Anda di halaman 1dari 8

Mengembangkan Kreativitas dalam Berpikir

Melalui Pengaiaran Sains

H. Juariah Adang S.

ABSTRACT

This article provide{views on different approach in science teaching which can


develop creative thinking in the approach apply (1) system apporach. (21 problem
solving strategy and (3) science process skill approaches and supported by creative
teacher with open heart, not frighten but able to make students find themselves will
and able to modify and develop subject matter. By developing, thinking creatively in
science teaching, is hoped that students are able (1) to solve problems using
alternative ways, and (2) to decide causal relation about objects observed.

ABSTRAK . l. Pendahuluan

Artikel ini menguraikan pangaiaran sains Kreativitas merupakan salah satu tujuan
yarE dapat menyebabkan kreativitas siswa dalam pendidikan nasional untuk membentuk manusia
berpikir yaitu pengajaran sains yang dilaksana pembangunan yang berpancasila sesuai dengan
kan : {1} menggunakan pendekatan sistem, {2) ketentuan yang termaktub dalam UUD t 945.
menggunakan strategi pemecahan masalah dan Hal ini mengakibatkan kreativitas atau lebih
{3} menggunakan keterampilan proses yang juga khusus lagi kata "kreatif" telah bergaung sam-
ditunjang oleh pendidik yang kreatif yaitu yang pai ke seluruh pelosok tanah air, kini l€ta "kreatif"
bersikap terbuka, tidak mengancam dan bisa telah memasyarakat.
membuat siswa menemukan dirinya sendiri serta Semua orang sepakat menyebut seorang
mampu memodifikasi dan mengembang kan materi anak itu kreatif manakala dia berhasil membuat
pelajaran sedcmikian rupa sehingga memacu suatu lukisan berdasarkan daya khayalnya sendiri
siswa berpikir kreatif.Dengan dikembangkannya atau berhasil menyusun balok-balok permainan
kreativitas dalam berpikir melalui pengajaran menjadi bentuk teftentu. Apakah kata "kreatif"
sains, diharapkan (l ) siswa mampu menyelesai- itu hanya dapat dikaitkan dengan perbuatan
kan aneka permasalahan dengan berbagai alter- anak kecil atau dikaitkan dengan seorang pelukis
natif penyelesaian dan (2) siswa mampu menen- atau dikaitkan dengan penemuan sesuatu se-
tukan hubungan sebab akibat mengenai hal-hal perti lr. Tjokorda Raka Sukawati menemukan
yang diamati yang memungkinkannya mem- 'Sosrobahu'? Memang kata "kreatif" merupakan
peroleh temuan baru. kata sifat yang bermakna memiliki daya cipta;

3l
jadi seorang yang kreatif berarti seorang manusia berbagai buku tetah diterbitkan. Salah satu buku
yang berdaya cipta sepefti seorang pelukis, yang membahas kreativitas dalam hubungannya
seorang pengarang atau seorang penemu sesuatu dengan pengajaran lpA fiang dikarang Oetr tta*ran
yang baru. Namun kata sifat kreatif tidak hanya S. Washton telah memacu disusunnya artikel
dikaitkan pada sifat seseorang, tetapi dapat juga ini.
dikaitkan pada sifat berfikir sehingga Ojperoletr
kata "berpikir kreatif,,.
Berpikir kreatif yang merupakan padanan ll. Teori Kreafivitas
dari kreativitas dalam berpikir, adalah salah satu
sifat berpikir di samping berpikir logis, berpikir
rasional, beryikir abstralq berpikir divergen, berpikir
konvergen atau berpikir lateral. . Manusia mempunyai tiga potensi dasar,
yaitu rasa, nafsu dan pikir. Kitiga potensidasar
Sebagaimana berprkh dapat dihtihkan kepada itu dapat dikembangkan melalui prose$ belajar
peserta didik dengan memberikan beraneka soal mengajar. Dalam pengembangan potensi ber-
atau beragam pertanyaan datam kegiatan belajar pikir E. Paul Torrance mengkhususkan kepada
mengajar (KBMI, maka berpikir kreatif juga dapat pengembangan potensi berpikir kreatif.
Sejak
dilatihkan kepada peserta didik dengan mem- tahun 1961 orang telah menaruh perhatian pada
berikan soal yengjawabannya bukan hanya satu berpikir kreatif, yaitu yang merupakan cara ber-
jawaban yang benar, tetapi bisa bsraneka ragam pikir yang paling penting dalam membuat pu_
jawaban yang benar t€rgantung dari daya pikir tusan dan tindakan yang lebih jauh daripada
yang dimilikinya. berpikir dengan daya rasio seperti mengingat,
membandingkan dan menganalisis.
Mengapa berpikir kreatif itu perlu dilatihkan
kepada peserta didik? Di zaman iptek berkem_ DiAmerika, berpikir keatif merupakan tujuan
bang pesat seperti dewasa ini, tak mustahil pendidikan di samping l0 tuiuan pendidikan
perbendaharaan ilmu yang kita miliki menjadi yang telah diusulkan oleh ,,Edubational poligies
amat terbatas. Sudah pasti banyak masalah Commission". Sebenarnya Komisi mengajukan
yang tak dapat kita atasi dengan keterbatasan 10 daya pikir (ten rational powersl yang Jij"O;L"n
ilmu yang kita miliki itu. Seandainya kita tidak 10 tujuan pendidikan yaitu mengingai& meng_
terlatih berpikir kreatif, kita akan terhimpit oleh imajinasi, menggolongkan & menggeneralisasi,
masalah-masalah yang tidak kita ketahui membandingkan & mengevaluasi, menganalisis
bagaimana cara mengatasinya atau dari mana & mensintesis, mendeduksi & ,"niinduk*i
kita memulai mengatasinya. Dengan latihan (Lawson, 19791.
berpikir kreatif, kita terbiasa mencoba mengatasi Ke 1O daya pikir itu dirasakan tidak men-
masalah dengan berbagai cara. Seandainya suatu cukupi untuk keadaan masa kini, akibat peru-
cara tak dapat kita lakukan, kita sudah melihat bahan masyarakat yang begitu bepat dan tidak
cara lain untt k kita terapkan. Demikian seterusnya mencukupi untuk menjajagi hari esok bagi masya_
mencoba tanpa henti berbagai cara dan upaya rakat "pasca industri". Daya pikir kreitif diha_
untuk mengatasi permasalahan. Dengan latihan rapkan dapat memenuhi kebutuhan masa kini
berpikir kreatif, kita terlatih juga untuk tidak dan hari esok yang lebih elok.
lekas berputus asa.
Tujuan baru dalam pendidikan itu telah
DiAmerika Serikat, konsep kroativitas telah menggugah para ahli untuk mempelajarinya.
muncul sejak tahun 1958, diawali dari teori Akibatnya timbullah banyak konsep untlk cara
Guilford mengenai "structure of lntelect,,. Ber_ berpikir yang lebih jauh daripada cara berpikir
bagai penelitian mengenai kreativitas telah di- rasional itu. Silvano Arieti (1g76) menyebutkan
lakukan, berbagai pertemuan telah diadakan dan " magic synthesis " . Edward de Bono fi gg2l
32
memperkenalkannya sebagai konsep berpikir orang perlu mengembangkan daya pikir di luar
lateral untuk membedakannya dengan konsep daya pikir logis dan rasional, yaitu mengem-
berpikir vertikal. bangkan daya pikir kreatif.
Lebih jauh beberapa ahli llmu Jiwa memba- Dalam buku lhya Ulumuddin karangan lmam
has konsep daya pikir kreatif dan mengemukakan Ghazaliyang diterjemahkan oleh MAR (M. Abdai
konsepnya sebagai berikut : Rathony, 1975) dikemukakan "Mintalah per-
tolongan untuk berbicara itu dengan berdiam diri
l. Berpikir kreatif itu mempunyai sifat adaptif .
dan untuk mengambil ketentuan atau keputusan
2. Berpikir kreatif itu menggabungkan daya pri- itu dengan berpikir". Jadi berpikir diperlukan
mitif dan daya irrasional dari pikiran tak sadar untuk pengambilan keputusan. Dengan perkataan
dengan mekanisme kognitif dan logis serta lain berpikir diperlukan untd( pemecahan masalah,
daya rasional dari pikiran sadar. karena untuk pemecahan masalah diperlukan
proses pengambilan keputusan. Berpikir meru-
3. Berpikir kreatif itu menggabungkan fungsi pakan pokok pangkal untuk mendapatkan ilmu
intelektual dan fungsi emosi, sehingga ber-
pikir kreatif menggambarkan proses aktuali- pengetahuan oleh karena itu lmam Ghazali
mengupas pokok bahasan berpikir itu dalam bab
sasi diri.
tersendiri, sebab dengan berpikir itu akan diperoleh
4. Berpikir kreatif itu mengandung konsep an- rahasia-rahasia alam, setiap atom dari berbagai
titetik dari berpikir abstrak dan berpikir ho- molekul yang ada dalam tiap benda yang dicip-
mospasi sehingga merupakan unit yang berten- takan Tuhan itu pasti mengandung keajaiban
tangan tapi terpadu seperti kebebasan yang dan hal-hal yang sangat mengherankan. Berpikir
terpimpin dan kejutan yang wajar. merupakan suatu proses untuk mencapai sesuatu
5. Berpikir kreatif tidak sama dengan berpikir dan lain-lain sebagainya yang dituntut kepada
logis; bisa saia pada proses berpikir kreatif kita sebagai mahluk hidup yang telah dewasa.
langkah-langkahnya tidak logis atau keliru. Pada mahluk hidup yang belum dewasa
6. Berpikir kreatif merupakan berpikir lateral seperti pada bayi tidak digunakan kata "ber-
yaitu beberapa informasi bisa diproses ber- pikir" tapi "berakal". Bayi yang telah saatnya
sama-sama {serempak}. lni yang merupakan keluar dari rahim ibu, telah berusaha mem-
perbedaan dengan berpikir logis, di mana balikkan diri, kepalanya di bawah dan kakinya di
informasi diproses secara berurutan (sekuen- atas, lalu bergerak-gerak mencari jalan keluar,
sial) dan satu per satu. seolah-olah bayi itu sudah menjadi mahluk yang
benar-benar berakal dan mengetahui apa yang
7. Berpikir'kreatif melalui belahan otak sebelah menjadi kebutuhannya. Setelah bayi bisa me-
kanan memproses informasi secara non li- rangkak, berjalan dan akhirnya berlari-lari, di-
near, secara intuitif dan secara serempak tambah Allah akalnya untuk dapat membedakan
yang melibatkan informasi melalui gambar, antara yang enak dan tidak enak, antara panas
pendengaran, gerakan-gerakan, dan emosi dan dingin, antara manis dan asin, dan seterusnya.
yang diolah secara global (Gestalt). Akalnya makin hari makin disempurnakan, dan
Dewasa ini datangnya informasi melaluiTV diberiNya petunjuk sedikit demi sedikit sehingga
demikian gencar dan diterima secara serempak ia menjadi seorang muda yang dewasa.
yang berbaur dengan beraneka jenis informasi Anak kecil berakal dan manusia dewasa
lainnya. Tidak hanya informasi gambar, tapijuga berpikir, merupakan kekhususan yang telah
informasi emosi, gerakan, dan suara, yang dianugerahkan Tuhan kepada mahlukNya yang
semuanya berbaur menjadi satu. lnilah yang tidak dimiliki oleh hewan. Manusia diberi kemam-
menyebabkan di masa kini orang harus berpikir puan untuk berpikir, untuk meneliti keajaiban-
non-linear dan non-sekuensial. Akibatnya keajaiban yang ada di bumi, di angkasa luar dan

33
yang ada di dalam tiap benda berwujud besar Berpikir analitis disebut iuga berpikir homo-
maupun kecil oleh karena itu manfaatkanlah gen karena pikirannya memecahkan persoalan
kekuasaan berpikir itu. manuju ke satu jawaban. Berpikir analitis juga
Demikianlah berpikir itu merupakan potensi disebut berpikir vertikal karena cara berpikir
dasar yang patut dikembangkan sedini mungkin
adalah sempit dan menuju ke arah jawaban
dimulai dengan dilatih rnenggunakan akal sejak
tertentu. Sebaliknya berpikir kreatif dinamakan
usia balita. Dalam istilah sehari-hari kita menge-
berpikir divergen atau berpikir lateral. Di sini
terdapat jawaban yang beragam dalam penyele-
nal "anak yang panjang akal", artinya anak itu
saian permasalahan dan pikiran didorong untuk
mampu menggunakan akalnya untuk menger-
jakan sesuatu di luar yang wajar. Misalnya menyebar jauh dan meluas dalam mencari ide
seorang anak usia 4 tahun. melihat ibunya setiap
untuk memecahkan masalah.
pagi membuka jendela. Anak itu belum cukup Menurut Rawlinson, pemecahan masalah
tinggi untuk menggapai jendela itu. Apa akal? memerlukan proses berpikir yang kontinu, yaitu
Dia mengambiltongkat, dan mendorong jendela merupakan suatu rangkaian yang menyatu.
itu sehingga terbuka. Pada diri anak itu telah Semula berpikir analitis memberi satu jawaban,
terjadi proses berpikir, mungkin dia memper- kemudian diikuti berpikir kreatif yang meng-
timbangkan akan mengambil kursi (hal yang hasilkan sejumlah besar ide dan setelah 'itu
waiarl untuk membuka jendela, lalu dia harus dianalisis untuk memperoleh jawaban sehnjutnya.
naik ke kursi dan ada kemungkinan terjatuh.
Berpikir kreatif memerlukan pengajaran fakta
Ternyata dengan akalnya anak itu dapat mem-
dalam pikiran kita. Apabila fakta itu digabungkan
pertimbangkan untuk mengambil tongkat dan
maka terlihatlah hubungan menyeluruh yang
mendorong lendela. Anak itu memang panjang
baru dan dapatlah ditemukan sesuatu. Sejarah
akal, dapat menyelesaikan masalah dengan ilmu pengetahuan memberikan banyak contoh
beberapa alternatif walaupun pada akhirnya dipilih
penemuan baru semacam itu.
satu alternatif.
lstilah "panjang akal" pada usia balita ber- lll. Berpikir kreatif ddam pBM {prose Bdais
alih menjadi "berpikir kreatif" pada usia sekolah. Mengaiarl
Berpikir kreatif dapat berkembang dengan subur
dalam suasana di mana siswa bebas menyatakan Berpikir kreatif sebagaimana telah
pendapatnya. Melatih berpikir kreatif pada siswa diungkapkan pada uraian terdahulu tidak bisa
akan bermanfaat bagi diri mereka saat mereka timbul begitu saja. tetapi perlu digali dan dila-
belajar dan akan lebih bermakna untuk kelak di tihkan. Untuk melatihkan berpikir kreatif dalam
kemudian hari, serta bermanfaat untuk perkem- kelas kita gunakan sistem tertentu (Wellington,
bangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu pada 1960). Di sini tidak kita katakan menggunakan
kegiatan belajar mengajar, guru seyogyanya metode tertentu, karena dengan metode teftentu
memberikan kegiatan atau fasilitas yang mer- kita hanya akan sampai pada pemahaman saja
angsang siswa berpikir kreatif. dan yang dipentingkan adalah produh sedangkan
Rawlinson dalam bukunya "Creative Think- melalui suatu sistem tertentu kita mengetahui
ing and Brainstorming" membedakan dua jenis apa tujuan kita mengajarkan sesuatu itu,
berpikir yaitu berpikir analitis dan berpikir kreatif . bagaimana mengajarkannya dan mengapa kita
Untuk berpikir analitis berlaku peraturan yang mengajarkan seperti itu" Jadi dengan pendekatan
memungkinkan suatu pendekatan logis menuju sistem, kita mementingkan proses.
ke jawaban tunggal atau yang dapat diramalkan Beberapa pendidik berpendapat bahwa ber-
sebelumnya. Sebaliknya berpikir kreatif memer- pikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar
lukan imaginasidan memberikan lebih dari satu mengajar. Pendidik harus yakin bahwa peserta
iawaban. didik berfikir, walaupun tidak dapat diprediksi
34
apa yang sedang dipikirkan. Beberapa ahli psiko- Bentuk penalaran yang lebih kompleks, memper-
logi membagiberpikir ke dalam beberapa tingkat lihatkan langkahnya satu per satu dengan jelas.
yaitu melamun, melakukan presepsi, membuat Berpikir atau bernalar adalah suatu proses meli-
wawasan (insight), mengingat, membayangkan, batkan lima kegiaan yang dipaOut<an sebagnimana
mengingat kembali. Semua itu tidak termasuk dikemukakan John Dewey.
berpikir tingkat tinggi.
Bila beberapa bentuk berpikir seperti mengi-
Yang termasuk berpikir tingkat tinggi adalah ngat dan mempersepsi sangat penting untuk
berpikir, bernalar, berpikir kreatif, berpikir pro- penalaran atau untuk pemecahan masalah, maka
duktif atau pomecahan masalah. Bernalar meru- informasi yang diperoleh siswa merupakan suatu
pakan bentuk berpikir yang paling penting yang yang esensial. lni disebabkan karena fakta yang
dapat diterima secara universal dan merupakan ada tidak menjamin bisa digunakan untuk ber-
hal penting dalam proses belajar mengajar. Un- nalar. lnformasi dan fakta telah dianggap tak
tuk ini guru perlu menciptakan bentuk belajar berguna padahal waktu dan pikiran guru betul:
yang baru. Hilgard (dalam Wellington, 19601 bstri tshh tertumpah untuk menyelesalkan materi,
mengusulkan suatu bentuk yang disebut "over- artinya informasi telah banyak diterima oleh
learning" yaitu memberikan fasilitas dengan siswa. Rupanya informasiyang banyak itu tidak
merospons melalui ulangan setelah belajar esen- diresapi melainkan diingat yang kemudian bisa
sial dikuasainya. Beberapa psikolog antara lain dilupakan. Sebenamya belajar adalah merupakan
Lewin dan John Dewey tidak menyetujui hal pengalaman yang kreatif di mana siswa dibawah
tersebut. Hopkins berpendapat bahwa bentuk bimbingan guru mencapai tujuan, merumuskan
mengajar perlu ditingkatkan yang memungkinkan dan melaksanakan rencana-rencana, mengeva-
siswa aktif dalam bernalar, tidak hanya menyerap luasi hasilnya dan memadukan hasil belajarnya
pelajaran. untuk bertindak dan bersikap yang benar dalam
pengalaman berikutnya. Jadi kita mengharapkan
Untuk mencapai bentuk mengajar demikian,
pesefta didik mempelajari informasi agar bisa
perlu diberikan pemecahan masalah. Hendaknya
menggunakan dan mene-rapkaqnya, karenanya
dipertanyakan pemecahan masalah yang
kita harus memberikan mereka informasi agar
bagaimana? Apakah melalui "trial and error"
terjadi interaksi dalam diri siswa. lnformasi bia-
atau melalui persepsi struktur kepada penge-
sanya merupakan suatu generalisasi, misalnya
tahuan yang dalam. Menurut John Dewey, de-
air mengalir ke bawah. Siswa akan menemukan
finisikan kesukarannya, temukan gagasannya,
faktanya dan fakta inilah yang merupakan bagian
temukan informasinya yang perlu untuk penye-
fungsional dari suatu pengetahuan.
lesaian masalah, rumuskan hipotesisnya dan
tentukan p€nerapannya untuk belajar selanjutnya. Dalam melatih berpikir kreatif kepada pe-
Dengan demikian proses belajar bisa berjalan serta didik perlu diberikan berbagai masalah dan
lancar namun pada kenyataannya siswa sangat dengan informasi atau fakta yang telah ada
sukar dalam merumuskan hipotesis. dalam dirinya, dicoba diselesaikan masalah itu
dengan aneka cara yang sudah barang tentu nya
Untuk melatih penalaran, mintalah siswa
untuk menentukan apakah dia akan memakai
tidak melanggar generalisasi yang telah di-
pahaminya.
pita kuning atau coklat. Misalkan siswa memilih
pita kuning atas penalaran bahwa pita kuning Untuk menjadikan peserta didik berpikr kreatif
cocok dengan kaus kakinya yang kuning. Teman- pendidikannya harus terlebih dulu menjadi kreatif.
nya mungkin saja akan berbeda pendapat de- Gibhs (dalam Amin, 1980) telah menemukan
ngannya, namun tidak menjadi soal, sepanjang bahwa pendidikan yang kreatif adalah individu-
siswa itu bisa memberikan penalarannya. Con- individu yang percaya bahwa manusia itu adalah
toh ini merupakan contoh yang amat sederhana.

35
individu yang "self motivated" dan bertanggung Aneka pertanyaan siswa dalam kelas, akan
jawab terhadap ide-idenya. memberikan gambaran pada guru hal_hal apa
Pendidikan membantu peserta didiknya yang menarik siswa untuk akhimya dapat dijadikan
menjadi kreatif melalui sikap terbuka, tidak suatu tema kegiatan dalam sains. pengenalan
mengancam, menerima, rnenyukainya, me_ identifikasi dan formulasi masalah Capai meru_
ngurangi rasa takut dan membuat mereka me_ pakan kesempatan teramat penting untuk
nemukan dirinya sendiri, percaya pada diri sendiri mengembangk-an kreativitas siswa dalam ber_
dan tidak mudah putus asa. pikir.

Pendidik yang kreatif harus mampu me_ Dalam melakukan kegiatan diskusi, siswa
modffikasi dan mengembangkan materi pelajaran didorong untuk berpikir intuhif, untuk mengajukan
dari buku teks yang digunakannya sehingga bisa hipotesis dan merancang eksperimen, untuk
memacu peserta didik berpikir kreatif. menguji hipotesis tsb. dan akhirnya mengeva_
luasi temuannya.
Dari studi Getsets dan Jackson (lg62l
diperoleh temuan bahwa guru lebih menyukai Untuk mengukur berpikir kreatif dalam sains,
murid dengan lO tinggi ketimbang yang kreatif di tidak digunakan test seperti biasa tetapi diamati
dalam kelas. Sikap guru itu diperkirakan akan perilaku "overt", sikap yang ditampilkan
siswa
menghambat potensi kreatif siswa padahaljika dalam situasi tertentu, kemampuan membuang
kita ingin mengembangkan potensi keatif seorang gagasan yang prekonsif dalam temuan baru.
anak, kita harus dapat menghargai perilaku kreatif Pertanyaan-pertanyean yang mengarah pada
anak. provokasi dan saran-sarannya dalam penyele_
saian masalah didengarkan dengan baik bila
lV. Melfiih berpikir kreatif dalam pengajaran ingin mengukur kreativitas siswa.
sains Di dalam metodologi mengajar disarankan
Untuk melatih berpikir kreatif dalam menggunakan pendekatan inkuiri, kegiatan_kegi_
pe_
ngajaran sains, kita bertolak dari konsep kreativi_ atan untuk memecahkan masalah dan meni-
tas menurut Torrance (dalam Washton, l967). tikberatkan pada penalaran deddktif dan induktif
Torrance secara operasional mendefinisikan agar diperoleh kegiatan belajar yang menunjang
kreativitas sebagai proses menjadi tanggapnya kreativitas. Guru yang luwes yang bebas ber_
terhadap masalah-masalah, terhadap kekurang- kreasi dan siswa yang didorong untuk berpikir
an-kekurangan, terhadap kesenjangan dalam dan mencoba-coba tanpa merasa takut, akan
pengetahuan, terhadap sirnanya unsur_unsur, menjadikan kreativitas dalam sains sebagai
terhadap ketidakserasbn dan sebagainya; mengin_ penyedap dalam pengajaran sains.
dentifikasikan kesulitan, mencari penyelesaian, Akan sukar bagi seorang
membuat dugaan atau merumuskan hipotesis .kan kreativitas untuk mengajar-
dalam sains, kecuali bila fi ) bisa
terhadap kekurangan, menguji dan menguji ulang mengadakan perubahan (2) merasa diri berprib_
hipotesisnya kembali dan akhirnya mengomu_ adi (3) merasa diri berprofesi (41 mengadakan
nikasikan hasilnya. Keterampilan proses dari hubungan pribadi dengan orang lain {S} me-
Torrance ini, sangat bermanfaat dalam peng- ngadakan hubungan profesi dengan profesi lain
ajaran sains. Keterampilan proses ini patut dila_ {6} memberikan struktur belajar (71 mempertim_
tihkan untuk menggali kreativitas, bangkan siswa sebagai individu dan (B) luwes
Langkah yang bagaimana yang perlu di- dalam isi kurikulum.
lakukan guru? Kiranya langkah pertama adalah Kreativitas dalam sains juga terjadi bila siswa
mengembangkan taksonomi pertanyaan siswa melakukan penemuan ilmiah untuk mereka sendiri
untuk menentukan pertanyaan macam mana walupun informasi semacam itu telah diketahui
yang dapat menghantarkan kepada kreativitas.

36
oleh orang lain. Prinsip-prinsip dasar itu pasti Kadang-kadang ketika siswa kita beri tugas
tercantum dalam buku teks, tetapi penerapan tetapiagak sukar dilakukannya dan manakala
khusus atau inovasinya perlu ditentukan oleh siswa mengajukan tugas lain yang narnpaknya
siswa. mengandung aspek kreatif, hendaknya guru
Untuk melatihkan berpikir kreatif, siswa mendukung usulan siswa tsb. dan r"nernberi
hendaknya diberi kesempatan :
semangat pada siswa untuk rnelaksanakan
tugas pengganti tersebut.
l. Mengajukan pertanyaan yang mengundang
berpikir selama PBM berlangsung. 6. Menerima pengakuan yang sarna untuk ber-
pikir kreatif seperti juga untuk hasil belajar
2. Membaca buku-buku yang mendorong untuk yang berupa mengingat. Dalarn pengajaran
melakukan studi lebih lanjut. . sains untuk keativims, guru hendaknya rnenguji
3. Merasakan kemudahan dalam mengambil isu filsafatnya sendiri, apakah dia cukup luwes
atau dalam mempertanyakan ide atau proses dalam memberikan tugas-tugas? Apakah dia
yang telah diterima yang menyita pikiran. Mi- terbuka bila siswa mengajukan tantangan?
salnya kita mengetahui unsur gas langka se- Apakah dia memberi dorongan bila siswa
pertiargon, kripton dan xenon tidak memben- ingin melakukan suatu penelitian? pada
tuk senyawa, dikenal sebagai gas lamban. dasarnya, guru sains yang meningkatkan
Sekarang konsep tersebut dipertanyakan, kreativitas adalah guru yang menekankan pada
karena bila xenon dan fluor dipanaskan dalam proses sebagaimana juga pada produk yang
tabung tertutup akan terbentuk kristal XeF4. berupa jawaban siswa dalam mengembangkan
Temuan baru ini meningkatkan kreativitas penalaran deduktif dan induktif.
dalam sains. Untuk melatihkan kreativitas, guru sains
4. Memodifikasi atau menolak usulan yang orisi- hendaknya mendorong siswa untuk menginden-
nil dari seseorang tanpa mencemoohkannya. tifikasi dan merumuskan masalah. Pada awal
Ejekan atau cemoohan oleh seorang siswa proses belajar mengajar sains lebih banyak per-
terhadap siswa lain sukar diterima. lni terjadi tanyaan yang diajukan oleh siswa ketimbang
pada siswa yang amat sensitif, yang tergesa- oleh guru. Dalam proses belajar mengajar sains
gesa mengajukan saran-sarannya, karena takut secara keatif, guru hendaknya lebih rnenggunakan
salah. Dalam hal ini guru hendaknya mem- kalimat yang bernada tanya ketimbang yang
bantu menciptakan suasana yang menye- bernada eksklamasi.
nangkan dalam kelas sehingga siswa menga- Kegiatan lain untuk melatih berpikir kreatif
lami bahwa pendekatan coba-coba merupakan adalah menugaskan siswa ke perpustakaan
pendekatan yang ilmiah dan dapat diper- kemudian membahas hasil bacaannya bersama
tanggung-jawabkan. guru. Melalui kegiatan ini, siswa dimotivasimerrcari
Bila guru tak dapat menjawab pertanyaan pengetahuan tambahan dalam proses penyele-
tertentu dalam beberapa hal, karena sains saian masalah. Guru mendorong siswa agar
belum menemukan jawabannya, hendaklah mengerti penalaran yang diambil untuk mem-
secara jujur diakuinya dan mengajak siswa buat generalisasi dan tidak begitu saja menerima
untuk melakukan penelitian. Kerendahan hati apa yang tertulis tanpa rnempertanyakan adakah
seperti ini bisa meningkatkan kreativitas dan siswa menyadari adanya "clue" (gelagat) dalam
memberikan saling hormat yang lebih besar buku ajar? Gelagat seperti ini yang biasanya
antara guru dan murid terdapat dalam buku ajar, merupakan infornrasi
penting seperti sebabnya adalah ..., dikarenakan
5. Merasa bebas dalam mengajukan tugas oleh ..., sebagaihasildari ..., mengakibatkan ...,
pengganti yang mempunyai potensi kreatif. dansebagainya.

37
Kemampuan untuk menemukan bukunya itu 6. Guilford, J. P., 1g68, tnteltigence, Creativity
pun merupakan aspek penting untuk meningkatkan and Their Educational lmptication, San Di-
krativitas. Walaupun masalah tak dapat segera ego: Robert R. Knapp, Publisher.
diselesaikan oleh siswa, proses penelusuran ide
melalui cara yang orisinil merupakan cara yang 7. lmam Ghazali, 1975, lhya lJlumuddin, ter-
jemahan Mph. AbdaiRathony, penerbit CV.
kreatif dalam penyelesaian masalah itu sendiri
Diponegoro, Bandung.

Penutup. B. Lawson, Anton E. (ed.), 1979, Science


Education information report, l gBO AEfS
Sebagai penutup artikel ini, diajukan dua Yearbooks, The Psychology of Teaching for
harapan : Thinking and Creativity, ERIC The Ohio State
University. 7.
Dengan dikembangkannya proses ber-
pikir kreatif dalam pendidikan formatdi lndo- 9. Rawlinson, J. G., 197g, Berpikir kreatif dan
nesia, diharapkan para peserta didik mam- brainstorming, Cetakan ke-4, Erlangga,
pu: (a) menyelesaikan permasalahan-per- Jakarta.
masalahan yang dihadapinya walau masalah lO.Munandar S. C.U. 1g.., Creativity and Edu-
baru sekalipun dengan berbagai alternatif cation, A Study of Relationship between
penyelesaian; {b) para peserta didik mampu measures of creative thinking and a number
menentukan hubungan sebab akibat menge- of educational variables in tndonesia primary
nai hal-hal yang diamati baik yang seder- and Junior Secondary Schoots, Dirjendikti
hana maupun yang lebih kompleks di luar Depdikbud.
materi yang diajarkan, yang memungkinkan
'l 1. Waston, Nathan S., 1 967, Teaching Science
memperoleh penemuan baru.
Creativity, in the Secondary Schoots, Sand-
ers Science Teaching Series, Tokyo, Toppan
DAFTAR PUSTAKA Company Limited.
l2.Wellington & Weltington, 1960, Teaching
for Critical Thinking, McGraw-Hill Book Com_
1. Amien, Moh., 1 98O, furanan Krcativitas datam pany, N. Y.
Pendidikan, lKlP Jogyakarta.
2. Arieti, Silvano, 1976, Creativity, the fitagic
Synthesis, New York: Basic Books, lnc.,
sains, dan,T.emuooi su.ihd#''Mtddi.t.t..............
Publisher.
3. College of Education, 1 971 , Creativity, Jour- Karena itu hanVa akan dimiliki suatu
nal of Research and Development in Educa- bangsa dengan Cara : ' ,' '

tion, vol. 4, Number 3, Univ. of Georgia,


Athens, Georgia. 1. Belajar matiimatian
'
''' ,

4. Semiawan C., dkk., 1984, Memupuk bakat 2: Bekerja Keras


dan kreativitas siswa Sekolah Menengah, 3. Disiplin Tinggi i

Petunjuk bagi Guru dan Orang Tua, PT. Gra- 4. Komitmen, idealiCme dan kejujuran
media, Jakarta. dan
Berani memodali dan membiyar
5. De Bono, E, 1982, Practical Thinking, Ter- peranglcat untuk mencapainya
jemahan A. Santia, Penerbit Pionir Bandung. , tpend:idika61 , ',r, ,r,, , ,, ,,,,,,,,,,r ,, ,, , "

38

Anda mungkin juga menyukai