari catatan yang ada pada perusahaan dan dari sumber lainnya

dengan mengadakan studi kepustakaan dengan mempelajari buku – buku

yang ada hubungannya dengan objek penelitian. Sumber data sekunder

untuk melengkapi data primer yang menunjang keberhasilan

penelitian, seperti dokumen-dokumen dari Rumah Sakit Umum Daerah

Kota Tanjungpinang.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2015:62), dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data

dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamniah), sumber data primer,

dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta

(participant observation), wawancara mendalam (in depth interview) dan

dokumentasi. Oleh karena selalu ada hubungan antara teknik

pengumpulan data dengan masalah penelitian yang dijawab.

Adapun metode pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :


A. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan

yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal – hal

dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya

sedikit/kecil (Sugiyono, 2011)). Penelitian ini di ambil berdasarkan

wawancara langsung kepada responden dengan saling bertukar informasi.

B. Observasi

Observasi merupakan proses aktivitas yang mempengaruhi oleh ekspresi

pribadi, pengalaman, pengetahuan, perasaan, nilai-nilai, harapan, dan

tujuan observer. Menurut (Rumengan Jimmy, 2010). Observasi dilakukan

secara langsung di lokasi penelitian. Adapun alat yang digunakan oleh

peneliti dalam melakukan observasi yaitu alat pengumpulan data berupa

ceklist.

C. Dokumentasi

Menurut (Sugiyono, 2014) Dokumen, merupakan catatan peristiwa yang

sudah berlalu, bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data

tentang struktur organisasi, daftar dan beberapa contoh dokumen dan

catatan, prosedur kegiatan serta laporan yang ada di Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Tanjungpinang.


D. Studi Pustaka

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku

referensi, laporan-laporan, majalah-majalah, jurnal-jurnal dan media

lainnya yang berkaitan dengan obyek penelitian.

3.4 Populasi dan Sampel

(Sugiyono, 2014)), dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah

populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan “social situation” atau situasi sosial

yang terdiri ats tiga elemen yaitu : tempat (place), pelaku (actors), dan

aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Peneliti disini mengambil

tempat penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tanjungpinang.

Populasi yang di ambil dalam penelitian ini berjumlah 20 narasumber yang

berasal dari pegawai administrasi dan perawat.

Teknik sampling merupakan teknik teknik pengambilan sampel. Untuk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagi

teknik sampling yang digunakan peneliti adalah sampling purposive adalah

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu menurut (Sugiyono,

2014). Dalam hal ini sampel sumber data purposive di Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Tanjungpinang diantaranya : 2 Pegawai Administrasi, 1 Kepala

Bagian Administrasi dan 3 Perawat.

3.5 Definisi Operasionl Variabel

Definisi Operasional Variabel

No Variable Definisi Indicator

1 Kecerdasan Menurut McShane 1. Pengenalan diri adalah

emosional dan (Von Glinow, kemampuan seseorang untuk


2010) Kecerdasan mengetahui perasaan dalam

Emosional adalah dirinya dan digunakan untuk

sekumpulan membuat keputusan bagi diri

kemampuan untuk sendiri,memiliki tolak ukur yang

merasakan dan realistis atas kemampuan diri

menyatakan emosi, dan memiliki kepercayaan diri

mengasimilasi yang kuat..

emosi dalam 2. Pengendalian Diri (Self

berpikir, Regulation) Pengendalian diri

memahami dan adalah kemampuan menangani

alasan dengan emosi diri sehingga berdampak

emosi, dan positif pada pelaksanaan tugas,

menghubungkan peka terhadap kata hati, sanggup

emosi dalam diri menunda kenikmatan sebelum

sendiri dan orang tercapainya suatu sasaran,

lain. danmampu segera pulih dari

tekanan emosi.

3. Motivasi (Motivation) Motivasi

adalah kemampuan

menggunakan hasrat agar setiap

saat dapat membangkitkan

semangat dan tenaga untuk

mencapai keadaan yang lebih

baik, serta mampu mengambil


inisiatif dan bertindak secara

efektif.

4. Empati (Emphaty) Empati

adalah kemampuan merasakan

apa yang dirasakan oleh orang

lain. Mampu memahami

perspektif orang lain dan

menimbulkan hubungan saling

percaya, serta mampu

menyelaraskan diri dengan

berbagai tipe individu.

5. Ketrampilan Sosial (Social

Skills) Ketrampilan sosial adalah

kemampuan menangani emosi

dengan baik ketika berhubungan

dengan orang lain, bisa

mempengaruhi, memimpin,

bermusyawarah, menyelasaikan

perselisihan, dan bekerjasama

dalam tim.

2 Kecerdasan (Robin & dan 1. Kemampuan memcahkan

intelektual Judge, 2008), masalah.

mengatakan bahwa 2. Intelegensi verbal

kecerdasan 3. Intelegensi praktis


intelektual adalah

kemampuan yang

dibutuhkan untuk

melakukan

berbagai aktivitas

mental berfikir,

menalar, dan

memecahkan

masalah

3 Kecerdasan Menurut Zohar a) Kemampuan untuk bersikap

spiritual dan Marshall fleksibel.

(2007:4) dalam b) Adanya tingkat kesadaran diri

(Dharmawan, yang tinggi.

2013) kecerdasan c) Kemampuan untuk

spiritual adalah menghadapi dan

untuk menghadapi memanfaatkan penderitaan.

dan memecahkan d) Kemampuan untuk

persoalan makna menghadapi dan melampaui

dan nilai yang perasaan sakit.

lebih luas dan e) Kualitas hidup yang diilhami

kaya, kecerdasan oleh visi dan nilai-nilai.

untuk menilai f) Kecendrungan untuk

bahwa tindakan berpandangan holistik.

atau jalah hidup g) Kecendrungan untuk bertanya


seseorang lebih “mengapa” atau “bagaimana

bermakna jika” dan berupaya untuk

dibandingkan mencari jawaban-jawabamn

orang lain. yang mendasar.

h) Memiliki kemudahan untuk

bekerja melawan konvensi.

4 Kinerja (Mangkunegara, 1. Kualitas

2013) kinerja 2. Kuantitas

adalah hasil kerja 3. Pelaksanaan Tugas

secara kualitas dan 4. Tanggung jawab

kuantitas yang

dicapai oleh

seorang pegawai

dalam

melaksanakan

tugas sesuai

dengan tanggung

jawab dyang

diberikan

kepadanya.

3.6 Teknik Pengolahan Data

Menurut susan stainbsck, dalam (Sugiyono, 2011)mengemukakan bahwa

analisis data merupakan hal yang kritis dalam proses penelitian kualitatif.
Pada jenis penelitian kualitatif ini, pengolahan data tidak harus dilakukan

setelah data terkumpul atau pengolahan data selesai. Dalam hal ini, data

sementara yang terkumpulkan, data yang sudah ada dapat diolah dan

dilakukan analisis data secara bersamaan. Dalam tahap pengolahan data ini,

ada tiga kegiatan yang dilakukan, yaitu:

1) Editing

Kegiatan yang dilakukan adalah memeriksa seluruh daftar pertanyaan

yang dikembalikan responden. Beberapa hal yang perlu diperhatikan :

- Kesesuaian jawaban responden dengan pertanyaan yang diajukan.

- Kelengkapan pengisian daftar pertanyaan.

- Konsistensi (consistency) jawaban responden.

Dalam menyunting, penyunting harus diberitahu agar tidak mengganti

atau menafsirkan jawaban responden. Jadi kebenaran jawaban dapat

terjaga. Wawancara yang sudah dilakukan hasilnya dapat di olah dalam

bentuk tabel.

3.7 Teknik Analisis Data

(Sugiyono, 2011) analisis data adalah mencari dan menyusun data secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan

bahan-bahan lain, sehingga dapat difahami dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain. Prosedur analisis data menurut Miles dan

Huberman dalam (Herdiansyah,Haris, 2010) terdiri dari tiga yang terdiri

secara bersamaan meliputi:

1) Redukasi Data, yaitu sebagai merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan polanya dalam
penelitian ini yang dilakukan pertamalah peneliti dalam menganalisis data

dan dengan redukasi data, dengan demikian data yang telah di redukasi

oleh peneliti dapat memberikan gambaran yang lebih jelas bagaimana

kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual dan kecerdasan spiritual

dalam meningkatkan kinerja pegawai di rumah sakit umum daerah kota

Tanjungpinang.

2) Penyajian data yaitu kumpulan informasi yang tersusun secara sistematis

dan memberikan kemungkinan adanya sebuah penarikan simpulan dan

pengambilan suatu tindakan atau hasil penelitian. Dari teknik

meredukasikan data, maka langkah selanjutnya yang dilakukan oleh

penelitian yaitu penyajian data, dimana penyajian data ini peneliti

melakukan dan bentuk tabel. Melalui penyajian data ini, maka data

terorganisasikan tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan mudah

dipahami.

3) Penarikan Simpulan yaitu sebuah jalinan keterkaitan pada saat sebelum,

selama dan sesudah pengumpulan data dan membentuk suatu wawasan

umum yang disebut dengan analisis. Dari teknik analisi data yang

terakhir, yaitu peneliti menggunakan penarikan kesimpulan yang

dilakukan secara terus menerus sepanjang proses penelitian. Agar dalam

menganalisis data penelitian mendapatkan suatu kesimpulan yang jelas

dan mudah dipaham


3.8 Jadwal Penelitian

2018
No
Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 pemilihan Tempat Riset

2 Izin Penelitian

3 Pengajuan Judul

4 Observasi

Penulisan Proposal BAB

5 I,II,III

6 Ujian Proposal Up
Daftar Pustaka

A, A., & S, U. (2010). Tes Psikologi (Psyhological Testing). Jakarta: Indeks.PT.

Agustian, A. G. (2008). Emotional Spiritual Question The ESQ Way 164. Jakarta:

Arga Publishing.

Dharmawan, N. A. S. (2013). Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan

Emosional, Dan Kercerdasan Spiritual Pada Profesionalisme Kerja Auditor.

Ilmiah Akuntansi Dan Humanika, 2(2), 837–853. Retrieved from

http://medcontent.metapress.com/index/A65RM03P4874243N.pdf

Ghazali, M. Al. (2015). PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL,

KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN SPIRITUAL,

TERHADAP KINERJA PETUGAS PADA DIREKTORAT POLISI

PERAIRAN (DITPOLAIR) PEKANBARU.

Handoko, H. (2011). Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Hasibuan, M. S. (2009). Manajemen Sumbver Daya Manusia. Jakarta: Bumi

Aksara.

Mangkunegara, A. P. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan

(Bandung). PT. Remaja Rosdakarya.

Priyono. (2015). Effect of intellectual intelligence, emotional intelligence and

spiritual intelligence to performance civil servants Language Center eastjava.

International Journal of Applied Business and Economic Research, 13(9),

7067–7079.

Putra, K. A. S., & Latrini, M. Y. (2016). Pengaruh Kecerdasan Intelektual,

Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Komitmen Organisasi

Terhadap Kinerja Auditor. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 17.2,


1168–1195.

Rivan A. Kojongian, Sifrid S.Pangemanan, M. T. (2016). THE INFLUENCE OF

INTELLIGENCE QUOTIENT AND EMOTIONAL QUOTIENT TOWARD

EMPLOYEE PERFORMANCE ( CASE STUDY AT PT . BANK

MANDIRI ( PERSERO ) TBK . MANADO BRANCH OFFICE WANEA ),

16(01), 138–146.

Robin, & dan Judge. (2008). Perilaku Organisasi (Buku 1 dan). Jakarta: Salemba

Empat.

Rumah, P., Panti, S., & Yogyakarta, R. (1999). Pengaruh kecerdasan emosi

terhadap kinerja perawat pada rumah sakit panti rapih yogyakarta, 75–86.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi.

Bandung: Alfabeta.

Sukmawati, N. L. G., Herawati, N. T., & Sinarwati, N. K. (2014). Pengaruh etika

profesi, kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan

spiritual terhadap opini auditor. E-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan

Ganesha, 2(1).

Tarigan, E. B. (2015). ANALISIS PENGARUH KECERDASAN

INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN KECERDASAN

SPIRITUAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA HOTEL-

HOTEL BERBINTANG 3 DI PEKANBARU., 1–16.

Wibowo, C. T. (2015). Analisis pengaruh kecerdasan emosional (EQ) dan


kecerdasan spiritual (SQ) pada karyawan PT . Bank Negara Indonesia 46 (

Persero ), Tbk Jurnal Bisnis & Manajemen. Jurnal Bisnis Dan Manajemen,

15(1), 1–16.

Yenti, N., Machasin, & Amsal, C. (2014). Effect of Emotional Intelligence,

Intellectual Intelligence and Discipline to Nurses Performance in PMC

Hospital Pekanbaru. Jom FEKON, 1(2), 1–21.

Anda mungkin juga menyukai