Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dari beberapa pelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif
dapat mengidentifikasikan 85-100% bayi dan anak prasekolah yang mengalami
keterlambatan perkembangan, dan pada follow up selanjutnya ternyata 89% dari
kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan disekolah 5-6 tahun kemudian.
Tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda
tapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik sedangkan perkembangan
berkaitan dengan pematangan fungsi organ atau individu. Untuk pencapaian tumbuh
kembang yang optimal tergantung pada potensi biologisnya. Selain itu untuk
mengetahui apakah pertumbuhan dan perkembangn anak dapat berjalan secara
optimal bisa dilakukan penilaian tumbuh kembang.
Pada masa kanak-kanak merupakan fase yang sangat penting bagi
perkembangan anak. Bila terdapat keterlambatan yang tidak diketahui sejak awal,
maka perkembangan anak akan terganggu hingga dewasa nanti.
Pada saat ini berbagai metode deteksi dini untuk mengetahui gangguan
perkembangan anak telah dibuat. Demikian pula dengan skrining untuk mengetahui
penyakit–penyakit yang potensial dapat mengakibatkan gangguan perkembangan
anak. Karena deteksi dini kelainan perkembangan anak sangat berguna, agar
diagnosis maupun pemulihannya dapat dilakukan lebih awal, sehingga tumbuh
kembang anak dapat berlangsung seoptimal mungkin. Sayangnya, banyak ahli
kesehatan yang percaya bahwa tidak banyak yang dapat dikerjakan untuk mengatasi
kelainan ini dan mereka percaya pula bahwa kelainan yang ringan dapat normal
dengan sendirinya. Sikap seperti ini dapat menghambat pemulihannya, bahkan pada
kasus–kasus tertentu dapat mengakibatkan cacat yang permanen.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian DDST?
1.2.2 Apa keuntungan DDST?
1.2.3 Apa saja alat yang digunakan dalam DDST?
1.2.4 Bagaimana prinsip pelaksanaan DDST?
1.2.5 Apa saja sektor perkembangan DDST?
1.2.6 Apa saja prosedur DDST?
1.2.7 Bagaimana Interpretasi hasil test keseluruhan DDST?
1.2.8 Bagaimana Pelaksanaan DDST?
1.2.9 Bagaimana konsep manajemen pertumbuhan dan perkembangan?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Mengetahui Pengertian DDST
1.3.2 Mengetahui Keuntungan DDST
1.3.3 Mengetahui Alat peraga yang digunakan DDST
1.3.4 Mengetahui prinsip pelaksanaan DDST
1.3.5 Mengetahui Sektor perkembangan DDST
1.3.6 Mengetahui Prosedur DDST
1.3.7 Mengetahui interpretasi hasil keseluruhan DDST
1.3.8 Mengetahui Pelaksanaan DDTK
1.3.9 Mengetahui Konsep manajemen pertumbuhan dan perkembangan

1.4 Manfaat Penulisan


Mahasiswa mampu membuat perencanaan asuhan keperawatan pada kasus
DDST.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Teori DDST


2.1.1 Pengertian
DDST adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menentukan secara dini adanya
penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah.
DDST merupakan salah satu dari metode skrining terhadap kelainan
perkembangan anak, tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ, fungsinya digunakan
untuk menafsirkan personal, sosial, motorik halus, bahasa, dan motorik kasar pada
anak mulai dari 1-6 tahun. (Soetjiningsih, 2005)

2.1.2 Keuntungan DDST


a. Menilai perkembangan anak sesuai dengan usia.
b. Memantau perkembangan anak usia 0-6 tahun.
c. Monitor anak dengan resiko perkembangan.
d. Menjaring anak terhadap adanya kelainan.
e. Memastikan apakah anak dengan persangkaan pada kelainan perkembangan
atau benar-benar ada kelainan.

2.1.3 Alat yang digunakan.


a. Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik – manik, kubus warna merah,
kuning, ungu, biru, permainan anak, botol kecil – kecil, bo;a tenis, bel kecil,
kertas, dll.
b. Lembar DDST.
c. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara – cara melakukan
tugas dan cara penilaiannya.
2.1.4 Prinsip pelaksanaan DDST.
a. Bertahap dan berkelanjutan.
b. Dimulai dari tahap perkembangan yang telah dicapai anak.
c. Menggunakan alat bantu stimulasi yang sederhana.
d. Suasana nyaman dan bervariasi.
e. Perhatikan gerakan spontan anak.
f. Dilakukan dengan wajar dan tanpa paksaan serta tidak menghukum.
g. Memberikan pujian (reinforcement) bila berhasil melakukan test.
h. Sebelum uji coba, semua alat diletakkan dulu diatas meja.
i. Pada saat test hanya satu alat saja yang digunakan.

2.1.5 Sektor perkembangan / parameter yang digunakan.


a. Personal, social (kepribadian/tingkah laku sosial).
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mendiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungan.
b. Adaptasi motorik halus (fine motor adaptive).
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian – bagian tubuh tertentu saja dan
dilakukan oleh otot-otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang
cermat.Misalnya kemampuan untuk menggambar, memegang sesuatu benda,
dll.
c. Bahasa (language).
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah,
dan berbicara spontan.
d. Perkembangan motorik kasar.
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
(Vivian nanny, 2010)

2.1.6 Prosedur DDST


a. Lulus (pass)
1. Apabila anak dapat melakukan uji coba dengan baik.
2. Ibu atau pengasuh member laporan (R) tepat atau dapat dipercaya bahwa
anak dapat melakukan dengan baik.
b. Gagal (failed)
1. Apabila anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik.
2. Ibu atau pengasuh memberi laporan bahwa anak tidak dapat melakukan
tugas dengan baik.
c. Tidak ada kesempatan (no opportunity)
Apabila anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba karena
ada hambatan, seperti retardasi mental dan down syndrome.
d. Menolak (refusal).
Anak menolak untuk melakukan uji coba biasanya disebabkan karena faktor
sesaat seperti lelah, menangis, sakit, mengantuk, dll.

2.1.7 Interpretasi hasil test keseluruhan (4 sektor)


a. Normal
1. Bila tidak ada keterlambatan (delay)
2. Paling banyak 1 caution
3. Lakukan ulangan pemeriksaan berikutnya.
b. Dicurigai (suspect)
1. Bila didapatkan 2 atau lebih caution atau bila didapatkan 1 atau lebih delay
2. Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan factor sesaat
(takut, lelah, sakit. Tidak nyaman, dll).
c. Tidak teruji
1. Bila ada skor menolak 1 atau lebih item disebelah kiri garis umur
2. Bila menolak lebih dari 1 pada area 75-90% (warna hijau) yang ditembus
garis umur
3. Ulangi pemeriksaan 1-2 minggu
(Vivian nanny, 2010)
2.1.8 Pelaksanaan DDST
a. Menetapkan umur anak dengan patokan
 30 hari = 1 bulan
 12 bulan = 1 tahun
 ≥15 hari = 1 bulan
Perhitungan umur :
Missal : tanggal test : 2008 – 08 – 28
Tanggal lahir : 2006 – 06 – 14
---------------------
02 – 02 – 14
Berarti umur anak saat test dilakukan yaitu 2 tahun 2 bulan.
b. Menarik garis vertical saat test dilakukan pada lembar DDST yaitu 2 tahun 2
bulan.
c. Memperlihatkan tanda / kode pada ujung kotak sebelah kiri.
R  tugas perkembangan cukup ditanyakan pada orang tua.
Nomor/angka  tugas perkembangan di test sesuai petunjuk dibalik formulir.
d. Menyimpulkan hasil DDST
Normal / abnormal / questionable / untestable.

2.2 KONSEP MANAJEMEN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


2.2.1 Pengkajian Data
Tanggal….. jam…… tempat……..
a. Data subyektif
1. Biodata
Nama : nama anak ditanyakan untuk mengenali dan memanggil anak agar
tidak keliru dengan anak lain.
Umur : untuk mengetahui usia anak saat ini Umur yang paling rawan adalah
masa balita oleh karena pada masa balita merupakan dasar Pembentukan
kepribadian anak.
Jenis kelamin : dikarenakan anak laki – laki sering sakit dibandingkan anak
perempuan, tetapi belum diketahui segera pasti menyapa demikian.
Nama orang tua : nama ayah, ibu atau wali pasien sering harus
dituliskan dengan jelas agar tidak keliru dengan orang lain, mengingat banyak
sekali nama yang sama, bila ada title yang bersangkutan harus disertakan.
Umur orang tua : sebagai tambahan identitas dan memudahkan petugas
kesehatan dalam melakukan pendekatan.
Agama orang tua : sebagai data tentang agama juga memantapkan
identitas, disamping itu perlu seseorang tentang kesehatan dan penyakit sering
berhubungan dengan agama. Kepercayaan dapat menunjang namun tidak jarang
dapat menghambat perilaku hidup sehat.
Pendidikan orang tua : selain sebagai tambahan identitas informasi tentang
orang tua baik ayah maupun ibu dapat menggambarkab keakuratan data yang
akan diperoleh serta dapat ditentukan pola pendekatan selanjutnya, misalnya
dalam anamnesis. Tingkat pendidikan orang tua juga berperan dala pendekatan
selanjutnya misalnya dalam pemeriksaan penunjang dan tatalaksana pasien.
Pekerjaan orang tua : untuk mengetahui taraf hidup dan social ekonomi
pasien agar nasehat yang diberikan sesuai.
Alamat : tempat tinggal pasien harus dituliskan dengan jelas dan lengkap,
kejelasan alamat keluarga ini amat diperlukan agar sewaktu-waktu dapat
dihubungi, misalnya bila pasien sangat gawat atau setelah pasien pulang
diperlukan kunjungan rumah. Daerah tempat tinggal pasien juga mempunyai arti
epidemologi.
Alasan datang : alasan yang mendasari ibu untuk dating ke tempat pelayanan
kesehatan.
Riwayat kesehatan sekarang : keadaan anak pada saat akan diperiksa, anak
sehat atau menderita suatu penyakit tertentu akan menghambat proses
pemeriksaan tumbuh kembang.
Riwayat kesehatan dahulu : pada riwayat perjalanan penyakit ini disusun
cerita yang kronologis. Terinci dan jelas mengenai keadaan kesehatan anak sejak
sebelum terdapat keluhan sampai ia dibawa berobat. Pengobatan yang diterima
anak saat sakit ditanyakan kapan berobat, kepada siapa serta obat apa saja yang
telah diberikan dan bagaimana hasil pengobatan tersebut.
Riwayat kesehatan keluarga : untuk mengetahui gambaran kondisi keluarga,
ada tidaknya anggota keluarga yang menderita penyakit menular seperti TBC,
hepatitis B, serta penyakit menurun seperti asma, hipertensi, penyakit jantung
koroner dan kencing manis.
Riwayat imunisasi : pemberian imunisasi pada anak adalah penting untuk
mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit – penyakit yang bisa
dicegah dengan imunisasi – imunisasi apa saja yang telah diterima oleh anak dan
bagaimana reaksinya apa saat lahir langsung diimunisasi.
Riwayat pemberian MP-ASI : untuk mengetahui anak diberi ASI, susu
formula atau sudah diberi makanan tambahan. Nutrisi memegang peran yang
penting dalam tumbuh kembang anak, karena anak sedang tumbuh.
Riwayat perkembangan : merupakan factor yang penting untuk
mengetahui perkembangan anak. Tidak selalu perkembangan anak mulus seperti
pada teori, ada kalanya perkembangan anak normal sampai usia tertentu,
kemudian mengalami keterlambatan. Ada juga yang mulainya terlambat
ataukarena sakit.Perkembangan terhenti yang kemudian normal kembali.Dapat
juga perkembangan yang langsung pesat misalnya bahasa.

Pola kebiasaan sehari – hari :


a. Pola nutrisi : nutrisi memegang peran yang penting dalam tubuh kembang
anak, karena anak sedang tumbuh sehingga kebutuhannya berbeda dengan orang
dewasa kekurangan makanan yang bergizi akan menyebabkan retradasi
pertumbuhan anak. Makanan yang berlebihan juga tidak baik karena
menyebabkan obesitas.
b. Pola istirahat : istirahat sangat dibutuhkan setelah seharian melakukan
aktivitas yang didapat.
c. Pola kebiasaan : kebersihan baik kebersihan perorangan maupun
kebersihan lingkungan memegang peranan penting pada tumbuh kembang anak.
Kebersihan perorangan yang kurang akan memudahkan terjadinya penyakit kulit
dan saluran pencernaan.
d. Pola eliminasi : pada anak adakah gangguan saat BAB karena rawan
terjangkit kuman karena aktivitas di luar rumah. Untuk BAK juga sangat penting
untuk mengetahui akan kebutuhan cairan sudah cukup belum.
Riwayat psikososial : suasana damai dan kasih sayang dalam keluarga sangat
penting dalam tumbuh kembang anak. Interaksi orang tua anak merupakan suatu
proses yang majemuk dan dapat dipengaruhi banyak factor yaitu kepribadian
orang tua, interaksi antar anggota dan pengaruh luar. Selain itu, riwayat
perkawinan orang tua, jumlah anggota keluarga, urutan anak ini dan yang
mengasuh mempengaruhi dalam tumbuh kembang anak.

b. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik / cukup / lemah
b. Kesadaran : composmentis / letargis / somnolen / apatis / koma
c. TTV
 Tekanan darah
Usia Sistolik Diastolic
Neonates 80 mmHg 45 mmHg
6-12 bulan 90 mmHg 60 mmHg
1-5 tahun 95 mmHg 65 mmHg
5-10 tahun 100 mmHg 60 mmHg
10-15 tahun 115 mmHg 60 mmHg



 Nadi
Umur Denyut nadi / menit
Istirahat/bangun Istirahat/tidur Aktif/demam
Bayi lahir 100-180 x/menit 80-160 x/menit Sampai 220
1 minggu - 3 100-220 x/menit 80-200 x/menit Sampai 220
bulan
3 bulan – 2 80-150 x/menit 70-120 x/menit Sampai 220
tahun`
2-10 tahun 75-110 x/menit 60-90 x/menit Sampai 220
>10 tahun 55-90 x/menit 55-90 x/menit Sampai 220

 Pernafasan
Umur Rentang Rata-rata waktu tidur
Neonatus 30-60 x/menit 35 x/menit
1 bulan – 0 tahun 30-60 x/menit 30 x/menit
1-2 tahun 25-50 x/menit 25 x/menit
3-4 tahun 20-30 x/menit 22 x/menit
5-9 tahun 15-30 x/menit 18 x/menit
≥10 tahun 15-30 x/menit 15 x/menit

 Suhu tubuh
Umur Suhu
3 bulan 37,5 °C
1 tahun 37,7 °C
3 tahun 37,2 °C
5 tahun 37 °C
2.2.2 Pemeriksaan antropometri
a. Berat badan normal
 Usia 3-12 bulan 
 Usia 1-6 tahun  2n+8
b. Tinggi badan
normal usia 1 tahun yakni 45 cm
Tinggi badan rata – rata pada waktu lahir adalah 50 cm
Secara garis besar, dapat diperkirakan sebagai berikut :
1 tahun  1,5 x TB lahir = 1,5 x 50 = 75 cm
4 tahun  2 x TB lahir = 2 x 50 = 100 cm
6 tahun  1,5 x TB setahun = 1,5 x 75 = 112,5 cm
13 tahun  3 x TB lahir = 3 x 50 = 150 cm
(soetjiningsih, 2005)

c. Lingkar kepala
Lingkar kepala saat lahir normal 34-35 cm, bertambah 0,5 cm/bulan. Pada 6 bulan
pertama menjadi ± 44 cm. umur 1 tahun 47 cm. 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm.
d. Lila
Bila saat lahir 11 cm, tahun pertama 16 cm selanjutnya ukuran tersebut tidak
banyak berubah sampai usia 3 tahun.

2.2.3. Pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi)


Kepala : ada / tidak benjolan abnormal
Mata : sclera putih/tidak, konjungtiva merah muda/tidak
Mulut : lembab/tidak, ada/tidak labioskisis/labiopalatoskisis, gigi susu
tubuh/belum
Telinga : ada serumen/tidak, gendang telinga utuh/tidak
Dada : tampak/tidak tarika dinding dada, ada/tidak benjolan abnormal,
ronchi +/-, wheezing +/-.Pernafasan teratur / tidak
Perut : ada/tidak benjolan abnormal, teraba/tidak pembesaran hepar,
ada/tidak nyeri tekan, kembung/tidak
integument : turgor kulit baik bila kembali 2 detik

Penilaian perkembangan menggunakan format DDST


Menghitung umur anak
Tanggal pemeriksaan : 08 – 12 – 2010
Tanggal lahir : 14 – 07 – 2010

Cara menghitung umur : 2010 – 12 – 08  2010 – 11 - 38


2010 – 07 – 14  2010 – 07 – 14
--------------------------------------------- -
04 – 24  4 bulan 24 hari
Jadi usia anak “….” 5 bulan
Hasil pemeriksaan (personal sosial, motorik halus, bahasa, dan motorik kasar )
1. Personal sosial
Berusaha mencari mainan :P
2. Motorik halus
Merah :P
Mengamati manik – manik :P
3. Bahasa
Menoleh ke bunyi icik-icik :P
Menoleh kearah suara :P
Meniru bunyi kata-kata :P
Satu silabel :P
4. Motorik kasar
Bangkit kepala tegak :P
Membalik :P
2.3 Identifikasi diagnose dan masalah
Berdasarkan hasil penilaian perkembangan anak “….” Berusia 5 bulan menggunakan
DDST didapatkan pada sector personal social, motorik halus, bahsa, dan motorik
kasar semuanya dapat dilakukan/ tidak sehingga disimpulkan perkembangan anak
“…..” dalam kondisi normal/ tidak normal (suspect).
Masalah : tidak ada

2.4 Intervensi
Tujuan :
a. terdeteksi sejak dini bila ada kelainan pada pertumbuhan dan perkembangan
anak
b. agar tumbuh kembang anak sesuai dengan usia dan tidak ada hambatan
KH : anak dapat melakukan tugas perkembangannya sesuai usia ukuran tumbuh
kembang anak dalam batas normal
Intervensi :
1. Jelaskan pada ibu tentang kegunaan dan penilaian perkembangan dan jadwal
dilakukan pemeriksaan selanjutnya.
R: pengetahuan ibu bertambah, ibu lebi kooperatif terhadap pemeriksaan
yang dilakukan
2. Beritahu ibu hasil pemeriksaan mengenai tumbuh kembang anak
R: ibu mengetahui tumbuh kembang anak ada kelainan/tidak
3. Informasikan pada ibu untuk ebih kooperatif dan telaten menjadikan motivasi
tersendiri bagi anak karena ada dukungan dari orang tua
R: dengan lebih kooperatif dan telaten menjadikan motivasi tersendiri bagi
anak karena ada dukungan dari orang tua
4. Sarankan ibu untuk mengawasi pola dan cara makan anak
R: pola dan cara makan akan mempengaruhi tumbuh kembang
2.5 Implementasi
Mengacu pada intervensi

2.6 Evaluasi
Mengacu pada kriteria hasil
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Anak dapat melakukan semua item yang ditunjukan. Dapat disimpulkan bahwa
anak mengalami perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorik
kasar dengan baik dan normal sesuai dengan umurnya.
Dari test yang dilakukan, anak dapat melakukan semua item dalam setiap aspek
dengan baik. Dan dalam penilaian interpretasi anak dikatagorikan dalam katagori
advance sehingga dalam penilian hasil akhir anak dapat dikatakan NORMAL.

3.2 SARAN KEPADA ORANG TUA/PENGASUH


Anak sudah mengalami tahap perkembangan yang normal sesuai dengan tingkat
umurnya. Walaupun begitu diharapkan kepada orang tuanya untuk selalu mengawasi
setiap tahap perkembangan anaknya agar tidak terjadi kesalahan atau penyimpangan
dalam proses tumbuh kembang anak dan orang tua juga harus menuntun anaknya
dalam beberapa item yang belum mereka pahami seperti : mengajarkan beberapa kata
sifat yang belum mereka ketahui untuk dapat menyempurnakan kemampuain anak
dan meningkatkan daya pikir anak, sehingga anak dapat menyempurnakan
perkembangan si anak sesuai dengan tingkatan umur mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Nanny, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Anak balita. Jakarta : Salemba
Medika

Pemkot Malang, Dinkes. 2007. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan


Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan
Dasar. Malang

Soetjiningsih. 2005. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC

Mansur, Herawati. 2009. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan.Jakarta : Salemba
Medika

Anda mungkin juga menyukai