Anda di halaman 1dari 3

BAB V

Analisa dan Pembahasan

5.1 Analisa Peta Kendali

Berdasarkan peta kendali yang sudah dibuat pada bab iv, maka dapat dilihat
bahwa pada peta kendali x hanya ada satu data yang tidak melewati batas atas
maupun batas bawah. Yaitu tebal body dari biplane rides shift 6 dengan tebal 2.658
cm dimana batas bawahnya adalah 2.635 cm dan batas atasnya adalah 2.703.
Sedangkan pada peta kendali S semua data tidak ada yang keluar batas control,
dimana nilai batas bawahnya adalah 0.01978 dan batas atasnya adalah 0.06853. maka
dapat dilihat bahwa hanya ada satu komponen body miniatur biplane rides yang
berada dalam proses kendali yaitu komponen ke 6 karena suatu proses dikatakan
kendali apabila dari kedua grafik tersebut semua komponen nya berada pada batas
kontrol atas dan batas kontrol bawah baik pada grafik peta kendali X maupun S. Hal
ini bisa diakibatkan karena peta kendali x dibuat berdasarkan rata-rata dan peta
kendali s dibuat berdasarkan standar deviasi, karena pada data yang diperoleh terlalu
bervariasi sehingga pada peta kendali x hanya ada satu data yang tidak melewati batas
kontrol atas maupun batas kontrol bawah.

5.2 Analisa Diagram Fishbone


Pada diagram fishbone bisa dilihat bahwa ada 5 faktor yang memiliki
kemungkinan menjadi penyebab tebal body dari biplane rides tidak seragam atau
berbeda-beda. Faktor-faktor tersebut adalah manusia, mesin, metode, material dan
lingkungan. Pada manusianya sendiri itu terdiri dari 2 kemungkinan yaitu operator
yang kelelahan dan kurangnya latihan dari operator. Pada metode kerja ada satu
kemungkinan yaitu pengeboran tidak sesuai dengan standar operasional prosedur
(SOP). Lalu dari lingkungan kerja memiliki 2 kemungkinan yaitu tempat yang sempit
V-2

sehingga operator tidak leluasa untuk menggergaji dan lingkungan sekitar operator
yang panas sehingga mempengaruhi kinerja dari operator. Dari bahan baku yaitu
kayu yang digunakan mempunyai ketebalan yang berbeda sehingga tidak mudah
untuk digergaji. Sedangkan dari mesinnya sendiri yaitu ragum atau penjepit pada
mesin tidak kuat dalam mengunci dan pengeboran tidak akurat. Dari penyebab-
penyebab yang telah disebutkan diatas, ada 4 penyebab utama yaitu operator yang
kurang latihan, operator kelelahan, penataan tempat yang kurang tepat untuk
menggergaji sehingga tidak leluasa, dan kurangnya perawatan pada mesin yang
mengakibatkan tidak akurat pada proses pengeboran.

5.3 Analisa FMEA


Pembuatan FMEA didasarkan dan difokuskan kepada 4 penyebab utama yang
telah ditentukan pada diagram fishbone, yaitu masalah peletakan yang kurang sesuai,
kurangnya latihan dari operator, operator yang kelelahan, dan kurangnya perawatan
pada mesin yang mengakibatkan tidak akurat pada saat melakukan pengeboran.
Peletakkan tempat untuk menggergaji yang tidak tepat memberikan efek tidak
leluasanya operator dalam menggergaji. Kurangnya latihan operator memberi efek
tidak terampil dalam menggunakan mesin sehingga adanya kesalahan kesalahan
dalam proses pengerjaan. Operator kelelahan memberikan efek kurangnya ketelitian
operator dalam melakukan pengukuran. Lalu kurangnya perawatan pada mesin
memberikan efek pengeboran yang tidak akurat. Setelah itu tiap tiap penyebab
diberikan skor frekuensi, severity, dan deteksi yang lalu dikalikan untuk menentukan
rank melalui skor RPN. Setelah dirank sesuai RPN diketahui bahwa pengeboran yang
tidak akurat ada di peringkat pertama dengan skor RPN 180, kurangnya latihan
operator ada di peringkat kedua dengan skor 168, operator yang kelelahan ada
di peringkat ketiga dengan skor 84, dan peletakkan tempat untuk menggergaji ada di
peringkat keempat dengan skor RPN 72. Setelah dilakukan rankingselanjutnya adalah
dibuat action planning sesuai dengan penyebabnya masing-masing. Operator yang
kurang latihan memiliki action planning diperbanyaknya latihan dari operator atau
V-3

lebih sering mengoperasikan mesin agar terampil. Pengeboran yang tidak akurat
memiliki action planning dilakukannya perawatan secara berkala pada mesin-mesin.
Operator yang kelelahan memiliki action planning kondisi operator harus kuat dan
segar atau tidak kelelahan. Lalu tempat yang tidak leluasa dalam menggergaji
memiliki action planning mencari ruang yang lebih lebar agar operator lebih leluasa
pada saat melakukan penggergajian.

Anda mungkin juga menyukai