Berdasarkan peta kendali yang sudah dibuat pada bab iv, maka dapat dilihat
bahwa pada peta kendali x hanya ada satu data yang tidak melewati batas atas
maupun batas bawah. Yaitu tebal body dari biplane rides shift 6 dengan tebal 2.658
cm dimana batas bawahnya adalah 2.635 cm dan batas atasnya adalah 2.703.
Sedangkan pada peta kendali S semua data tidak ada yang keluar batas control,
dimana nilai batas bawahnya adalah 0.01978 dan batas atasnya adalah 0.06853. maka
dapat dilihat bahwa hanya ada satu komponen body miniatur biplane rides yang
berada dalam proses kendali yaitu komponen ke 6 karena suatu proses dikatakan
kendali apabila dari kedua grafik tersebut semua komponen nya berada pada batas
kontrol atas dan batas kontrol bawah baik pada grafik peta kendali X maupun S. Hal
ini bisa diakibatkan karena peta kendali x dibuat berdasarkan rata-rata dan peta
kendali s dibuat berdasarkan standar deviasi, karena pada data yang diperoleh terlalu
bervariasi sehingga pada peta kendali x hanya ada satu data yang tidak melewati batas
kontrol atas maupun batas kontrol bawah.
sehingga operator tidak leluasa untuk menggergaji dan lingkungan sekitar operator
yang panas sehingga mempengaruhi kinerja dari operator. Dari bahan baku yaitu
kayu yang digunakan mempunyai ketebalan yang berbeda sehingga tidak mudah
untuk digergaji. Sedangkan dari mesinnya sendiri yaitu ragum atau penjepit pada
mesin tidak kuat dalam mengunci dan pengeboran tidak akurat. Dari penyebab-
penyebab yang telah disebutkan diatas, ada 4 penyebab utama yaitu operator yang
kurang latihan, operator kelelahan, penataan tempat yang kurang tepat untuk
menggergaji sehingga tidak leluasa, dan kurangnya perawatan pada mesin yang
mengakibatkan tidak akurat pada proses pengeboran.
lebih sering mengoperasikan mesin agar terampil. Pengeboran yang tidak akurat
memiliki action planning dilakukannya perawatan secara berkala pada mesin-mesin.
Operator yang kelelahan memiliki action planning kondisi operator harus kuat dan
segar atau tidak kelelahan. Lalu tempat yang tidak leluasa dalam menggergaji
memiliki action planning mencari ruang yang lebih lebar agar operator lebih leluasa
pada saat melakukan penggergajian.