Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga dapat di artikan sebagai suatu unit pelayanan kesehatan yang

terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Keluarga sebagai

sistem yang berinteraksi dan merupakan unit utama yang menyangkut

kehidupan masyarakat. Keluarga menempati posisi antara individu dan

masyarakat. Apabila setiap keluarga sehat, akan tercipta komunitas yang sehat

(Notoatmodjo, 2014).

Dimana keluarga memiliki asosiasi kuat dengan kesehatan dan penyakit

seseorang melalui hubungan dan dinamika kehidupannya. Dalam fungsi yang

sempurna keluarga mampu meringankan stres akibat penyakit anggotanya

tanpa kesulita serius karena memiliki daya dukung emosional, fisik, dan sosial

yang solid, kenyataan tersebut dapat dijadikan sumber daya berharga bagi

dokter dalam perawatan pasien (Sulastomo, 2007).

Peran keluarga dikatakan sebagai lingkungan yang pertama dan utama

bagi perkembangan individu, karena sejak kecil anak tumbuh dan berkembang

dalam lingkungan keluarga. Karena itulah peranan orang tua menjadi amat

sentral dan sangat besar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, baik itu

secara langsung maupun tidak langsung (Elvira, 2014).

1
1.2 Tujuan

1.2.1 Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang konsep keluarga.

1.2.2 Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang materi ADL dan cara

pengukurannya.

1.2.3 Mahasiswa mengetahui dan memahami hubungan antara keadaan

keluarga dengan yang dialami pasien.

1.2.4 Mahasiswa mengetahui dan memahami faktor-faktor yang

mempengaruhi terjadinya keadaan pasien di skenario.

1.2.5 Mahasiswa mengetahui dan memahami hubungan usia dengan keluhan

pasien di skenario.

1.2.6 Mahasiswa mengetahui dan memahami perbedaan antara dokter

keluarga dan dokter umum.

1.2.7 Mahasiswa mengetahui dan memahami karakteristik pelayanan primer

pada dokter keluarga.

1.3 Manfaat

Berdasarkan tujuan di atas, penulisan makalah ini dapat menarik manfaat

sebagai berikut:

1. Sebagai salah satu satu syarat untuk bisa mengikuti ujian

2. Dapat dijadikan sebagai bahan membaca bagi para pembaca atau

mahasiswa.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial

Hari/tanggal sesi 1 : Senin/26 November 2018

Hari/tanggal sesi 2 : Rabu/28 November 2018

Tutor : dr. H. Agus Widjaja, MHA

Moderator : Muh. Arifrahman

Sekretaris : Puspita Faradita

2.2 Skenario LBM

LBM 1

REMAJA

Seorang remaja usia 16 tahun, anak satu satunya dalam sebuah keluarga,

dibawa ke IGD rumah sakit oleh keluarganya. Dia terlihat lemas dan tidak

terawat. Saat diajak berbicara hanya menjawab sekedarnya tanpa kontak mata.

Informasi yang didapatkan dari keluarga, remaja ini telah mengurung diri selama

kurang lebih 3 hari, tidak memenuhi kebutuhan (Activity Daily Living) ADLnya,

baju terlihat kotor, bau tidak sedap, dan belum bersihkan diri selama berada di

3
dalam kamar. Selama ini dia tinggal bersama asisten rumah tangga di rumahnya.

Orang tua bekerja di luar kota dan mengunjunginya setiap awal bulan.

2.3 Pembahasan LBM

I. Klarifikasi Istilah

1. ADL: merupakan singkatan dari Activity Daily Living adalah suatu

keterampilan dasar dan tugas okupasional yang harus dimiliki seseorang

untuk merawat dirinya secara mandiri yang dikerjakan seseorang sehari-

harinya dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhannya atau berhubungan

dengan perannya sebagai pribadi dalam keluarga dan masyarakat

(Mulyaningsih, 2017).

II. Identifikasi Masalah

1. Jelaskan definisi keluarga dan bentuk keluarga

2. Jelaskan mengenai sitem keluarga

3. Apa saja fungsi dasar keluarga?

4.

5. Jelaskan mengenai ADL dan klasifikasi ADL?

6. Apakah ada hubungan orang tua bekerja di luar kota dengan keadaan anak

di skenario?

7. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi terjadinya keadaan pasien di

skenario?

4
III. Brain storming

1. Jelaskan definisi keluarga dan bentuk keluarga

2. Jelaskan mengenai sitem keluarga


System Keluarga
Teori system keluarga lebih menekankan bahwa keluarga sebagai
suatu system yang utuh, di dalamnya terdiri dari beberapa bagian. Pola
organisasi tiap anggota keluarga memainkan peran yang berbeda-beda
dalam keluarga. Dalam keluarga juga terjadi pola interaksi, oleh karena itu
keluarga adalah unit yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan,
perilaku dan social dari anak dalam keluarga tersebut.
Keluarga merupakan agen utama dalam bersosialisasi dan sebagai
mikrosistem yang mebangun relasi anak dengan lingkunganya. Keluarga
sebagai wadah sosialisasi dan dapat di definisikan sebagai suatu struktur
fungsional yang memiliki peran penting serta mendidik pola hubungan
interaksi pada anak dan anggota keluarga tersebut. Pemahaman tentang
definisi keluarga sangat variasi, sebuah keluarga yang terdiri dari suami
dan istri serta anak-anak di sebut sbagai keluarga inti. Orientasi utama
terbentuknya keluarga inti adalah kelahiran anak. Keluarga inti dapat
berdasarkan dari pola interaksi ; istri bertanggung pada suami dan anak
bergantung pada kasih sayang kedua orangtua mereka.
Oleh sebab itu, batasan mengenai keluarga inti akan membawa
relasi dan tanggung jawab suami istri pada anak-anak. Arti penting dari
struktur keluarga inti adalah pola pengasuhan anak yang akan berpengaruh
pada anak dan di bebankan pada suami dan istri. Masyarakat banyak yang
menetapkan tanggung jawab untuk bersosialisasi menjadi tanggung jawab
ibu saja, sedangkan ayah lebih banyak bertugas untuk memenuhi
kebutuhan pokok keluarga saja. Pola pengasuhan anak yang baik adalah
dengan tanggung jawab di bebankan kepada kedua orangtua (suami-isteri).

5
Sifat anak dapat di lihat dari figure keluarga atau figure yang mengasuh
anak tersebut (Rohmat, 2010).

3. Fungsi Dasar Keluarga


Pemahaman mengenai pentingnya keluarga dapat di lihat dari
fungsi dan kinerjanya. Secara umum keluarga menjalankan fungsi-fungsi
tertentu yang memungkinkan masyarakat untuk bertahan hidup dari
generasi ke generasi, meskipun fungsi ini sangat bervariasi. Fungsi
keluarga efektif apabila terdapat kelarasan antara fungsi social dan
ekonomi. Adapun fungsi dasar keluarga, sebagai berikut :
a) Produksi
Keluarga akan mempertahankan jumlah dari populasi keluarganya
dengan melakukan proses kelangsungan produksi dalam wujud
kelahiran atau melahirkan. Adanya keseimbangan antara angka
natalitas dan mortalitas menjadi populasi manusia yang eksis.
b) Sosialisasi
Keluarga menjadi tempat anak untuk melakukan transfer nilai
masyarakat, nilai keyakinan, sikap, pengetahuan, keterampilan dan
sains yang akan di teruskan atau di lanjutkan pada generasi
selanjutnya.
c) Penugasan peran sosial
Keluarga dapat menjadi mediasi idientitas keturunan (ras, etnis,
agama, social-ekonomi dan gender) serta idientitas perilaku dan
kewajiban.
d) Dukungan ekonomi
Keluarga menyediakan tempat tinggal, pangan dan perlindungan.
Pada beberapa di Negara industri semua anggota keluarga kecuali
anak-anak harus berkontribusi untuk kesejahteraan ekonomi.
e) Dukungan emosional
Keluarga memberikan pengalaman atau gambaran pertama pada
anak dalam interaksi social. Interaksi ini dapat berupa hubungan

6
emosional, pengasuhan, jaminan keamanan bagi anak-anak
(Rohmat,2010).

4. Jelaskan mengenai ADL dan klasifikasi ADL?

ADL merupakan suatu keterampilan dasar yang harus dimiliki

seseorang untuk merawat dirinya, meliputi tidur, duduk berpakaian,

makan, mengontrol buang air besar, mengontrol buang air kecil, dan

kemampuan mobilitas.

Klasifikasi ADL menurut Pamungkas (2016), yaitu:

1. ADL instrumental

Merupakan kemampuan dalam melakukan kegiatan yang

berhubungan dengan penggunaan alat atau benda penunjang

kehidupan sehari-hari seperti menggunakan telefon, menulis,

mengetik, mengelola uang, dan juga menyiapkan makanan.

2. ADL vokasional

Merupakan kemampuan melakukan aktivitas yang berhubungan

dengan pekerjaan atau kegiatan sekolah.

3. ADL non vokasional

Merupakan kemampuan melakukan aktivitas yang bersifat

rekreasional, melakukan hobi, ataupun mengisi waktu luang.

5. Apakah ada hubungan orang tua bekerja di luar kota dengan

keadaan anak di skenario?

Hubungannya ada, karena dalam skenario sang anak diketahui

tinggal bersama asisten rumah tangganya, orang tuanya bekerja di luar

7
kota dan hanya dikunjungi setiap awal bulan. Dimana keluarga

mempunyai peranan yang amat penting dalam mengembangkan,

mengenal, dan menemukan masalah kesehatan dalam keluarga sebagai

antisipasi menjaga kesehatan dalam keluarga. Apabila keluarga telah

memiliki pemahaman maka dapat dimanfaatkan dalam memperbaiki dan

mencegah masalah kesehatan yang ditemukan dalam keluarga

(Friedman,1998).

6. Faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya keadaan pasien di

skenario?

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keadaan anak di

skenario menurut Danasari (2008), yaitu:

1. Kondisi fisik misalnya penyakit menahun, gangguan mata, dan telinga

2. Kapasitas mental

3. Status mental seperti kesehatan jiwa dan depresi

4. Penerimaan terhadap fungsi anggota tubuh

5. Dukungan anggota keluarga

IV. Rangkuman Permasalahan

8
Pelayanan
Kesehatan
Khusus

Dokter
Keluarga ADL
Keluarga

Peran Fungsi

V. Learning Issue

1. Jelaskan Dinamika Keluarga

2. Jelaskan Peran dan Fungsi Dokter Keluarga

3.

VI. Referensi

Danasari. 2008. Standar Kompetensi Dokter Keluarga. PDKI : Jakarta

Fiedman, M. M. 1998. “Family Nursing: Theory and Practice”. Jakarta: EGC.

Pamungkas, Dimas Aji., Nurtamin, Tomy., RAF, Junuda. 2016. Hubungan

Depresi dengan Kemampuan Dalam Aktivitas Dasar Sehari-Hari.. E-ISS,

3(2): 253-254.

9
Rohmat. 2010. Keluarga dan Pola Pengasuhan Anak. Pusat Study Jender STAIN.

Purwokerto.

VII. Pembahasan Learning Issue

1. Dinamika keluarga

Adanya interaksi (hubungan) antara individu dengan lingkungan

sehingga tersebut dapat diterima dan menyesuaikan diri baik dalam

lingkungan keluarga maupun kelompok sosial yang sama.

Dinamika keluarga adalah interaksi atau hubungan pasien dengan

anggota keluarganya dan juga bisa mengetahui bagaimana kondisi

keluarga di lingkungan sekitarnya. Keluarga diharapkan mampu

memberikan dukungan dalam upaya kesembuhan pasien (Bailon, 1978).

Ada empat aspek yang selalu muncul dalam dinamika keluarga yaitu :

a. Pertama, tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan idea tentang diri

sendiri yang biasa dikenal dengan harga diri atau self-esteem.

b. Kedua, tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan

pendapat dan pikiran mereka yang dikenal dengan komunikasi.

c. Ketiga, tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur

bagaimana mereka seharusnya merasa dan bertindak yang berkembang

sebagai sistem nilai keluarga.

d. Yang terakhir, tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan

orang luar dan institusi di luar keluarga yang dikenal sebagai jalur ke

masyarakat.

10
Hubungan keluarga dapat dibedakan menjadi 3 jenis menurut

Sulastomo (2007), yaitu:

1. Kerabat dekat (conventional kin)

Yaitu terdiri dari individu yang terikat dalam keluarga

melalui hubungan darah, adopsi, atau perkawinan seperti

suami-istri, orangtua-anak, antar-saudara (sibling).

2. Kerabat Jauh (discretionary kin)

Terdiri dari individu yang terikat dalam keluarga melalui

hubungan darah, adopsi, atau perkawinan, tetapi ikatan

keluarganya lebih lemah daripada keluarga dekat. Anggota

kerabat jauh kadang-kadang tidak menyadari adanya

hubungan keluarga tersebut. Hubungan yang terjadi diantara

mereka biasanya karena adanya kewajiban sebagai anggota

keluarga. Biasanya mereka terdiri atas paman dan bibi,

keponakan dan sepupu.

3. Orang yang dianggap kerabat (fictive kin)

Yaitu seseorang yang dianggap anggota kerabat karena ada

hubungan yang khusus, misalnya hubungan antar teman

akrab.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari diskusi kelompok 2 dapat disimpulkan anak di skenario mengalami

gangguan ADL (Activity Daily Living) diakibatkan kurangnya kasih sayang yang

diberikan dari kedua orang tuanya/ kurangnya perhatian dari keluarga anak

tersebut. Sebagai dokter keluarga yang dapat dilakukan adalah memberikan KIE

kepada orang tua anak tersebut agar dapat lebih banyak meluangkan waktu untuk

anaknya dan memberikan kasih sayang kepada anaknya. KIE juga dapat diberikan

kepada asisten rumah tangganya di rumah tersebut, sehingga dapat membantu

dalam pemulihan keadaan si anak. Selain KIE, dapat juga dilakukan pelatihan

okupasional pada si anak agar kemampuan beraktivitasnya dapat kembali seperti

semula.

12
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito, W. 2007. Sistem Kesehatan Ed-1. Jakarta: PT. Rafa Grafindo

Persada.

Azwar, Azrul ; Gan, Goh Lee ; Wonodirekso, Sugito. 2004. A Primer On Family

Medicine Practice. Singapore International Foundation : Singapore

Bailon, G dan Maglaya. 1978. “Family Health Nursing”. Philippines: UP.

College Of Nursing.

Danasari. 2008. Standar Kompetensi Dokter Keluarga. PDKI : Jakarta

Elvira, Sylvia., Hadisukanto, Gitayanti. 2014. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Basan

Penerbit FKUI.

Fiedman, M. M. 1998. “Family Nursing: Theory and Practice”. Jakarta: EGC.

Gan dkk. 2004. Family Medicine Practice. Singapore: Singapore International

Foundation.

Graber, M.A, Toth, P.P., Herting, R.L.. 2006. “Buku Saku Dokter Keluarga”. Edisi

3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Mulyaningsih, Reno Tyas Sedyo Arum. 2017. Tingkat Depresi Activity Daily

Living (ADL). GASTER, 15(2): 121-127.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2014.Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Asdi

Mahasatya

13
Pamungkas, Dimas Aji., Nurtamin, Tomy., RAF, Junuda. 2016. Hubungan

Depresi dengan Kemampuan Dalam Aktivitas Dasar Sehari-Hari.. E-ISS,

3(2): 253-254.

Sulastomo. 2007. Manajemen Kesehatan Cetakan 3. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

14

Anda mungkin juga menyukai