Anda di halaman 1dari 3

PENANGANAN KEGAWATDARURATAN

GANGGUAN JIWA

BENTUK TIM KEGAWATDARURATAN

Tim kegawatdaruratan meliputi:

a. Tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan, dll)


b. Tenaga keamanan (satpam, hansip, pamong praja, keamanan desa, dll) yang telah dilatih
untuk melakukan manajemen gaduh gelisah
c. Tokoh masyarakat (Lurah/Kepala Desa, RT, RW, tokoh agama, tokoh wanita) yang telah
dilatih untuk melakukan manajemen gaduh gelisah

ALAT DAN OBAT KEGAWATDARURATAN

Alat dan obat kegawatdaruratan dapat disiapkan dalam kotak untuk kegawatdaruratan
psikiatri.
Setiap jenis obat, hendaknya memiliki tempat terpisah dengan keterangan nama obat dan
tanggal
kedaluwarsa obat tersebut. Kotak akan berisi alat-alat dan obat-obat sebagai berikut:
Alat-alat:
a. Alat fiksasi fisik untuk tangan dan kaki yang aman
Alat fiksasi fisik dapat dibuat dari bahan atau kain yang kuat tetapi halus seperti kain blacu
dengan ukuran manset panjang 40 cm x lebar 20 cm x tinggi 0.5 cm. Memiliki 2 tali pengikat,
satu tali pengikat digunakan untuk mengikat manset, tali lainnya yang lebih kokoh digunakan
untuk mengikat ke tempat tidur. Alat fiksasi disiapkan empat buah, masing-masing untuk
dua untuk lengan dan dua untuk tungkai.
b. Jaket fiksasi yang digunakan untuk pasien dengan hiperaktivitas motorik pada ekstremitas
atas, namun tidak untuk ekstremitas bawah.
c. Alat injeksi – spuit 3 cc

Sediakan OBAT – OBATAN :

1. Obat oral
a. Haloperidol tablet 0,5 mg, 1,5 mg, dan 5 mg
b. Klorpromazin tablet 25 mg, 100 mg
c. Risperidon tablet 2 mg
d. Diazepam tablet 5 mg
e. Lorazepam 1 mg, 2 mg
f. Propanolol 10 mg, 40 mg
g. Triheksifenidil 2 mg

2. Obat injeksi

a. Haloperidol injeksi 5 mg/ml (kerja singkat).


Catatan: Bukan haloperidol decanoas 50 mg/ml (depo, kerja panjang), tidak untuk
kegawatdaruratan.
b. Diazepam injeksi 10 mg
c. Klorpromazine injeksi 25 mg
d. Difenhidramin injeksi 25 mg/ml
e. Sulfas atropin injeksi 0,25 mg/ml

Tindak Lanjut dan Rujukan

Lakukan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan/RS yang memiliki layanan psikiatri atau RS
Jiwa,
bagi pasien dengan perilaku kekerasan yang tidak teratasi di Puskesmas. Jika pasien atau
keluarga
menolak hospitalisasi maka perlu dilakukan informed consent dengan tanda tangan pasien atau
keluarga, serta diinformasikan tindakan yang dilakukan di rumah. Untuk terapi psikiatri lanjutan
di rumah terdapat pada buku pedoman layanan keswa di puskesmas (tidak di buku ini).
Catatan: Informed consent pada keluarga (suami/istri, orangtua, anak yang cukup umur, atau
saudara sekandung yang cukup umur) dilakukan apabila pasien dianggap tidak kompeten dalam
membuat keputusan persetujuan tindakan medis.

Manajemen Penatalaksanaan Gaduh Gelisah secara Umum

1. Lakukan prinsip penatalaksanaan seperti Bab I. Kegawatdaruratan Psikiatri (strategi umum,


modifikasi lingkungan)

2. Tawarkan untuk mengontrol kondisi gaduh gelisah dengan pemberian medikasi oral misalnya
haloperidol 2 x 2,5 mg (untuk pasien yang baru pertama kali minum obat antipsikotik) atau 2
x 5 mg atau lebih disesuaikan dosis yang pernah efektif sebelumnya (untuk pasien yang
pernah mendapatkan antipsikotik). Terapi oral dapat diberikan tunggal atau menggunakan
kombinasi. Diazepam tablet 2 - 5 mg atau lorazepam 1 – 2 mg dapat diberikan untuk
membantu pasien merasa tenang, agar evaluasi dapat dilakukan. Untuk pasien usia 12-18
tahun haloperidol dapat diberikan dengan dosis 2 x 0,5-2,5 mg. Catatan: untuk
penatalaksanaan bagi pasien dengan gangguan mental organik perhatikan Bab berikutnya
yang terkait.
3. Bila terapi oral ditolak atau gagal, dapat diberikan injeksi tunggal Haloperidol 2,5 - 10 mg
(I.M.) yang dapat diulang setiap 30 menit hingga mencapai dosis maksimal 30 mg ATAU
Diazepam injeksi 10 mg (I.V. lebih baik, dapat diberikan I.M. bila I.V sulit dilakukan,
kontraindikasi pada penurunan kesadaran) yang dapat diulang setiap 30 menit hingga
mencapai dosis maksimal 20 mg. Kombinasi keduanya dapat diberikan bila kondisi gaduh
gelisah pasien sangat berat. Perhatikan tanda-tanda efek samping pemberian haloperidol
(Baca Bab VIII. Efek Samping Obat yang Berat). Untuk pasien usia 12- 18 tahun dapat
menggunakan Haloperidol injeksi dengan dosis 2,5 - 5 mg. Dosis ini dapat diulang setiap 30
menit sampai dengan dosis maksimal 10 mg per hari. Catatan: untuk penatalaksanaan bagi
pasien dengan gangguan mental organik perhatikan Bab berikutnya yang terkait

4. Bila pasien sulit untuk ditenangkan untuk pemberian injeksi, dapat dilakukan tindakan
pengikatan fisik (restraint) dengan tujuan untuk membantu pasien mengendalikan diri,
menjaga keselamatan pasien, dan memudahkan pemberian obat.

5. Setelah kondisi pasien tenang, lakukan pemeriksaan yang diperlukan. Observasi pasien setiap
15-30 menit sekali, catat adanya peningkatan atau penurunan perilaku (terkait dengan
perilaku, verbal, emosi, dan fisik)

Anda mungkin juga menyukai