PENDAHULUAN
Profil jaringan lunak wajah memiliki nilai estetik yang perlu dipertimbangkan
dalam perawatan ortodontik. Profil wajah seseorang tidak hanya bergantung pada
kelainan oklusi saja, sehingga dalam menegakkan diagnosis yang tepat perlu
dibantu suatu analisis profil jaringan lunak.Apabila gigi geligi masih utuh dengan
pada penampilan wajah.Hasil perawatan ortodonti yang baik terlihat dari adanya
analisis karena analisis jaringan keras dento-skeletal tidak cukup akurat. Dengan
menentukan suatu rencana perawatan akan didapat suatu hasil perawatan yang
sempurna.1
Perubahan yang terjadi pada profil jaringan lunak pada terapi ortodonti dapat
menyebabkan suatu masalah yang besar sehingga teknik atau metode yang biasa
lunak dibedakan menjadi analisis profil, analisis bibir dan analisis lidah. 2 Analisis
1
jaringan lunak ini jarang digunakan karena terapi ortodonti lebih cenderung
dalam hubungan terhadap profil. Pada tahun 1907 Angle mengatakan bahwa
ilmu ortodontik tidak dapat dipisahkan dari seni berkaitan dengan wajah manusia.
2
BAB II
Pada analisis profil jaringan lunak digunakan beberapa titik sebagai acuan
referensi. Berikut merupakan anatomi profil jaringan lunak yaitu : (terlihat pada
gambar 2.1)
1. Trichion
2. Superior crease
3. Ridge supraorbical
4. Kening
5. Glabella
6. Dasar Hidung
7. Jembatan Hidung
8. Ujung Hidung
9. Basis Nasal
10. Septum Nasal
11. Nostril
12. Ala Nasi
13. Pipi
14. Filtrum
15. Bibir atas
16. Bibir bawah
17.Dagu
18.Sudut bibir
19.Sudut mulut
20.JaringanlunakMenton
3
Jaringan lunak pada foto sefalometri tampak sebagai area radiopaaque, terlihat
1. Kening
2. Jembatan Hidung
3. Ujung Hidung
4. Dasar Hidung
5. Bibir Atas
6. Bibir Bawah
7. Dagu
8. Mata
9. Pipi
11. Nostril
4
Analisis profil ditentukan oleh titik referensi jaringan lunak
sn :subnasalle sm : submentale
5
2 titik skeletal yang digunakan untuk menentukan garis referensi pada analisis
profil jaringan lunak
Or :Orbitale
P : Porion
6
Gambar 2.4 Landmark Permukaan Jaringan Lunak Kraniofasial
7
Verteks (V’) Titik tertinggi pada pasien dalam posisi NHP
Trichion (Tr) Titik tengah pertemuan garis rambut dan dahi (dari
bahasa Yunani trikhos: rambut; istilah alternatif lainnya
adalah crinion (dari bahasa Latin crinis: rambut)
Catatan: untuk menentukan trichion pada pasien dengan
garis rambut yang sudah naik, pasien diinstruksikan
untuk menaikkan alisnya. Bagian paling superior
kontraksi otot frontalis mengindikasikan posisi trichion
Eurion (Eu’) Bagian paling menonjol di jaringan lunak pada kedua sisi
lateral tengkorak pada regio parietal dan temporal:
merupakan titik paling lateral kepala
Glabella (G’) Titik paling prominen di garis tengah dahi, antara kedua
alis; terletak pada level yang sama dengan glabella pada
tulang frontalis
Opisthocranion (Op’) Titik paling menonjol di posterior occipitalis, paling jauh
dari glabella
Frontotemporale (Ft’) Titik paling medial pada krista temporal tulang frontalis;
jarak linier Ft’ – Ft’ menunjukkan lebar bitemporal (dahi)
jaringan lunak
Nasion (N’ atau Na’) Titik di garis tengah regio nasofrontal dan radiks nasal;
terletak pada level yang sama dengan nasion skeletal
Palpebrale superius Titik tertinggi di bagian tengah batas bebas kelopak
(Ps) matas atas
Exocanthion (Ex) Titik di lateral chantus dimana kelopak mata atas dan
bawah bertemu
Endocanthion (En) Titik di medial chantus dimana kelopak mata atas dan
bawah bertemu
Palpebrale inferius Titik terbawah di tengah margin bebas kelopak mata
(Pi) bawah
Orbitale (Or’) Titik terbawah lingkar orbital inferior yang dapat
dipalpasi
Rhinion (Rh’) Titik pada jaringan lunak yang menutupi ujung kaudal
sutura internasal; menandai pertemuan nasal
osseokartilago; rhinion pada tulang adalah titik
kraniometrik di ujung kaudal sutura internasal
8
Zygion (Zy’) Titik paling lateral pada jaringan lunak yang menutupi
arkus zygomatikus; posisinya identik dengan zygion
skeletal tulang zygomatikus. Jarak Zy’-Zy’ menunjukkan
lebar fasial bizygomatikus jaringan lunak
Tragion (Tr) Takik di margin superior pada kedua tragus
Pronasale (Prn) Titik paling prominen di ujung hidung
Columella breakpoint Titik di tengah kolumella, dimana kolumella menjadi
(C’) semakin horizontal, meluas ke posterior ke subnasale
Alare (Al) Titik paling lateral pada tiap kontur alar
Alar curvature point Titik paling lateral posterior kurvatura tiap basis ala
(Ac) nasal, mengindikasikan insersi fasial ke tiap ala nasal
Subnasale (Sn) Titik terdalam di midpoint dimana basis kolumella nasal
bertemu bibir atas
Supralabiale (Spl) Titik di midpoint dengan kecekungan terbesar pada
kontur fasial bibir atas; disebut juga “titik A jaringan
lunak”
Labrale superius (Ls) Titik di midpoint yang menunjukkan batas vermillion
mukokutan bibir atas
Stomion superius Titik paling bawah di midline bibir atas
(Sts)
Stomion (St) Titik kontak antara bibir atas dan bawah di midline
paling anterior; jika bibir terpisah saat posisi istirahat,
titik stomion inferior dan superior dapat dibedakan
Cheilion (Ch) Titik yang terletak pada tiap komisura oral lateral, pada
sudut mulut
Stomion inferius (Sti) Titik paling superior di midline bibir bawah
Labrale inferius (Li) Titik di midline yang menunjukkan batas vermillion
mukokutan bibir bawah
Sublabiale (Sbl) Titik dengan kecekungan terbesar pada kontur fasial bibir
bawah jaringan lunak antara labrale inferius dan menton
jaringan lunak. Titik ini merupakan titik terdalam di lipat
mentolabial, juga dinamakan titik B jaringan lunak
Pogonion (Pog’) Titik paling prominen di midline jaringan lunak pada
dagu
Gnathion (Gn’) Titik paling anterior inferior di jaringan lunak kontur
dagu; dapat ditentukan dengan inspeksi titik pada
9
interseksi tangent vertikal terhadap pogonion jaringan
lunak dan tangent horizontal ke menton jaringan lunak,
meluas ke kurvatura anterior inferior jaringan lunak dagu
Menton (Me’) Titik terbawah jaringan lunak dagu di midline; titik ini
merupakan titik terbawah yang digunakan untuk
pengukuran tinggi wajah
Gonion (Go’) Titik paling lateral di sudut mandibula (gonial); letaknya
dekat dengan gonial skeletal, jarak Go’-Go’
menunjukkan lebar jaringan lunak bigonial
Titik servikal (C) Titik terdalam antara regio submental dan permukaan
anterior leher di bidang midsagital. Titik ini terletak di
interseksi tangent horizontal ke bidang submental dan
tangent vertikal ke bidang leher anterior
2.2Pandangan Frontal
Penilaian terhadap fotografi frontal adalah penting dalam analisis disproporsi
dan asimetri wajah terhadap bidang tranversal dan vertikal. Sebelum
menganalisis, harus ditentukan terlebih dahulu dua titik pada orbital dan garis
nasion perpendikuler. Dari pandangan frontal, dapat dianalisis proporsi wajah
secara frontal, simetri wajah dan bentuk wajah.
NHP adalah posisi alami kepala sebagai pembawaan pasien, karenanya sangat
cocok untuk menilai hubungan skeletal dan kelainan wajah.Hal pertama yang
diperiksa ketika pasien telah duduk di dental chair adalah Natural Head Posture
(NHP/ postur alami kepala). Pemeriksaan ini lebih menekankan pada keadaan
fisiologinya daripada anatominya, dan variasi tiap-tiap individu, tetapi hal ini
relatif tetap untuk masing-masing individu.3
Cara pemeriksaannya yaitu dengan meminta pasien untuk duduk tegak dan
menatap lurus kedepan dengan pandangan mata jarak sedang. Dapat berupa
dinding didepannya atau cermin, sehingga pasien menatap matanya sendiri.
10
Proporsi wajah secara frontal dapat dianalisis dengan menggunakan bidang
vertical dan horizontal. Dengan menggunakan bidang vertikal, wajah dapat dibagi
menjadi tiga bagian, bagian atas dari batas garis rambut ke titik glabella, bagian
tengah dari titik glabella ke titik subnasal, dan bagian bawah dari titik subnasal ke
titik menton. Cara menilai lebar wajah dapat dilakukan dengan menggunakan
garis-garis vertikal yang membagi wajah menjadi lima bagian yang sama.
Gambar 2.6. Proporsi wajah secara frontal. (a) Pembagian wajah berdasarkan
bidang vertikal, (b) Pembagian wajah berdasarkan bidang
horizontal
Simetri wajah dapat dianalisis dengan cara wajah dibagi dua dengan
menggunakan garis simetri wajah yang melalui titik glabella, puncak hidung, titik
11
Gambar 2.7 Garis simetri wajah. Wajah dapat dibagi sepanjang bidang sagital
dengan menggunakan garis simetri wajah
12
Cephalic index = lebar maksimum tengkorak
Panjang maksimum tengkorak
Berdasarkan nilai cephalic index, bentuk kepala dapat dibagi menjadi tiga
kategori, yaitu :
a. Mesocephalic, bentuk kepala sedang, oval / lonjong
b. Dolicocephalic, bentuk kepala panjang dan sempit
c. Brachycephalic , bentuk kepala lebar dan pendek
13
Gambar 2.9. Bentuk kepala dan wajah, A. Bentuk kepala mesocephalic dengan bentuk
wajah mesoproshop, B. Bentuk kepala brachycephalic dengan bentuk wajah
euryproshop, C dan D . Bentuk kepala dolicocephalicdengan bentuk wajah
leptoproshop
besar terhadap bentuk profil wajah seseorang, ras Kaukasoid (Orang Eropa dan
Amerika putih) mempunyai bentuk yang lurus. Sedang ras Mongoloid (Asia
termasuk Indonesia bagian barat dan tengah) bentuk profilnya lebih cembung.4
14
BAB III
3. Analisis Lidah
Pengukuran untuk analisis wajah berhubungan dengan dagu, pipi, kening dan
hidung. Dalam hal ini hubungan yang diperhatikan yaitu bibir dengan dagu, bibir
bagian, yaitu:
15
Gambar 3.1 PembagianWajah dalam 3 bagian pada Analisis Proporsi
Proporsi wajah ideal dapat dibagi menjadi 5 bagian yaitu central, medial kanan
dan kiri, serta lateral kanan dan kiri.
Jarak antar mata dan lebar mata, seharusnya sama dan berada di seperlima
tengah dan seperlima medial. Hidung dan dagu seharusnya berada ditengah dan di
16
seperlima tengah dengan lebar hidung sama atau sedikit lebih lebar dari seperlima
tengah. Jarak interpupil (garis titik-titik) seharusnya sama dengan lebar mulut.1
Proporsi vertikal wajah dibagi menjadi tiga bagian yang idealnya sama besar,
tetapi pada ras kaukasia modern, sepertiga bawah wajah seringkali sedikit lebih
panjang daripada sepertiga tengah. Bagian sepertiga bawah dibagi lagi menjadi :
jarak mulut adalah sepertiga dari jarak dasar hidung dan dagu.1
⅓
⅔
Wajah bagian atas dimulai dari batas rambut atau puncak kening (trichion)
sampai ke dasar kening diantara alis. Wajah bagian tengah dimulai dari dasar
kening sampai dasar hidung (subnasal) dan wajah bagian bawah dimulai dari
dasar hidung sampai dasar dagu (menton). Wajah bagian bawah dibagi menjadi
tiga lagi, yaitu jarak bibir atas kearah atas yaitu sepertiga bagian wajah bawah dan
jarak bibir bawah kearah bawah yaitu duapertiga bagian wajah bawah.4
17
Proporsi yang hampir sama dapat ditemui pada ketinggian wajah anterior
(n-gn), bagian tengah wajah (n-sn) sebesar 45%, dan bagian bawah wajah (sn-
Gambar 3.4 Proporsi Ketinggian Wajah Anterior (bagian tengah dan bawah
wajah)
a) Profil Skeletal
usia.
18
Profil total jaringan lunak ditentukan oleh titik n-no-pog dengan nilai
rata-rata 137 º untuk laki-laki dewasa dan 133 º pada wanita dewasa.
dan 132,9 º pada anak perempuan dan sudut ini meningkat dengan
Profil wajah dapat juga ditentukan dengan menghubungkan dua buah garis
referensi, yaitu :
19
Garis referensi pertama, yaitu garis yang menghubungkan bagian
terluar dahi ( bagian menonjol dahi diantara alis) dengan jaringan
lunak di titik A (titik terdalam dari lengkung bibir atas).
Garis referensi kedua, yaitu garis yang menghubungkan jaringan
lunak di titik A dengan jaringan lunak pogonion (titik tertinggi dari
kontur dagu).4
Berdasarkan ketentuan diatas, maka profil wajah dibagi menjadi :
a. Lurus (straight / Orthognatic facial profile),kedua garis referensi
tadi membentuk atau hampir membentuk garis lurus.
b. Cembung (convex), jaringan lunak titik A berada lebih didepan dari
jaringan lunak pogonion, namun derajat kecembungannya
bervariasi pada masing-masing individu.
c. Cekung (concave), jaringan lunak titik A berada lebih dibelakang
dari jaringan lunak pogonion, dan besarnya derajat kecekungan
bervariasi pada masing-masing individu.
Gambar 3.6. Profil wajah A. Profil lurus (orthognatic facial profile), B. Profil
cembung, C. Profil cekung
20
Untuk menentukan sudut fasial, sudut yang dibentuk oleh FHP (Orbita –
Porion) dengan jaringan lunak yang menghubungkan garis Nasion ke Pogonion.
Sudut ini dapat berupa :
a. Orthognatic face, sudut fasial adalah sekitar 90o , pada pasien, hal
ini dapat berarti normal atau maloklusi kelas I.
b. Anterior divergent, sudut fasial besar, atau lebih dari 90o, keadaan
pasien adalah maloklusi kelas III, yaitu keadaan mandibula lebih
kedepan.
c. Posterior divergent, sudut fasial kecil, atau kurang dari 90o,
keadaan pasien adalah maloklusi kelas II, dimana maksila maju
dan mandibula lebih kebelakang. (Phulari, 2011)
Burstone memberikan nilai rata-rata dapat dilihat pada tabel 3.2 dan
gambar 3.8 :
21
Tabel 3.2 Ketebalan profil jaringan lunak (Burstone)
Gambar 3.8 Analisis Burstone. Titik skeletal : (1) subspinale, (2) insisif sup., (3) proyeksi titik
B, (4) insisif inf., (5) supramentale, (6) pogonion. Titik jaringan lunak : (A) subnasale, (B)
sulkus labialis sup., (C) labrale sup., (D) labrale inf., (E) sulkus labialis inf., (F) menton, (G)
glabela.
AM. Schwarz membagi profil wajah dalam tiga bidang yaitu Frankfurt, Orbita
dan Nasion. Tipe profil wajah dinilai berdasarkan letak titik Sn terhadap bidang
22
Nasion yang tegak lurus Frankfurt. Apabila Sn terletak pada bidang Nasion
disebut Average Face, apabila dibelakang Nasion disebut Retro Face dan apabila
1) Analisis Ricketts
Ricketts (1960), menggunakan garis yang ditarik dari jaringan lunak pogonion ke
ujung hidung, garis ini dinamakan garis estetik (garis E). Relasi normal pada
bibir atas berada 2-3 mm dibelakang garis E, untuk bibir bawah garis berada 1-2
mm dibelakang garis E.
23
2) Analisis Bibir Steiner
Pada analisis bibir Steiner digunakan titik referensi yang ditarik garis yang
Pada analisis bibir Holdaway digunakan garis H yaitu garis yang ditarik dari
bibir atas ke garis NB. Sudut yang dibentuk dari dua garis ini disebut dengan
sudut H. Dengan sudut ANB 1-3º, sudut H menjadi 7-8º. Perubahan dari sudut
24
d) Ujung hidung berjarak 9 mm lebih ke anterior dari garis jaringan lunak
Bibir atas akan tegang apabila terdapat perbedaan ketebalan jaringan lunak,
(A-sn) dan ketebalan dari bagian merah bibir atas lebih besar dari + 1 mm
(Holdaway). Eliminasi dari tegangan bibir setiap retraksi 3 mm dari insisif akan
25
Hanya ada beberapa metode yang digunakan untuk menganalisa posisi lidah
memilih garis referensinya. Syarat dari garis referensi yang akan digunakan
1. Daerah terbesar lidah harus terletak dibawah garis karena gambaran lidah tidak
2. Garis yang dibuat harus berdiri sendiri dari variasi struktur skeletal
3. Posisi lidah harus tidak berubah dengan adanya perubahan posisi dari
mandibula
4. Garis yang dibuat harus tidak berubah jika ada perubahan posisi lidah
Persyaratan ini akan dapat tercapai jika garis yang dibuat berpatokan pada
titik-titik referensi yang terletak pada mandibula. Ketentuan yang ada berdasarkan
V : Titik paling caudal dari bayangan palatum lunak atau proyeksinya terhadap
garis refe.rensi.
Titik I dan Mc saling berhubungan dan garisnya akan diteruskan sampai ke titik V
26
Gambar 3.12 Posisi lidah dalam radiografi
ditempelkan (tracing) pada rongten dan garis vertical harus diletakkan pada garis
referensi vertical. Dari patokan 0, dimana ketiga garis bertemu, kita menggambar
4 garis tambahan, semua sebesar 30, sehingga total garis ada 7 dan ditandai dalam
Rontgen dilakukan pada posisi oklusi, ruang antara lidah dan langit-langit
mulut dijabarkan dalam ukuran millimeter (gambar 3.8). Bila garis tersebut diberi
27
antara palatum lunak dan dasar lidah (posterior border rongga mulut). Di antara
garis 2-6 memberikan gambaran dorsum lidah s/d langit-langit dan sepanjang
dengan posisi pada saat istirahat. Patokannya digunakan untuk mengukur tinggi
dari dorsum lidah diukur dari 7 garis yang ada dari dua foto rontgen. Kemudian
perbedaan ukuran antara posisi oklusal dan istirahat dihitung. Posisi saat oklusal
dihitung sebagai posisi 0, perubahan posisi diberi nilai positif dan nilai negatif.
Nilai positif mengindikasikan posisi lidah lebih tinggi saat posisi istirahat
Bagian dasar lidah (Pengukuran nomor 1). Dengan kelainan nasal, ruang kecil
ditemukan antara dasar lidah s/d palatum lunak (rata-rata 0,9 – 1,2 mm). ruang di
antara segmen ini tidak selalu berhubungan dengan bernafas melalui mulut tapi
dapat terjadi juga pada kasus-kasus lidah yang kecil (pada kasus overbite). Pada
lidah yang kecil dapat terlihat pada maloklusi kelas III, ketika pada posisi anterior
maka ruangan antara dasar lidah dan palatum lunak menjadi besar. Hal ini juga
maloklusi kelas II. Pada kasus overbite, dorsum lebih tinggi dibelakang dan
rendah di depan. Pada kasus yang lain, dorsum cenderung lebih rendah.
28
maloclusio
1 2 3 4 5 6 7
n
0. 3,
Class II1 5,0 5,8 7,8 9,1 6,2
9 1
Class II1
5, 8, 10, 11, 12, 12, 10,
with mouth
1 3 2 7 3 2 0
breathing
2, 3, 10,
Class II2 3,7 7,5 9,4 8,6
1 7 4
1, 5, 10, 10, 10,
Class III 9,8 6,3
1 9 2 3 9
Class III
5, 9, 11, 12, 11,
with mouth 8,4 5,2
2 2 6 3 6
breathing
1, 5, 11,
Open bite 8,5 8,8 9,2 2,4
9 7 2
Tabel 3.4 nilai rata-rata pergerakan lidah
Ujung dari lidah (pengukuran no 7) tertarik ke belakang pada kasus klas III dan
klas II dengan pernafasan hidung (6,3 .mm), dan bahkan lebih lagi dalam kasus
overbite mendalam. Pada kasus klas II dengan pernafasan mulut ujung lidah
tertarik lebih jauh ( 10 mm),sedangkan pada klas III dengan pernafasan mulut
(5,2mm).Pada kasus open bite ujung dari lidah terdorong ke depan (2,4 mm).
Hasil penelitian dari perbandingan antara posisi lidah pada saat istirahat dan
29
Malocclusion Measurements in mm
1 2 3 4 5 6 7
Perubahan dari posisi lidah yang utama diwakili oleh posisi dari ujung
lidah. Posisi dari bagian-bagian lain dari lidah juga berubah, meskipun tidak
berhubungan dengan perbedaan type dari maloklusi. Pada klas II, ujung lidah
lebih jauh ke belakang pada posisi istirahat, Pada klas III ujung lidah berada lebih
jauh kedepan. Dapat disimpulkan bahwa perubahan posisi dari ujung lidah
Sebagai contoh perbandingan maloklusi pada klas II dan klas III, terlihat pada
posisi istirahat ujung lidah tertarik ke belakang pada klas II, tetapi berpindah ke
30
31
BAB IV
KESIMPULAN
analisis karena analisis jaringan keras dento-skeletal tidak cukup akurat. Dengan
menentukan suatu rencana perawatan akan didapat suatu hasil perawatan yang
sempurna.
Pada analisis jaringan lunak dibagi menjadi tiga analisis yaitu analisis
profil, analisis posisi bibir, dan analisis lidah. Analisis jaringan lunak berguna
optimal.
32
DAFTAR PUSTAKA
Missioury; 2013.
Springer; 2006.
Blackwell; 2008
33
34