Anda di halaman 1dari 5

BAB V

ANALISA DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisa Perhitungan Besar Nilai RWL dan LI


Recommended Weight Limit (RWL) merupakan rekomendasi batas beban yang
dapat diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cidera meskipun pekerjaan tersebut
dilakukan secara repetitive da dalam jangka waktu yang cukup lama. Setelah
menghitung nilai Recommended Weight Limit (RWL), selanjutnya adalah melakukan
perhitungan Lifting Index (LI). Lifting Index (LI) merupakan rasio hasil perbandingan
antara berat beban terhadap nilai Recommended Weight Limit (RWL).
Dalam hal ini pengangkatan beban yang dilakukan pada PT. PTI dengan
metode NIOSH. Untuk setiap pengangkatan terdapat nilai origin dan nilai
destination. Origin adalah hubungan antara posisi awal operator dengan benda yag
ingin di angkut, sedangkan destination adalah hubungan antara posisi awal operator
dengan lokasi peletakan benda. Faktor – faktor yang mempengaruhi nilai RWL yaitu
Horizontal Location (H), Vertical Location (V), Vertical Travel Distance (D), Lifting
Frequency (F) dan Asymetry (A). Dimana semakin besar nilai faktor – faktor tersebut
maka nilai RWL nya akan semakin kecil, dan sebaliknya jika semakin kecil nilai
faktor – faktor tersebut maka nilai RWL nya semakin besar.
Dan berdasarkan hasil perhitungan RWL dan LI pada pengangkatan dengan
metode NIOSH ini maka diperoleh nilai RWLorigin sebesar 2,56 kg dan nilai LIorigin
sebesar 3,9 kg. Karena nilai LIorigin ≥ 1, maka beban yang diangkut oleh operator
melebihi batas pengangkutan yang direkomendasikan sehingga aktivitas tersebut
dapat mengandung resiko cedera tulang. Sedangkan pada keadaan destination
diperoleh nilai RWLdestination sebesar 20,83 kg dan nilai LIdestination sebesar 0,48 kg.
Karena nilai LIdestination < 1 maka beban yang diangkut oleh operator tidak melebihi
batas pengangkutan yang direkomendasikan sehingga aktivitas tersebut tidak dapat
mengandung resiko cedera tulang.
V-125

5.2 Analisa Postur Tubuh dengan Metode RULA


Rapid Upper Limb Assessment (RULA) merupakan suatu metode penelitian
untuk menilai postur, gaya, dan gerakan suatu aktivitas kerja yang berkaitan dengan
penggunaan anggota tubuh bagian atas (upper limb) (Modul PTI,2018).
Metode ini menggunakan diagram body postures dan empat tabel penilaian
yang disediakan untuk mengevaluasi postur kerja yang berbahaya dalam siklus
pekerjaan tersebut. Penggunaan metode ini akan didapatkan nilai batasan maksimum
dan berbagai postur pekerja, nilai batasan tersebut berkisar antara nilai 1-7
(McAtamney et al, 1993). Dibawah ini merupakan kategori tindakan RULA:
Tabel 5.1 Kategori Tindakan RULA
Skor Level Resiko Tindakan
1-2 Minimum Aman
3–4 Kecil Diperlukan beberapa waktu kedepan untuk tindakan
5–6 Sedang Tindakan dalam waktu dekat
7 Tinggi Tindakan sekarang juga

Pada penelitian biomekanika dan postur kerja di PT PTI ini, untuk dapat
menganalisa postur tubuh dengan metode RULA yaitu kita dapat dengan
menggunakan software CATIA dan menggunakan perhitungan metode RULA
manual.
Dengan menggunakan software CATIA kita dapat langsung mengetahui nilai
skor postur tubuh yaitu skor grup A dan skor grup B baik set up maupun proses pada
9 stasiun di PT PTI yang kemudian nilai skor tersebut kita klasifikasikan ke dalam
kategori tindakan RULA. Pada penelitian ini, skor postur tubuh terbesar pada set up
maupun proses yaitu pada stasiun milling dengan nilai skor set up bagian kanan dan
kiri yaitu 7 sedangkan nilai skor proses bagian kanan sebesar 5 dan nilai skor proses
bagian kiri yaitu dengan nilai skor 4.
Kemudian, Dengan menggunakan perhitungan metode RULA manual, kita
mengambil nilai skor postur tubuh yang tertinggi di 9 satsiun PT PTI yaitu stasiun
miiling. Perhitungan ini dibagi menjadi set up dan proses. Pada set up maupun proses
V-126

di stasiun milling, pertama memasukkan nilai skor grup A dan beri keterangan skor
nya dari hasil software CATIA, kemudian memasukkan nilai skor grup B dan beri
keterangan skornya selanjutnya nilai skor A ditambahkan dengan skor aktivitas dan
skor penambahan beban begitu juga pada skor B. Setelah ditambahkan, nilai skor
tersebut dimasukkan kedalam grand total score sehingga didapatkan skor akhir.
Dan yang terakhir, mengklasifikasikan skor akhir ke kategori tindakan RULA,
apakah termasuk resiko kecil, sedang ataupun tinggi.
Nilai skor akhir pada set up di stasiun milling bagian kanan dan kiri yaitu didapatkan
skor 7 yang artinya memiliki level resiko yang tinggi sehingga diperlukan tindakan
sekarang juga.
Sedangkan nilai skor akhir proses stasiun milling bagian kanan yaitu sebesar 5
maka termasuk level resiko yang sedang sehingga diperlukan tindakan dalam waktu
dekat dan nilai skor akhir proses bagian kiri sebesar 4 yang artinya memiliki level
resiko yang kecil sehingga diperlukan beberapa waktu kedepan untuk melakukan
tindakan.

5.3 Analisa Perhitungan Momen dan Gaya Tekan pada Segmen L5/S1
Pada Stasiun Kerja Pengukuran dan Pemolaan Nilai FC atau Gaya Tekan yang
terjadi adalah sebesar 154,406 N. Karena Nilai Gaya Tekan yang terjadi pada stasiun
Pengukuran dan Pemolaan Kurang dari 6500 N(FC<AL), maka stasiun kerja tersebut
masuk dalam kategori Aman bagi pekerja.Dan tidak perlu dilakukan perbaikan secara
administrasi maupun teknis. Hal ini dikarenakan pada stasiun kerja tersebut pekerja
cenderung tidak melakukan pekerjaan berat,di stasiun ini pekerja hanya melakukan
Pengukuran dan Pemolaan dengan posisi duduk yang tidak terlalu lama dan postur
tubuh yang tepat jadi aman untuk dilakukan. Resiko yang ada hanya sebatas pada
cidera yang kecil yang mungkin terjadi pada pekerja.
Pada Stasiun Kerja Pemotongan Manual Nilai FC atau Gaya Tekan yang terjadi
adalah sebesar 137,311 N (FC<AL),maka stasiun kerja tersebut masuk dalam
kategori Aman bagi pekerja. Dan tidak perlu dilakukan perbaikan secara administrasi
V-127

maupun teknis. Hal ini dikarenakan pada stasiun kerja tersebut pekerja cenderung
tidak melakukan pekerjaan berat,di stasiun ini pekerja hanya melakukan Pemotongan
Manual dengan posisi duduk yang tidak terlalu lama dan postur tubuh yang tepat jadi
aman untuk dilakukan.Resiko yang ada hanya sebatas pada cidera yang kecil yang
mungkin terjadi pada pekerja.
Pada Stasiun Kerja Pelubangan Nilai FC atau Gaya Tekan yang terjadi adalah
sebesar 102,125 N. Karena Nilai Gaya Tekan yang terjadi pada stasiun Pelubangan
Kurang dari 6500 N(Fc<AL), maka stasiun kerja tersebut masuk dalam kategori
Aman bagi pekerja.Dan tidak perlu dilakukan perbaikan secara administrasi maupun
teknis. Hal ini dikarenakan pada stasiun kerja tersebut pekerja cenderung tidak
melakukan pekerjaan berat,distasiun ini pekerja hanya melakukan postur tubuh yang
tepat jadi aman untuk dilakukan.Resiko yang ada hanya sebatas pada cidera yang
kecil yang mungkin terjadi pada pekerja.
Pada Stasiun Kerja Pembubutan Nilai FC atau Gaya Tekan yang terjadi adalah
sebesar 143,665 N. Karena Nilai Gaya Tekan yang terjadi pada stasiun Pembubutan
Kurang dari 6500 N(Fc<AL), maka stasiun kerja tersebut masuk dalam kategori
Aman bagi pekerja. Dan tidak perlu dilakukan perbaikan secara administrasi maupun
teknis. Hal ini dikarenakan pada stasiun kerja tersebut pekerja tidak melakukan
kegiatan dengan gaya tekan yang besar pada bagian tubuh tersebut,pekerja hanya
berdiri selama proses bubut dan jarak antara mesin dan pekerja sudah aman dan tidak
menyebabkan pekerja memiliki gaya tekan berlebih saat melakukan pekerjaan.
Pada Stasiun Kerja Pemotongan dengan Mesin Nilai FC atau Gaya Tekan yang
terjadi adalah sebesar 100,421 N. Karena Nilai Gaya Tekan yang terjadi pada stasiun
Pemotongan dengan Mesin Kurang dari 6500 N(Fc<AL), maka stasiun kerja tersebut
masuk dalam kategori Aman bagi pekerja.Dan tidak perlu dilakukan perbaikan secara
administrasi maupun teknis. Hal ini dikarenakan pada stasiun kerja tersebut pekerja
tidak berada pada posisi tubuh yang berlama-lama dan tertekan,hanya berdiri sebentar
kemudian tidak berlanjut sehingga tubuh masih dalam posisi aman.
V-128

Pada Stasiun Kerja Penghalusan Nilai FC atau Gaya Tekan yang terjadi adalah
sebesar 232,166 N.Karena Nilai Gaya Tekan yang terjadi pada stasiun Penghalusan
Kurang dari 6500 N(Fc<AL), maka stasiun kerja tersebut masuk dalam kategori
Aman bagi pekerja. Dan tidak perlu dilakukan perbaikan secara administrasi maupun
teknis. Hal ini dikarenakan pada stasiun kerja tersebut pekerja tidak berada pada
posisi tubuh yang berlama-lama dan tertekan,hanya berdiri sebentar kemudian tidak
berlanjut sehingga tubuh masih dalam posisi aman.
Pada Stasiun Kerja Pengetapan Nilai FC atau Gaya Tekan yang terjadi adalah
sebesar 191,662 N. Karena Nilai Gaya Tekan yang terjadi pada stasiun Pengetapan
Lebih dari 6500 N(Fc>AL), maka stasiun kerja tersebut masuk dalam kategori Aman
bagi pekerja. Dan tidak perlu dilakukan perbaikan secara administrasi maupun teknis.
Hal ini dikarenakan pada stasiun kerja tersebut pekerja tidak berada pada posisi tubuh
yang berlama-lama dan tertekan,hanya berdiri sebentar kemudian tidak berlanjut
sehingga tubuh masih dalam posisi aman.
Pada Stasiun Kerja Milling Nilai FC atau Gaya Tekan yang terjadi adalah
sebesar 69,15 N. Karena Nilai Gaya Tekan yang terjadi pada stasiun Milling Kurang
dari 6500 N(Fc<AL), maka stasiun kerja tersebut masuk dalam kategori Aman bagi
pekerja.Dan tidak perlu dilakukan perbaikan secara administrasi maupun teknis. Hal
ini dikarenakan pada stasiun kerja tersebut pekerja tidak berada pada posisi tubuh
yang berlama-lama dan tertekan hanya berdiri sebentar kemudian tidak berlanjut
sehingga tubuh masih dalam posisi aman.
Pada Stasiun Kerja Penekukan Nilai FC atau Gaya Tekan yang terjadi adalah
sebesar -5,893 N. Karena Nilai Gaya Tekan yang terjadi pada stasiun ini Kurang dari
6500 N(Fc<AL),maka stasiun kerja tersebut masuk dalam kategori Aman bagi
pekerja. Dan tidak perlu dilakukan perbaikan secara administrasi maupun teknis. Hal
ini dikarenakan pada stasiun kerja tersebut pekerja tidak berada pada posisi tubuh
yang berlama-lama dan tertekan,hanya berdiri sebentar kemudian tidak berlanjut
sehingga tubuh masih dalam posisi aman.

Anda mungkin juga menyukai