PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman bayam merupakan salah satu jenis sayuran komersial yang mudah
diperoleh disetiap pasar, baik pasar tradisional maupun pasar swalayan. Harganya
dapat terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Tumbuhan bayam ini awalnya
berasal dari negara Amerika beriklim tropis, namun sekarang tersebar keseluruh
Di Indonesia hanya dikenal dua jenis bayam budidaya, yaitu bayam cabut
(Amaranthus tricolor L.) dan bayam petik (Amaranthus hybridus L.). Jenis ini
memang sengaja dibudidayakan untuk dikonsumsi karena rasa daunnya enak, empuk,
dan mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Selain itu, daunnya yang segar
Bayam merupakan tanaman sayuran yang berasal dari daerah Amerika Tropik.
Pertumbuhannya secara normal amat cepat, sehingga dalam waktu kurang dari satu
bulan bayam sudah bisa dipanen. Bayam telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh
masyarakat Indonesia dan merupakan bahan sayuran daun yang bergizi tinggi dan
digemari oleh semua lapisan masyarakat. Daun bayam dapat dibuat berbagai sayur
mayur, bahkan disajikan sebagai hidangan mewah (elit). Bayam juga memiliki
2
beberapa manfaat diantaranya dapat memperbaiki daya kerja ginjal dan melancarkan
sumber protein nabati, karena berfungsi ganda bagi pemenuhan kebutuhan gizi
Pupuk organik merupakan pupuk yang bahan bakunya berasal dari makhluk
hidup baik berupa tumbuhan maupun hewan. Biasanya yang dijadikan bahan baku
adalah limbah tumbuhan seperti daun kering, jerami, maupun tumbuhan lain dan
limbah peternakan seperti kotoran sapi, kotoran kerbau dan kotoran ternak lainnya.
Dalam pembahasan tinjauan ini yang akan dibahas lebih lanjut adalah pupuk organik
yang berasal dari kotoran ternak yang lebih dikenal dengan pupuk kandang
(Setiawan, 2010).
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui komposisi edia
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan paper ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat
TINJAUAN PUSTAKA
Akar tanaman bayam adalah terma (perdu), tinggi tanaman dapat mencapai
1,5 sampai 2 m, berumur semusim atau lebih. Sistem perakaran menyebar dangkal
Batang tumbuh tegak, tebal, berdaging dan banyak mengandung air, tumbuh
tinggi diatas permukaan tanah. Bayam tahunan mempunyai batang yang keras
Daun berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing dan urat-urat daun
yang jelas. Warna daun bervariasi, mulai dari hijau muda, hijau tua, hijau
keputihputihan, sampai berwarna merah. Daun bayam liar umumnya kasap (kasar)
Bunga bayam berukuran kecil, berjumlah banyak terdiri dari daun bunga 4-5
buah, benang sari 1-5, dan bakal buah 2-3 buah. Bunga keluar dari ujung-ujung
tanaman atau ketiak daun yang tersusun seperti malai yang tumbuh tegak. Tanaman
Biji berukuran sangat kecil dan halus, berbentuk bulat, dan berwarna coklat tua
sampai mengkilap sampai hitam kelam. Namun ada beberapa jenis bayam yang
mempunyai warna biji putih sampai merah, misalnya bayam maksi yang bijinya
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman bayam biasanya tumbuh di daerah tropis dan menjadi tanaman sayur
yang penting bagi masyarakat di dataran rendah. Bayam merupakan tanaman yang
berumur tahunan, cepat tumbuh serta mudah ditanam pada kebun ataupun ladang
(Palada dan Chang, 2003). Bayam mempunyai daya adaptasi yang baik terhadap
harus terbuka dan mendapat mendapat sinar matahari serta memiliki tanah yang
Bila ditanam di daerah curah hujan < 1000 mm/tahun, maka system pengairan
harus diusahakan cukup dan tertata baik. Tanaman ini dapat dibudidayakan sepanjang
tahun. Pertumbuhan yang paling baik adalah pada penanaman awal musim
Tanaman bayam biasanya tumbuh di daerah tropis dan menjadi tanaman sayur
5
yang penting bagi masyarakat di dataran rendah. Bayam merupakan tanaman yang
berumur tahunan, cepat tumbuh serta mudah ditanam pada kebun ataupun ladang
(Palada dan Chang, 2003). Bayam mempunyai daya adaptasi yang baik terhadap
lingkungan tumbuh, sehingga dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi.
Hasil panen yang optimal ditentukan oleh pemilihan lokasi penanaman. Lokasi
harus terbuka dan mendapat mendapat sinar matahari serta memiliki tanah yang
Tanah
Tumbuh baik pada tanah jenis latosol, aluvial dan regosol, ketinggian tempat
240 – 1200 m di atas permukaan laut (dpl), dengan curah hujan 2000 – 4000
ml/tahun. Bayam juga dapat tumbuh di bawah tegakan tanaman keras seperti sengon,
jati yang masih muda sekitar umur 3 – 4 tahun, dengan tingkat naungan tidak lebih dari
Bayam tumbuh subur pada tanah gembur, pada tanah yang dicangkul dengan
baik akan menghasilkan umbi yang berlimpah. Jenis tanah yang diinginkan adalah tanah
ringan dengan bahan organik tinggi, tanah lempung berpasir yang terbebas dari
Tanaman Bayam termasuk jenis tanaman yang toleran terhadap jenis tanah,
namun pertumbuhan akan baik apabila jenis tanah yang digunakan untuk pertumbuan
tanaman ini yaitu tanah liat berpasir (lempung berpasir) yang gembur, subur, dan
pengairan baik. Untuk memperoleh tanah yang subur dan gembur, tanah diolah
6
secara sempurna dan cukup dalam, serta ditambahkan pupuk organik (kotoran ternak
suatu tanaman. Ada berbagai macam media tanam, akan tetapi tidak semua jenis
media tanam cocok digunakan untuk menanam suatu jenis tanaman. Media tanam
yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan ditanam,
termasuk pada tanaman yakon yang merupakan jenis tanaman perdu yang hidup
secara liar.
Media tanah memiliki pori-pori mikro yang lebih banyak dari pada pori-pori
makro, sehingga tanah memiliki kemampuan untuk mengikat air yang cukup kuat.
Media arang sekam merupakan media campuran yang berasal dari arang dan sekam.
Arang kurang mampu mengikat air, akan tetapi memiliki sifat bufer atau penyangga.
Sekam berperan penting dalam perbaikan struktur tanah. Kelebihan sekam yang lain
Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang
ingin ditanam. Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk jenis tanaman
yang berbeda habitat asalnya merupakan hal yang sulit. Hal ini dikarenakan setiap
daerah memiliki kelembapan dan kecepatan angin yang berbeda. Secara umum,
media tanam harus dapat menjaga kelembapan daerah sekitar akar, menyediakan
Jenis media tanam yang digunakan pada setiap daerah tidak selalu sama. Di
Asia Tenggara, misalnya, sejak tahun 1940 menggunakan media tanam berupa
pecahan batu bata, arang, sabut kelapa, kulit kelapa, atau batang pakis. Bahan-bahan
tersebut juga tidak hanya digunakan secara tunggal, tetapi bisa dikombinasikan antara
bahan satu dengan lainnya. Misalnya, pakis dan arang dicampur dengan perbandingan
tertentu hingga menjadi media tanam baru. Pakis juga bisa dicampur dengan pecahan
batu bata
Untuk mendapatkan media tanam yang baik dan sesuai dengan jenis tanaman
Media tanam yang termasuk dalam kategori bahan organik umumnya berasal
dari komponen organisme hidup, misalnya bagian dari tanaman seperti daun, batang,
bunga, buah, atau kulit kayu. Penggunaan bahan organik sebagai media tanam jauh
lebih unggul dibandingkan dengan bahan anorganik. Hal itu dikarenakan bahan
organik sudah mampu menyediakan unsur-unsur hara bagi tanaman. Selain itu, bahan
organik juga memiliki pori-pori makro dan mikro yang hampir seimbang sehingga
sirkulasi udara yang dihasilkan cukup baik serta memiliki daya serap air yang tinggi.
Bahan anorganik adalah bahan dengan kandungan unsur mineral tinggi yang
berasal dari proses pelapukan batuan induk di dalam bumi. Proses pelapukan tersebut
diakibatkan o/eh berbagai hal, yaitu pelapukan secara fisik, biologi-mekanik, dan
9
kimiawi. Berdasarkan bentuk dan ukurannya, mineral yang berasal dari pelapukan
batuan induk dapat digolongkan menjadi 4 bentuk, yaitu kerikil atau batu-batuan
(berukuran lebih dari 2 mm), pasir (berukuran 50 /-1- 2 mm), debu (berukuran 2-
Sekam adalah kulit padi yang dihasilkan dari proses penggilingan padi dengan
sekam atau sekam bakar yang dimanfaatkan sebagai media tanam didapatkan dari
memiliki kandungan karbon tinggi dan banyak digunakan sebagai media tanam.
Arang sekam atau sekam bakar banyak dimanfaatkan sebagai campuran media
tanam dan media tanam murni (tanpa campuran). Arang sekam digunakan sebagai
media tanam hidroponik dan campuran media tanam berbasis tanah. Arang sekam
merupakan media tanam yang baik karena memiliki kandungan SiO2 52% dan unsur
C 31% serta komposisi lainnya seperti Fe203, K2O, MgO, CaO, MnO dan Cu dalam
jumlah yang sangat sedikit. Unsur hara pada arang sekam antara lain nitrogen (N)
0.32%, phosphat (P) 0.15%, kalium (K) 0.31%, calsium (Ca) 0.96%, Fe 180 ppm, Mn
Arang sekam atau sekam bakar memiliki karakteristik yang ringan (Berat
Jenis 0,2 kg/l), kasar sehingga sirkulasi udara tinggi, kemampuan menahan air tinggi,
10
berwarna hitam sehingga dapat mengabsorbsi sinar matahari dengan baik. pH arang
sekam cukup tinggi, yaitu antara 8,5 sampai 9.0 sehingga sangat baik digunakan
untuk menigkatkan pH pada tanah asam. Sekam bakar atau arang sekam sekam juga
memiliki sifat porositas yang baik dan kemampuan menyerap air rendah.
Media Tanam Abu Sekam Dan Tanah Pada Bayam (Spinacia Oleracea L.)
kering daripada dengan berat basah, karena berat basah sangat dipengaruhi oleh
kondisi kelembaban (Sitompul dan Guritno, 1995). Hasil berat kering merupakan
sehingga berpengaruh terhadap daun dan fotosintesis dan berat keringnya terkecil
dibandingkan yang lain. Perlakuan media campuran tanah dan abu sekam (M2)
berbeda sangat nyata. Hal ini dikarenakan, penambahan arang atau abu sekam
menyebabkan adanya ruang yang dapat ditembus akar, sehingga akar dapat menyerap
hara dalam jumlah banyak. Abu sekam mengandung SiO2, P dan K yang berasal dari
11
proses pengabuan melalui pembakaran pada suhu tinggi, sehingga penambahan abu
sekam dapat meningkatkan P dan K tanah liat. Menurut Paiman (1999), bahwa
penambahan abu sekam dapat meningkatkan kadar P tanah dan K total tanah. P dan K
SiO2(52%), dengan penambahan ekstrak abu sekam yang terdapat kandungan Si,
menjadi tinggi.
12
KESIMPULAN
suatu tanaman. Ada berbagai macam media tanam, akan tetapi tidak semua
jenis media tanam cocok digunakan untuk menanam suatu jenis tanaman
2. Jenis media tanam yang digunakan pada setiap daerah tidak selalu sama
3. Sekam adalah kulit padi yang dihasilkan dari proses penggilingan padi dengan
DAFTAR PUSTAKA
Ferdin. A, 2013. Aplikasi Perlakuan Permukaan Tanah dan Jenis Bahan Organic
Terhadap Indeks Pertumbuhan Bayam. Yogyakarta