Anda di halaman 1dari 8

BAB I

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PERAWATAN TALI PUSAT PADA BAYI BARU LAHIR
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LARANGAN UTARA
KOTA TANGERANG
MAHASISWA Ners STIKes YATSI TANGERANG 2018

Hari/ Tanggal : Senin, 26 November 2018


Waktu : 15.00 - Selesai
Topik : Cara Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir
Tempat : Rumah

A. Latar Belakang Kegiatan


Menurut Who Health Organization (WHO) proporsi kematian bayi
baru lahir di dunia sangat tinggi dengan estimasi sebesar 4 juta kematian
bayi baru lahir pertahun dan 1,4 juta kematian pada bayi baru lahir.
Kematian yang terjadi di Afrika dan Asia Tenggara di sebabkan karena
infeksi pada tali pusat pada umumnya menjadi tempat masuk utama bakteri
terutama apabila diberikan sesuatu yang tidak steril (Anwar, M. Dkk, 2017).
Merawat tali pusat juga penting untuk mencegah tetanus neonatorum,
yang dapat menyebabkan kematian tubuh bayi yang baru lahir belum cukup
kuat menangkal kuman infeksi. Karena itu tali pusat harus dalam keadaan
bersih dan tetap kering sampai tali pusat mengering, menyusut dan lepas
dari pusat bayi (Anwar, M. Dkk, 2017).
Tetanus pada bayi yang baru lahir disebabkan kuman clostridium
tetani. Biasanya terjadi pada bayi berusia kurang satu bulan akibat
pemotong tali pusat tidak bersih. Selain itu tetanus dapat disebabkan tali
pusat yang diberi macam-macam ramuan. Ibu yang tidak mendapatkan
suntikan tetanus toksoid lengkap sewaktu hamil akan membuat ibu dan bayi
beresiko terserang kuman tetanus (Sodikin, 2009).
.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah diberikan edukasi pada ibu dan keluarga bayi, diharapkan
dapat melakuka perawatan tali pusat dengan baik dan benar secara
mandiri di rumah.
2. Tujuan khusus
Setelah diberikan edukasi diharapkan pasien dapat :
a. Mengetahui tentang pentingnya perawatan tali pusat.
b. Memperagakan cara merawat tali pusat dengan benar.
c. Menyebutkan hal apa saja yang harus diperhatikan dalam
perawatan tali pusat.

C. Materi Penyuluhan
a. Memberikan pengetahuan tentang pentingnya Perawatan Tali
Pusat.
b. Memperagakan dan melatih teknik perawatan tali pusat yang benar.
c. Mendorong pasien untuk melakukan teknik secara mandiri.

D. Peserta
Bayi Ny D dan keluarga

E. Metode dan Media


1. Metode
Berceramah dan demonstrasi
2. Media
Lembar balik dan leaflet

F. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap atau Kegiatan
Kegiatan Peserta
waktu Penyuluhan

1 Pra interaksi 2 Pembukaan: - Menjawab salam


- Mengucapkan salam - Mendengarkan dan
menit memperhatikan
-Memperkenalkan diri
-Menjelaskan tujuan
pembelajaran

2 Interaksi Pelaksanaan : - Mendengarkan


10 menit - Memberian
pengetahuan - Memperhatikan

tentang pentingnya
perawatan tali pusat
- Memperagakan dan
melatih teknik
perawatan tali pusat
yang baik dan benar
- Mendorong pasien
untuk melakukan
teknik secara
mandiri
Post interaksi
3 5 menit Evaluasi : - Menceritakan
- Melihat pemahaman
pengalaman
peserta setelah - Memperhatikan
- Memberikan tanggapan
dilakukan tindakan
- Memberikan
masukan
- Menyimpulkan hasil
penyuluhan

4 3 menit Penutup : Menjawab salam


- Mengucapkan
terimakasih dan
mengucapkan salam
BAB II
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Tali Pusat


Tali pusat atau dalam istilah medis dikenal dengan funiculus umbilikalis
merupakan sebuah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan.
Tali pusat merentang dari umbilicus (pusar) janin ke permukaan plasenta dan
mempunyai panjang normal kurang lebih 50-55 cm, dengan ketebalan sekitar
1-2 cm, tali pusat dianggap berukuran pendek, jika panjang normal kurang
dari 40 cm. Tali pusat merupakan jembatan penghubung antara plasenta dan
janin. Jadi tali pusat tidak hanya mencakup fungsi pernapasan saja, tapi
seluruh aktivitas yang ada di plasenta yakni menyalurkan zat-zat yang
dibutuhkan oleh janin, baik untuk pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal, serta berperan sebagai saluran untuk mengeluarkan bahan-bahan sisa
yang tidak dibutuhkan oleh janin seperti urea dan gas karbondioksida. Lalu,
akan dikembalikan ke peredaran darah ibu yang kemudian dieksresikan dari
tubuh ibu (Riksani, 2012).

B. Perawatan Tali Pusat


Perawatan tali pusat adalah upaya untuk mencegah infeksi tali pusat
dengan tindakan sederhana yakni tali pusat dan daerah sekitar tali pusat selalu
bersih dan kering, selalu mencuci tangan dengan air bersih dan menggunakan
sabun, dan tidak membubuhkan apapun pada sekitar daerah tali pusat
(Sodikin,2012).

C. Tujuan Perawatan Tali Pusat


a. Mencegah terjadinya infeksi
b. Mempercepat proses pengeringan tali pusat
c. Mempercepat terlepasnya tali pusat
d. Mencegah terjadinya tetanus pada bayi baru lahir.
D. Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Perawatan Tali Pusat
a. Jangan menggunakan plester dalam membalut tali pusat bayi karena dapat
menyebabkan iritasi sekitar daerah tali pusat.
b. Daerah tali pusat dan sekitarnya harus selalu dalam keadaan kering dan
bersih.
c. Jangan mengoleskan alkohol atau betadine pada tali pusat karena akan
menyebabkan tali pusat menjadi lembab.
d. Jangan membungkus pusat atau mengoleskan bahan atau ramuan apapun
ke puntung tali pusat.
e. Lipatlah popok di bawah puntung tali pusat.
f. Bila terdapat tanda-tanda infeksi pada tali pusat, seperti kemerahan atau
mengeluarkan nanah atau darah dan berbau segera hubungi petugas
kesehatan.

E. Waktu Perawatan Tali Pusat


a. Sehabis mandi pagi atau sore.
b. Sewaktu-waktu bila balutan tali pusat basah oleh air kencing atau kotoran
bayi.
c. Lakukan sampai tali pusat puput atau kering.

F. Hal-hal yang Akan Terjadi Jika Perawatan Tali Pusat Kurang Baik
Menurut Sodikin (2012), Perawatan tali pusat tidak steril akan
mengakibatkan beberapa gangguan kesehatan pada bayi, diantaranya tetanus
neonatorum dan omfalitis. Untuk mencegah hal tersebut ibu di tekankan untuk
mengetahui tanda dan gejala adanya infeksi tali pusat bayi mereka yang dapat
disebabkan karena spora Clostridium tetani dan bakteri stapilokokus,
streptokokus, atau bakteri gram negatife. tanda dan gejala infeksi tali pusat
pada bayi yaitu bayi tiba-tiba panas dan tidak mau menetek atau tidak dapat
menyusu karena trismus (sebelumnya bayi menyusu seperti biasa), adanya
mulut yang mencucu seperti mulut ikan (karpermond), mudah dan sering
kejang disertai sianosis, suhu meningkat, kuduk kaku, sampai opistotonus.
Kurangnya perawatan tali pusat pada bayi baru lahir dapat menyebabkan
tetanus bayi, yang ditandai dengan :
a. Tali pusat berwarna merah, basah, dan kotor, yang kemungkinan tapi pusat
bernanah.
b. Kesulitan menyusui.
c. Mulut tidak bisa dibuka.
d. Kejang-kejang bila disentuh, kena sinar atau mendengar suara keras
e. Kadang demam.

G. Pencegahan Dan Penanganan


1. Pencegahan
Untuk pencegahan awal tetanus dapat diberikan penyuluhan pada ibu
hamil trimester III Agar tali pusat tidak terinfeksi, perlu dilakukan inspeksi
tali pusat, klem dilepas, dan tali pusat diikat dan dipotong dekat umbilikus
kurang dari 24 jam setelah bayi lahir. Ujung dari potongan diberikan krim
klorheksidin untuk mencegah infeksi pada tali pusat, dan tidak perlu
dibalut dengan kasa dan dapat hanya diberi pengikat tali pusat atau
penjepit tali pusat yang terbuat dari plastik . Dalam keadaan normal, tali
pusat akan lepas dengan sendirinya dalam waktu lima sampai tujuh hari.
Tapi dalam beberapa kasus bisa sampai dua minggu bahkan lebih lama.
Selama belum pupus, tali pusat harus dirawat dengan baik. Agar tali pusat
tidak infeksi, basah, bernanah, dan berbau. Bersihkan tali pusat bayi
dengan sabun saat memandikan bayi. Keringkan dengan handuk lembut.
Tidak perlu di olesi dengan alkohol 70% atau betadine, karena yodium
yang dikandung betadine dapat masuk ke peredaran darah bayi dan
menyebabkan gangguan pertumbuhan kelenjar gondok. Biarkan terbuka
hingga kering, dapat dibungkus dengan kasa steril. Jangan mengolesi tali
pusat dengan ramuan atau menaburi bedak, karena dapat menjadi media
yang baik bagi tumbuhnya kuman, termasuk kuman tetanus.
2. Penanganan
Infeksi pada bayi dapat merupakan penyakit yang berat dan sangat sulit
diobati. Jika tali pusat bayi terinfeksi oleh Staphylococcus aereus, sebagai
pengobatan lokal dapat diberikan salep yang mengandung neomisin dan
basitrasin. Selain itu juga dapat diberikan salep gentamisin. Jika terdapat
granuloma, dapat pula dioleskan dengan larutan nitras argenti 3%.

H. Langkah-Langkah Perawatan Tali Pusat


1. Ketika mengganti popok atau diaper, pastika memasangnya di bagian
bawah perut bayi (di bawah tali pusat), ini untuk menjaga agar tali pusat
tidak terkena air kencing atau kotoran bayi.
2. Gunakan pakaian yang agak longgar untuk sirkulasi udara di sekitar tali
pusat, sampai tali pusat puput.
3. Jangan pernah menarik-narik tali pusat, walaupun seakan-akan tampak
sudah terlepas.
4. Mandikan bayi dengan menggunakan washlap atau sponge bath dan air
hangat sampai tali pusat puput.
5. Adanya sedikit pendarahan adalah normal sebelum dan sesudah tali pusat
puput. Gunakan kasa steril, lalu bersikan bagian sekeliling pangkal tali
pusat dengan menggunakan kasa steril yang dibasahi larutan alkohol 70%.
6. Bersihkan tali pusat setiap hari secara teratur dengan mengeringkan tali
pusat dengan kasa steril, lalu bersihkan bagian sekeliling pangkal tali pusat
dengan menggunakan kasa steril yang dibasahi larutan alkohol 70%.
7. Jangan pernah meletakkan ramuan atau bubuk apa pun kebagian pangkal
tali pusat bayi.
8. Ketika tati pusat sudah puput, biarkan area pusar sembuh dalam beberapa
hari. Tidak perlu menggunakan plester untuk menutupinya, tapi biarkan
kering secara alamiah untuk mencegah infeksi. Teruskan menggunakan
popok atau diaper dibawah perut untuk memberi tempat bagi pusat yang
belum sembuh.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, M. Dkk (Ed.). (2017). Ilmu Kandungan. Jakarta: Pt Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo.
Bobak, L. (2012). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC
Depkes RI. 2011. Manajemen perawatan tali pusat baru lahir Buku Panduan
Bagi Bidan Dan Petugas Kesehatan Di Puskesmas. Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat Direktorat Kesehatan Masyarakat. Jakarta
Sarimawar, Djaja & Soeharsono Soemantri, (2009). Penyebab Kematian Bayi
Baru Lahir (Neonatal) dan Sistem Pelayanan Kesehatan Yang Berkaitan di
Indonesia. Survay Kesehtan Rumah Tangga (SKRT) Penelitian Kesehatan,
Vol. 31, No. 3: 155-165.
Sodikin, 2009. Buku Saku Perawatan Tali Pusat. EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai