Oleh:
MUSTHIKA WIDA MASHITAH
0810720001
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh:
Hari :
Tanggal :
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Klien memasukkan kegiatan membuat sapu lidi daam jadwal hariannya.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Kien mampu menyebutkan langkah – langkah membuat sapu lidi
b. Kien mampu mempraktekkan cara membuat sapu lidi
c. Klien mampu mengidentifikasi manfaat membuat sapu lidi
d. Klien memasukkan membuat sapu lidi dalam kegiatan hariannya
1.3 Klien
1.3.1 Karakteristik klien
a. Klien yang tidak memiliki gangguan fisik
b. Klien dengan harga diri rendah yang sudah kooperatif untuk interaksi sosial
c. Keluarga klien kooperatif, mendukung, dan mampu memfasilitasi kegiatan
pembuatan sapu lidi klien di rumah.
1.3.2 Proses Seleksi
1.4.1 Tempat :
1.4.2 Waktu :
c. Lamanya : 45 menit
1.5 Pengorganisasian
1.6 Metode
1.6.2 Media yang digunakan : blarak (daun kelapa kering), pisau, tali rafiah, dan sarung
tangan
1.7 Antisipasi Masalah
1.7.1 Penanganan klien yang tidak efektif saat TAK, fasilitator memastikan agar klien
berperan aktif dalam TAK.
Jika klien tetap saja pergi jangan paksakan klien untuk mengikuti TAK tetapi tanyakan
alasan mengapa meninggalkan TAK.
a. Waktu
b. Kehadiran
c. Topik diskusi
e. Strategi leader
i. Perincian biaya
k. Proses pelaksanaan.
3. Kontrak
a. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu melatih hal positif pada klien
b. Terapis menjelaskan aturan main berikut
Jika klien ingin meninggalkan Tak, harus meminta ijin kepada terapis
Lama kegiatan 45 menit
Klien mengikuti dari awal sampai selesai
4. Tahap Kerja
a. Terapis meminta klien membaca ulang daftar kemampuan positif pada
pertemuan sebelumnya
b. Terapis mengingatkan kembali kegiatan yang telah dipilih untuk dilatih hari
ini (membuat sapu lidi)
c. Terapis melatih cara pelaksanaan kegiatan/kemampuan yang dipilih dengan
cara berikut:
1) Terapis memperagakan
2) Klien memperagakan ulang
3) Memberi pujian sesuai dengan keberhasilan klien
5. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian pada klien
b. Tindak Lanjut
Terapis meminta klien memasukkan kegiatan yang telah dilatih pada jadwal
kegiatan sehari-hari
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati TAK yang akan datang untuk hal positif lain
2) Menyepakati waktu dan tempat sampai aspek positif selesai dilatih
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
a. Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui
individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang
lain (Stuart & Laraia, 2001). Konsep diri terdiri atas citra diri, ideal diri, harga diri, peran,
dan identitas personal.
b. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri/cita-cita/harapan
langsung menghasilkan perasaan berharga (Keliat, 2002).
c. Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dapat digambarkan
sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan, dan merasa gagal
mencapai keinginan (Keliat, 2002).
Respon Respon
Adaptif Maladaptif
2.3 Penyebab
a. Pada masa kecil sering disalahkan atau jarang diberi pujian atas keberhasilannya
b. Pada masa remaja keberadaannya kurang dihargai. Tidak diberi kesempatan untuk
berhasil dan tidak diterima di lingkungan keluarga atau teman sebaya
c. Sering gagal baik di sekolah, pekerjaan, maupun pergaulan
d. Lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuan
2.5 Akibat
a. Isolasi sosial: menarik diri
b. Risiko perilaku kekerasan
2.6 Pohon Masalah
TAK stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus
dan terkait dengan pengalaman dan/atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok.
Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian
masalah.
3.1 Tujuan
Tujuan umum TAK stimulasi persepsi adalah klien mempunyai kemampuan untuk
menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya. Sementara
tujuan khususnya:
1. Klien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya dengan tepat.
2. Klien dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang dialami
A. Tujuan
Tujuan Umum
Klien memasukkan kegiatan membuat sapu lidi daam jadwal hariannya.
Tujuan Khusus
a. Kien mampu menyebutkan langkah – langkah membuat sapu lidi
b. Kien mampu mempraktekkan cara membuat sapu lidi
c. Klien mampu mengidentifikasi manfaat membuat sapu lidi
d. Klien memasukkan membuat sapu lidi dalam kegiatan hariannya
B. Sasaran
a. Klien dengan harga diri rendah yang sudah kooperatif untuk interaksi sosial
b. Keluarga klien kooperatif, mendukung, dan mampu memfasilitasi kegiatan pembuatan
sapu lidi klien di rumah.
C. Nama Peserta
1. Ny. Karmisah (klien)
2. Tn. Busiman (ayah klien)
D. Setting
Terapis dan klien duduk bersama dalam satu lingkaran
Tempat nyaman dan tenang
E. MAP
L K F
Kel
Keterangan :
L : Leader F : Fasilitator/Co. Leader
Kel.: keluarga K : Klien
F. Alat
Jadwal kegiatan
Blarak (pelepah kepala kering)
Pisau
Sarung tangan
Tali rafiah
G. Metode
Dinamika kelompok
Diskusi dan tanya jawab
Praktek
H. Langkah-Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Memberi salam terapeutik: salam dari terapis
b. Evaluasi/validasi: menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak:
1. Menjelaskan tujuan kegiatan
2. Menjelaskan aturan main berikut:
Jika klien ingin berhenti sebelum kontrak waktu selesai, harus meminta izin
kepada terapis dan memberikan alasannya
Lama kegiatan 45 menit (1 ikat sapu lidi)
3. Tahap kerja
a. Terapis meminta klien membaca ulang daftar kemampuan positif pada pertemuan
sebelumnya
b. Terapis mengingatkan kembali kegiatan yang telah dipilih untuk dilatih hari ini
(membuat sapu lidi)
c. Terapis melatih cara pelaksanaan kegiatan/kemampuan yang dipilih dengan cara
berikut:
1) Terapis memperagakan
2) Klien memperagakan ulang
3) Memberi pujian sesuai dengan keberhasilan klien
b. Keluarga
No. Aspek yg Dinilai Dilakukan/Tidak Dilakukan
1 Keluarga menyiapkan alat dan
bahan yang dibutuhkan sesuai
kontrak sebelumnya
2 Keluarga kooperatif & turut serta
dalam TAK hingga selesai sesuai
kontrak waktu
3 Keluarga memberikan
reinforcement positif terhadap
kemajuan klien
4 Keluarga menyatakan komitmen
untuk mengingatkan klien jadwal
membuat sapu & menyiapkan
bahan yang dibutuhkan untuk
latihan berikutnya
BAB IV
EVALUASI HASIL
a. Klien
No. Aspek yg Dinilai Dilakukan/Tidak Dilakukan
1 Klien kooperatif √
2 Klien mengikuti TAK sesuai
kontrak (45 menit/sampai √
menghasilkan 1 ikat sapu)
3 Klien mampu mengidentifikasi
manfaat membuat sapu lidi √
4 Klien memasukkan membuat
sapu ke dalam jadwal harian √
b. Keluarga
No. Aspek yg Dinilai Dilakukan/Tidak Dilakukan
1 Keluarga menyiapkan alat dan
bahan yang dibutuhkan sesuai √
kontrak sebelumnya
2 Keluarga kooperatif & turut serta
dalam TAK hingga selesai sesuai √
kontrak waktu
3 Keluarga memberikan
reinforcement positif terhadap √
kemajuan klien
4 Keluarga menyatakan komitmen
untuk mengingatkan klien jadwal
membuat sapu & menyiapkan √
bahan yang dibutuhkan untuk
latihan berikutnya
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Klien dan keluarga berhasil mencapai target yang diharapkan terapis sesuai dengan
kriteria aspek yang dinilai dalam evaluasi hasil.
Hamid, A.Y.S. 1999. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa Pada Anak dan Remaja,
Widya Medika, Jakarta.
Hendriani, Wiwin, Hadariyati, Ratih dan Sakti, Tirta Malia. Penerimaan Keluarga terhadap
Individu yang Mengalami Keterbelakangan Mental. Insan Vol.8 No.2, 2006.
Hurlock, E. 1998. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan SEpanjang Rentang Kehidupan,
Edisi 5, Erlangga, Jakarta.
Hyun Sung Lim and Jae Won Lee. Parenting Stress and Depression among Mothers of Children
with Mental Retardation in South Korea: An Examination of Moderating and Mediating
Effects of Social Support. Pacific Science Review, 2007; 9 (2): 150-159.
Keliat, Budi. 2002. Gangguan Konsep Diri pada Klien Gangguan Jiwa. Jakarta: Fakultas Ilmu
Keperawatan UI.
Mulya , Lara Asih. 2011. Tunagrahita/Retardasi Mental: Peran Terapi Permainan Untuk Anak
Tunagrahita, (Online), (http://tunagrahita.com/2011/04/terapi-permainan-untuk-
tunagrahita/, diakses 10 Agustus 2011).
Mulya, Lara Asih. 2011. Tunagrahita/Retardasi Mental: Klasifikasi Anak Tunagrahita, (Online),
s(http://tunagrahita.com/2011/04/klasifikasi-anak-tunagrahita/, diakses 10 Agustus
2011).
Peshawaria et al. 2009. Asia Pasific Disability Rehabilitation Journal, 2009: A Study of
Facilitators and Inhibitors That Affect Coping in Parents of Children With Mental
Retardation in India, (Online),
(http://www.dinf.ne.jp/doc/english/asia/resource/apdrj/z13jo0100/z13jo0108.html,
diakses pada 20 Agustus 2011).
Rasmun. 2004. Stress, Koping, dan Adaptasi Teori dan Pohon Masalah Keperawatan, Sagung
Seto, Jakarta.
Stuart & Sundeen. 1995. Principles an Practice of Psychiatric Nursing, fifth edition, Mosby,
St.Louis.
Stuart, Gail and Laraia, M. 2005. Principles and Practice of Psychiatric Nursing, 8th edition,
Mosby, St. Louis.