ABORTUS INKOMPLIT
Pendamping:
dr. Muhammad fikri
dr. Indah budi
Disusun oleh:
SURAKARTA
2018
I. PENDAHULUAN
Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan dengan usia gestasi kurang dari 20 ming
gu dan berat badan janin kurang dari 500 gram (Murray, 2002).
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan oleh akibat-akibat tertentu pada atau
sebelum kehamilan oleh akibat-akibat tertentu pada atau sebelum kehamilan tersebut
berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan
(Praworihardjo, 2001).
Abortus adalah ancaman atau hasil pengeluaran konsepsi pada usia kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, sebelum janin mampu
hidup di luar kandungan (Nugroho, 2010). Abortus kompletus adalah keguguran
lengkap di mana semua hasil konsepsi (desiduadan fetus) telah keluar
tanpa membutuhkan intefrensi medis.
II. LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Umur : 27 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMP
No Register : 075445
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
ANAMNESA
9. Riwayat KB : -
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Vital sign
Berat Badan : 48 kg
Kepala
Cor
o Inspeksi: iktus kordis tidak tampak
o Palpasi: iktus kordis tidak teraba
o Perkusi: batas jantung dalam batas normal
o Auskultasi: S1S2 tunggal, tidak ada ekstrasistole,
gallop maupun murmur
Pulmo
o Inspeksi: simetris, tidak ada retraksi
o Palpasi: fremitus raba positif kedua lapang paru
o Perkusi: sonor
o Auskultasi: vesikular di kedua lapang paru, tidak
ada wheezing maupun rhonki.
Ekstremitas
Payudara
Planning
Penunjang
HCT 38,3 %
Urinalisis Lengkap
PH 6,0
Protein Negatif
Glukosa Negatif
Nitrit Negatif
Keton Positif 3
Urobilin Positif 1
Bilirubin Negatif
Eritrosit Negatif
Leukosit Negatif
Sedimen
Eritrosit 3.4
Leukosit 1-2
Epithel
Transisional Negatif
Gepeng Positif 1
Bulat/thorax Positif 1
Silinder
Hyalin Negatif
Eritrosit Negatif
Leukosit Negatif
Epithel Negatif
Kristal
Ca oxalat Negatif
Lain-lain Negatif
Parasit Negatif
Follow Up
Plan ;
PO misoprostol 1 tab
Puasa
Post OP (15.00)
Perdarahan selama 9 jam ½ pembalut. Sejak malam hingga pagi perdarahan (-)
Amoxicillin 3x500mg
BLPL
Prognosis
Dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi
1. Uterus
Tuba falopii terdiri atas4: 1) Pars interstisialis, bagian yang terdapat pada
dinding uterus, 2) Pars isthmika, bagian medial tuba yang seluruhnya sempit, 3)
Pars ampularis, bagian yang berbentuk saluran agak lebar, tempat konsepsi
terjadi, 4) Infundibulum, bagian ujung tuba yang terbuka ke arah abdomen dan
mempunyai fimbrae (Wibowo, 2005).
3. Fimbrae
4. Ovarium
Ovarium kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang
sekitar 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm. Setiap bulan 1-2 folikel akan keluar
yang dalam perkembangannya akan menjadi folikel de Graaf (Wibowo, 2005).
B. DEFINISI
C. ETIOLOGI
Mekanisme pasti yang bertanggungjawab atas peristiwa abortus tidak selalu
tampak jelas. Pada beberapa bulan pertama kehamilan, ekspulsi hasil konsepsi
yang terjadi secara spontan hampir selalu didahului kematian embrio atau janin,
namun pada kehamilan beberapa bulan berikutnya, sering janin sebelum ekspulsi
masih hidup dalam uterus. Kematian janin sering disebabkan oleh abnormalitas
pada ovum atau zigot atau oleh penyakit sistemik pada ibu, dan kadang-kadang
mungkin juga disebabkan oleh penyakit dari ayahnya.
D. KLASIFIKASI
1. Abortus imminens adalah abortus ini baru mengancam dan masih ada harapan
untuk mempertahankannya, ostium uteri tertutup dan uterus sesuai umur
kehamilan.
2. Abortus insipiens adalah abortus ini sedang berlangsung dan tidak dapat
dicegah lagi, ostium uteri terbuka, teraba ketuban, dan berlangsung hanya
beberapa jam saja.
3. Abortus inkomplit adalah apabila sebagian hasil konsepsi telah lahir atau
teraba pada vagina, tetapi sebagian masih tertinggal di dalam rahim.
4. Abortus komplit adalah seluruh janin telah dilahirkan dengan lengkap, uterus
lebih kecil dari umur kehamilan dan kavum uteri kosong.
5. Missed abortion adalah keadaan dimana janin telah mati sebelum minggu ke-
20, tetapi tertanam didalam rahim selama beberapa minggu setelah janin mati.
6. Abortus habitualis adalah abortus yang berulang dan berturut-turut terjadi,
sekurang-kurangnya 3kali berturut-turut (Setia, 2016)
7.
Tabel 1.1 Klasifikasi Abortus (Kemenkes, 2013).
E. EPIDEMIOLOGI
F. PATOGENESIS
G. GAMBARAN KLINIS
Gejala umum yang merupakan keluhan utama berupa perdarahan pervaginam
derajat sedang sampai berat disertai dengan kram pada perut bagian bawah,
bahkan sampai ke punggung. Janin kemungkinan sudah keluar bersama- sama
plasenta pada abortus yang terjadi sebelum minggu ke-10, tetapi sesudah usia
kehamilan 10 minggu, pengeluaran janin dan plasenta akan terpisah. Bila
plasenta, seluruhnya atau sebagian tetap tertinggal dalam uterus, maka
pendarahan cepat atau lambat akan terjadi dan memberikan gejala utama abortus
inkompletus. Sedangkan pada abortus dalam usia kehamilan yang lebih lanjut,
sering pendarahan berlangsung amat banyak dan kadang-kadang masif sehingga
terjadi hipovolemik berat (Mansjoer, 2014).
H. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan ginekologi
a. Inspeksi vulva : perdarahan pervaginam, ada/tidaknya hasil konsepsi,
tercium atau tidaknya bau busuk dari vulva.
b. Inspekulo : perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah
tertutup. Ada/tidak jaringan keluar dari ostium. Ada/tidak cairan atau
jaringan berbau busuk dari ostium.
c. Colok vagina : porsio masih terbuka atau tertutup, teraba atau tidak
jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia
kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan
adneksa, kavum douglasi tidak menonjol dan tidak nyeri
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan USG (Ultrasonografi). Hal ini membantu dokter untuk
memeriksa detak jantung janin dan menentukan apakah embrio
berkembang normal.
b. Pemeriksaan darah. Jika mengalami keguguran, pengukuran hormon
kehamilan, HCG beta, kadang-kadang bisa berguna dalam menentukan
apakah Anda telah benar-benar melewati semua jaringan plasenta.
c. Pemeriksaan jaringan. Jika telah melewati jaringan, dapat dikirim ke
laboratorium untuk mengkonfirmasi bahwa keguguran telah terjadi - dan
bahwa gejala tidak berhubungan dengan penyebab lain dari perdarahan
kehamilan.
I. DIAGNOSIS BANDING
Yang perlu dipikirkan sebagai diagnosis banding dari abortus adalah:
2. Abortus iminens – Keguguran membakat dan akan terjadi. Dalam hal ini
keluarnya fetus masih dapat dipertahankan dengan memberikan obat-obat
hormonal dan antispasmodik serta istirahat. Kalau perdarahan setelah
beberapa minggu masih ada, maka perlu ditentukan apakah kehamilan
masih baik atau tidak. Kalau reaksi kehamilan 2 berturut- turut negatif,
maka sebaiknya uterus dikosongkan (kuret).
3. Abortus mola.- Adalah perdarahan pervaginam, yang muncul pada 20
minggu kehamilan biasanya berulang dari bentuk spotting sampai dengan
perdarahan banyak. Pada kasus dengan perdarahan banyak sering disertai
dengan pengeluaran gelembung dan jaringan mola.14 Dan pada
pemeriksaan fisik dan USG tidak ditemukan ballotement dan detak jantung
janin
J. TERAPI
1. Jika perdarahan ringan atau sedang dan kehamilan usia kehamilan kurang
dari 16 minggu, gunakan jari atau forsep cincin untuk mengeluarkan hasil
konsepsi yang mencuat dari serviks.
2. Jika perdarahan berat dan usia kehamilan kurang dari 16 minggu, lakukan
evakuasi isi uterus. Aspirasi vakum manual AVM adalah
metode yang dianjurkan .
3. Kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan bila AVM tidak tersedia Jika
evakuasi tidak dapat segera dilakukan, berikan ergometrin 0,2 mg IM
(dapat diulang 15 menit kemudian bila perlu).
4. Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu berikan infus 40
IU oksitosin dalam 1 liter NaCl 0,9% atau Ringer Laktat dengan
kecepatan 4 tetes per menit untuk membantu pengeluaran hasil konsepsi.
5. Lakukan evaluasi tanda vital pascatindakan setiap 30 menit selama 2 jam.
Bila kondisi ibu baik, pindahkan ibu ke ruang rawat.
6. Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan untuk
pemeriksaan patologi ke laboratorium.
7. Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut
abdomen, dan produksi urin setiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar
hemoglobin setelah 24 jam. BIla hasil pemantauan baik dan kadar H>8
g/dl, pasien diperbolehkan pulang.
K. KOMPLIKASI
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil
konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena
perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperretrofleksi. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi,
laparatomi harus segera dilakukan untuk menentukan luasnya perlukaan pada
uterus dan apakah ada perlukan alat-alat lain.
3. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan dan karena infeksi berat.
4. Infeksi
Sebenarnya pada genitalia eksterna dan vagina dihuni oleh bakteri yang
merupakan flora normal. Khususnya pada genitalia eksterna yaitu
staphylococci, streptococci, Gram negatif enteric bacilli, Mycoplasma,
Treponema (selain T. paliidum), Leptospira, jamur, Trichomonas vaginalis,
sedangkan pada vagina ada lactobacili, streptococci, staphylococci, Gram
negatif enteric bacilli, Clostridium sp., Bacteroides sp, Listeria dan jamur
(Prawirohardjo, 2005).
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham FG, Macdonald PC, Gant NF. 2005. Abortus. Dalam: Obstetri William
(William’s Obstetri). Edisi XVIII. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Leveno. KJ et all. 2003. Abortion. Williams Manual Of Obstetrics ; USA McGraw-
Hill Companies.
Kemenkes RI. 2013. Buku Panduan Pelayanan Ibu Hamil di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan. Jakarta.
Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R. 2014. Pendarahan Pada Kehamilan Muda. Dalam:
Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Edisi IV. Jakarta: Media Aesculapius.
Prawirohardjo S, Hanifa W.2005. Gangguan Bersangkutan dengan Konsepsi. Dalam:
Ilmu Kandungan, edisi II. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Saifiddin AB, Wiknjosastro H. 2005. Abortus. Dalam: Buku Panduan praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi I. Editor: Affandi B, Waspodo
B. Jakarta: yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Setia. Darma. 2016. Faktor- faktor yang berhubungan dengan Abortus Inkomplit.
Fakultas Ilmu Kesehatan. Universias Ubudiyah.
Wibowo B, Rachimhadhi T. 2005. Abortus. Dalam : Ilmu Kebidanan. Edisi III.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.