Kelompok 2
Nama kelompok :
1. NADA VRAWINATA
2. MEILINDA FITRIA ANGGRAENI
3. LISKA SAPARINA
4. DWI OKTA FUJI LESTARI
5. RUDI APRIADI
Kelas : III B
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
dan permukaan kulit yang lembut, klien merasa nyaman dan bersih, klien
akan memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku yang benar.
Dari latar belakang di atas kami tertarik untuk menyusun makalah
dengan judul “ Asuhan Keperawatan personal higiene : Perawatan Kuku
Tangan dan Kaki "
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
3
2.1.3 Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000) penyebab kurang perawatan
diri adalah sebagai berikut :
1. Kelelahan fisik
2. Penurunan kesadaran
Menurut Depkes (2002:20), penyebab kurang perawatan diri adalah :
1. Faktor predisposisi:
a. Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan
klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan realistis turun Klien dengan gangguan jiwa
dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
d. Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan
diri lingkungannya situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi deficit perawatan diri adalah
kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual,
cemas, lelah / lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan
individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000 : 59) faktor – faktor yang mempengaruhi
personal hygiene adalah :
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri, misalnya dengan adanya perubahan fisik
sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
4
b. Praktik sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pada personal hygiene.
c. Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
Misalnya pada pasien diabetes mellitus ia harus menjaga
kebersihan kakinya.
e. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, shampoo dan lain –
lain.
g. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene :
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik
yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit,gangguan
membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan
gangguan fisik pada kuku.
5
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
kebutuhan rasa nyaman,kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
6
kuku, dapat dijumpai epitel sohlenhorn. Pada keadaan normal struktur
ini hanya berupa sisa.
Matriks merupakan pusat pertumbuhan kuku. Kuku tangan tumbuh
lebih cepat dari kuku kaki, yaitu 2-3mm perbulan, sedagkan kuku kaki
1mm/bulan. Dierlukan waktu 100 - 300 hari untuk mengganti kuku
tangan dan 12 - 18 bulan untuk kuku kaki. Kecepatan pertumbuhan
kuku menurun pada penderita penyakit pembuluh darah kapiler dan
pada usia lanjut.
Anatomi dan Fisiologi Kuku Kuku adalah bagian terminal lapisan
tanduk yang menebal.Bagian kuku terdiri dari: 1Matriks kuku:
merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru 2Dinding kuku (nail
wall): merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian pinggir
dan atas 3Dasar kuku (nail bed): merupakan bagian kulit yang ditutupi
kuku 4Alur kuku (nail grove): merupakan celah antar dinding dan dasar
kuku 5Akar kuku (nail root): merupakan bagian proksimal kuku
6Lempeng kuku (nail plate): merupakan bagian tengah kuku yang
dikelilingidinding kuku 7Lunula: merupakan bagian lempeng kuku
yang berwarna putih didekat akar kuku berbentuk bulan sabit, sering
tertutup oleh kulit 8 ponikium (kutikula): merupakan dinding kuku
bagian proksima, kulit arinyamenutupi bagian permukaan lempeng
kuku9 Hiponikium: merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang
bebas (freeedge) menebal.
Fungsi kuku Kuku mempunyai 2 fungsi utama. Fungsi pertama
yang diketahui secaraumum ialah sebagai pelindung dari ujung jari.
Fungsi keduanya yang juga sangat penting adalah memberi sensitifitas
daya sentuh . Pada ujung jari terdapat banyak reseptor yang berfungsi
untuk menghantarkan rangsang sentuh saat kitamenyentuh suatu objek
sehingga kita dapat merasakan bersentuhan dengan objek yang kita
sentuh. 170 hari dan kuku kaki: 12- 18 bulan. Gejala klinis Gejala yang
ditimbulkan bervariasi tergantung pada kondisi dan faktor virulensi dari
Penyakit mulut dan kuku tersebut. Gejala klinis yang mula mula terlihat
7
antara lain: Suhu tubuh meningkat dan akan terlihat jelas pada sapi
yang masih muda. Kenaikan ini akibat dari fase viremia dari virus
picorna virus. Dan biasanya suhu tersebut akan turun setelah
terbentuknya lepuh-lepuh Lepuh-lepuh tersebut dapat ditemukan
didalam mulut sehingga menyebabkan meningkatnya saliva dalam
mulut sehingga terbentuk busa disekitar bibir. Lepuh tersebut juga
dapat ditemukan pada ambing yang menyebabkan produksi susu turun
dan kadang dapat menyebabkan keguguran. Pada tracak biasanya lepuh
terjadi bersamaan dengan proses yang terjadi didalam mulut. Lepuh
yang terjadi menyebabkan rasa sakit atau nyeri pada hewan yang
menderita, sehingga menyebabkan hewan tersebutmalas bergerak dan
hanya mau berbaring. Kesembuhan dari lesi yang tidak mengalami
komplikasi akan berlangsung dengan cepat berkisar antara 1-2minggu,
namun apabila ada infeksi skunder maka kesembuhan akan tertunda
(Anonim1., 2008). Gejala umum PMK pada ternak ditandai dengan
adanya kelesuan, suhu tubuh meningkat dan mencapai 410C,
hypersalivasi (keluarnya air liur yang berlebihan), nafsu makan
berkurang, enggan berdiri, pincang dan semua gejala tadi terjadi
serentak pada suatu kelompok hewan/ternak Tanda klinis khusus
penyakit ini berupa adanya lepuh-lepuh berupa penonjolan berisi cairan
bening hingga kuning keruh kemerahan dan dapat dengan mudah
terkelupas. Lepuhlepuh ini sering ditemukan pada bagian lidah, bibir,
mucosa pipi, gusi, langit-langit mulut, ujung kaki, teracak dan ambing
pada hewan betina (Anonim2., 2009). Diagnosa Diagnosis dari penyakit
mulut dan kuku didasarkan pada gejala klinis yang ditimbulkan. Selain
itu dilakukan koleksi sampel pada hewan yang menderita untuk
diperiksa dilaboratorium. Sampel isolasi dapat diambil melalui cairan
lepuh, keropeng bekas lepuh, dan sampel darah (Anonim1., 2008).
8
2.1.5 Faktor Resiko
Dampak yang muncul pada masalah personal hygiene adalah:
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik
yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit,
gangguan mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga serta
gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak psikologi
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan
mencintai, kebutuhan harga diri dan kebutuhan interaksi sosial.
9
b. Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri sehingga
kemungkinan akan terjadi perubahan personal hygiene.
c. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta
gigi, sikat gigi, shampo dan alat lainnya yang semuanya
memerlukan biaya untuk membelinya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan mengenai personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
e. Budaya
Disebagian masyarakat jika individu sakit maka tidak boleh
dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu
dalam perawatan diri seperti pengguanaan sabun, shampo, dll.
g. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
Menurut Wahit Iqbal Mubarak dan Nurul Cahayati dalam buku
Kebutuhan Dasar mengatakan bahwa faktor – faktor yang
mempengaruhi personal hygiene yaitu:
a. Budaya
Sejumlah mitos berkembang dimasyarakat bahwa saat individu
sakit, ia tidak boleh dimandikan karena dapat memperparah
penyakitnya.
b. Status Soial – Ekonomi
Untuk melakukan personal hygiene yang baik diperlukan sarana
dan prasarana yang memadai. Semua kebutuhan itu memerlukan
biaya.
10
c. Agama
Agama juga mempengaruhi keyakinan individu dalam
melaksanakan kebiasaan sehari – hari. Setiap agama pasti
memerintahkan umatnya untuk menjaga kebersihan karena
kebersihan adalah sebagian dari iman. Hal ini tentu akan
mendorong untuk mengingat pentingnya kebersihan diri bagi
kelangsungan hidupnya.
d. Tingkat Pengetahuan/Perkembangan Individu
Kedewasaan sesorang mempengaruhi pada kualitas diri seseorang,
salah satunya adalah pengetahuan yang baik.
e. Status Kesehatan
Kondisi sakit/cedera akan menghambat kemampuan individu dalam
melakukan perawatan diri. Hal ini tentunya berpengaruh pada
tingkat kesehatan individu. Individu akan semakin lemah sehingga
jatuh sakit.
f. Cacat Mental dan Jasmani
Kondisi cact dan gangguan mental yang menghambat kemampuan
individu untuk melakukan perawatan diri secara mandiri.
2.1.6 Patofisiologi
Personal hygiene adalah suatu upaya yang dilakukan seseorang
untuk memelihara kebersihan diri. Personal hygiene dapat terganggu
apabila individu sedang sakit. Selan itu fasilitas yang kurang,
kurangnya pengetahuan tentang personal hygiene yang tepat, ekonomi
yang kurang dan faktor lingkungan sekitar. Akibatnya individu akan
mrngalami defisit personal hygiene.
Apabila defisit personal hygiene individu terganggu, maka akan
menimbulkan dampak baik dilihat dari segi fisik maupun psikologis.
Dampak fisik yang mungkin muncul adalah:
a. Gangguan integritas kulit
b. Gangguan mukosa mulut
11
c. Infeksi pada mata dan telinga
d. Gangguan fisik pada kuku
Dampak psikologis yang mungkin muncul adalah:
a. Kebutuhan harga diri
b. Gangguan interaksi sosial
c. Aktualisasi diri
d. Gangguan rasa nyaman
e. Kebutuhan mencintai dicintai
12
BAB III
A. Pengkajian
1. Identitas
NAma : Tn. M
Umur : 77 Th
Pendidikan : SD
Jenis kelamin : Laki-Laki
Suku : Indonesia
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
2. Identitas Keluarga
Nama : Tn. J
Pekerjaan : Wiraswasta
Hub. Dengan Klien : Anak klien
13
Menurut penuturan klien, sekitar +5 tahun yang lalu klien pernah
mengalami penyakit asma
c. Keluhan utama
Sering merasakan sakit sesak ketika beraktifitas dan kurang
istirahat, sakit pada bagian dada sebelah kiri, sakit dapat mengganggu
aktifitasnya, sakit dada sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit dan
terjadi bertahap.
7. Pemeriksaan fisik :
a. Keadaan umum :
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Suhu : 36,5 derajat celcius
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 26x/menit
Tinggi Badan : 151 cm
14
b. Integumen
Tidak terdapat luka dan lesi pada anggota tubuh, terdapat beberapa
perubahan pigmentasi pada anggota tubuh, tektur kulit tipis dan kering,
warna rambut klien keseluruhan beruban, kuku klien lebih keras.
c. Hemopoietik
Tidak terdapat pendarahan pada klien, tidak ada pembengkakan
kelenjar limfa, klien tidak mengalami anemia, klien tidak memiliki
riwayat transfusi darah.
d. Kepala
Bentuk simetris, tidak ada lesi dan benjolan, rambut beruban, pendek
lurus,rambut tidak rontok, rambut tampak bersih
e. Telinga
Bentuk telinga simetris, artikula sejajar dengan mata, tidak terdapat
serumen di telinga dan tidak ada nyeri tekan, pendengaran baik.
f. Mata
Bentuk mata simetris, konjungtiva ananemis, bentuk mata bulat, sklera
tidak ada ikterik, penglihatan normal, mata tampak bersih, reflex pupil
(+)
g. Hidung
simetris, mukosa hidung lembab, fungsi penciuman baik, tidak ada
polip, mukosa hidung bersih, dan tidak ada nyeri tekan.
h. Mulut
mukosa basah, simetris, lidah bersih tidak ada putih di papilla, gigi
rapih, dan gusi bersih, fungsi pengecapan baik.
15
i. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
lesi dan respon menelan baik.
16
Jenis air pth
Berpindah dari kursi roda
3 ke tempat tidur dan 5-10 15 15
sebaliknya
Personal toilet (cuci Frekeunsi 3x
4 muka, menyisisr rambut, 0 5 35
gosok gigi)
Keluar masuk toilet
(mencuci pakaian,
5 5 10 55
menyeka tubuh,
menyiram)
6 Mandi 5 15 510 Frekuensi 2x
7 Jalan di permukaan datar 0 5 05
8 Naik turun tangga 5 10 57
9 Mengenakan pakaian 5 10 510
Frekuensi 1x
10 Kontrol bowel (BAB) 5 10 510
Konsistensilembek
Frekeunsi 4x
11 Kontrol bladder (BAK) 5 10 510
Warna kng jrnh
Frekuensi: 15-20
12 Olah raga / Latihan 5 10 55 Menit
Jenis: /hr
Rekreasi/ pemanfaatan Jenis : nonton TV
13 5 10 55
waktu luang Frekuensi:/hr
Total Skor 105
Keterangan :
A : 130 = mandiri
B : 65-125 = Ketergantungan sebagian
C : 60 = ketergantungan total
Tingkat kemandirian klien termasuk kategori B : Ketergantungan sebagian
17
Benar Salah No Pertanyaan
7 4
Score total : 4
Interpretasi Hasil :
18
e. Identifikasi aspek kognitif dari fengsi mental dengan
menggunakan Mini Mental Status Exam (MMSE) meliputi :
- Orientasi
- Registrasi
- Perhatian
- Kalkulasi
- Mengingat Kembali
- Bahasa
19
masing-masing objek
Tunjukkan pada klien suatu benda dan tanyakan
namanya pada klien.
- Misal ; Buku, Tas
Minta klien untuk mengulangi kata berikut “ tak
ada, jika, dan, atau, tetapi”. Bila benar, nilai satu
point .
- pernyataan benar : 2 buah ; tak ada, tetapi
Minta klien untuk mengikuti perintah berikut
yang terdiri dari 3 langkah yaitu:
5 Bahasa 9 7 - Ambil kertas dan pegang
- Lipat dua
- Letakkan diatas meja
Perintahkan kepada klien untuk hal sebagai
berikut (bila aktivitas sesuai perintah nila 1
point)
- “tutup mata anda”
- Tuliskan satu kalimat
- menyalin gambar :
.
TOTAL NILAI : 25
Interpretasi Hasil :
>23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
18-22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
≤17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
Interpretasi hasil klien adalah Aspek kognitif dari fungsi mental baik
20
Pengkajian keseimbangan untuk lansia (Tinneti dan Ginter, 1998)
Kriteria Nilai
21
Gerakan menggapai sesuatu. 0
Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan
bahu fleksi sepenuhnya sementara berdiri pada
ujung-ujung jari kaki tidak stabi, memegang
sesuatu untuk dukungan
Membungkuk.
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil
obyek-obyek kecil (missal pulpen) dari lantai,
memegang obyek untuk bisa berdiri lagi,
memerlukan usaha-usaha multipel untuk bangun 1
22
Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang
dari sisi ke sisi
1
Penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih baik
diobservasi dari sampin kiri klien)
Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelembong
dari sisi ke sisi
Berbalik
Berhenti sebelum mulai berbalik,jalan
0
sempoyongan, bergoyang, memegang obyek
untuk dukungan.
Interpretasi hasil :
0-5 : resiko jatuh rendah
6-10 : resiko jatuh sedang
11-15 : resiko jatuh tinggi
Interpretasi hasil klien Resiko jatuh resiko jatuh rendah
23
Pengkajian kondisi depresi
No Pertanyaan Ya Tidak
Ket : Ya = 6 , Tidak = 9
>10 : Depresi
24
Interpretasi hasil klien adalah Suspek Depresi
f. Pengkajian Sosial
A Adaptation 2 : Selalu 2
Penilaian :
<3 : Disfungsi keluarga sangat tinggi
4–6 : Disfungsi keluarga sedang
25
7 -10 : Disfungsi keluarga ringan atau tidak disfungsi keluarga
No Pertanyaan Ya Tidak
26
dan teh ?
T
Apakah lantai kamar mandi licin ?
Apakah tempat buang air besar memakai kloset
duduk ?
T
T
Apakah tempat tidur lansia terlalu tinggi ?
Apakah WC dekat dengan kamar lansia ? Y
27
T
Apakah tempat duduk terlalu tinggi bagi lansia
Hasil :
Skore lebih dari 5 : berisiko jatuh
28
3.3 INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN
Rencana Asuhan Keperawatan
Dx. Perencanaan
No.
Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
1 Defisit NOC : Self care : activity of Daily NIC : self care assistane ADLs - Mengetahui seberapa
perawatan diri Living ( ADLs) setelah dilakukan - Monitor kemampuan klien untuk perawatan jauh pasien mampu
berhubungan tindakan keperawatan selama 4 hari . diri yang mandiri melakukan self care
dengan Defisit perawatan diri teratasi dengan - Monitor krbutuhan klien untuk kebersihan - Memudahkan pasien
hambatan kriteria hasil : - klien menyatakan diri melakukan aktifitas
lingkungan , kenyamanan terhadap kemampuan - Sediakan alat – alat bantu sampai klien secara bertahap
kelemahan untuk melakukan ADLs dengan mandiri - Memotivasi pasien agar
dan kelelahan bantuan - Dorong klien untuk melakukan aktifitas pasien mandiri sehingga
Kuku pasien menjadi bersih sehari – hari yang normal pasien dapat merawat
- Ajarkan klien / keluarga untuk mendorong dirinya ketika tidak ada
kemandirian untuk memberikan bantuan bantuan
hanya jika pasien tidak mampu untuk - Sesuaikan agar pasien
melakukan nya. Berikan aktifitas rutin tetap aman dan
sehari – hari sesuai kemampuan termonitor
- Pertimbangkan usia klien jika mendorong
pelaksanaan aktifitas sehari - hari
29
3.4 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No DX keperawatan Waktu Tindakan SOAP Harian
1 Depisit perawatan diri 03-11- 1. Melihat keadaan kuku pasien S: klien mengatakan kukunya
b,d hambatan 2018 2. Menggunting kuku pasien menjadi bersih dan tidak panjang lagi
lingkungan, (13:15) 3. Membersihkan kuku pasien O: Sudah tidak terlihat kotor dan
kelemahan dan 4. Memfasilitasi alat mandi untuk pasien seperti : rapih pada kuku pasien
kelelahan - Baskom A: Kuku pasien bersih dan pendek ,
- Air hangat masalah teratasi
5. Memfasilitasi pasien untuk oral higiene P: Menganjurkan pasien untuk secara
6. Memberikan penkes tentang personal higiene mandiri melakukan personal higiene
30
BAB V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
- Personal higiene atau kesehatan pribadi adalah upaya individu dalam
memelihara kebersihan diri yang meliputi kerbersihan rambut, teliga, gigi
dan mulut, kuku, dan kebersihan dalam berpakaian dalam meningkatkn
kesehatan yang optimal. (Wahit Iqbal Mubarak, Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar , 2015 , Hal. 145 )
- Pengkajian yang dilakukan pemeriksaan fisik pada kuku tangan dan kaki
didapati kuku tanagn dan kaki pasien kotor dan panjang.
- Setelah dilakukan aanalisa data pada pasien dengan data fokus yang dibagi
menjadi data objektif dan data subjektif ditemukan masalah dari etiologi
yang di dapat adalah :
1. Defisit perawatan diri
- Rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan personal
higiene : perawatan kuku tangan dan kaki , Monitor kemampuan klien
untuk perawatan diri yang mandiri , monitor krbutuhan klien untuk
kebersihan diri, menyediakan alat – alat bantu sampai klien mandiri ,
dorong klien untuk melakukan aktifitas sehari –ari yang normal , ajarkan
klien / keluarga untuk mendorong kemandirian untuk memberikan bantuan
hanya jika pasien tidak mampu untuk melakukan nya , berikan aktifitas
rutin sehari – hari sesuai kemampuan, pertimbangkan usia klien jika
mendorong pelaksanaan aktifitas sehari – hari , dan yang terakhir catatan
perkembangan pasien untuk evaluasi dari tindakan yang sudah dilakukan
dengan menulis tindakan terakhir dan perkembangan.
- Untuk evaluasi buat catatan perkembangan pasien dengan memasukan
catatan terakhir keadaan pasien setelah dilakukan tindakan dengan
menggunakan SOAP :
S: klien mengatakan kukunya menjadi bersih dan tidak panjang lagi
O: Sudah tidak terlihat kotor dan rapih pada kuku pasien
31
A: Kuku pasien bersih dan pendek , masalah teratasi
P: Menganjurkan pasien untuk secara mandiri melakukan personal higiene
32
DAFTAR PUSTAKA
http://hidayat2.wordpress.com/2009/03/20/23/
http://www.rajawana.com/artikel/kesehatan/326-permasalahan-lanjut-usia-
lansia.html
33