Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS

SEORANG WANITA 46 TAHUN DENGAN VERTIGO

Disusun Oleh :

dr. Rundy Hardianto

Pembimbing :

dr. Siti Hanah

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAJEN

PEKALONGAN

2018
BAB I

LAPORAN KASUS

1.1 IDENTITAS PASIEN


Identitas pasien adalah sebagai berikut:
Nama : Ny. TS
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 46 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : Tanjungsar 1/5 Kajen Pekalongan
Ruang : IGD
No. CM : 00-55-97-36
Tanggal Masuk RS : 30 Juli 2018
Tanggal Keluar RS : 30 Juli 2018

1.2 DATA DASAR

Data dasar pasien adalah sebagai berikut:

ANAMNESIS

Autoanamnesis dengan pasien dilakukan pada tanggal 30 Juli 2018 di ruang


IGD pada pukul 10.29 WIB.

a. Keluhan Utama
Pusing berputar
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan pusing berputar. Keluhan dirasakan
sudah 3 hari ini dan dipengaruhi perubahan posisi. Pasien juga
mengeluhkan mual dan muntah sebanyak 2x. Ma/Mi (+/+), telinga
berdenging (-), pendengaran berkurang (-). Pasien sempat minum obat

2
warung tapi tidak ada perubahan. Pasien mengaku pernah mengalami
sakit serupa sebelumnya.

c. Riwayat Penyakit Dahulu


 Riwayat sakit seperti ini : diakui
 Riwayat alergi obat-obatan : disangkal
 Riwayat batuk lama : disangkal
 Riwayat hipertensi : disangkal
 Riwayat DM : disangkal
d. Riwayat Penyakit Keluarga
 Riwayat sakit serupa : disangkal
 Riwayat TB : disangkal
 Riwayat hipertensi : disangkal
 Riwayat DM : disangkal

e. Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien seorang ibu rumah tangga, tinggal bersama suami dan anaknya.
Pembiayaan Rumah Sakit ditanggung BPJS Non PBI.

Kesan : sosial ekonomi cukup

1.3 PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 30 Juli 2018 di ruang IGD pada pukul
10.29 WIB.

Keadaan umum : Tampak lemas


Kesadaran : Compos mentis, GCS E4M6V5=15
Tanda Vital
 Tekanan darah : 140/70 mmHg
 Denyut nadi : 89 x/menit, reguler
 Laju pernafasan : 20 x/menit
 Suhu : 36,6C (aksiler)

3
Kulit : Sawo matang, turgor kulit cukup, pucat (-)
Kepala : Mesosefal, malar rash (-), rambut mudah rontok (-)
Mata : Konjungtiva palpebra pucat (-/-), sklera ikterik (-/-),
eksoftalmus (-/-), Nistagmus (+)  setelah dilakukan Dix-
Hallpike manuver
Hidung : Epistaksis (-/-), discharge (-/-)
Mulut : Bibir pucat (-), bibir sianosis (-), bibir kering (-),
faring hiperemis (-), uvula di tengah (+), tonsil T1-T1
hiperemis (-)
Telinga : Discharge (-/-), nyeri tekan tragus (-)
Leher : benjolan (-), kulit merah (-), perabaan hangat (-), nyeri
tekan (-) pembesaran limfonodi (-)
Thoraks : Bentuk normal, retraksi (-)
Paru Depan
Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis
Palpasi : Ekspansi paru kanan = paru kiri
stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)

Paru Belakang
Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis
Palpasi : Ekspansi paru kanan = paru kiri
stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)
Jantung
Inspeksi : pulsasi ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba setinggi spatium intercostalis VI 2 cm
lateral linea mid clavicularis sinistra, diameter 2 cm, thrill

4
(-), kuat angkat (-), pulsasi parasternal (-), pulsasi
epigastrial (-), sternal lift (-)
Perkusi : Batas atas = ICS II linea parasternal sinistra
Batas kiri = sesuai ictus cordis
Batas kanan = linea parasternal dekstra
Pinggang jantung cekung
Auskultasi : HR= 89 x/menit, bunyi jantung I-II normal, bising (-),
gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Cembung
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Hipertimpani
Palpasi :Distensi (-), nyeri tekan (-), hepatomegali (-),
splenomegali (-)
Ekstremitas
Superior Inferior
Mukosa kuku pucat -/- -/-
Edema -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Tremor jari -/-

1.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan

1.5 DAFTAR MASALAH


1. Pusing berputar
2. Mual
3. Muntah

5
I.1 DIAGNOSIS SEMENTARA
a. Vertigo

I.2 INITIAL PLANS


1. Asassement : Vertigo
Initial Dx
S : pusing beputar, mual, muntah
O : Dix-Hallpike manuver (+)
Rx :
- Inj. Ondancentron 4mg
- Flunarizin 2x10mg
- Betahistin 3x8mg
Mx : Keadaan umum
Ex :
- Menjelaskan pada pasien bahwa agar minum obat secara teratur.
- Menjelaskan pada pasien dan keluarga apabila keluhan semakin
memberat untuk segera membawa pasien ke IGD kembali.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 VERTIGO

2.1.1 DEFINISI

Vertigo adalah halusinasi gerakan lingkungan sekitar serasa


berputar mengelilingi pasien atau pasien serasa berputar mengelilingi
lingkungan sekitar. Vertigo tidak selalu sama dengan dizziness. Dizziness
adalah sebuah istilah non spesifik yang dapat dikategorikan ke dalan 4
subtipe tergantung gejala yang digambarkan oleh pasien. Dizziness dapat
berupa vertigo, presinkop (perasaan lemas disebabkan oleh berkurangnya
perfusi cerebral), light-headness, disequilibrium (perasaan goyang atau
tidak seimbang ketika berdiri). 1

Vertigo berasal dari bahasa Latin vertere yang artinya memutar


merujuk pada sensasi berputar sehingga mengganggu rasa keseimbangan
seseorang, umumnya disebabkan oleh gangguan pada sistim
keseimbangan. 3

2.1.2 ETIOLOGI

Vertigo merupakan suatu gejala,sederet penyebabnya antara lain


akibat kecelakaan,stres, gangguan pada telinga bagian dalam, obat-obatan,
terlalu sedikit atau banyak aliran darah ke otak dan lain-lain. Tubuh
merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ
keseimbangan yang terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini memiliki
saraf yang berhubungan dengan area tertentu di otak. Vertigo bisa

7
disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang
menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya sendiri.5
Keseimbangan dikendalikan oleh otak kecil yang mendapat
informasi tentang posisi tubuh dari organ keseimbangan di telinga tengah
dan mata. Penyebab umum dari vertigo:6
1. Keadaan lingkungan : mabuk darat, mabuk laut.
2. Obat-obatan : alkohol, gentamisin.
3. Kelainan telinga : endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis
di dalam telinga bagian dalam yang menyebabkan benign paroxysmal
positional
4. vertigo, infeksi telinga bagian dalam karena bakteri, labirintis, penyakit
maniere,
5. peradangan saraf vestibuler, herpes zoster.
6. Kelainan Neurologis : Tumor otak, tumor yang menekan saraf vestibularis,
sklerosis multipel, dan patah tulang otak yang disertai cedera pada labirin,
persyarafannya atau keduanya.
7. Kelainan sirkularis : Gangguan fungsi otak sementara karena
berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak ( transient ischemic
attack ) pada arteri vertebral dan arteri basiler.
Penyebab vertigo dapat berasal dari perifer yaitu dari organ
vestibuler sampai ke inti nervus VIII sedangkan kelainan sentral dari inti
nervus VIII sampai ke korteks.
Berbagai penyakit atau kelainan dapat menyebabkan vertigo.
Penyebab vertigo serta lokasi lesi :7
- vertigo posisional paroksisimal benigna
- Labirin, telinga dalam
- pasca trauma
- penyakit menierre
- labirinitis (viral, bakteri)
- toksik (misalnya oleh aminoglikosid, streptomisin, gentamisin)
- oklusi peredaran darah di labirin

8
- fistula labirin
Saraf otak ke VIII
- neuritis iskemik (misalnya pada DM)
- infeksi, inflamasi (misalnya pada sifilis, herpes zoster)
- neuritis vestibular
- neuroma akustikus
- tumor lain di sudut serebelo-pontin
Telinga luar dan tengah
- Otitis media
- Tumor
SENTRAL
Supratentorial
- Trauma
- Epilepsi
Infratentorial
- Insufisiensi vertebrobasiler
Obat
Beberapa obat ototoksik dapat menyebabkan vertigo yang disertai tinitus dan
hilangnya pendengaran.Obat-obat itu antara lain aminoglikosid, diuretik loop,
antiinflamasi nonsteroid, derivat kina atau antineoplasitik yang mengandung
platina. Streptomisin lebih bersifat vestibulotoksik, demikian juga gentamisin;
sedangkan kanamisin, amikasin dan netilmisin lebih bersifat ototoksik.
Antimikroba lain yang dikaitkan dengan gejala vestibuler antara lain sulfonamid,
asam nalidiksat, metronidaziol dan minosiklin. Terapi berupa penghentian obat
bersangkutan dan terapi fisik, penggunaan obat supresan vestibuler tidak
dianjurkan karena jusrtru menghambat pemulihan fungsi vestibluer. Obat
penyekat alfa adrenergik, vasodilator dan antiparkinson dapat menimbulkan
keluhan rasa melayang yang dapat dikacaukan dengan vertigo

9
2.1.3 PATOFISIOLOGI

Vertigo timbul jika terdapat gangguan alat keseimbangan tubuh


yang mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh (informasi
aferen) yang sebenarnya dengan apa yang dipersepsi oleh susunan saraf
pusat (pusat kesadaran). Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini
adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus
menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang
berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang
menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI,
susunan vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis. Informasi yang
berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor
vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan
kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor
visual dan yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik.9

Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat


integrasi alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler,
visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika
semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih
lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan
penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang
menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar.
Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam
kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang
aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan
terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom. Di
samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat
sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus,
unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya.

10
2.1.4 DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik.


Sekitar 20 sampai 40% pasien dapat didiagnosis segera setelah anamnesis
dan pemeriksaan fisik. Diagnosis juga dapat ditentukan berdasarkan
komplek gejala yang terdapat pada pasien dan durasi gejala.

2.1.5 TERAPI

Tujuan pengobatan vertigo, selain kausal (jika ditemukan


penyebabnya), ialah untuk memperbaiki ketidak seimbangan vestibuler
melalui modulasi transmisi saraf; umumnya digunakan obat yang bersifat
antikolinergik. Obat-obatan yabg digunakan pada terapi simptomatik
vertigo ( sedative vestibuler) (Tabel 3).

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Sura, DJ, Newell, S. 2010. Vertigo- Diagnosis and management in


primary care, BJMP 2010;3(4):a351.
2. Lempert, T, Neuhauser, H. 2009. Epidemiology of vertigo, migraine and
vestibular migraine in Journal Nerology 2009:25:333-338.
3. Labuguen, RH. 2006. Initial Evaluation of Vertigo ini Journal American
Family Physician January 15, 2006; Volume 73, Number 2.
4. Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat;
2008.
5. Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat;
2008.
6. Marril KA. Central Vertigo [Internet]. WebMD LLC. 21 Januari 2011.
Diunduh tanggal 8 Desember 2014. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/794789-clinical#a0217.
7. Turner, B, Lewis, NE. 2010. Symposium Neurology :Systematic Approach
that Needed for establish of Vetigo. The Practitioner September 2010 - 254
(1732): 19-23.
8. Mark, A. 2008. Symposium on Clinical Emergencies: Vertigo Clinical
Assesment and Diagnosis. British Journal of Hospital Medicine, June
2008, Vol 69, No 6
9. Kovar, M, Jepson, T, Jones, S. 2006. Diagnosing and Treating: Benign
Paroxysmal Positional Vertigo in Journal Gerontological of Nursing.
December:2006
10. Swartz, R, Longwell, P. 2005. Treatment of Vertigo in Journal of
American Family Physician March 15,2005:71:6.
11. Chain, TC.2009. Practical Neurology 3rd edition: Approach to the Patient
with Dizziness and Vertigo. Illnois:wolter kluwerlippincot William and
wilkins)

12
12. Antunes MB. CNS Causes of Vertigo [Internet]. WebMD LLC. 10
September 2009. Diunduh tanggal 8 Desember 2014. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/884048-overview#a0104

13

Anda mungkin juga menyukai