Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gagal nafas adalah kegagalan sistem pernafasan untuk mempertahankan pertukaran


oksigen dan karbondioksida dalam jumlah yang dapat mengakibatkan gangguan pada
kehidupan. Indikator gagal nafas adalah frekuensi pernafasan dan kapasitas vital,
frekuensi penapasan normal 16-20 x/mnt. Bila lebih dari 20x/mnt kerja pernafasan
menjadi tinggi sehingga timbul kelelahan. Atau disbut gagal nafas penyebab terpenting
adalah ventilasi yang tidak adekuat dimana terjadi obstruksi jalan nafas atas.
Pernafasan diataranya proses pertukaran gas, yang bertujuan untuk menyediakan
oksigen bagi jaringan dan membuang karbondioksida. Pada keadaan normal, respirasi
mengatur pemasukan oksigen dan pengeluaran karbondioksida dalam berbagai tingkatan
metabolisme, Fungsi sistem pernafasan untuk mengambil oksigen (O2) dari atmosfer ke
dalam sel-sel tubuh dan untuk mentransfer karbondioksida (CO2) yang dihasilkan oleh
sel-sel tubuh kembali ke atmosfer.
Kegagalan pernapasan merupakan salah satu indikasi pasien dirawat di ruangan
intensive care unit (ICU). Kegagalan pernapasan merupakan salah satu penyebab
meningkatnya mortalitas dan morbiditas. Setiap tahunnya diperkirakan 1 juta orang
dirawat di ICU karena gagal nafas (Wunsch,et al, 2010). Di Amerika Serikat kejadian
gagal nafas meningkat dari 1.007.549 orang pada tahun 2001 menjadi 1.917.910 pada
tahun 2009 (Stefan, etal, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh Franca etal (2011) pada
12 ruangan ICU yang ada di Brazil didapatkan 843 orang (49%) di rawat di ruangan ICU
karena gagal nafas akut dan 141 orang menderita gagal nafas setelah dirawat di ICU, dari
total penderita gagal nafas akut tersebut sebanyak 475 orang meninggal di ruangan ICU
dan 56 orang meninggal setelah keluar dari ICU. Dibutuhkan suatu penanganan khusus
untuk mengatasi kegagalan pernapasan. Salah satu penatalaksanaan untuk mengatasi
gagal nafas adalah pemberian bantuan pernafasan melalui ventilator yang berfungsi untuk
membantu fungsi paru dalam pemenuhan oksigen tubuh.
Pada penilitian schettion dkk (2008) dilapokan 449 kasus gagal nafas akut dengan
NIV, ternyata NIV dapat mencegah intubasi pada 62 % khasus dan berhubungan dengan

1
angka survival. Pencegahan intubasi pada kasus spesifik seperti edema paru kardiogeik
berkisar 82% dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) berkisar 76 % untuk penyebab
lain sedikit lebih rendah keberhasilannya mengatasi gaga nafas, dimana hanya dapat
mencegah intubasi pada 40% kasus. NIV juga dapat diterapkan untuk mencegah
hipoksemia sesudah oprasi jantung dengan perbaikan fungsi paru dan oksigenasi.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh
tentang “ Anatomi fisiologi system pernafasan, dan asuhan keperawatan pada pasien yang
mengalami gagal nafas ”

1.3 Tujuan penulisan


Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui secara menyeluruh tentang anatomi system pernafasan
2. Untuk mengetahui secara menyeluruh tentang asuhan keperawatan pada pasien
gagal nafas
Tujuan Khusus
1. Dapat Mengetahui Pengertian Anatomi Dan Fisiologi System Pernafasan
2. Dapat Mengetahui Pengertian Gagal Nafas
3. Mengetahui Etiologi Gagal Nafas
4. Dapat Mengetahui Asuhan Keperawatan Gagal Nafas

1.4 Manfaat penulisan


Untuk mengetahui lebih jelas anatomi fisiologi sistem pernafasan dan penyebab,
gejala, dan asuhan keperawatan pada pasien gagal nafas.

Anda mungkin juga menyukai