Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Kelautan Tropis Maret 2018 Vol.

21(1):41–48 ISSN 0853-7291

Jenis-Jenis Bintang Laut Dan Bulu Babi (Asteroidea, Echinoidea:


Echinodermata) Di Perairan Pulau Cilik, Kepulauan Karimunjawa

Retno Hartati, Endika Meirawati, Sri Redjeki, Ita Riniatsih, dan R.T. Mahendrajaya

Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, SH. Tembalang, Semarang 50275
Email : retnohartati.undip@yahoo.com

Abstract

Types of Star Fish and Sea Urchins (Asteroidea, Echinoidea: Echinodermata) In Cilik Island,
Karimunjawa Waters

Echinoderms are fundamentally good indicators of health and status of coralline


communities in marine waters. Substrat of sandy, rububle and coral reefs are good habitat for
Asteroidea dan Echinoidea. This study aim to identify sea star (Asteroidea) and sea urchin
(Echinoidea) species from Pulau Cilik waters of Karimunjawa Islands. Asteroidea and Echinoidea
observed using the line transect method used, ie subjects within the same distance between the
transect and the transect square with observations of 2.5 m on the right and left of transect line line.
Morphology, habitat type (substrate & depth) and total number of sea stars and sea urchins at
each station were determined. The results showed that Pulau Cilik has six species of Asteroidea (Sea
star), ie Linckia laevigata, L. multifora, Neoferdifla ocellata (Family Ophidiasteridae), Luidia
alternate (Luidiidae Family), Culcita novaeguineae (Family Oreasteridae) and Acanthaster planci
which belongs to Family Acanthasteridae. There were 4 species of Echinoidea Sea urchin) found,
i.e. Diadema setosum, D. antillarum, D. savignyi and Echinothrix calamaris, which all were family
members of Diadematidae

Keywords: Ophidiasteridae, Luidiidae, Oreasteridae, Acanthasteridae, Diadematidae

Abstrak

Echinodermata pada dasarnya merupakan indikator kesehatan dan status dari terumbu
karang di laut. Dasar perairan yang landai dengan substrat pasir, terumbu karang dan pecahan
karang yang merupakan habitat bagi hewan jenis Asteroidea dan Echinoidea. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi henis-jenis bitang laut dan bulu babi dari perairan Pulau Cilik,
Kepulauan Karimunjawa. Pengamatan Asteroidea dan Echinoidea menggunakan metoda line
transect yang dimodifikasi, yaitu mengamati subjek dalam jarak yang sama sepanjang garis
transect dan kuadrat transect dengan pengamatan 2,5 m di sebelah kanan dan kiri garis line
transect. Morfologi, tipe habitat (substrat & kedalaman) dan jumlah total bintang laut dan bulu
babi di tiap stasiun dicatat selanjutnya sampel diidentifikasi berdasarkan ciri morfologi tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di perairan Pulau Cilik ditemukan enam spesies Asteroidea
(Bintang Laut), yaitu Linckia laevigata, L. multifora, Neoferdifla ocellata (Famili Ophidiasteridae),
Luidia alternate (Famili Luidiidae), Culcita novaeguineae (Famili Oreasteridae) dan Acanthaster
planci yang termasuk dalam Famili Acanthasteridae. Species Echinoidea (Bulu Babi) ditemukan 4
spesies Diadema setosum, D. antillarum, D. savignyi dan Echinothrix calamaris semua anggota
famili Diadematidae.

Kata kunci : Ophidiasteridae, Luidiidae, Oreasteridae, Acanthasteridae, Diadematidae

*) Corresponding author Diterima/Received : 22-01-2017, Disetujui/Accepted : 18-02-2018


www.ejournal2.undip.ac.id/index.php/jkt DOI: https://doi.org/10.14710/jkt.v21i1.2417
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2018 Vol. 21(1):41–48

PENDAHULUAN yang cukup komersial, yaitu sebagai biota


yang dipelihara dalam akuarium. Secara
Kepulauan Karimunjawa merupakan ekonomi, Asteroidea memiliki peranan
wilayah dengan tipe ekosistem terumbu penting sehubungan dengan perannya
karang, padang lamun, hutan mangrove sebagai pemakan kerang yang dibudidaya
dan ekosistem daratan berupa hutan tropis (Barnes, 1980). Sedangkan menurut Arm dan
dataran rendah. Hal ini menjadikan Camp (1997) Asteroidea juga memakan
Kepulauan Karimunjawa mempunyai tiga karang.
potensi sebagai kawasan konservasi, wisata
dan perikanan yang keutuhan dan Penelitian tentang keanekaragaman
kelestariannya harus tetap dijaga. Pulau Cilik echinodermata di Kepulauan Karimunjawa
sebagai salah satu pulau di Kepulauan pernah dilakukan oleh Azis dan Darsono
Karimunjawa yang memiliki kondisi terumbu (1999); Hadi et al. (2011) di Indonoor Wreck,
karang yang cukup baik, namun masih sedikit Pulau Kemujan; Dian et al. (2005) tentang
penelitian dilakukan di lokasi tersebut. sand dollar (Echinoidea) di Pulau Cemara
Diantara biota laut yang terdapat di Pulau besar serta Mu’arif (2009), Suryanti et al.
Cilik adalah Echinodermata, yang (2016) dan Asmoro et al., (2017) tentang sand
merupakan komponen penting pada dollar (Echinoidea) di Pulau Cemara kecil.
ekosistem terumbu karang (Bellwood et al., Namun belum ada informasi tentang
2004). Menurut Alvarado et al (2012) echinodermata di Pulau Cilik Kepulauan
tingginya keanekaragaman eechinodermata Karimunjawa. Berdasarkan pertimbangan
mengindikasikan tingginya biodiversitas tersebut perlu kiranya mempelajari
terumbu karang. Fauna Asteroidea dan kelimpahan biota jenis Asteroidea dan
Echinoidea yang termasuk kedalam fauna Echinoidea yang ada di perairan Pulau Cilik.
Echinodermata merupakan biota penghuni Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
ekosistem terumbu karang yang keberadaan komposisi jenis-jenis Asteroidea dan
dan peranannya cukup menonjol (Birkeland, Echinoidea yang berasosiasi dengan
1989). Kebiasaan hidup, predasi dan ekosistem terumbu karang yang ada di Pulau
kompetisi mempengaruhi kelimpahan Cilik Kepulauan Karimunjawa, Jepara.
Asteroidea dan Echinoidea di suatu tempat, Diharapkan hasil penelitian ini dapat
disamping faktor lingkungan yang saling melengkapi penelitian-penelitian yang telah
berkaitan. dilakukan sebelumnya

Sistem ekologi, faktor abiotik, dan biotik MATERI DAN METODE


saling terkait, dan berinteraksi dengan
lainnya. Menurut Chenelot et al., (2009) Materi penelitian ini adalah jenis-jenis
pengetahuan tentang distribusi echinoderm- Asteroidea dan Echinoidea yang ditemukan
mata dalam hubungannya dengan ruang di perairan Pulau Cilik Karimunjawa. Adapun
dan waktu akan membantu mendapatkan metoda pengumpulan data yang dipakai
pengetahuan tentang ekosistem pesisir. adalah sample survey method. Lokasi
penelitian adalah Pulau Kecil yang termasuk
Bintang Laut merupakan anggota dari dalam kawasan Taman Nasional
kelas Asteroidea (filum Echinodermata) Karimunjawa, yang merupakan zona
secara ekologis berperan sangat penting penyangga yang letaknya berdekatan
bagi ekosistem laut. Kelas Asteroidea ini dengan Pulau Tengah yang berfungsi
mempunyai species yang paling tinggi pada sebagai zona inti dalam kawasan Taman
filum echinodermata, yaitu hampir 1900 Nasional Karimunjawa. Sehingga diasumsikan
species yang masuk dalam 36 famili dan 370 memiliki keterkaitan ekologis dengan Pulau
genera di dunia (Mah dan Blake, 2012). Tengah sebagai zona inti
Bintang laut dapat hidup pada semua
kedalaman dari intertidal sampai abisal dan Pengamatan objek penelitian,
bisa ditemukan diseluruh perairan dunia, Asteroidea dan Echinoidea menggunakan
terutama daerah Atlantik tropis and wilayah metoda line transect yang dimodifikasi, yaitu
Indo-Pacifik. Asteroidea merupakan biota mengamati subjek dalam jarak yang sama

42 Jenis-Jenis Bintang Laut Dan Bulu Babi Di Perairan Pulau Cilik (Retno Hartati et al.)
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2018 Vol. 21(1):41–48

sepanjang garis transect (Loya, 1978) dan Clark dan Rowe (1971), Arnold dan Birtles
kuadrat transect dengan pengamatan 2,5 m (1989), seria Brusca dan Brusca (1990).
di sebelah kanan dan kiri garis line transect Setelah didokumentasikan, kemudian di
(Clark dan Rowe, 1971). kembali kan ke habìtatnya. Parameter
lingkungan yang diukur dalam penelitian ini
Pulau Cilik merupakan pulau yang adalah suhu perairan, salinitas, derajat
relatif kecil, dengan luas ± 2 Ha. Transek keasaman (pH) serta kecerahan pada stasiun
dilakukan di empat lokasi untuk masing- pengamatan sebagai data penunjang.
masing di sebelah barat, utara, timur, dan
selatan pulau. Pemilihan empat lokasi HASIL DAN PEMBAHASAN
tersebut bertujuan untuk mendapatkan hasil
sampling yang bisa mewakili kondisi populasi Pulau cilik mempunyai dasar perairan
Asteroidea dan Echinoidea pada Pulau Cilik. yang landai dengan substrat dasar terdiri dan
Pengambilan sampel dilakukan pada pagi pasir, terumbu karang dan pecahan karang
hari saat pasang agar didapatkan yang merupakan habitat bagi hewan jenis
kecerahan yang maksimal. Pada masing- Asteroidea dan Echinoidea. Hampir seluruh
masing lokasi ditarik garis utama tegak lurus pulau dikelilingi terumbu karang hingga pada
dengan garis pantal sepanjang l00 m kedalaman ± 15 meter. Stasiun 1 memiliki
menuju ke arah laut. Pengamatan dilakukan paparan terumbu paling luas, dengan
dengan interval 5 meter, selain itu juga kedalaman maksimum 2 meter. Sebagian
dilakukan pengamatan dengan interval 2,5 besar substrat berpasir serta pecahan
m di sebelah kanan dan kiri garis transek karang. Prosentase tegakan karang rendah
sehingga didapatkan luas petak dengan dominasi karang bercabang. Stasiun
pengamatan 25 m dalam setiap intervalnya, 2 memiliki kondisi yang hampir sama dengan
dimana radius jangkau mata pengamat Stasiun 1, namun memiliki luas paparan
dalam observasi bawah air (English, 1994). terumbu yang lebih sempit. Kedalaman
Morfologi, tipe habitat (substrat & maksimum pada Stasiun 2 adalah 3 meter.
kedalaman) dan jumlah total bintang laut Kondisi Stasiun 3 relatif berbeda dengan
dan bulu babi dicatat. Biota yang tidak kedua stasiun lainnya. Di Stasiun 3 terdapat
dapat diidentifikasi di bawah air, dibawa ke tubir pada jarak ± 60 meter dari garis pantai.
laboratorium lebih lanjut diamati Kondisi habitat bervariasi dan substrat
morfologinya (lengan, cakram pusat, berpasir, pecahan karang hingga terumbu
madreporite, duri, mulut, kaki tabung dan dengan prosentase tutupan karang cukup
alur ambulacralnya. Identifikasi jenis baik. Terdapat karang massif, namun masih
dilakukan dengan pedoman buku identifikasi didominasi oleh karang bercabang.

Gambar 1. Lokasi Penelitian Pulau Cilik Karimunjawa

Jenis-Jenis Bintang Laut Dan Bulu Babi Di Perairan Pulau Cilik (Retno Hartati et al.) 43
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2018 Vol. 21(1):41–48

Kedalaman maksimum pada Stasiun terumbu karang sebagai tempat tinggal dan
3mencapaí 20 meter. Kondisi habitat pada sumber makanan. Sedangkan pada stasiun
Stasiun 4 tak jauh berbeda dengan Stasiun 1 paparan terumbu lebih pendek dengan tubir
dan 2. Paparan bersubstrat pasir, dan berada ± 60 meter dari garis pantai, serta
pecahan karang. Penutupan karang jarang kedalaman hingga 20 meter. Dan
yang didominasi karang bercabang dengan pengamatan pada saat pengambilan
kedalaman sampai 5 meter. sampel, Stasiun 3 memiliki terumbu karang
hidup yang lebih baik dibanding stasiun
Hasil penelitian menunjukkan di Pulau lainnya, sehingga jumlah dan
Cilik terdapat 6 spesies Asteroidea (Bintang keanekaragaman biota di Stasiun 3 ini paling
Laut), yaitu Acanthaster planci, Linckia tinggi. Komunitas terumbu karang yang hidup
laevigata, L. multifora, Luidia alternate, di perairan Pulau Kecil cukup baik.
Culcita novaeguineae dan Neoferdifla
Pada penelitian kali ini ditemukan 6
ocellata yang termasuk dalam Famili
spesies Asteroidea yang berasal dari Ordo
Luidiidae, Oreasteridae, Ophidiasteridae dan
Platyasterida, Valvatida, dan Spinulosida.
Acanthasteridae. Species Echinoidea (Bulu
Ordo Platyasterida memiliki kaki tabung
Babi) ditemukan 4 spesies Diadema setosum,
tanpa penghisap (Barnes, 1980), hanya
D. antillarum, D. savignyi dan Echinothrix
memiliki satu famili, yaitu Luidiidae. Luidiidae
calamaris semua anggota famili
Sladen, 1889 merupakan famili dengan
Diadematidae. Kelimpahan bintang laut dan
anggota species yang sedikit dari kelas
bulu babi pada semua stasiun disajikan
Asteroidea (Kim et al., 2017). Species Luidia
pada Tabel 1. Hasil pengukuran parameter
terdistribusi luas di perairan dangkal di
kualitas prairan pada saat penelitian di Pulau
subtropis dan tropis (Clark dan McKnight,
Kecil disajikan dalam Tabel 2. 2000), dan hidup di substrat berlumpur atau
berpasir. Pada saat pengambilan sampel
Kondisi Pulau Kecil yang dikelilingi hanya ditemukan satu spesies dari genus
terumbu karang serta karang yang cukup Luidia, yaitu L. alterna. Menurut Barnes (1980),
baik, merupakan tempat hidup yang baik L. alternata merupakan biota yang biasa
bagi Echinodermata, khususnya Asteroidea hidup pada substrat yang lunak. Walls (1982)
dan Echinoidea. Menurut Chandra (2002), menyebutkan bahwa Luidia relatif mudah
terumbu karang memberikan tempat ditemukan pada dasar berpasir. Luidia
berlindung dan penyedia pakan bagi biasanya memakan anakan kerang, namun
Echinodermata. Secara ekologi biota ini ia juga akan makan semuanya bila
berperan penting dalam ekosistem terumbu mangsanya tidak bisa menyelamatkan diri.
karang, umumnya sebagai grazer, predator Ordo Valvatida, ditemukan dua famili
dan pemakan detritus. Asteroidea dan (Oreasteridae dan Ophidiasteridae) dan
Echinoidea berperan sebagai penyeimbang empat genus. Family Oreasteridae meliputi
populasi, terutama karang, yang ada di Culcita, spesies C. novaeguineae.
perairan tersebut (Nybakken, 1982). Oreasteridae umumnya memiliki cakram
yang tinggi dan tebal. Lengannya sangat
Secara umum, kondisi semua stasiun di pendek, hingga menyerupai bentuk
perairan Pulau Kecil hampir sama, yaitu subpentagonal . Hampir semua spesiesnya
dikelilingi terumbu karang hingga kedalaman tersebar pada perairan Indo-Pasifik barat
± 15 meter. Di ketiga stasiun, yaitu Stasiun 1, (Arnold dan Birtles, 1989). Pada Culcita
Stasiun 2, dan Stasiun 4 merupakan daerah banyak sekali variasi warna yaitu merah
paparan terumbu yang memiliki substrat sampai hijau dan coklat. Kwang et al. (2008)
dasar berpasir serta pecahan karang menemukan 10 pola warna (dari total 23
bercabang hingga kedalaman ± 3 meter. sampel) pada C. novaeguineae. Namun
Pada stasiun-stasiun tersebut, tubir berada pada penelitian ini hanya ditemukan dua
pada jarak l00 meter atau lebih dari garis pola warna, yaitu merah dan abu-abu.
pantai. Pada Stasiun 1, daerah pasir lebih Family Ophidiasteridae memiliki lengan yang
luas, sehingga jumlah spesies Asteroidea dan lebih panjang, membulat seperti jari dan
Echinoidea lebih sedikit atau sama, karena fleksibel. Daerah cakram lebih sempit
Asteroidea dan Echinoidea memerlukan dibanding family Oreasteridae.

44 Jenis-Jenis Bintang Laut Dan Bulu Babi Di Perairan Pulau Cilik (Retno Hartati et al.)
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2018 Vol. 21(1):41–48

Tabel 1. Jumlah individu Asteroidea dan Echinoidea yang ditemukan di Pulau Cilik,
Kepulauan Karimunjawa

No. Species Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4


Kelas Asteroidea
1 Acanthaster planci 0 1 2 0
2 Linckia laevigata 1 2 3 1
3 Linckia multifora 0 1 1 1
4 Luidia alternate 1 1 2 1
5 Culcita novaeguineae 0 1 1 0
6 Neoferdifla ocellata 0 0 1 1
Jumlah 2 6 10 4
Kelas Echinoidea
1 Diadema setosum 5 3 11 6
2 Diadema antillarum 3 6 9 4
3 Diadema savignyi 2 2 4 2
4 Echinothrix calamaris 1 0 3 1
Jumlah 13 17 37 17

Tabel 2. Parameter kualitas perairan tiap stasiun di Pulau Kecil

Parameter Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4


Suhu (oC) 28-30 27-29 28-30 29-30
Salinitas (o/oo) 32 32 32 32
pH 7,5-7,6 7,6 7,5 7,5
Kedalaman (meter) 0-2 0-3 0-20 0-5
DO (ppm) 4,5 5,6 4,8 6,5

Keberadaanya tersebar luas pada perairan Yang membedakan adalah kaki tabung
dangkal di daerah tropis hingga subtropis. Spinulosida memiliki penghisap, sedangkan
Ophidiasteridae memiliki wama yang sangat Valvatida tidak memiliki penghisap, serta
beragam dan umum terdapat pada terumbu cakram marginal pada Spinulosida tidak
karang (Arnold dan Birtles, 1989) hingga menyolok seperti pada Valvatida (Barnes,
disukai para pecinta akuarium (Walls, 1982). 1980; Arnold dan Birtles, 1989). Spesies
Spesies yang ditemukan pada saat Asteroidea yang perlu diwaspadai adalah
pengambilan sampel antara lain L. laevigata, ditemukannya A. planci ini karena A. planci
L. multifora, dan N. ocellata. Pada mengkonsumsi polip karang sebagai
penelitiannya di kawasan terumbu karang di makanannya. Dalam satu hari setidaknya ia
Laut China Selatan (Kwang et al., 2008) akan makan karang sebanyak ukuran
menemukan dua variasi warna dari Bintang cakramnya. Nybakken (1982) melaporkan
Laut L. multifora, yaitu warna yang umum bahwa Acanthaster dapat mengurangi
(kulit keputihan dengan spot-spot merah) karang yang tumbuh cepat dan menolong
serta pola yang jarang ada yaitu kulit spesies yang tumbuh lambat agar dapat
berwarna abu-abu dengan spot-spot ungu terjamin kelangsungan hidupnya, namun bila
tua. Pada penelitian ini L. multifora terjadi ledakan populasi, seluruh terumbu
mempunyai spot-spot kemerahan pada kulit akan dirusak dan hampir semua karang
yang keputihan. dimakan. Jenis Asteroidea lainnya
kebanyakan merupakan suspension feeder.
Satu spesies ditemukan termasuk ordo
Spinulosida dari famili Acanthasteridae, yaitu Kelimpahan tertinggi dari kelas
A. planci. Ordo Spinulosida mempunyai ciri Asteroidea, adalah spesies L. laevigata
yang hampir sama dengan ordo Valvatida. dengan 7 individu, kemudian L. alternata

Jenis-Jenis Bintang Laut Dan Bulu Babi Di Perairan Pulau Cilik (Retno Hartati et al.) 45
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2018 Vol. 21(1):41–48

dengan 5 indvidu, A. planci dan L. mu1tifora echinodermata berfungsi pendaur-ulang


3 indv., dan yang paling sedikit adalah C. nutrien, yaitu sebagai pemakan detritus yang
novaeguineae dan N. Ocellata. Semua jenis pada gilirannya akan bermanfaat bagi
Asteroidea ditemukan di Stasiun 3 dan hanya terumbu karang (Sastry, 2001).
3 spesies di Stasiun 1. Stasiun 3 merupakan
perairan dengan paparan terumbu dan tubir. Jumlah individu Asteroidea yang
Daerah rataan terumbu dan tubir merupakan ditemukan pada penelitian kali ini lebih
daerah yang paling disukal oleh Asteroidea sedikit dibanding dengan Echinoidea. Hal ini
karena daerah ini merupakan daerah yang diduga karena adanya predasi yang
kaya akan sumber makanan. memangsa Asteroidea dan Echinoidea.
Dalam Romimohtarto dan Juwana (1999)
Spesies yang paling banyak ditemukan disebutkan bahwa pemangsa utama A.
dari kelas Asteroidea adalah dari ordo planci adalah Charonia tritons (Giant Triton).
Valvatida, family Ophidiasteridae, dan Perbedaan kelimpahan tersebut juga diduga
spesies yang paling banyak adalah Linckia berhubungan dengan life habit, terutama
laevigata. Hal ini diduga karena pada fase juvenil. Juvenil Echinoidea biasa
kemampuanya yang luar biasa dalam berlindung di bawah batu, karang, padang
beregenerasi. Kwang et al. (2008) lamun serta di dekat induknya sehingga
menyatakan bahwa Linckia dapat terlindungi oleh duri-duri induknya (Barnes,
melepaskan lengannya sampai dekat 1980). Jumlah individu Asteroidea dan
dengan cakram tengah (central disc). Echinoidea yang sedikit ditemukan diduga
juga disebabkan oleh kebiasaan makan dan
Bagian utama maupun lengan yang lepas
biota tersebut. Asteroidea merupakan biota
dapat beregenerasi membentuk bagian
yang aktif di siang hari. Beberapa Asteroidea
yang hilang, hingga pada akhirnya terbentuk
mengambil makanan pada pagi dan sore
satu individu baru yang utuh.
hari (Hyman, 1955). Sedangkan Echinoidea
aktif mencari makan pada malam hari, dan
Empat spesies Echinoidea ditemukan
pada siang hari kembali ke daerah terumbu
pada penelitian ini, yang kesemuanya
(Barnes, 1980). Pengambilan sampel pada
berasal dari ordo Diadematoida. Diadema
waktu penelitian dilakukan pada pagi hari
merupakan regular urchin, umumnya memiliki
sehingga banyak ditemukan Asteroidea dan
duri yang panjang, berlubang, cangkang
Echinoidea di daerah terumbu karang.
ada yang kaku dan ada yang fleksibel
(Barnes, 1980; Arnold dan Birtles, 1989). Manusia juga diduga berperan dalam
Secara keseluruhan Echinoidea yang paling mengurangi kelimpahan Asteroidea dan
banyak ditemukan berturut-turut adalah D. Echinoidea, karena banyak diambil hidup
setosum (25 indv.), D. antillarum (22 indv.), D. maupun mati untuk Akuarium, atau hiasan
savignyi (10 indv.) dan Echinothrix calamaris Emmens, 1990). Sedangkan Echinodea
(5 indv.). Ketiga species bulu babi genus diambil untuk dikonsumsi gonadnya di
Diadema ditemukan disemua stasiun dan E. beberapa negara (Longhurst dan Pauly,
calamaris tidak ditemukan di Stasiun 2. D. 1987), seperti negara-negara Mediteran, juga
setosum menyebar hampir di semua habitat Hindia Barat (Walls, 1982). Namun di
baik pada daerah rataan pasir, karang, Indonesia gonad Bulu Babi belum banyak
lamun dan daerah tubir seperti pada dikonsumsi, sehingga keberadaannya belum
penelitian Dominggus et al. (2008). banyak tereksploitasi. Keberadaan
Echinoidea sangat penting dalam ekosistem
Hadi et al. (2011) di Indonoor Wreck, terumbu karang. Seperti penelitian yang
Pulau Kemujan mendapatkan L. laevigata, dilakukan oleh Sammarco, Levinton dan
Fromia nomilis, A. planci dan C. novaguinae Ogden (1974) dalam Nybakken (1982)
(Asteroidea) dan D. setosum, D. Savignyi, memperlihatkan bahwa Diadema pada
Echinometra mathei dan E. calamaris. kepadatan tinggi akan memakan semua
Menurut Iken et al. (2010) sebagai habitat, organisme, tidak hanya alga, sehingga akan
terumbu karang berperan sebagai penyedia menghalangi pertumbuhan karang. Pada
bahan pakan dan tempat berlindung bagi kepadatan yang lebih rendah, bulu babi
fauna echinodermata dan sebaliknya fauna secara efektif memindahkan alga dan

46 Jenis-Jenis Bintang Laut Dan Bulu Babi Di Perairan Pulau Cilik (Retno Hartati et al.)
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2018 Vol. 21(1):41–48

membiarkan koloni karang berkembang, dengan substrat dasar terdiri dan pasir,
sedangkan pada kepadatan yang sangat terumbu karang dan pecahan karang yang
rendah, alga mengambil alih daerah itu merupakan habitat bagi hewan jenis
dengan memerangi karang karena tidak Asteroidea dan Echinoidea. Di perairan
adanya grazing. Dengan demikian secara tersebut ditemukan enam spesies Asteroidea
tidak langsung, Echinoidea membantu (Bintang Laut), yaitu Linckia laevigata, L.
pemeliharaan terumbu karang. multifora, Neoferdifla ocellata (Famili
Ophidiasteridae), Luidia alternate (Famili
Pada penelitian di Pulau Cilik Luidiidae), Culcita novaeguineae (Famili
Karimunjawa hanya ditemukan 6 species Oreasteridae) dan Acanthaster planci yang
Bintang Laut, yang jauh lebih sedikit termasuk dalam Famili Acanthasteridae.
dibandingkan dengan penelitian Purwati & Species Echinoidea (Bulu Babi) ditemukan 4
Lane (2004) yang mengidentifikasi 27 species spesies Diadema setosum, D. antillarum, D.
bintang laut dari 9 famili; juga lebih sedikit savignyi dan Echinothrix calamaris semua
daripada di Perairan Likupang, Minahasa anggota famili Diadematidae.
Utara (Yusron, 2010) dan di Selat Lembeh,
Sulawesi Utrara (Supono et al., 2014) dan DAFTAR PUSTAKA
perairan Pulau Tomia, Taman Nasional
Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Analuddin et Alvarado, J.J., Guzman, H.M., & Breedy, O.
al., 2015). Secara umum jumlah jenis 2012. Distribution and diversity of
Asteroidea dan Echinoidea di Pulau Cilik ini echinoderms (Asteroidea, Echinoidea,
lebih banyak daripada di kawasan lamun Holothuroidea) in the islands of the Gulf
dan makroalga perairan Tanjung Kayangan, of Chiriqui, Panama. Revista de Biolog.
Penyabuan dan Medana Lombok (Yusron, Mar. Oceano. 47(1):13-22.
2013) dan Pulau Tanakeke, Kabupaten Analuddin, K., Nasaruddin, N., Septiana, A.,
Takalar, Sulawesi Selatan (Angreni et al., Sarliyana, W. O., Nurlyati, A., Masa, W., &
2017) dan di perairan Tanjung Tiram, Teluk Rahim, S. 2015. Spatial Pattern in Beta
Ambon (Tuapattinaja et al., 2014) sehingga Diversity of Echinoidea and Asteroidea
perbedaan habitat diduga membedakan Communities from the Coastal Area of
hasil tersebut. Dibandingkan dengan Tomia Island, Wakatobi Marine National
penelitian Tahe et al. (2013) hasil ini hampir Park, Southeast Sulawesi,
sama dengan yang ditemukannya di Pantai Indonesia. Biotropia. 22(1):33- 43
Tanamon Kecamatan Sinonsayang Sulawesi Angreni, F., Litaay, M., Priosambodo, D. &
Utara. Moka, W. 2017. Struktur Komunitas
Echinodermata Di Padang Lamun Pulau
Pada saat penelitian tidak ditemukan Tanakeke Kabupaten Takalar Sulawesi
Dolar Pasir (Sand Dollar) seperti di Pulau Selatan. Bioma: J. Biol. Makassar. 2(1):46-
Cemara Besar (Dian et al., 2005) dan Pulau 55
Cemara Kecil (Mu’arif, 2009; Suryanti et al., Arm, K. & Camp, P.S. 1997. Biology. Saunders
2016; Asmoro et al., 2017) atau Bulu Hati College Pub. USA. 1142p.
(Heart Urchin). Hal ini diduga karena Arnold, P.W. & Birtles, R.A. 1989. Soft sediment
kebiasaan Sand Dollar serta Heart Urchin invertebrates of Southeast Asia and
yang membenamkan dirinya dalam substrat Australia: A Guide to identification.
dasar. Dikatakan oleh Barnes (1980) bahwa Australian Institute of Marine Science.
Echinoidea irregular beradaptasi untuk hidup Townsville. 236p.
membenam dalam pasir. Kebiasaan Asmoro, C.L., Suryanti, & ‘Ain, C. 2017.
membenamkan diri tersebut berkaitan Hubungan Kandungan Bahan Organik
dengan pertahanan diri baik dari arus yang Sedimen Dengan Kelimpahan Sand
kuat maupun dari pemangsaan. Dollar Di Pulau Cemara Kecil
Karimunjawa Jepara. Prosiding Seminar
Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan
KESIMPULAN
dan Kelautan ke-VI. Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi
Pulau Cilik di Kepulauan Karimunjawa
Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip.
mempunyai dasar perairan yang landai
Pp. 287-300.

Jenis-Jenis Bintang Laut Dan Bulu Babi Di Perairan Pulau Cilik (Retno Hartati et al.) 47
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2018 Vol. 21(1):41–48

Azis, A. & Darsono, P. 1999. Fauna Sea. The Nagisa Westpac Congress: 25-
echinodermata dari Pulau-pulau 36.
Karimunjawa. Ilmu Kelautan.14(IV):83-87 Longhurst, A.R. & D. Pauly. 1987. Ecology of
Barnes, R.S.K. 1980. Invertebrates zoology. tropical oceans. Academic Press Inc.
Saunders College Pub. USA. 1089p. USA.
Bellwood, D.R., Hughes, T.P., Folke, C., & Mah, C.L. & Blake, D.B. 2012. Global Diversity
Nyström, M. 2004. Confronting the coral and Phylogeny of the Asteroidea
reef crisis. Nature. 429(6994): 827-833. (Echinodermata). PLoS ONE 7(4): e35644.
Birkeland, C. & Lucas, J.C. 1989. Acanthaster DOI : 10.1371/journal.pone.0035644
planci: Major management problems of Mu’arif. 2009. Kelimpahan Dan Distribusi Sand
coral reefs. CRC Press Inc. USA. 257 p. dollar (Laganum Sp) Pada Substrat Dasar
Brusca, R.C. & G.J. Brusca. 1990. Yang Berbeda Di Pulau Cemara Kecil
Invertebrates. Sinauer Asssociates Inc. Pb. Kepulauan Karimunjawa Jepara. Undip.
USA. P:801-839 Semarang.
Chenelot, H., Iken, K., Konar, B., & Edwards, M. Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut: Suatu
2007. Spatial and Temporal Distribution of pendekatan ekologis. Penerbit PT.
Echinoderms in Rocky Nearshore Areas of Gramedia. Jakarta. 456 hal.
Alaska. The Nagisa World Congress: 11- Purwati, P. & Lane, D.J.W. 2004. Asteroidea of
28. the Anambas expedition 2002. The
Clark, A.M. & F.W.F. Rowe. 1971. Monograph Raffles Bull. Zool. 11: 89-102
of Shallow Water Indowest Pasific Romimohtarto, K. & Juwana, S. 1999. Biologi
Echinoderms. London. 269p. Laut. P3O LIPI. Jakarta. 648 hal.
Clark, H.E.S., & McKnight D.G., 2000. The Supono, D.J., Lane, W. & Susetiono. 2014.
marine fauna of New Zealand: Echinoderm Fauna Of The Lembeh Strait,
Echinodermata: Asteroidea (sea-stars), North Sulawesi: Inventory And Distibution
Order Paxillosida. National Institute of Review. Mar. Res. Ind. 39(2): 51−61
Water and Atmospheric Research (NIWA) Suryanti, Muskananfola, M.R. & Simanjuntak,
Biodiversity Memoires, 116:14-135 K.E., 2016. Sand Dollars Distribution
Dian A.R, Hartati, R. & Ambariyanto, A. 2005. Pattern And Abundance At The Coast Of
Identifikasi Sand Dollar dan Karakteristik Cemara Kecil Island, Karimunjawa,
Habitatnya di Pulau Cemara Besar, Jepara, Indonesia. Jurnal Teknologi, 78(4-
Kepulauan Karimunjawa Jepara. Ilmu 2):239-244.
Kelautan. 10(1):1-10. DOI: https://doi.org/ Tahe, O.S., Langoy, M.L.D., Katili, D.Y. & Papu,
10.14710/ik.ijms.10.1.1-10 A. 2013. Keanekaragaman Echinoder-
Emmens, C.W. 1990. Marine aquaria and mata di Pantai Tanamon Kecamatan
miniature reef, the fishes, the Sinonsayang Sulawesi Utara. J. Bios.
invertebrates, the techniques. TFH Pub. Logos 3(2):65-72
Inc. USA. 317p Tuapattinaja, M.A., Pattikawa, J.A. & Natan.
Iken, K., Konar, B., Benedetti-Cecchi, L., Cruz- Y. 2014. Community structure of
Motta, J.J., & Knowlton, A. 2010. Large- Echinoderms at Tanjung Tiram, inner
Scale Spatial Distribution Patterns of Ambon bay, Indonesia. AACL Bioflux 7(5):
Echinoderms in Nearshore Rocky 351-356.
Habitats. PLoS ONE 5(11):e13845. DOI : Walls, J.G. 1982. Encyclopedia of
10.1371/journal.pone.0013845 Invertebrates. TFH Pb. Inc. Ltd. England.
Kim, D., Kim, M. and Shin, S., 2017. A Newly Yusron, E. 2010. Keanekaragaman Jenis
Recorded Sea Star of the Genus Luidia Ekhinodermata di Perairan Likupang,
(Asteroidea: Paxillosida: Luidiidae) from Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Ilmu
the Korea Strait, Korea. Anim. Syst. Evol. Kelautan. 15(2):85-90
Divers. 33(2): 131-135. DOI : 10.5635/AS Yusron, E. 2013. Biodiversitas Fauna Ekhinoder-
ED.2017.33.2.061 mata (Holothuroidea, Echinoidea,
Kwang, S.Y., Shau-Hwai, A.T. & Yasin, Z. 2008. Asteroidea dan Ophiuroidea) di Perairan
The Diversity and Abundance of the Sea Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Zoo
Stars (Echinodermata: Asteroidea) from Ind. 22(1):1-10
Coral Reefs of the Central South China

48 Jenis-Jenis Bintang Laut Dan Bulu Babi Di Perairan Pulau Cilik (Retno Hartati et al.)

Anda mungkin juga menyukai