TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mahasiswa
perguruan tinggi, baik negeri atau swasta atau lainya, setingkat dengan perguruan
serta kerencanaan dalam bertindak. Berfikir kritis dan bertindak dengan cepat dan
tepat merupakan sifat yang cenderung pada diri setiap mahasiswa, merupakan
(KBI) mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi (KBBI, 2017).
Pada tahap ini digolongkan pada masa akhir remaja menuju masa dewasa awal di
mana dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada usia mahasiswa ini
harga diri. Gejala lain yang timbul dalam proses tahap ini adalah dorongan seksual
yang meningkat. Pada remaja akhir hormon gonadotropic mulai ada dalam urin.
Hormon inilah yang mempunyai tanggung jawab pada pertumbuhan seksual dan
7
s
8
yang sedang yang terdaftar dan menjalani pendidikan diperguruan tinggi baik
negeri atau swasta atau sederajat rentang usia 18-25 tahun dan berada di rentang
remaja akhir. Pada penelitan ini subyek yang digunakan adalah mahasiswa yang
Seperti hanya transisi dari sekolah dasar menuju sekolah tingkat pertama
melibatkan kemungkinan stres, begitu pula masa transisi dari sekolah menengah
atas menuju perguruan tinggi. Terdapat banyak kesanamaan perubahan yang sama
pada masa kedua transisi itu. Transisi ini melibatkan gerakan menuju satu struktur
sekolah yang lebih besar dan tidak bersifat pribadi, seperti interaksi dengan
kelompok sebaya dari daerah atau lebih beragam dalam meningkatkan perhatian
menawarkan wawasan dan cara berfikir baru seperti terhadap mahasiswa lain
yang berbeda dalam soal pandangan dan nilai, terhadap kultur mahasiswa yang
berbeda dengan kultur pada umumnya, dan dengan fakultas yang memberikan
model baru. Pilihan perguruan tinggi yang mewakili pengerjaan terhadap hasrat
yang menggebu atau awal karir masa depan (Papalia et al., 2008).Pada usia
remaja akhir, terdapat masa transisi yang akan dialami. Masa transisi tersebut
konsisten.
emosi. Remaja tampak sering gelisah, cepat tersinggung, melamun dan sedih
nilai yang dianut orang dewasa. Saat ini remaja mulai meragukan nilai-nilai
yang diterima pada waktu kanak-kanak dan mulai mencari nilai sendiri
adanya nilai yang diyakini. Perilaku manusia pada dasarnya terdiri atas komponen
(rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya
stimulus terhadap organisme, dan organisme tersebut merespon, maka teori Skiner
ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus-Organisme-Respon. Ada dua respon, yaitu
menimbulkan rasa sedih, mendengar berita suka atau gembira, akan menimbulkan
rasa suka cita. Kedua adalah operant respons atau instrumental respons, yakni
respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus tertentu.
11
Stimulus yang terakhir ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer, karena
dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap
dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan
belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut
dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut
sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dapat dengan mudah
dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt
behavior.
Perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus dari luar
karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini berarti
bahwa meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respon tiap-tiap
dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini
didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku
tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari
1. Pengetahuan (Knowledge)
Merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
tingkatan:
sebenarnya.
bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
yang ada.
objek.
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek.
reproduksinya.
dan kekuatan seserang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
membuat seseorang untuk mecoba dan menekuni sesuatu hal dan pada
tinggal dan budaya setempat memunyai andil yang sangat besar dalam
2. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat,
tetapi hanya ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara
terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas,
akan tetapi, merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih
merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku
terhadap suatu objek. b) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
ekspsikan sebagai suatu hal yang baik maupun tidak baik, kemudian di
semakin besar kecenderungan remaja untuk melakukan hubungan fisik yang lebih
jauh dengan lawan jenisnya (Sarwono, 2010). Penelitian yang dilakukan pada
antara sikap dengan perilaku seksual dengan intensi untuk melakukan hubungan
seksual. Semakin positif sikap remaja terhadap perilaku seksual maka semakin
a. Tingkatan Sikap
yang diperhatikan
lain
diperbuat
1) Pengalaman pribadi
3) Pengaruh kebudayaan
4) Media massa
5) Lembaga agama
sesorang
sikap yaitu:
1) Thrustone
dengan 11 titik. Anggota panel tidak boleh dipengaruhi oleh rasa setuju
A B C D E F G H I J K
favourable
sikap yang dianggap netral. Sebelum itu, apabila terdapat penilai yang
1 dan 2
20
no item Interval
ABCDEFGHIJK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
F
1p
Pk
F
2p
Pk
yaitu jumlah proporsi pada interval atau angka tertentu ditambah semua
proporsi di bawahnya.
0,5−𝑝𝑘𝑏𝑥
S=bb+( 𝑝
) i
Q = C75 – C25
0,75−𝑝𝑘𝑏𝑥 0,25−𝑝𝑘𝑏𝑥
C75=bb+( 𝑝
) i dan C25=bb+( 𝑝
) i
itu dipilih mana pernyataan yang diinginkan. Kriteria item yang baik
2) Likert
bertindak sebagai kelompok uji coba (pilot study) yang jenjangnya bisa
tersusun atas sangat setuju, setuju, netral antara setuju dan tidak, kurang
adalah data ordinal. Selain pilihan dengan lima skala seperti contoh
diatas, kadang digunakan juga skala dengan tujuh atau sembilan tingkat.
harus diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi daripada jawaban yang
skor tersebut dengan harga rata-rata atau mean skor kelompok di mana
Salah satu skor standar yang biasanya digunakan dalam skala model
𝑋−𝑥
T=50+10 ( )
𝑠
Keterangan:
X = Skor responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi skor T
standar pada skor kelompok. Jika skor T yang didapat lebih besar dari
positif. Sebaliknya jika skor T yang didapat lebih kecil dari nilai mean
2011). Sikap dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif yaitu :
Menurut WHO (1992), sehat adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan
sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecatatan dalam segala
aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi fungsi serta prosesnya (Pinem,
2009).
utuh tidak hanya bebas dari penyakit atau cacatan dalam segala hal yang berkaitan
2008):
PMS-HIV/AIDS
1. Wanita
Organ reproduksi wanita terbagi menjadi organ reproduksi bagian luar dan
1) Vulva, yaitu daerah organ kelamin luar pada wanita yang terdiri labia
2) Labia majora, yaitu berupa dua buah lipatan bulat jaringan lemak yang
pubis
anterior simfisis pubis. Setelah pubertas, kulit mons pubis akan ditutupi
1) Labia minora adalah : labia sebelah dalam dari labia majora dan
tengah klitoris terdapat lubang uretra untuk keluarnya air kemih saja
seksual
4) Uterus (rahim) yaitu organ yang berbentuk seperti buah peer, bagian
5) Tuba uterina (fallopi), yaitu saluran di sebelah kiri dan kanan uterus,
c. Fungsi organ
kali pada usia 10-14 tahun dan sangat bervariasi. Pada saat itu, kelenjar
27
pada dinding sebelah dalam dan terjadilah menstruasi. Setiap bulan pada masa
menuju uterus lewat tuba uterina. Produksi hormon estrogen dan progesteron
2. Pria
Alat kelamin pria juga dibedakan menjadi alat kelamin pria bagian luar dan
terdapat saluran air kemih dan juga sebagai cairan sperma yang di sebut
uretra.
2) Skrotum, yaitu organ yang tampak dari luar berbentuk bulat, terdapat 2
buah kiri dan kanan, berupa kulit yang mengkerut dan ditumbuhi
rambut pubis.
sel spermatozoa.
28
berjumlah 2 buah.
enzim-enzim.
c. Fungsi organ:
saat pubertas sekitar usia 11-14 tahun. Aktifitas yang diatur oleh organ-organ
1) Keluarnya semen atau cairan mani yang pertama kali. Hal ini
dalam merawat dan menjaga kebersihan organ genitalnya. Bila organ reproduksi
lembab dan basah, maka keasaman akan meningkat dan hal tersebut dapat
29
infeksi pada area genital bila tidak menjaga kebersihan organ genitalnya karena
khususnya kesehatan reproduksi remaja memiliki peran yang berarti bagi remaja
masalah yang dialami. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang paling dini
juga dapat memperoleh informasi yang benar dari kedua orangtua mereka tentang
tindakan yang benar dan moral yang baik dalam menjalani kehidupan. Orangtua
Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat
seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk perilaku ini
perhatian lawan jenis seperti mulai dari berdandan, mengelingkan mata, merayu,
1. Berpelukan
2. Cium kering
Perilaku seksual cium kering berupa sentuhan pipi dengan pipi dan pipi
dengan bibir, dampak dari cium pipi bisa mengakibatkan imajinasi atau fantasi
3. Ciuman basah
Aktifitas cium basah berupa sentuhan bibir dengan bibir. Dampak dari
cium bibir dapat menimbulkan sensasi seksual yang kuat dan menimbulkan
dorongan seksual hingga tidak terkendali, dan apabila dilakukan terus menerus
4. Petting
Suatu kegiatan meraba atau memegang bagian tubuh yang sensitif seperti
payudara, vagina, dan penis. Dampak dari tersentuhnya bagian yang paling
5. Oral sex
mulut dan lidahnya pada penis dan sekitarnya. Pada wanita melibatkan bagian di
6. Intercource
wanita. Hal ini dipengaruhi oleh adanya romantisme aktifitas seksual, bersifat
implusif serta dipengaruhi oleh tingkat kematangan kongnitif dan sosial. Pada
saat remaja melakukan intercource pertama kali terdapat perasaan yang saling
32
serta perasaan cemas, tidak nyaman, kwatair dan kecewa dan perasaan bersalah.
a. Berpelukan
b. Berciuman
c. Masturbasi/onani
bersenggama
pada klitoris atau penis untuk orgasme. Namun secara teknis pihak
b. Coitus
disebut coitus. Co yang artinya bersama dan ite artinya pergi, sehingga
1. Tingkat Usia
perilaku seks pranikah dikarenakan perubahan pada hormon yang terjadi seiring
2. Jenis Kelamin
pada remaja laki-laki kecenderungan ini jauh lebih kecil dan sebagian besar dari
dikarenakan norma yang berlaku pada laki-laki lebih longgar dari pada
perempuan. Selain itu perempuan memiliki orientasi pernikahan yang lebih tinggi
hubungan seksual sebelum menikah tidak akan merugikan laki-laki. Remaja laki-
laki lebih banyak yang mempunyai motivasi untuk melakukan hubungan seksual
sebelum menikah karena memang remaja laki-laki lebih permisif. Dorongan untuk
menarik karena meskipun perempuan juga banyak mempunyai teman yang pernah
seksual. Hal tersebut terjadi karena perempuan yang akan menanggung akibatnya
(Sarwono, 2010).
3. Pengetahuan
4. Pendidikan
(Sarwono, 2010).
6. Sikap
perilaku tersebut sedikit demi sedikit mengarah pada perilaku yang berbau seks,
sampai akhirnya perilaku bebas tersebut diwujutkan dalam perilaku nyata (Yuana,
2013).
No.1 Tahun 1974 (sedikitnya 16 tahun pada wanita dan 19 tahun pada pria)
8. Media informasi
9. Norma agama
(Arista, 2015).
36
kemampuan orangtua untuk terbuka dan memberi respon yang tepat pada
antar jenis kelamin pada remaja, semakin tinggi tingkat pemantauan orangtua
Pendidikan kesehatan reproduksi remaja yang benar dan jelas dari petugas
kesehatan masih kurang terakses oleh seluruh remaja (Charles 2000 dalam Ratna
2010).
ikatan keluarga juga merupakan sumber afeksi, simpati, dan pengertian, saling
diterima oleh teman sebayanya tanpa memiliki dasar informasi yang singnifikan
dari sumber yang dapat dipercaya. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Frike K.P (2014), pada mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
prilaku seksual.
37
perilaku seksual yang mereka lakukan bagi kesehatan reproduksinya baik dalam
remaja seperti melakukan seks pertama kali, hubungan yang jarang dilakukan,
atau perempuan yang masih muda usianya, bila berhubungan seks dilakukan
sebelum atau sesudah haid, serta bila mengunakan teknik senggama terputus
memiliki resiko morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi, hal ini semakin
mortality), resiko proses persalinan yang terjadi pada remaja ini memiliki resiko
lebih besar dari pada remaja diatas 17 tahun. Mereka memungkinkan mengalami
pelayananan kesehatan mereka sangat tidak percaya diri, hal ini mengakibatkan
pelayanan prenatal yang sangat terbatas yang berperan penting terhadap terjadinya
dilakukan sebagai upaya agar mereka tidak dikeluarkan dari sekolah. Upaya yang
mereka lakukan tidak jarang melakukan aborsi yang tidak aman misalnya dengan
cara diurut atau minum jamu-jamuan untuk meluntutkan kandungan. Perilaku ini
rusaknya alat kesehatan reproduksi sehingga tidak mampu lagi hamil karena
Pernikahan yang dilakukan pada saat usia muda resiko terjadi masalah
menyelesaikan dan menanggulangi masalah yang terjadi jika seseorang tidak bisa
20 tahun memiliki resiko lebih besar terhadap kesehatan reproduksinya. Hal ini
penyakit kanker rahim, PMS, infeksi saluran reproduksi dan HIV/AIDS. Survei
yang dilakukan YAI (Yayasan AIDS Indonesia) mendapati 36% adalah remaja
(Anas, 2010). Kejadian ini tidak mengejutkan jika dilihat dari kurangnya
HIV lebih dari empat kali lipat dibandingkan pria muda meskipun para perempuan
lebih tidak berpengalaman seksual dan memiliki pasangan seksual yang jauh lebih
berparisipasi dalam “seks untuk kelangsungan hidup” atau “ transaksi seks” dan
terbentur norma-norma gender, standart ganda, atau norma budaya dan agama
mengenai seksual fertilitas. Remaja mungkin ragu-ragu atau tidak dapat mencari
pengobatan untuk PMS atau HIV karena mereka khawatir keluarga atau
masyarakatnya tidak setuju, takut diperiksa, atau tidak tahu bagaimana mengenali
gejala penyakit tersebut. Selain itu, karena infeksi HIV dapat terjadi tanpa gejala,
mereka mungkin tidak tahu bahwa mereka telah terinfeksi (Azwar, 2011).
dengan tahapan usia mereka yang mengalami pubertas, remaja juga memiliki rasa
40
dapatkan, mulai dari nilai-nilai agama hingga pengaruh-pengaruh film dan cerita-
cerita yang berbau pornografi. Hal ini telah membuat seks menjadi “sesuatu” yang
Sikap dan perilaku orangtua juga berperan sebagai contoh atau teladan anaknya
Teman sebaya atau temen bergaul mempunyai pengaruh yang besar dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku remaja. Untuk itu perlu berinisiatif dalam
melakukan penolakan terhadap ajakan teman yang mengarah ke hal yang negatif
seksual pranikah.
tetapi diwujudkan dalam bentuk kegiatan yang nyata yang dikaitkan dengan
kesehatan reproduksi dan seksual). Dari kegiatan yang nyata akan membentuk
41
pranikah.
secara menarik agar siswa secara sadar diri dapat mengambil sikap terhadap
perilaku seksual secara bijaksana karena kesadaran diri dari remaja itu sendiri
merupakan cara yang paling penting dalam mencegah hubungan seksual pranikah.