Anda di halaman 1dari 2

Berawal dari keberadaan unsur nitrogen yang sangat dibutuhkan tanaman untuk berkembang dan

jumlahnya sangat melimpah di alam, yakni 78% dari total komposisi udara. Namun bentuk nitrogen di
udara tidak dapat langsung digunakan oleh tanaman, melainkan harus difiksasi terlebih dahulu agar
menjadi bentuk yang lebih sederhana. Diketahui nitrat merupakan bentuk nitrogen sederhana yang
paling optimal diserap dan dibutuhkan oleh tanaman.

Selama ini asupan nitrogen tanaman dibantu oleh manusia dalam bentuk pupuk, yakni pupuk nitrogen,
yang merupakan jenis pupuk kimia. Namun pupuk kimia ini memiliki sejumlah kelemahan, diantaranya
membutuhkan energi yang sangat tinggi dalam proses pembuatannya serta emisi karbon dioksida yang
dihasilkan sangatlah besar sehingga mencemari lingkungan. Sementara kebutuhan akan pupuk di dunia
semakin meningkat, kini jumlahnya mencapai 5,5 milyar ton/tahun dan diprediksi pada tahun 2050
mencapai 9 milyar ton/tahun.

Telah ditawarkan sejumlah solusi untuk menekan kebutuhan pupuk kimia yang kurang ramah
lingkungan, yakni dengan penggunaan pupuk organik yang prosesnya lebih ramah lingkungan. Namun
kandungan unsur hara yang tidak terkontrol menjadikan solusi ini masih kurang solutif

Kemudian digagaslah konsep sintesis larutan nitrat sebagai pupuk cair menggunakan metode elektrolisis
plasma, dimana teknologi ini mampu memicu dan menginisiasi reaksi untuk membentuk
material/senyawa baru dengan bantuan spesi-spesi reaktif tanpa emisi dan konsumsi energi yang dapat
jauh lebih rendah. Pupuk cair sendiri merupakan bentuk pupuk yang paling efetif bagi tanaman karena
kandungan unsur haranya dapat langsung diserap oleh tanaman

RUMUSAN MASALAH, TUJUAN, BATASAN MASALAH

Fiksasi nitrogen merupakan proses penggabungan nitrogen dengan unsur-unsur lain membentuk
senyawa baru. Proses inilah yang berperan untuk mensintesis senyawa nitrogen sederhana untuk
tanaman. Sebenarnya fiksasi nitrogen juga terjadi secara alamiah di atmosfer, dengan tiga komponen
utama, yaitu udara sebagai sumber nitrogen dan petir sebagai sumber energi, untuk membentuk
senyawa nitrogen yang lebih sederhana, yakni senyawa NO+ yang nantinya akan kembali diolah oleh
tanaman dengan mekanisme seperti berikut. Senyawa NO+ ini nantinya akan terlarut dalam air hujan
sehingga air hujan dapat menyuburkan tanaman. Lalu untuk proses pembuatan pupuk, manusia
melakukan fiksasi buatan dengan metode haber bosch. Namun metode ini sangat membutuhkan energi
yang tinggi, bahan baku yang mahal dan menghasilkan emisi karbondioksida yang besar seperti pada
mekanisme ini.

Lalu bagaimana peran elektrolisis plasma dalam proses fiksasi nitrogen? Elektrolisis plasma dapat
menginisiasi proses reaksi sintesis larutan nitrat menggunakan tiga komponen seperti di alam. Sumber
energinya adalah plasma yang memproduksi spesi-spesi reaktif dari gas udara untuk reaksi, udara
sebagai bahan baku yang diijenksikan melalui anoda, dan larutan elektrolit sebagai media proses
elektrolsis dan tempat senyawa nitrat terbentuk. Mekanisme yang diduga dalam sintesis nitrat ini adalah
sebagai berikut. Awalnya plasma mulai terbentuk di salah satu elektroda, yakni anoda, yang merupakan
atom-atom gas berenergi tinggi. Sumber gas nya adalah udara atau uap air di sekitar elektroda yang
timbul akibat pemanasan listrik. Oksigen dari udara bertemu dengan spesi reaktif elektron berenergi
tinggi dari plasma membentuk oksigen radikal, dan bereaksi dengan nitrogen tunggal membentuk nitrit.
Senyawa nitrit tadi akan bereaksi dengan air membentuk nitrat. Namun, air juga dapat berubah menjadi
spesi hidroksil radikal yang akan membentuk nitrat. anion nitrat yang terbentuk dapat berekasi lebih
lanjut dengan kation dari larutan elektrolit. Pada penelitian ini, elektrolit yang digunakan adalah kalium
sulfat. Sehingga nitrat yang terbentuk dapat bereaksi dengan kaliun membentuk kalium nitrat.

Ada 7 faktor yang mempengaruhi proses elektrolisis plasma, namun yang akan saya bahas lebih lanjut
adalah 2 faktor yang saya tekankan pada penelitian ini. Yang pertama adalah konsentrasi elektrolit.
Semakin besar konsentrasi, maka konduktivitas larutan akan meningkat, yang mendorong plasma akan
semakin besar ukurannya. Hal tersebut mendorong pembentukan spesi reaktif yang lebih banyak.
Kemudian laju alir udara. Keberadaan udara membantu membentuk selubung gas di dalam larutan
sekitar elektroda, yang dapat menurunkan efek joul heating sehingga menurunkan konsumsi energi.
Semakin besar laju alir udara maka plasma yang terbentuk akan semakin redup sehingga produksi sepsi
reaktif akan berkurang.

Berikut ini adalah beberapa penelitian terkait plasma maupun elektrolisis plasma yang berhubungan
dengan pembentukan NOX. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh zainah pada tahun
2017 lalu untuk mendegradasi limbah remazol menggunakan metode elektrolisis plasma. Pada
penelitiannya ternyata terbentuk senyawa nitrat sebagai produk sampingnya.

Berikut adalah metodologi penelitian, yang diawali dengan persiapan bahan dan alat berupa reaktor
elektrolisis plasma lalu kepada 2 inti penelitian yaitu uji kinerja reaktor dengan karakterisasi arus
tegangan, dan uji produksi nitrat. Untuk persiapan alat dan bahan dapat dijelaskan langsung di skema
ini, di mana larutan elektrolit K2SO4 ada di dalam reaktor. Kedua elektrode yang terhubung dengan
rangkaian listrik arus searah tercelup ke dalam larutan, di mana salah satunya adalah anoda yang sudah
dilengkapi dengan injektor udara. Bagian luar merupakan jaket reaktor tempat sirkulasi air pendingin
reaktor.

Kemudian tahap inti pertama yaitu pengujian reaktor dengan karakterisasi arus tegangan. Untuk
mendapatkan hasil plasma yang optimal, tegangan proses harus berada di zona glow discharge, dan nilai
zona glow discharge ini berbeda-beda untuk setiap perubahan variabel. Oleh karena itu perlu
dikarakterisasi untuk mengetahui zona glow dischargenya dengan cara pengukuran arus untuk setiap
kenaikan tegangan 20 V. Lalu setelah diperoleh kurva arus VS tegangan untuk setiap nilai variabel, kurva
dikonversi menjadi kurva daya VS tegangan untuk melihat pada tegangan berapa sajakah bisa
menghasilkan daya yang sama untuk setiap variabel. Pengukuran di daya yang sama menunjukan kondisi
besarnya plasma yang sama untuk setiap variasi. Dibuat batasan maksimum daya yang akan dipakai
untuk alasan keselamatan. Setelah diketahui daya optimal, barulah dilakukan uji produksi nitrat dengan
3 variabel proses yang diujikan pada penelitian ini, diantarnya konsentrasi elektrolt, laju alir udara, dan
waktu proses. Setelah dilakukan percobaan, sampel diuji secara kuantitatif untuk mengetahui kadar
nitrat yang terbentuk dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Berikut ini adalah alat, bahan dan
prosedur umum dari metode spektrofotometri UV-Vis sesuai SNI, dimana ada 3 tahap pembuatan
larutan yakni pembuatan larutan induk, larutan baku, dan larutan standar untukmembuta kurva kalibrasi
yang nantinya akan digunakan untuk pengukuran konsentrasi nitrat dalam sampel. Setelah diketahui
konsentrasi nitrat yang terbentuk, dapat dihitung berapa jumlah konsumsi energi spesifik dalam satuan
joule per mmol nitrat yang terbentuk. Sehingga nantinya dapat diperoleh kondisi yang optimum untuk
sintesis nitrat yang sebanyak-banyaknya dengan konsumsi energi yang serendah-rendahnya.

Anda mungkin juga menyukai