Anda di halaman 1dari 6

HAJI DAN KESATUAN UMMAT

Bismillah, Alhamdulillah, setiap ibadah sarat akan makna yang harus diwujudkan dalam
praktek hidup sehari-hari.

Haji mabrur adalah dambaan setiap jama'ah haji, karena pahalanya tidak lain adalah
surga. Dan pada haji yang mabrur terdapat dua dimensi nilai utama ya'ni, memperkokoh
keimanan dan tauhid dalam penghambaan diri hanya kepada Allah semata dan agar
berlaku baik terhadap sesama manusia dan lingkungannya, baik ketika sedang
melaksanakan ibadah hajinya atau bahkan sangat ditekankan ketika sesudah pulang ke
kampung halamannya. Hal ini pun tercermin pada berbagai larangan ketika dia sudah
mengenakan pakaian IHRAM.

Hal yang sering dilupakan oleh sebagian besar jama'ah haji adalah mengambil posisi diri
sebagai bagian dari ummatan wahidah, satu kesatuan umat yang tidak bisa di pisahkan
dengan alasan apapun dalam kehidupan Al Jama'ah atau Jama'ah Muslimin.

Satunya lafadz dalam talbiyah dzikir dan doa, satunya arah dan gerakan pada waktu
thowaf, wukuf di mina, sai, shalat dan sebagainya adalah nyata-nyata suatu isyarat (bukti
nyata) yang menunjukkan bahwa umat Islam adalah umatan wahidah, umat berjama'ah
dan imaamah – dengan kata lain bahwa ibadah haji adalah bentuk miniature umat,
jama'ah dan imaamah yang kompak dan bersatu dalam dinamika menuju kejayaan Islam
dan Muslimin di dunia dan ampunan serta surga yang telah disediakan Allah bagi orang-
orang yang bertaqwa di akhirat kelak.

Hingga pada awal abad millennium ke tiga ini kenyataan membuktikan umat Islam
menjadi tertindas, hina bahkan menjadi objek yang di exploitir oleh orang-orang kafir
persis seperti TUMPENG / hidangan makanan yang dilahap oleh orang-orang yang haus
dan lapar.

Maka, melewati risalah yang sederhana ini kami mengingatkan dengan firman Allah :

‫)ٌر‬73‫ض نوفننساَةد نكبذية)ٌر‬ ‫ضرهمم أنمولذنياَءر بنبمع ض‬


‫ض إذلل تنبمفنعرلوُهر تنركمن فذمتِبننة ذف اَملنمر ذ‬ ‫ذ‬
‫نواَلذيِنن نكنفررواَ بنبمع ر‬

Artinya : "Adapun orang-orang kafir sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian
yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah
diperintahkan Allah itu (berjama'ah, kuat-menguatkan dengan semangat ukhuwah
kaljasadil wahid) niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang
besa.” (QS. Al Anfal : 73)

Semoga buku saku ini bermanfaat dalam sama-sama menuju kejayaan Islam dan
Muslimin dalam berkah dan ridha Allah – amiin.

Jakarta, Syawal 1427 H

Majelis Dakwah
Jama'ah Muslimin (Hizbullah)
APLIKASI HAJI MABRUR

1. TAQWA DAN HIDUP BERJAMAAH

Q S Ali Imran : 102 - 103


‫صموُاَ ذببذل اَللذه نذ‬ ‫ذ‬ ‫ذ‬ ‫ذذ‬ ‫ذ‬
َ‫جيععا‬ ‫( نواَمعتِن ر نم‬102‫نيِاَأنيِبينهاَ اَلذيِنن ءناَنمنروُاَ اَتلبرقوُاَ اَللهن نحلق تربنقاَته نونل نرتوُترلن إذلل نوأننَمبتِرمم رممسلرموُن ن)ٌر‬
‫صبنمحتِرمم بذنذمعنمتِذذه إذمخنوُاَعنَاَ نوركمنتِرمم‬
‫ي قربرلوُبذركمم فنأن م‬
‫ذ‬ ‫ذ‬
‫نونل تنبنفلرقروُاَ نواَمذركررواَ نَمعنمةن اَلله نعلنميركمم إذمذ ركمنتِرمم أنمعنداَءع فنأنل ن‬
‫ف بنب م ن‬
(103‫ي اَللهر لنركمم ءناَنيِاَتذذه لننعلركمم تنبمهتِنردون ن)ٌر‬ ‫ذ‬
‫نعنلىَ نشنفاَ رحمفنرةض ذمنن اَللناَذر فنأننَمبنقنذركمم ذممنبنهاَ نكنذل ن‬
‫ك يِرببنب ي ر‬
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu ketika
kamu dahulu bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu karena ni'mat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu
telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk." (Ali Imron: 102-103)

Untuk menjadi manusia taqwa dan mati dalam keadaan sebagai muslim adalah dengan
cara menegakkan pola dan cara hidup berjamaah dan meninggalkan sistim dan pola
hidup berfirqoh-firqoh.

2. POLA KEPEMIMPINAN UMAT

Q S An Nisa : 59
‫نيِاَأنيِبينهاَ اَلذذيِنن ءناَنمنروُاَ أنذطيعروُاَ اَللهن نوأنذطيعروُاَ اَللررسوُنل نوأروذل اَملنممذر ذممنركمم فنذإمن تنبنناَنزمعتِرمم ذف نشميضء فنبرريدوهر إذنل اَللذه‬
‫ذ‬ ‫ذ‬
(59‫خيبةر نوأنمحنسرن تنأمذويِعل)ٌر‬ ‫ك نم‬ ‫نواَللررسوُذل إذمن ركمنتِرمم تربمؤذمرنوُنن ذباَللذه نواَملينبموُم اَملذخذر ذنل ن‬
"Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri
di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya." ( Q S An Nisa :59)

Q S Al Maidah : 55-56
‫إذلنناَ نولذيركرم اَللهر نونررسوُلرهر نواَلذذيِنن ءناَنمنروُاَ اَلذذيِنن يِرذقيرموُنن اَل ل‬
‫(نونممن‬55‫صنلنة نويِبرمؤرتوُنن اَللزنكاَنة نورهمم نراَكذرعوُنن)ٌر‬
(56‫ب اَللذه رهرم اَلمنغاَلذربوُنن)ٌر‬ ‫ذ‬ ‫ذ‬
‫يِنبتِنبنوُلل اَللهن نونررسوُلنهر نواَلذيِنن ءناَنمنروُاَ فنذإلن حمز ن‬
"Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang
beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk . Dan
barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi
penolongnya, maka sesungguhnya pengikut Allah itulah yang pasti menang." (Al-
Maidah 55-56).

Bahwa kepemimpinan umat Islam adalah Allah, Rasul dan orang beriman (imaamah)
yang menjalankan syariat Allah dan Rasul-Nya.
3. USWATUN HASANAH

Q S Al Ahzab : 21
(21‫لننقمد نكاَنن لنركمم ذف نررسوُذل اَللذه أرمسنوُة نحنسننة لذنممن نكاَنن يِنبمررجوُ اَللهن نواَملينبموُنم اَملذخنر نوذننكنر اَللهن نكثذعياَ)ٌر‬

" Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan
dia banyak menyebut Allah." (Q S Al Ahzab :21)

Hadits Nabi SAW


{2/208:‫ب اَللذه نورسنلةن نَنبذيذه }رواَه ماَلك ف اَلوُطأ‬ ‫ذذ ذ‬ ‫ذ‬ ‫تنبرمك ذ‬
‫ت فيركمم أنممنريِمذن لنمن تنضليوُاَ نماَ نتنلسمكتِرمم بنماَ كنتِاَ ن‬
‫ن ر‬
"Aku tinggalkan dua perkara untuk kamu sekalian, kamu tidak akan sesat selama-
lamanya, selama kamu berpegang teguh pada keduanya, yaitu Kitabullah dan Sunnah
Nabi-Nya." (HR. Malik dalam Muwaththa', Al-Maktabah wa Mathba'ah, Musthafa Al-
Baaby Al-Halaby wa Auladih, Mesir, 1370 H/ 1951M, Bab An-Nahyu'anil Qauli bil
Qadari, juz 2 halaman 208)

‫نيِاَأنيِبينهاَاَلناَس نعلنميركمم بذاَملننماَنعذة نوإذليِاَركمم نواَلمرفمرقنبةن يِناَأنيِبينهاَاَلنباَس نعلنميركبمم ذباَملننماَنعبذة نوإذيِلباَركمم نواَلمرفمرقنبةن فنبذإلن اَللشبمينطاَنن نمبنع‬
{‫ي نأبمبنعرد نممن أننراَند رمبربوُنحةن اَملننلذة فنبملينبملنزذم اَملننماَنعةن }رواَه اَلتمذي‬ ‫اَلموُاَذحذد ورهوُ ذمن اَذلثاِمبننب م ذ‬
‫ن ن ن ن‬
"Hai manusia, wajib atas kamu sekalian berjama'ah dan janganlah kamu berpecah
belah (berfirqoh-firqoh). Hai manusia, wajib atas kamu sekalian berjama'ah dan
janganlah kamu berpecah belah (berfirqoh-firqoh). Tiga kali berturut-turut. Maka
sesungguhnya syaithon itu bersama yang menyendiri dari dua orang yang …… .
Barang siapa yang ingin mencium baunya surga maka tetapilah Al Jama'ah. " (HR.
Ahmad bin Hambal).

Contoh terbaik dalam melaksanakan Islam adalah Rasulullah SAW tidak hanya dalam hal
ubudiyah saja tetapi juga secara kaafah dalam hal kepemimpinan, kemasyarakatan dan
pola juang dan sebagainya, termasuk cara berjamaah dan berimaamah.

4. DI TENGAH-TENGAH UMAT ANTAR GOLONGAN (MASYARAKAT


HETEROGIN)

Q S Ali Imran : 110


‫ركمنتِب بم خي ب بر أرلمب بضة أرخذرجب بت ذللنلبباَذس تبن بأممرونن بذبباَلممعرو ذ‬
‫ف نوتنبمنبنهب بموُنن نعب بذن اَلمرممننكب بذر نوتربمؤذمنرببوُنن بذبباَللذه نولبن بموُ ءناَنمب بنن أنمهب برل‬ ‫ن مر‬ ‫رر‬ ‫م ن م‬ ‫ر م نم ن‬
(110‫خيبعراَ نلرمم ذممنبرهرم اَلمرممؤذمرنوُنن نوأنمكثنبرررهرم اَلمنفاَذسرقوُنن)ٌر‬
‫ب لننكاَنن ن م‬ ‫اَلمذكنتِاَ ذ‬

"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya
Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik." (Ali Imron: 110)

Q S Al Fath : 29
‫ضعل ذمنن اَللذه‬ ‫ذ‬ ‫ذ ذ‬
‫رمنلمةد نررسوُرل اَلله نواَلذيِنن نمنعهر أنشلداَءر نعنلىَ اَلمركلفاَذر رر نن‬
‫حاَءر بنمبيبننبرهمم تنبنراَرهمم ررلكععاَ رسلجعداَ يِنبمبتِنبرغوُنن فن م‬
‫ذ‬ ‫ذ‬ ‫ذ ذ‬ ‫ذ‬
‫ك نمثنبلررهمم ذف اَلتِلبموُنراَة نونمثنبلررهمم ذف اَ مذلمنيذل نكنزمرضع أنمخنرنج نشطمأنهر‬ ‫ضنوُاَعنَاَ ذسينماَرهمم ذف رورجوُهذهمم ذممن أنثاِنذر اَليسرجوُد نذل ن‬ ‫نوذر م‬
َ‫ظ ذبذرم اَلمركلفاَنر نونعند اَللهر اَلذذيِنن ءناَنمنروُاَ نونعذملروُا‬ ‫ع لذينذغي ن‬‫ب اَليزلراَ ن‬
‫ذذ ذ‬
‫ظ نفاَمستِنبنوُىَ نعنلىَ رسوُقه يِبرمعج ر‬ ‫نفآَنزنرهر فناَمستِنبمغلن ن‬
‫)ٌر‬29‫ت ذممنبرهمم نممغذفنرةع نوأنمجعراَ نعذظيعماَ)ٌر‬ ‫صاَذلاَ ذ‬
‫اَل ل ن‬
"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah
keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat
mereka ruku` dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka
tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat
dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya
maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di
atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah
hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mu'min).
Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh
di antara mereka ampunan dan pahala yang besar." (Q S Al Fath : 29)

Q S Al Anbiya : 107
‫ذ ذ‬
‫نونماَ أنمرنسملنناَنك إذلل نرمحنةع لملنعاَلنم ن‬
(107‫ي)ٌر‬

"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk rahmat bagi semesta alam." (Al-
Anbiya: 107)

Tegaknya umat Islam yang terpimpin di tengah tengah masyarakat heterogen yang
majemuk adalah tegak berdiri beramar ma'ruf nahyi mungkar agar keadilan dan kebenaran
tetap tegak dan terciptanya kehidupan yang rahmatan lil 'alamin

Umat Islam yang besar dan kuat tidak akan mengancam eksistensi umat lain, tetapi dia
akan menjadi seperti pohon yang indah menyejukan untuk siapa saja yang berlindung di
bawahnya dan bahkan memberi buah setiap saat kepada siapa saja. Insya Allah.

5. POLA HIDUP BERJAMA'AH DAN BERIMAMAH ADALAH POLA HIDUP PARA


NABI.

Hadits Nabi
‫ذ‬
‫ضنرذميي‬ ‫ نحلدثاِنبنناَ نميني بمرن رموُنسىَ نحلدثاِنبنناَ اَلمنوُليرد قناَنل نحلدثاِنذن اَبمرن نجاَبذضر قناَنل نحلدثاِنذن برمسرر بمرن رعبنبميذداَللذه اَملن م‬3338
‫ذ‬ ‫ذ‬ ‫ذ‬ ‫ذ‬ ‫ذ ذذ‬
‫صللىَ اَللهر‬‫س يِنمسأنرلوُنن نررسوُنل اَلله ن‬ ‫س اَملنموُنلني ننَألهر نسنع رحنذيِمبنفةن بمنن اَلميننماَن يِنبرقوُرل نكاَنن اَلنلاَ ر‬ ‫نقاَنل نحلدثاِنن أنربوُ إمدريِ ن‬
‫ت يِناَ نررسوُنل اَللذه ذإلنَاَ ركلناَ ذف نجاَذهلذيلضة نونشر‬ ‫ت أنمسأنلرهر نعذن اَللشير ننماَفنةن أنمن يِرمدذرنكذن فنبرقمل ر‬ ‫نعلنميه نونسلنم نعذن اَملنمذي نوركمن ر‬
‫ذ‬
‫ك اَللشير ذممن نخ مضي نقاَنل نَنبنعمم نوذفيذه‬ ‫ذ‬
‫ت نونهمل بنبمعند نذل ن‬ ‫ذ‬ ‫ذ‬
‫فننجاَءنننَاَ اَللهر بننذاَ اَملنمذي فنبنهمل بنبمعند نهنذاَ اَملنمذي ممن نشر نقاَنل نَنبنعمم قربمل ر‬
‫ك اَملنمذي ذممن نشر‬ ‫ذ‬ ‫ذ‬ ‫دخن قربملت وماَ دخنره قناَنل قنبوُم يِبهردونن بذغن ذي همدذيِي تنبعذر ر ذ‬
‫ت فنبنهمل بنبمعند نذل ن‬ ‫ف ممنبرهمم نوتربمنكرر قربمل ر‬ ‫م‬ ‫م ن‬ ‫مة نم‬ ‫ن ن ة ر نن ن ن ر‬
‫ت نيِاَ نررسوُنل اَللذه ذصمفرهمم لننناَ فنبنقاَنل رهمم ذممن‬ ‫ذ‬ ‫نقاَنل نَنبعم ردنعاَ ة إذنل نأبمبوُاَ ذ‬
‫ب نجنهنلنم نممن أننجاَبنبرهمم إذنمليبنهاَ قننذرفوُهر فينهاَ قربمل ر‬ ‫ن‬ ‫نم‬
‫ذذ‬ ‫ذ‬ ‫ذذ‬ ‫ذ ذ‬
‫ت فنذإمن نلم‬ ‫ي نوإذنماَنمرهمم قربمل ر‬ ‫جاَنعةن اَلمرممسلم ن‬ ‫ك نقاَنل تنبملنزرم نن‬‫ت فننماَ تنأمرمررذن إذمن أنمدنرنكذن ذنل ن‬ ‫جملندتنناَ نويِنبتِننكلرموُنن بذأنلمسننتِنناَ قربمل ر‬
‫ت‬ ‫ت نوأننَم ن‬‫ك اَلمنمموُ ر‬ ‫صذل نشنجنرةض نحلت يِرمدذرنك ن‬ ‫ض بذأن م‬ ‫ك اَلمذفنرنق ركلنهاَ نولنموُ أنمن تنبنع ل‬ ‫جاَنعة نونل إذنماَةم نقاَنل فناَمعتِنذزمل تذمل ن‬ ‫يِنركمن نلرمم نن‬
( ‫ك )ٌررواَه اَلبخاَرىَ و مسلم‬ ‫ذ‬
‫نعنلىَ ذنل ن‬
"Dari Hudzaifah bin Al-Yaman radliyallahu 'anhu, ia berkata : "Adalah orang-orang
bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam tentang kebaikan, tetapi aku
bertanya kepada beliau dari hal keburukan, karena aku khawatir keburukan itu akan
menimpa diriku, maka aku bertanya : "Ya Rasulullah, sesungguhnya kami dahulu berada
dalam kejahiliyyahan dan keburukan, lalu Allah mendatangkan kebaikan ini (Islam)
kepada kami. Apakah sesudah kebaikan ini akan ada lagi keburukan ?", Rasul menjawab
: "Ya!", aku bertanya : "Dan apakah sesudah keburukan itu nanti ada lagi kebaikan?",
Rasul menjawab : "Ya, dan di dalamnya ada kekeruhan (dakhan)." Aku bertanya :
"Apakah kekeruhannya itu?" Rasul menjawab : "Yaitu orang-orang yang mengambil
petunjuk bukan dengan petunjukku –dalam riwayat Muslim: "Kaum yang menjalani
cara-cara lain bukan dari Sunnahku dan orang-orang yang mengambil petunjuk bukan
petunjukku." Engkau ketahui dari mereka itu dan engkau ingkari." Aku bertanya :
"Apakah sesudah kebaikan itu akan ada lagi keburukan?" Rasul menjawab : "Ya, yaitu
adanya penyeru-penyeru yang mengajak ke pintu-pintu Jahannam. Barangsiapa
mengikuti ajakan mereka, maka mereka melemparkannya ke dalam Jahannam itu." Aku
berkata : "Ya Rasulullah, tunjukkanlah sifat mereka itu kepada kami." Rasul menjawab :
"Mereka itu dari kulit-kulit kita dan berbicara menurut lidah-lidah kita." Aku bertanya :
"Apakah yang engkau perintahkan kepadaku jika aku menjumpai keadaan yang demikian
itu?" Rasul bersabda : "Tetaplah engkau pada Jama'ah Muslimn dan Imaam mereka!"
aku bertanya : "Jika tidak ada bagi mereka Jama'ah dan Imaam?" Rasul bersabda :
"Hendaklah engkau menjauhi firqoh-firqoh itu semuanya, walaupun engkau sampai
menggigit akar kayu hingga kematian mengejarmu, engkau tetap demikian."
(HR. Bukhari dan Muslim. Shahih Bukhari, Kitabul Fitan, Bab Kaifa Amru Idza lam
Takun Jama'atun, juz 4 halaman 225. Shahih Muslim, Kitabul Imarah, Bab Amr
biluzumil Jama'ah Inda Zhuhuril Fitan, juz 2 halaman 134-135. Sunan Abnu Majah,
Kitabul Fitan, Juz 2 halaman 1317, nomor hadits 3979).

‫تنركبوُرن اَلينب بلوُةر ذفيركبم مبباَ نشباَء اَللبه أنمن تنركبوُنن رثلب يِبرفنبعهباَ إذذناَ نشباَء أنمن يِبرفنبعهبباَ رثلب تنركبوُرن ذخنلفنبة علبنبىَ ذممنبهبباَذج اَلينب بلوُةذ‬
‫ر‬ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫ن نم ن ن‬ ‫نم ر ن‬ ‫من ن ر‬ ‫ر‬
‫ضباَ فنبينركبوُرن نمباَ نشباَءن اَللبهر أنمن‬ ‫فنبتِنركوُرن نماَ نشاَءن اَللهر أنمن تنركوُنن رثل يِنبمرفنبعرنهاَ إذنذاَ نشاَءن اَللهر أنمن يِنبمرفنبنعنهاَ رثل تنركوُرن رمملعكاَ نعاَ ض‬
‫يِنركوُنن رثل يِنبمرفنبعرنهاَ إذنذاَ نشاَءن أنمن يِنبمرفنبنعنهاَ رثل تنركوُرن رمملعكاَ نج مذبيِلةع فنبتِنركوُرن نماَ نشاَءن اَللهر أنمن تنركوُنن رثل يِنبمرفنبعرنهاَ إذنذاَ نشاَءن أنمن‬
{273 ‫ صفحة‬4 ‫ت }مسند أحد بن حنبل ملد‬ ‫ذ‬ ‫ذ‬ ‫ذ‬
‫يِنبمرفنبنعنهاَ رثل تنركوُرن خنلفنةع نعنلىَ ممنبنهاَذج اَلينبربلوُة رثل نسنك ن‬
"Adalah masa kenabian itu ada di tengah-tengah kamu sekalian, adanya atas kehendak
Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya.
Kemudian adalah masa Khilafah yang mengikuti jejak kenabian (Khilafah 'Ala Minhajin
Nubuwwah), adanya atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya apabila ia
menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian adalah masa kerajaan yang menggigit
(Mulkan 'Adlan), adanya atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya apabila
Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian adalah masa kerajaan yang
menyombong (Mulkan Jabariyyah), adanya atas kehendak Allah. Kemudian Allah
mengangkatnya apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian adalah masa
Khilafah yang mengikuti jejak Kenabian (Khilafah 'Ala Minhajin Nubuwwah). Kemudian
beliau (nabi) diam."
(HR. Ahmad dan Baihaqi dari Nu'man bin Basyir Dari Hudzaifah. Misykatul Mashabih;
Bab Al-Indzar wa Tahdzir, Al-Maktabah Ar-Rahimiah, Delhi, India, halaman 461)

Menetapi Jama'ah Muslimin dan imamnya adalah solusi terbaik yang ditunjukan
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasalam langsung dari berbagai kemelut dan problem umat
Islam.

AL-JAMA’AH adalah wadah pemersatu dan kedamaian di antara umat manusia pada taraf
peradaban yang tertinggi dalam mengharap ampunan dan ridho Allah Subhanahu Wa Ta'ala
serta janah (surga) sepanjang pimpinan Allah dan Rasul-Nya.

Dengan kata ringkas :


Al-Jama’ah adalah wujud dhohirnya kehidupan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam.

6. SIKAP ORANG BERIMAN

Q S An-Nuur: 51
‫ذ ذ‬
‫ي إذذناَ ردعرب بوُاَ إذنلب ب اَللب بذه نونررس ببوُلذه لينمحركب بنم بنمبيبننبرهب بمم أنمن يِنبرقوُلبر بوُاَ نذسب بمعنناَ نوأنطنمعننبباَ نورأولنئذب ب ن‬
‫ك رهب برم‬ ‫ذذ‬
‫إذلننبباَ نك بباَنن قنب بموُنل اَلمرمب بمؤمن ن‬
(51‫اَلمرممفلذرحوُنن)ٌر‬
"Sesungguhnya jawaban oran-orang mu'min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan
rasul-Nya agar rasul menghukum di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar,
dan kami patuh". Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (An-Nuur: 51)

Q S Al-Ahzab: 36
‫لينبنرةر ذممن أنممذرذهمم‬
‫وماَ نكاَنن لذممؤذمضن ونل ممؤذمننضة إذذناَ قنضىَ اَلله ورسوُلره أنمراَ أنمن يِركوُنن نلم اَ مذ‬
‫رر‬ ‫ن ر نن ر ر م ع ن‬ ‫ر ن ر‬ ‫نن‬
(36‫ضنلعل رمذبينعاَ)ٌر‬ ‫ص اَللهن نونررسوُلنهر فنبنقمد ن‬
‫ضلل ن‬ ‫نونممن يِنبمع ذ‬
"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak bagi perempuan yang
mu'minat, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan
ada bagi mereka pilihan tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai
Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, dengan kesesatan yang
nyata." (Al-Ahzab: 36)

Dua kata bagi orang beriman di kala Allah dan Rasul-Nya menyeru “sami'na wa
atho'na" kami dengar dan kami thaat.

Mendahulukan iman dan takut kepada Allah bukan mengedepankan logika perasaan
dan alasan.

7. KESIMPULAN

Mengingat uraian tersebut di atas, maka menurut pimpinan Allah dan Rasul-Nya, satu-
satunya tempat penampungan bagi ummat manusia dalam mengharapkan ampunan
serta ridla Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Jannah (Surga) itu hanyalah di dalam "Al-
Jama'ah", sebagai wadah pemersatu yang menumbuhkan persaudaraan mesra di antara
sesama anak Adam karena Allah, bebas dari faham-faham kasta dan kelas ashobiyah,
tiada penindasan serta penghisapan antara oknum satu dengan yang lain, tiada
pembedaan warna kulit (rasialisme), bahkan kedamaian yang sentausa dengan wujud
bantu membantu dan selamat menyelematkan.

8. DO’A

(3855/ ‫اَللرهلم اَمجنعملهر نحضجاَ ن ممببرروعراَ نونذنَمبعباَ نممغرفوُعراَ )ٌرأحد‬


"Ya Allah, jadikanlah ia haji yang mabrur dan dosa dosa yang diampun." (Ahmad : 3855)

Wallahu a'lam bish showab

Anda mungkin juga menyukai