Lampiran B
Lampiran B
7 EVALUASI EKONOMI
Evaluasi ekonomi dalam prarancangan pabrik diperlukan guna memperkirakan
apakah pabrik yang didirikan merupakan suatu investasi yang layak dan menguntungkan
atau tidak. Untuk mendapatkan perkiraan/estimasi tentang kelayakan investasi modal
dalam suatu kegiatan produksi suatu pabrik dengan meninjau kebutuhan modal investasi,
besarnya laba yang diperoleh, lamanya modal investasi dapat dikembalikan dan
terjadinya titik impas atau titik dimana pabrik tidak untung dan tidak rugi.
Dalam evaluasi ekonomi, ada beberapa faktor yang dapat ditinjau, antara lain :
1. Return On Investment (ROI)
2. Pay Out Time (POT)
3. Discounted Cash Flow Rate Of Return (DCFR)
4. Break Even Point (BEP)
5. Shut Down Point (SDP)
Sebelum melakukan analisa terhadap kelima faktor tersebut, maka perlu
melakukan perkiraan terhadap beberapa hal sebagai berikut :
1. Penentuan Modal Industri (Capital Investment)
a. Modal Tetap (Fixed Capital Investment)
b. Modal Kerja (Working Capital Investment)
2. Penentuan Biaya Produksi Total (Total Production Cost)
a. Biaya Pembuatan (Manufacturing Cost)
b. Biaya Pengeluaran Umum (General Expenses)
3. Analisa Keuntungan
4. Analisa Kelayakan
Harga peralatan proses selalu mengalami perubahan nilai tergantung pada kondisi
ekonomi yang saat ini. Untuk mengetahui harga peralatan yang ada sekarang, dapat
dilakukan penaksiran harga dari harga tahun yang lalu berdasarkan indeks harga.
Persamaan pendekatan yang digunakan untuk memperkirakan harga peralatan
pada saat sekarang adalah sebagai berikut :
Ex = Ey x ( Nx / Ny )
Dimana :
Tabel 4.37
Chemical Engineering
Tahun Tahun Chemical Engineering Index
Index
1987 324 2002 395,6
1988 343 2003 402
1989 355 2004 444,2
1990 356 2005 468,2
1991 361,3 2006 499,6
1992 358,2 2007 525,4
1993 359,2 2008 575,4
1994 368,1 2009 521,9
1995 381,1 2010 550,8
1996 381,7 2011 585,7
1997 386,5 2012 584,6
1998 389,5 2013 567,3
1999 390,6 2014 576,1
2000 394,1 2015 556,8
2001 394,3 2016 547,1
700
Tahun Vs Indeks Harga
600
f(x) = 9.6 x − 18779.55
500 R² = 0.88
Indeks harga
400
300
200
100
0
1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020
Tahun
Untuk menghitung index harga pada beberapa tahun yang akan datang, maka
dapat digunakan persamaan garis lurus pada persamaan (1).
y = ax + b
Keterangan :
y = Index harga,
x = tahun,
a = gradien,
b = intercept.
Dengan menggunakan persamaan tersebut, maka dapat diketahui index harga pada
tahun 2023 adalah : y = (9,605 x 2023) - 18780 y = 650,915
4.7.2 Dasar perhitungan
a. Direct Cost
b. Indirect Cost
c. Fixed Cost
Fixed Cost adalah biaya – biaya tertentu yang selalu dikeluarkan baik pada saat
pabrik beroperasi maupun tidak atau pengeluaran yang bersifat tetap tidak
tergantung waktu
4.7.3.3 General Expense
Studi kelayakan dari pabrik asam akrilat dari propilen ini dapat dilihat dari
parameter – parameter ekonomi. Pabrik ini dikategorikan sebagai pabrik dengan resiko
rendah (low risk) dengan pertimbangan bahwa teknologi yang digunakan sudah ada
sebelumnya dan pabrik asam akrilat sudah ada di Indonesia. Selain itu, temperatur
maksimum proses dalam pabrik ini sebesar 350oC dan tekanan yang digunakan relatif
rendah. Beberapa cara yang digunakan untuk menyatakan kelayakan adalah:
Keuntungan
ROI ¿ x 100 %
¿Capital
Keuntungan atau profit dihitung berdasarkan annual sales (Sa) dan total
manufacturing cost. Finance akan dihitung sebagai komponen yang berisikan
pengembalian utang selama pembangungan pabrik. Finance akan berkontribusi terhadap
cash flow dari pabrik ini. Pabrik dengan resiko rendah mempunyai nilai minimum ROI
before tax sebesar 11%, sedangkan pabrik dengan resiko tinggi mempunyai nilai
minimum ROI before tax sebesar 44%.
4.7.4.2 Pay Out Time (POT)
a. Jumlah tahun yang telah berselang, sebelum didapatkan suatu penerimaan yang
melebihi investasi awal atau jumlah tahun yang diperlukan untuk kembalinya
Capital Investment dengan profit sebelum dikurangi depresiasi.
¿ Capital Investment
POT =
(Profit + Depresiasi)
b. Titik yang menunjukkan pada tingkat berapa biaya dan penghasilan jumlahnya
sama. Dengan BEP kita dapat menetukan harga jual dan jumlah unit yang
dijual secara secara minimum dan berapa harga serta unit penjualan yang harus
dicapai agar mendapat keuntungan.
c. Kapasitas produksi pada saat sales sama dengan total cost. Pabrik akan rugi jika
beroperasi dibawah BEP dan akan untung jika beroperasi diatas BEP.
( Fa+0,3 Ra)
BEP = x 100 %
(Sa−Va−0,7 Ra)
b. Persen kapasitas minimal suatu pabrik dapat mancapai kapasitas produk yang
diharapkan dalam setahun. Apabila tidak mampu mencapai persen minimal
kapasitas tersebut dalam satu tahun maka pabrik harus berhenti beroperasi atau
tutup.
c. Level produksi di mana biaya untuk melanjutkan operasi pabrik akan lebih
mahal daripada biaya untuk menutup pabrik dan membayar Fixed Cost.
(0,3 Ra)
SDP = x 100 %
(Sa−Va−0,7 Ra)
b. Laju bunga maksimal dimana suatu proyek dapat membayar pinjaman beserta
bunganya kepada bank selama umur pabrik.
n= N−1
N
( FC +WC ) ( I +i ) =C ∑ (I +i)N +WC + SV
n=0
Dimana:
FC : Fixed capital
WC : Working capital
SV : Salvage value
C : Cash flow
I : Nilai DCFRR
4.7.5 Hasil Perhitungan