Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa di bawah
pengawasan guru. Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk
melaksanakan pendidikan. Karena kamajuan zaman, maka keluarga tidak mungkin lagi
memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi anak terhadap iptek. Semakin maju suatu
masyarakat, semakin penting peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda
sebelum masuk dalam proses pembangunan masyarakat itu. Sekolah merupakan tempat
untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan pembinaan kepribadian. Di sekolah seorang
anak mencoba untuk melakukan dialog dengan guru, berinteraksi dengan sahabat-
sahabatnya dan melakukan proses menghargai dan mentaati aturan. Tidak hanya untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan, sekolah juga harus membantu anak didik memahami
nilai-nilai pendidikan karakter. mengadopsi atau memperaktikkannya untuk diri mereka
sendiri, dan kemudian bertindak dalam kehidupan mereka sendiri.
Pendidikan moral tidak hanya mengutamakan aspek kognitif dan pengembangan
intelektual, tapi juga membutuhkan dimensi emosional/spritual yang berfungsi sebagai
jembatan antara penilaian dan tindakan. Sisi emosional/spritual mencakup setidaknya
kualitas-kualitas nurani, harga diri, empati, mencintai, pengendalian diri dan kerendahan
hati. Pendidikan karakter mengacu pada tiga kualitas moral, yaitu; kompetensi
(keterampilan seperti mendengarkan, berkomunikasi dan bekerja sama), kehendak atau
keinginan yang memobilisasi penilaian kita dan energi, dan kebiasaan moral (sebuah
disposisi batin untuk merespon situasi secara baik).
Pendidikan sekolah pada dasarnya merupakan lanjutan dari pendidikan keluarga
hanya saja pendidikan di sekolah diperoleh secara teratur, sistematis, bertingkat, dan
dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat. beberapa contoh peranan sekolah
yaitu:
a.Anak didik belajar bergaul sesama anak didik, antara guru dengan anak didik, dan
antara anak didik dengan orang yang bukan guru.
b. Anak didik belajar menaati peraturan-peraturan sekolah.
c. Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi
agama, bangsa dan negara.

1
Dapat dikatakan pendidikan sekolah merupakan pembentukan kecerdasan, minat
serta bakat pada anak untuk dikembangkan. Lembaga pendidikan atau sekolah harus
menyadari bahwa sekolah bukan hanya mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan, tapi
juga memberikan keterampilan dasar dilandasi nilai-nilai dan norma-norma. Seorang
guru selayaknya menyadari bahwa sebagai pendidik harus punya keinginan, punya
kemauan untuk memajukan, dan menghantarkan para peserta didik agar menjadi orang
yang sukses, baik di di dunia maupun di akhirat.Para guru membina para peserta didik di
sekolah agar kelak menjadi generasi muda yang berbudi pekerti luhur, beriman dan
bertakwa dengan selalu mengintegrasikan keimanan dan ketakwaan dan ilmu
pengetahuan dan teknologiyang selalu berjalan beriringan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep lingkungan Sekolah / Madrasah ?
2. Bagaimana urgensi pendidikan anak usia dini ?
3. Bagaimana urgensi pendidikan anak usia remaja ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetauhi Konsep lingkungan Sekolah / Madrsah
2. Untuk mengetauhi urgensi pendidikan anak usia dini
3. Untuk mengetauhi urgensi pendidikan anak usia remaja

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep lingkungan sekolah / madrasah
Madrasah atau sekolah merupakan sebagai salah satu wahana transformasi sosial
budaya dalam lingkungan masyarakat yang eksistensinya tak dapat dipungkiri lagi

2
keberadaannya. Secara sistematik dapat dijelaskan bahwa hubungan antara madrasah
dan masyarakat sangat signifikan yaitu:
1) sekolah sebagai partner masyarakat di dalam melakukan fungsi pendidikan,
2) sekolah sebagai produsen yang melayani pesanan-pesanan pendidikan dari
masyarakat lingkungan.1
Guru sebagai salah satu unsur pengelola pendidikan pada suatu lembaga
pendidikan yang terlihat langsung dalam mentransfer pengetahuan kepada siswa,
harus mampu mengelola kelasnya, merumuskan tujuan pembelajaran secara
operasional, menentukan materi pembelajaran, menetapkan metode yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengevaluasi
hasil belajar dan kemampuan profesional guru lainnya, agar proses belajar
mengajar dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus
sebagai guru.2 Hadari Nawawi sebagaimana dikutip oleh Abuddin Nata, dalam
bukunya Filsafat Pendidikan Islam, menjelaskan: Guru adalah orang yang
kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di kelas. Secara lebih khusus lagi
ia menjelaskan bahwsa guru berarti orang yang bekerja dalam bidang pendidikan
dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak dalam
mencapai kedewasaan masing-masing.3 Berdasarkan penjelasan di atas dapat
dipahami bahwa pekerjaan seorang guru tidak bisa dilakukan oleh orang yang
tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru.
Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru yang
profesional yang harus menguasai betul seluk beluk pendidikan dan pengajaran
dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan
melalui masa pendidikan tertentu.
A. Keimanan Iman disebutkan dalam Al-Qur’an lebih dari 840 kali, hal ini menunjukkan bahwa
posisi dan kedudukannya dalam Islam sangat penting menurut Allah SWT. Karena iman adalah
asas dan dasar bagi seluruh amal perbuatan manusia. Tanpa iman, semua amal perbuatannya
tidaklah sah dan diterima sebagaimana firman Allah swt:
‫ت قمين نذنكرر أنيو أيننثىَ نوهمنو مميؤقممن فنمأولنئق ن‬
ً‫ك ينيدمخلميونن اًيلنجننةن نونل ينيذلقمميونن ننققييررا‬ ‫نوممين يميعمميل قمنن اًلصاَ لقنحاَ ق‬
“Barangsiapa yg mengerjakan amal-amal shaleh baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang
yg beriman maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau
sedikitpun.” (QS. Al-Nisa:124).
Juga dalam firman-Nya:
1
Syafaruddin, dkk, Manajemen Pembelajaran, Cet.1 (Jakarta: Quantum Teaching, PT.
Ciputat Press, 2005), h.. 3-4.
2
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Edisi ke Dua, Cet I,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), h. 5.
3
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam I, Cet. I (Jakarta: Wacana Ilmu, 1997), h. 62.

3
“Dan barangsiapa yg menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan
sungguh-sungguh sedang ia adalah mu’min maka mereka itu adalah orang-orang yang
usahanya dibalas dengan baik.” (QS. Al-Isra:19).
Iman kepada Allah adalah keimanan yang sempurna, karena Allah adalah pencipta dan
pengatur semua makhluk di bumi ini. Dalam pendidikan, keimanan kepada Allah memiliki
kedudukan penting; karena itu pendidik harus mengajarkan bagaimana mengenalkan Allah
dengan ciptaan-ciptaan-Nya yang maha hebat, mengenalkan karuniakarunia-Nya. Mengenal
Allah cukup dengan mengenal ciptaan-ciptaan-Nya. Terdapat banyak hadits-hadits yang
berbicara terkait dengan hal ini seperti dalam sabda Rasulullah saw berikut ini:
‫س قعينندنرمسيوقل اق‬ ْ‫ بنيينننماَننيحمن جثلميو س‬: ‫ضاَ نقاَنل‬ ‫ضني ام نعينهم اًنيي ر‬ ‫نعين معنمنرنر ق‬
‫ت ينيورم اًقيذطنلمنع نعلنيينناَ نرمجسْل نشقدييمد بننياَ ق‬
‫ض اًلثثنياَ ق‬
‫ب‬ ‫صنلىَ ام نعلنييقه نونسلننم نذاً ن‬
‫ن‬
‫ نحنتىَ نجلن ن‬,‫ نونلينيعقرفمهم قمنناَ اًننحسْد‬,‫نل يمنراً نعلنييقه اًنثنمر اًلنسفنقر‬, ‫نشقدييقد نسنواًقد اًلنشيعقر‬
‫س‬
‫صنلىَ ام نعلنييقه نونسلننم فناَ نيسننند مريكبنتنييقه اًقنلىَ مريكبنتنييقه نونو ن‬
‫ضنع نكفنييقه‬ ‫اًقنلىَ اًلننبققي ن‬
‫ فننقاَنل نرمسيومل اق ن‬,‫ نياَممنحنمسْد اًنيخبقيرنقيي نعقن اً ي قليسنلقم‬: ‫نعنلي فنقخنذييقه نونقاَنل‬
َ‫صنلى‬
‫ اًن ي قليسنلمم اًنين تنيشهنمد اًنين نلاًقلنهن اًقنلام نواًن نن ممنحنمرداً نرمسيومل اق‬: ‫ام نعلنييقه نونسلننم‬
‫ت اًققن اًيستن ي‬
‫ط ن‬
‫ت‬ ‫ضاَنن نوتنمحنج اًيلبنيي ن‬ ‫صنلةن نوتميؤقتي اًلنزنكاَةن نوتن م‬
‫صيونم نرنم ن‬ ‫ضنوتمققيينم اًل ن‬
‫ فننعقجيبنناَ لنهم ينيساَ ن لمهم نويم ن‬,‫ت‬
‫ فناَ نيخبقير نقيي‬: ‫ نقاَنل‬,‫صثد قممه‬ ‫صنديق ن‬
‫ ن‬: ‫اًقلنييقه نسبقييلر نقاَنل‬
‫ اًن تؤمن باَ ل ومل ئكته وكتبه ورسله واًليوم اًلخر‬:‫نعقن اًيليماَن قاَل‬
,‫قاَ ل فاَخبرني عن اًلحساَن‬,‫ قاَ ل صدقت‬.‫وتؤمن بلقد ر خيره وشر ه‬
َ‫ فاَخبرنى‬:‫ قاَ ل‬.‫اًن تعبد ا كاَنك تراًه فاَن لم تكن تراًه فاَنه يراًك‬:‫قاَ ل‬
‫ قاَ ل فاَخبرني‬.‫ ماَ اًلمسؤول عنهاَباَعلم من اًلساَئل‬: ‫ قاَل‬,‫عن اًلساَ عة‬
‫ قاَ ل اًن تلبد اًلمة ربتهاَ واًن تراًى اًلحفاَ ة اًلعراًة اًلعراًة‬,َ‫عن اًمراً تها‬
َ‫ ثم قا‬, َ‫ ثماَنطلق فلبثت مليا‬,‫اًلعاَ لة رعاَ ء اًلشاَ ء يتطاَاً ولون فىَ اًلبنياَن‬
‫ قاَ ل فاَنه‬.‫ ا ورسوله اًعلم‬: ‫ ياَ عمر اًتدريمن اًلساَ ئل ؟ قلت‬:‫ل‬
(‫جبريلتاَكم يعلمكم دينكم )رواًه مسلم‬
Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju
yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh
dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan
Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada lututnya seraya berkata: “ Ya Muhammad,
beritahukan aku tentang Islam?”, maka bersabdalah Rasulullah Saw: “Islam adalah engkau bersaksi

4
bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah
utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika
mampu”, kemudian dia berkata: “anda benar”. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang
membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “Beritahukan aku tentang Iman”. Lalu beliau bersabda:
“Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasulrasul-Nya dan hari
akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “
anda benar“. Kemudian dia berkata lagi: “Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda:
“Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak
melihat-Nya maka Dia melihat engkau” . Kemudian dia berkata: “Beritahukan aku tentang hari
kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya “.
Dia berkata: “Beritahukan aku tentang tanda-tandanya”, beliau bersabda: “Jika seorang hamba
melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan
penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunannya”, kemudian orang itu
berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “Tahukah engkau siapa
yang bertanya?”. aku berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “Dia
adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “. (Riwayat
Muslim).
Penjelasan Berdasarkan hadits tersebut di atas, terdapat pelajaran berharga bagi dunia pendidikan
yaitu bagaimana sistem pembelajaran yang dilakukan oleh Malaikat Jibril sebagai pendidik dan
Rasul Muhammad sebagai peserta didik, seorang pendidik meskipun mengetahui banyak hal, ia
tidak merasa bahwa dirinya orang yang paling pintar, paling segala-galanya, ia bahkan menyadari
bahwa peserta didik adalah orang yang memiliki akal, orang yang mampu berpikir dan mampu
mengembangkan ilmunya dengan sendirinya, ia pun harus diberi kesempatan untuk mengungkapkan
pendapatnya, pengetahuannya. Itulah sistem pembelajaran yang perlu kita contohkan dalam tugas
kita. Seorang guru yang bertanya kepada peserta didik belum tentu ia tidak mengetahui jawabannya,
tetapi sebagai bukti bahwa guru menghargai kemampuan dan pemikiran peserta didiknya. Hadits
tersebut juga mengajarkan bagaimana seharusnya hubungan pendidik dengan peserta didik,
bagaimana Malaikat Jibril mendekatkan dirinya kepada Rasul Muhammad dengan amat sangat dekat
sehingga kedua lututnya menempel dengan lutut Muhammad. Seharusnya tidak ada jarak yang
memisahkan antara pendidik dengan peserta didiknya, tidak pula pemisah antara mereka. sehingga
komunikasi antar mereka begitu dekat sehingga pendidik senantiasa masuk dalam kehidupan peserta
didiknya, membimbingnya dan mengarahkannya sehingga menjadi manusia paripurna.

2.2 Urgensi Pendidikan Anak usia Dini


Pada dasarnya anak lahir dalam keadaan lemah tak berdaya dan tidak mengetahui
(tidak memiliki pengetahuan) apapun. Akan tetapi Allah membekali anak yang baru lahir
tersebut dengan pendengaran, penglihatan dan hati nurani (yakni akal yang menurut pendapat

5
yang sahih pusatnya berada di hati). Menurut pendapat yang lain adalah otak. Dengan itu
manusia dapat membedakan di antara segala sesuatu, mana yang bermanfaat dan mana yang
berbahaya. Kemampuan dan indera ini diperoleh seseorang secara bertahap, yakni sedikit
demi sedikit. Semakin besar seseorang maka bertambah pula kemampuan pendengaran,
penglihatan, dan akalnya hingga sampailah ia pada usia matang dan dewasanya.4
Dengan bekal pendengaran, penglihatan dan hati nurani (akal), anak pada
perkembangan selanjutnya akan memperoleh pengaruh sekaligus berbagai didikan dari
lingkungan sekitarnya. Hal ini pula yang sejalan dengan sabda Rasul berikut ini yang Artinya:
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan
anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani ataupun Majusi”.(HR. Bukhari, Abu Daud, Ahmad).5
Menurut Nashih Ulwan, benteng pertahanan religius yang berakar pada hati sanubari,
kebiasaan mengingat Allah SWT yang telah dihayati dalam dirinya dan instropeksi diri yang
telah menguasai seluruh pikiran dan perasaan, telah memisahkan anak dari sifat- sifat jelek,
kebiasaankebiasaan dosa, dan tradisi tradisi jahiliyah yang rusak.6
Para ahli menyebut bahwa Anak Usia Dini sebagai the golden age atau usia emas
yang menentukan masa depannya, sekaligus menjadi masa kritis dalam masa kehidupan
manusia. Untuk itu sangat tepat meletakkan dasar-dasar pengembangan kemampuan bahasa,
fisik, sosial emosional, konsep diri, seni, moral berdasarkan nilai agama agar seluruh
kompetensi bakat yang dimiliki anak usia dini tumbuh dan berkembang secara optimal.
Dari uraian di atas kiranya dapat disebutkan bahwa tujuan pendidikan anak usia dini
dalam pandangan Islam adalah memelihara, membantu pertumbuhan dan perkembangan
fitrah manusia yang dimiliki anak, sehingga jiwa anak yang lahir dalam kondisi fitrah tidak
terkotori oleh kehidupan duniawi yang dapat menjadikan anak sebagai Yahudi, Nasrani atau
Majusi. Atau dengan kata lain bahwa pendidikan anak usia dini dalam pendidikan Islam
bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai keislaman kepada anak sejak dini, sehinga dalam
perkembangan selanjutnya anak menjadi manusia muslim yang kāffah, yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT.
Hadits tentang pendidikan anak usia dini:

4
Al Imam Abul Fida Ismail Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi, Tafsir Al-Qur’an al-‘Ażīm, terjemahan Bahrum
Abu Bakar, Tafsir Ibnu Kaśīr juz 14, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2003), 216.
5
Abu Abdullah ibn Muhammad Isma‟il al-Bukhari, Shahih Bukhri Juz I, (Riyadh: Idaratul Bahtsi
Ilmiah,tt), h. 25.
6
Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam. (Jakarta: Pustaka Imani, 2007), 197.

6
‫صمللىَّ َال ملمه َمعلمييمهه َموُمسملمم َرممرروُا‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ه‬
‫ب َمعمين َأمبهيمه َمعمين َمجمدده َقممماَمل َقممماَمل َمررسمموُرل َاللمه َ م‬ ‫معمين َمعيممهروُ َبيمهن َرشممعيي ب‬
‫ضمهرربوُرهيم َمعميليممهمماَ َموُرهميم َمأبيمنْممماَرء َمعيشمبر َموُفَممدرقرموُا َبميميمنْممرهميم َهفم‬ ‫هه‬ ‫أموُلْمدركم َهباَل ل ه‬
‫صملَّة َموُرهميم َمأبيمنْمماَرء َمسميبهع َسمنْ م‬
‫ي َموُا ي‬ ‫ي ي‬
‫ضاَهجهع‬ ‫اليمم م‬
Terjemah :
"Dari Amar bin Syu'aib, dari ayahnya dari kakeknya radiyallahuanhu ia berkata: Rasulullah
shalallahu alaihi wassalam Bersabda: "Perintahlah anak-anakmu mengerjakan salat ketika berusia
tujuh tahun, dan pukullah mereka karena meninggalkan salat bila berumur sepuluh tahun, dan
pisahlah tempat tidur mereka (laki-laki dan perempuan)". [HR.Abu Daud (no. 495) dalam kitab
sholat, Ahmad (II/180, 187) dengan sanad hasan.

2.3 Urgensi Pendidikan Anak usia Remaja


Pendidikan remaja dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:
a. Faktor Internal Faktor internal ialah faktor yang dipengaruhi oleh keluarga. Menurut
Marimba dalam Hasbullah bahwa pendidikan merupakan proses bimbingan secara
sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju
terbentuknya kepribadian yang utama.7 Oleh sebab itu diperlukan pendidikan utama
dari orang tua untuk mendidik anaknya. Orang tua merupakan pendidik yang terutama
dan primer. Karena dengan kesadaran yang mendalam serta didasari rasa cinta yang
mendalam pula orang tua mengasuh atau mendidik anaknya dengan tanggung jawab
dan kesabaran.8 Dalam hal ini bahwa sebutan pendidik dikhususkan pada orang tua
dalam memberikan pendidikan terhadap anaknya. Orang tua harus membentuk
kepribadian remaja sebagai kepribadian muslim, hal ini dapat diwujudkan dengan
agama.
Menurut Roqib bahwa pendidikan agama mempunyai peranan yang sangat penting
dan strategis dalam membentuk kepribadian anak. Sebagaimana tujuan pendidikan
sendiri adalah pembentukan kepribadian muslim.9 Masa remaja dikatakan sebagai
masa yang pancaroba/pubertas periode itu seseorang meninggalkan tahap kehidupan
anak-anak untuk menuju ketahap selanjutnya, yaitu tahap kedewasaan. Masa ini
dirasakan sebagai suatu krisis karena belum adanya pegangan sedangkan
kepribadiannya sedang mengalami pembentukan. Pada masa itu dia memerlukan
bimbingan, terutama orang tuanya.69 Inilah perlunya remaja bimbingan dari orang
dewasa.
7
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, h. 8.
8
7Mardiyah, Peran Orangtua Dalam Pendidikan Agama………, h. 117.
9
Moh Roqib, Ilmu Pendidikan Islam (Yogyakarta:Lkis, 2009), h. 30.

7
b. Faktor Eksternal Faktor eksternel yang mendukung keberhasilan pendidikan remaja
muslim ialah faktor dari luar yang dilakukan oleh masyarakat. Dalam Undang-
Undang Dasar 1945 dalam pasal 34 ayat 1 bahwa: " Fakir miskin dan anak terlantar
dipelihara oleh negara."10 Inilah tanggung jawab yang diberikan masyarakat atau
negara berupa pemeliharaan dalam memberikan penghidupan yang layak terhadap
fakir miskin dan anak terlantar termasuk di dalamnya anak yatim.

Manusia adalah makhluk sosial yang dalam hidupnya mereka tidak bergerak
dalam ruang yang hampa dari benturan sosial dengan masyarakat di sekitarnya. Dalam
menyikapi fenomena tersebut, Islam sebagai ajaran yang lengkap telah menetapkan
sebuah proyeksi ke depan yang intinya menjaga kemaslahatan umat dengan adanya
keseimbangan pemenuhan hak dan kewajiban masing-masing individu serta
mempersempit jarak yang ada di antara mereka berdasarkan simbol-simbol sosial
yang sangat primordial.11 Dalam hal ini diperlukan keperdulian masyarakat terhadap
penanggulangan kemiskinan. Selanjutnya Anak terlantar pada hakikatnya adalah
“anak-anak”, sama dengan anak-anak lainnya yang bukan anak terlantar. Mereka
membutuhkan pendidikan. Pemenuhan pendidikan itu haruslah memperhatikan aspek
perkembangan fisik dan mental mereka. Sebab, anak bukanlah orang dewasa. Dalam
hal ini tak cukup memberinya makan dan minum saja, atau hanya melindunginya di
sebuah rumah, karena anak membutuhkan kasih sayang. Kasih sayang adalah
fundamen pendidikan. Tanpa kasih, pendidikan ideal tak mungkin dijalankan. 12 Hal ini
menjelaskan bahwa anak terlantar khususnya anak yatim mendapatkan perlindungan
dan kasih sayang baik dalam masyarakat maupun negara. Oleh sebab itu faktor
eksternal pendidikan remaja muslim ialah tanggung jawab masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan hidup dan kasih sayang terhadap kemiskinan dan anak yatim.
Peneliti menyimpulkan bahwa pendidikan remaja muslim dipengaruhi oleh dua hal
yaitu faktor internal dalam keluarga untuk mendidik dan memberikan bimbingan
secara sadar yang dilakukan oleh orang tua, agar remaja dipelihara, dibina dan
dibiasakan pada kebaikan dan faktor eksternal dalam masyarakat merupakan tanggung
jawab masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup dan kasih sayang terhadap
kemiskinan dan anak yatim.
10
Undang-Undang Dasar RI , h. 16.
11
M. Amir, Isyarat Alquran Tentang Pengentasan Kemiskinan Perspektif Pendidikan Islam (Makasar:
Alauddin University Press, 2003) h. 32.
12
Imam Sukadi, Tanggung Jawab Negara Terhadap Anak Terlantar Dalam Operasionalisasi Pemerintah di
Bidang Perlindungan Hak Anak, vol. 5, no. 2, Desember 2013, h. 127.

8
Hadits tentang pendidikan Remaja :
‫ب ببدن نعببدد اَلدربحنمدن نعبن نحبف د‬
‫ص‬ ‫اد نقاَنل نحددثندنيِ دخبنبي د‬‫شاَرر بدبننداَرر نقاَنل نحددثننناَ ينبحنيىَ نعبن دعبنبيدد د‬
‫نحددثننناَ دمنحدمدد ببدن بن د‬
‫سببنعةر يددظللدهبم د‬
‫اد دفيِ دظليده ينبونم نل دظدل إددل دظللهد اَ ب دلنماَدم اَبلنعاَدددل نو‬ ‫سلدنم نقاَنل ن‬
‫اد نعلنبيده نو ن‬ ‫صرم نعبن أندبيِ دهنربينرةن نعبن اَلندبدييِ ن‬
‫صدلىَ د‬ ‫ببدن نعاَ د‬
‫اد اَبجتننمنعاَ نعلنبيده نوتنفندرنقاَ نعلنبيده نونردجرل طنلنبنبتهد اَبمنرأنةر‬
‫ساَدجدد نونردجنلدن تننحاَدباَ دفيِ د‬ ‫شأ ن دفيِ دعنباَنددة نربيده نونردجرل قنبلبدهد دمنعلد ر‬
‫ق دفيِ اَبلنم ن‬ ‫ب نن ن‬
‫شاَ ب‬
‫ن‬
‫ضبت‬ ‫ق يندميندهد نونردجرل نذنكنر د‬
‫ان نخاَلديياَ فننفاَ ن‬ ‫ق أنبخنفىَ نحدتىَ نل تنبعلننم د‬
‫شنماَلدهد نماَ تدبنفد د‬ ‫ان نونردجرل تن ن‬
‫صدد ن‬ ‫ب نونجنماَرل فننقاَنل إدينيِ أننخاَ د‬
‫ف د‬ ‫نذاَ د‬
‫ت نمبن د‬
‫ص ر‬
‫نعبينناَهد‬
Terjemahan :
“Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada tujuh golongan
manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali nau
nganNya; pemimpin yang adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan 'ibadah k
epada Rabbnya, seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang laki-laki
yang saling mencintai karena Allah; mereka tidak bertemu kecuali karena Allah dan berpisa
h karena Allah, seorang lakilaki yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi
cantik lalu dia berkata, 'Aku takut kepada Allah', dan seorang yang bersedekah dengan meny
embunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan
kanannya, serta seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan diri
hingga kedua matanya basah karena menangis.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Madrasah atau sekolah merupakan sebagai salah satu wahana transformasi
sosial budaya dalam lingkungan masyarakat yang eksistensinya tak dapat dipungkiri
lagi keberadaannya.
Para ahli menyebut bahwa Anak Usia Dini sebagai the golden age atau usia
emas yang menentukan masa depannya, sekaligus menjadi masa kritis dalam masa
kehidupan manusia. Untuk itu sangat tepat meletakkan dasar-dasar pengembangan
kemampuan bahasa, fisik, sosial emosional, konsep diri, seni, moral berdasarkan
nilai agama agar seluruh kompetensi bakat yang dimiliki anak usia dini tumbuh dan
berkembang secara optimal.
Pendidikan anak usia remaja terdiri dari 2 faktor yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Kedua faktor tersebut sangat penting sekali dalam proses
pendidikan anak usia remaja supaya kelak mampu mewujudkan generasi remaja

9
yang berkualitas bagi nusa bangsa dan negara terutama bagi masyarakat sekitar dan
lingkungan keluarganya
B. Saran
Hendaklah senantiasa selalu berusaha meningkatkan proses pendidikan
terhadap anak usia dini maupun remaja agar kelak nanti tercipta generasi bangsa
yang bisa di andalkan dan memiliki akhlak yang baik saat menjalani kehidupan di
masyarakat.

Daftar Pustaka

Ramayulis,2002. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia


Syafaruddin, dkk, Manajemen Pembelajaran, Cet.1 (Jakarta: Quantum Teaching, PT.
Ciputat Press, 2005)
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Edisi ke Dua, Cet I (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1995)
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam I, Al Imam Abul Fida Ismail Ibnu Kasir
Ad-Dimasyqi, Tafsir Al-Qur’an al-‘Ażīm, terjemahan Bahrum Abu Bakar, Tafsir
Ibnu Kaśīr juz 14, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2003)
Abu Abdullah ibn Muhammad Isma‟il al-Bukhari, Shahih Bukhri Juz I, (Riyadh:
Idaratul Bahtsi Ilmiah,tt)
Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam. (Jakarta: Pustaka Imani, 2007)
Moh Roqib, Ilmu Pendidikan Islam (Yogyakarta:Lkis, 2009)
Undang-Undang Dasar RI
M. Amir, Isyarat Alquran Tentang Pengentasan Kemiskinan Perspektif Pendidikan
Islam (Makasar: Alauddin University Press, 2003)

10

Anda mungkin juga menyukai