Anda di halaman 1dari 37

KEPERAWATAN GERONTIK

“PENGKAJIAN PADA PASIEN DENGAN


GANGGUAN PERSONAL HYGIENE”

Kelompok 2

Nama kelompok :
1. NADA VRAWINATA
2. MEILINDA FITRIA ANGGRAENI
3. LISKA SAPARINA
4. DWI OKTA FUJI LESTARI
5. RUDI APRIADI
Kelas : III B

POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
POLTEKES KEMENKES BENGKULU
TAHUN AJARAN 2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulisi, penulis


yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, October 2018

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ............................................................................... 1
1.2 Tujuan penulisan ........................................................................... 2
1.3 Rumusan permasalahan ................................................................. 2
BAB II TUJUAN TEORITIS
2.1 Konsep dasar ................................................................................. 3
2.1.1 Pengertian ........................................................................... 3
2.1.2 Klasifikasi ............................................................................ 3
2.1.3 Etiologi ................................................................................ 4
2.1.4 Anatomi dan fisiologi .......................................................... 6
2.1.5 Faktor Resiko ....................................................................... 9
2.1.6 Patofisiologis ....................................................................... 11
2.1.7 Manisfestasi klinis ............................................................... 12
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian ..................................................................................... 13
3.2 Analisa data ................................................................................... 20
3.3 Daftar asuhan keperawatan ........................................................... 22
3.4 Rencana asuhan keperawatan ........................................................ 23
3.5 Implementasi keperawatan ............................................................ 25
3.6 Evaluasi dan catatan perkembangan ............................................. 27
BAB IV PENUTUP
5.1 Kesimpulan.................................................................................... 28
5.2 Kritik dan saran ............................................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 30

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Personal higiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan higiene berarti sehat.
Higiene personal adalah upaya yang dilakukan individu dalam
memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya baik secara fisik mau pun
mental. Berpenampilan bersih, harum, dan rapi merupakan dimensi yang
sangat penting dalam mengukur tingkat kesejahteraan individu secara umum.
Menurut Roper ( 2002 ), mengingat kebersihan merupakan kebutuhan dasar
utama yang dapat mempengaruhi status kesehatan dan kondisi psikologis
individu. (Wahit Iqbal Mubarak , Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar , 2015 ,
Hal. 143 )
Efek yang akan timbul jika personal higiene tidak dilakukan akan
menimbulkan berbagai bibit penyakit. Oleh karena itu, kebersihan tubuh
perlu di perhatikan.
Adapun jenis personal hygiene yang di perlu di perhatikan diantaranya
perawatan kulit kepala dan rambut serta seluruh tubuh, perawatan mata,
perawatan hidung, perawatan telinga, perawatan gigi dan mulut, perawatan
kuku tangan dan kaki, perawatan genetalia, perawatan tubuh ( memandikan ),
dan kesehatan pakaian. Perawatan personal higiene salah satunya perawatan
kuku tangan dan kaki. Kuku tangan dan kaki sering kali memerlukan
perhatian khusus untuk mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan.
Akan tetapi, sering kali tidak sadar akan masalah kaki dan kuku sampai
terjadi nyeri atau ketidaknyamanan.
Menjaga kebersihan kuku penting dalam mempertahankan personal
higiene karena berbagai kuman dapat masuk ke dalam tubuh melalui kuku.
Oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih.
Tujuan perawatan kuku tangan dan kaki adalah agar klien memiliki kulit utuh

1
dan permukaan kulit yang lembut, klien merasa nyaman dan bersih, klien
akan memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku yang benar.
Dari latar belakang di atas kami tertarik untuk menyusun makalah
dengan judul “ Asuhan Keperawatan personal higiene : Perawatan Kuku
Tangan dan Kaki "

1.2 Tujuan Penulisan


1. Tujuan umum
Mampu melakukan tindakan asuhan keperawatan pemenuhan
kebutuhan dasar manusia dalam hal Personal Higiene : Perawatan kuku
dan kaki.
2. Tujuan khusus
a. Mampu mengetahui konsep dasar Personal Higiene.
b. Mampu mengetahui dan melakukan proses pengkajian pada klien
dengan gangguan kebutuhan dasar manusia “Personal Higiene :
Perawatan kuku tangan dan kaki “.
c. Mampu menganalisa data klien dengan gangguan kebutuhan dasar
manusia “Personal Higiene : Perawatan kuku tangan dan kaki “.
d. Mampu menyusun perencanaan asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan kebutuhan dasar manusia “Personal Higiene :
Perawatan kuku tangan dan kaki “.

1.3 Rumusan masalah


1. Apa konsep dasar Personal Higiene ?
2. Apa saja yang harus dkaji pada klien dengan gangguan kebutuhan dasar
manusia “Personal Higiene : Perawatan kuku tangan dan kaki “ ?
3. Bagaimana menganalisa data klien dengan gangguan kebutuhan dasar
manusia “Personal Higiene : Perawatan kuku tangan dan kaki “.
4. Bagaimana menyusun perencanaan asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan kebutuhan dasar manusia “Personal Higiene :
Perawatan kuku tangan dan kaki “

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Dasar


2.1.1 Higiene personal
1. Pengertian
Personal higiene atau kesehatan pribadi adalah upaya individu
dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi kerbersihan
rambut, teliga, gigi dan mulut, kuku, dan kebersihan dalam
berpakaian dalam meningkatkn kesehatan yang optimal. (Wahit
Iqbal Mubarak , Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar , 2015 , Hal.
145)
2. Pentingnya Higiene Personal
Personal higiene seperti merawat kuku merupakan salah satu
aspek penting dalam mempertahankan perawatan diri karena
berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku yang
kotor dan panjang.

2.1.2 Klasifikasi Personal Higiene


Higiene personal merupakan salah satu tindakan keperawatan dasar
yang rutin dilakukan oleh perawat setiap hari di rumah sakit (Depkes
RI, 1987). Tindak tersebut meliputi sebagai berikut.
1. Perawatan kulit kepala dan rambut serta seluruh tubuh.
2. Perawatan mata.
3. Perawatan hidung.
4. Perawatan telinga
5. Perawatan gigi dan mulut.
6. Perawatan kuku tangan dan kaki.
7. Perawatan genitalia.
8. Perawatan tubuh (memandikan).
9. Perawatan pakaian.

3
2.1.3 Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000) penyebab kurang perawatan
diri adalah sebagai berikut :
1. Kelelahan fisik
2. Penurunan kesadaran
Menurut Depkes (2002:20), penyebab kurang perawatan diri adalah :
1. Faktor predisposisi:
a. Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan
klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan realistis turun Klien dengan gangguan jiwa
dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
d. Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan
diri lingkungannya situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi deficit perawatan diri adalah
kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual,
cemas, lelah / lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan
individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000 : 59) faktor – faktor yang mempengaruhi
personal hygiene adalah :
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri, misalnya dengan adanya perubahan fisik
sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.

4
b. Praktik sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pada personal hygiene.
c. Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
Misalnya pada pasien diabetes mellitus ia harus menjaga
kebersihan kakinya.
e. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, shampoo dan lain –
lain.
g. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene :
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik
yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit,gangguan
membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan
gangguan fisik pada kuku.

5
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
kebutuhan rasa nyaman,kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

2.1.4 Anatomi dan fisiologi


Kuku merupakan bagian tubuh yang belum jelas secara fungsi
spesifiknya, kuku merupakan bagian dari tulang. Apakah untuk ngupil
saja juga terlalu tajam. Menggaruk terlalu keras akan membuat lecet,
digunakan cakar - cakaran masuk penjara. Malah bisa dibilang kuku
adalah tempat bersembinya penyakit atau bakteri. Akan tetapi ada
beberapa artikel yang menyebutkan fungsi kuku adalah sebagai
pelindung ujung saraf di ujung jari dan mempertinggi daya sentuh.
Kuku terdiri dari lempeng kuku (nail plate), lipatan kuku lateral
dan proximal, hiponikium, bantalan kuku (nail bed) dan matriks.
Matriks dan bantalan kuku membantu pembentukan lempeng kuku.
Bagian ventral lempeng kuku dibentuk oleh bantalan kuku, sedangkan
sisanya berasal dari matriks. Lempeng kuku berwarna transculent,
melalui lempeng kuku merupakan struktur yang paling besar. Melekat
kuat pada bantalan kuku dimana perlekatan ini kurang kuat ke arah
proximal, terpisah dari sudut postolateral. Seperempat bagian kuku
ditutupi oleh lunula putih.
Pada pemotongan longitudinal, lipatan kuku bagian proximal
terlihat berupa lanjutan dari kulit sekitar dorsum dan phalangs terminal.
Epidermis pada lipatan ini berlanjut disekitar dasar kuku. Lipatan kuku
bagian proximal dan memiliki dua permukaan epitel yaitu bagian dorsal
dan ventral. Pada persambungan keduanya dijumpai kutikula yang
berproyeksi kearah distal diatas permukaan kuku. Matrix kuku dapat
dibagi atas bagian dorsal yaitu bagian intermediate yang menutupi
lempeng kuku bagian proximal sampai ujung distal dari lunula dan
bagian ventral. Pada daerah pemisah antara lempeng kuku dan bantalan

6
kuku, dapat dijumpai epitel sohlenhorn. Pada keadaan normal struktur
ini hanya berupa sisa.
Matriks merupakan pusat pertumbuhan kuku. Kuku tangan tumbuh
lebih cepat dari kuku kaki, yaitu 2-3mm perbulan, sedagkan kuku kaki
1mm/bulan. Dierlukan waktu 100 - 300 hari untuk mengganti kuku
tangan dan 12 - 18 bulan untuk kuku kaki. Kecepatan pertumbuhan
kuku menurun pada penderita penyakit pembuluh darah kapiler dan
pada usia lanjut.
Anatomi dan Fisiologi Kuku Kuku adalah bagian terminal lapisan
tanduk yang menebal.Bagian kuku terdiri dari: 1Matriks kuku:
merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru 2Dinding kuku (nail
wall): merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian pinggir
dan atas 3Dasar kuku (nail bed): merupakan bagian kulit yang ditutupi
kuku 4Alur kuku (nail grove): merupakan celah antar dinding dan dasar
kuku 5Akar kuku (nail root): merupakan bagian proksimal kuku
6Lempeng kuku (nail plate): merupakan bagian tengah kuku yang
dikelilingidinding kuku 7Lunula: merupakan bagian lempeng kuku
yang berwarna putih didekat akar kuku berbentuk bulan sabit, sering
tertutup oleh kulit 8 ponikium (kutikula): merupakan dinding kuku
bagian proksima, kulit arinyamenutupi bagian permukaan lempeng
kuku9 Hiponikium: merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang
bebas (freeedge) menebal.
Fungsi kuku Kuku mempunyai 2 fungsi utama. Fungsi pertama
yang diketahui secaraumum ialah sebagai pelindung dari ujung jari.
Fungsi keduanya yang juga sangat penting adalah memberi sensitifitas
daya sentuh . Pada ujung jari terdapat banyak reseptor yang berfungsi
untuk menghantarkan rangsang sentuh saat kitamenyentuh suatu objek
sehingga kita dapat merasakan bersentuhan dengan objek yang kita
sentuh. 170 hari dan kuku kaki: 12- 18 bulan. Gejala klinis Gejala yang
ditimbulkan bervariasi tergantung pada kondisi dan faktor virulensi dari
Penyakit mulut dan kuku tersebut. Gejala klinis yang mula mula terlihat

7
antara lain: Suhu tubuh meningkat dan akan terlihat jelas pada sapi
yang masih muda. Kenaikan ini akibat dari fase viremia dari virus
picorna virus. Dan biasanya suhu tersebut akan turun setelah
terbentuknya lepuh-lepuh Lepuh-lepuh tersebut dapat ditemukan
didalam mulut sehingga menyebabkan meningkatnya saliva dalam
mulut sehingga terbentuk busa disekitar bibir. Lepuh tersebut juga
dapat ditemukan pada ambing yang menyebabkan produksi susu turun
dan kadang dapat menyebabkan keguguran. Pada tracak biasanya lepuh
terjadi bersamaan dengan proses yang terjadi didalam mulut. Lepuh
yang terjadi menyebabkan rasa sakit atau nyeri pada hewan yang
menderita, sehingga menyebabkan hewan tersebutmalas bergerak dan
hanya mau berbaring. Kesembuhan dari lesi yang tidak mengalami
komplikasi akan berlangsung dengan cepat berkisar antara 1-2minggu,
namun apabila ada infeksi skunder maka kesembuhan akan tertunda
(Anonim1., 2008). Gejala umum PMK pada ternak ditandai dengan
adanya kelesuan, suhu tubuh meningkat dan mencapai 410C,
hypersalivasi (keluarnya air liur yang berlebihan), nafsu makan
berkurang, enggan berdiri, pincang dan semua gejala tadi terjadi
serentak pada suatu kelompok hewan/ternak Tanda klinis khusus
penyakit ini berupa adanya lepuh-lepuh berupa penonjolan berisi cairan
bening hingga kuning keruh kemerahan dan dapat dengan mudah
terkelupas. Lepuhlepuh ini sering ditemukan pada bagian lidah, bibir,
mucosa pipi, gusi, langit-langit mulut, ujung kaki, teracak dan ambing
pada hewan betina (Anonim2., 2009). Diagnosa Diagnosis dari penyakit
mulut dan kuku didasarkan pada gejala klinis yang ditimbulkan. Selain
itu dilakukan koleksi sampel pada hewan yang menderita untuk
diperiksa dilaboratorium. Sampel isolasi dapat diambil melalui cairan
lepuh, keropeng bekas lepuh, dan sampel darah (Anonim1., 2008).

8
2.1.5 Faktor Resiko
Dampak yang muncul pada masalah personal hygiene adalah:
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik
yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit,
gangguan mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga serta
gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak psikologi
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan
mencintai, kebutuhan harga diri dan kebutuhan interaksi sosial.

Epidemiologi/Insiden Kasus Gangguan Personal Hygiene. Defisit


personal hygiene dapat terjadi pada setiap orang mulai dari lahir sampai
mati karena ketidakmampuan melakukan aktivitas sendiri, kurangnya
pengetahuan dan banyak faktor lain yang mempengaruhi.
Etiologi/Penyebab Defisit Gangguan Personal Hygiene. Adapun
penyebab terjadinya defisit gangguan personal hygiene adalah:
a. Sakit, sehingga tidak dapat melakukan sendiri
b. Kurangnya pengetahuan dan informasi
c. Keterbatasan biaya
d. Lingkungan yang tidak mendukung
e. Tidak adanya fasilitas yang memadai
Menurut Tarwoto dan Wartinah dalam buku Kebutuhan Dasar
Manusia dan Proses Keperawata, sikap seseorang melakukan personal
hygiene dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain:
a. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangan mempengaruhi
kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli kebersihannya.

9
b. Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri sehingga
kemungkinan akan terjadi perubahan personal hygiene.
c. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta
gigi, sikat gigi, shampo dan alat lainnya yang semuanya
memerlukan biaya untuk membelinya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan mengenai personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
e. Budaya
Disebagian masyarakat jika individu sakit maka tidak boleh
dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu
dalam perawatan diri seperti pengguanaan sabun, shampo, dll.
g. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
Menurut Wahit Iqbal Mubarak dan Nurul Cahayati dalam buku
Kebutuhan Dasar mengatakan bahwa faktor – faktor yang
mempengaruhi personal hygiene yaitu:
a. Budaya
Sejumlah mitos berkembang dimasyarakat bahwa saat individu
sakit, ia tidak boleh dimandikan karena dapat memperparah
penyakitnya.
b. Status Soial – Ekonomi
Untuk melakukan personal hygiene yang baik diperlukan sarana
dan prasarana yang memadai. Semua kebutuhan itu memerlukan
biaya.

10
c. Agama
Agama juga mempengaruhi keyakinan individu dalam
melaksanakan kebiasaan sehari – hari. Setiap agama pasti
memerintahkan umatnya untuk menjaga kebersihan karena
kebersihan adalah sebagian dari iman. Hal ini tentu akan
mendorong untuk mengingat pentingnya kebersihan diri bagi
kelangsungan hidupnya.
d. Tingkat Pengetahuan/Perkembangan Individu
Kedewasaan sesorang mempengaruhi pada kualitas diri seseorang,
salah satunya adalah pengetahuan yang baik.
e. Status Kesehatan
Kondisi sakit/cedera akan menghambat kemampuan individu dalam
melakukan perawatan diri. Hal ini tentunya berpengaruh pada
tingkat kesehatan individu. Individu akan semakin lemah sehingga
jatuh sakit.
f. Cacat Mental dan Jasmani
Kondisi cact dan gangguan mental yang menghambat kemampuan
individu untuk melakukan perawatan diri secara mandiri.

2.1.6 Patofisiologi
Personal hygiene adalah suatu upaya yang dilakukan seseorang
untuk memelihara kebersihan diri. Personal hygiene dapat terganggu
apabila individu sedang sakit. Selan itu fasilitas yang kurang,
kurangnya pengetahuan tentang personal hygiene yang tepat, ekonomi
yang kurang dan faktor lingkungan sekitar. Akibatnya individu akan
mrngalami defisit personal hygiene.
Apabila defisit personal hygiene individu terganggu, maka akan
menimbulkan dampak baik dilihat dari segi fisik maupun psikologis.
Dampak fisik yang mungkin muncul adalah:
a. Gangguan integritas kulit
b. Gangguan mukosa mulut

11
c. Infeksi pada mata dan telinga
d. Gangguan fisik pada kuku
Dampak psikologis yang mungkin muncul adalah:
a. Kebutuhan harga diri
b. Gangguan interaksi sosial
c. Aktualisasi diri
d. Gangguan rasa nyaman
e. Kebutuhan mencintai dicintai

2.1.7 Manifestasi Klinis


1. Fisik
a. Kulit kepala kotor dan rambut kusam, acak-acakan
b. Hidung kotor telinga juga kotor
c. Gigi kotor disertai mulut bau
d. Kuku panjang dan tidak terawatt
e. Badan kotor dan pakaian kotor
f. Penampilan tidak rapi
2. Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif
b. Menarik diri, isolasi
c. Merasa tidak berdaya, rendah diri dan hina
3. Social
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma, missal : cara makan
berantakan, buang air besar/kecil sembarangan, tidak dapat
mandi/sikat gigi, tidak dapat berpakaian sendiri.

12
BAB III

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN LANSIA PADA Tn.M

DENGAN GANGGUAN PERSONAL HYGIENE

A. Pengkajian
1. Identitas
NAma : Tn. M
Umur : 77 Th
Pendidikan : SD
Jenis kelamin : Laki-Laki
Suku : Indonesia
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin

2. Identitas Keluarga
Nama : Tn. J
Pekerjaan : Wiraswasta
Hub. Dengan Klien : Anak klien

3. Riwayat Masuk Panti

Sering merasakan sakit sesak ketika beraktifitas dan kurang istirahat,


sakit pada bagian dada sebelah kiri, sakit dapat mengganggu aktifitasnya,
sakit dada sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit dan terjadi bertahap.

4. Status Kesehatan Saat Ini


a. Status kesehatan selama setahun
Mengeluh sesak

b. Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu

13
Menurut penuturan klien, sekitar +5 tahun yang lalu klien pernah
mengalami penyakit asma

c. Keluhan utama
Sering merasakan sakit sesak ketika beraktifitas dan kurang
istirahat, sakit pada bagian dada sebelah kiri, sakit dapat mengganggu
aktifitasnya, sakit dada sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit dan
terjadi bertahap.

d. Pengetahuan tentang penatalaksanaan masalah kesehatan


Jika pasien merasa sesak pasien hanya memberi balsem didaerah
sesaknya
e. Nutrisi
Klien mengatakan tidak ada makanan yang dipantrang untuk saat ini

5. Riwayat kesehatan dahulu


Klien mengatakan bahwa dirinya pernah memiliki riwayat penyakit asma

6. Riwayat kesehatan keluarga


Menurut pengakuan klien, di keluarganya Keluarga tidak ada yang
mengalami dan mempunyai penyakit yang sama dengan pasien

7. Pemeriksaan fisik :
a. Keadaan umum :
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Suhu : 36,5 derajat celcius
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 26x/menit
Tinggi Badan : 151 cm

14
b. Integumen
Tidak terdapat luka dan lesi pada anggota tubuh, terdapat beberapa
perubahan pigmentasi pada anggota tubuh, tektur kulit tipis dan kering,
warna rambut klien keseluruhan beruban, kuku klien lebih keras.

c. Hemopoietik
Tidak terdapat pendarahan pada klien, tidak ada pembengkakan
kelenjar limfa, klien tidak mengalami anemia, klien tidak memiliki
riwayat transfusi darah.

d. Kepala
Bentuk simetris, tidak ada lesi dan benjolan, rambut beruban, pendek
lurus,rambut tidak rontok, rambut tampak bersih

e. Telinga
Bentuk telinga simetris, artikula sejajar dengan mata, tidak terdapat
serumen di telinga dan tidak ada nyeri tekan, pendengaran baik.
f. Mata
Bentuk mata simetris, konjungtiva ananemis, bentuk mata bulat, sklera
tidak ada ikterik, penglihatan normal, mata tampak bersih, reflex pupil
(+)

g. Hidung
simetris, mukosa hidung lembab, fungsi penciuman baik, tidak ada
polip, mukosa hidung bersih, dan tidak ada nyeri tekan.

h. Mulut
mukosa basah, simetris, lidah bersih tidak ada putih di papilla, gigi
rapih, dan gusi bersih, fungsi pengecapan baik.

15
i. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
lesi dan respon menelan baik.

j. Ekstremitas atas dan bawah


Ekstremitas atas : keadaan kulit normal,gerak bagian kanan bebas,
kekuatan penuh tidak ada kelemahan otot
Ekstremitas bawah : keadaan kulit normal, gerak bebas, kekuatan penuh
tidak ada kekuatan otot

8. Pengkajian psikososial dan spiritual


a. Pengkajian Emosi
Klien mengatakan mengalami susah tidur, perasaan gelisah, klien
jarang murung atau menangis sendiri dan klien merasa tenang tidak ada
perasaan khawatir tanpa sebab.
b. Pengkajian spiritual
klien adalah seorang muslim yang taat beribadah, selama sakit ia tetap
beribadah dengan melakukan sholat dan selalu berfikir positif dan
berusaha untuk kesembuhan penyakitnya.
Pengkajian Fungsional
Klien termasuk ke dalam kategori F (KATZ index) karena klien mampu
mandiri dalam makan, kontinensia (BAB dan BAK), berpindah dan
mandi.
c. Pengkajian tingkat kemandirian
Barthel Indeks
Dengan
No Kriteria Mandiri Skor Keterangan
Bantuan
Frekuensi 3x
1 Makan 5 10 110 Jumlah 1porsi
Jenis nasi
Frekuensi 6 x
2 Minum 5 10 10
Jumlah 2 L

16
Jenis air pth
Berpindah dari kursi roda
3 ke tempat tidur dan 5-10 15 15
sebaliknya
Personal toilet (cuci Frekeunsi 3x
4 muka, menyisisr rambut, 0 5 35
gosok gigi)
Keluar masuk toilet
(mencuci pakaian,
5 5 10 55
menyeka tubuh,
menyiram)
6 Mandi 5 15 510 Frekuensi 2x
7 Jalan di permukaan datar 0 5 05
8 Naik turun tangga 5 10 57
9 Mengenakan pakaian 5 10 510
Frekuensi 1x
10 Kontrol bowel (BAB) 5 10 510
Konsistensilembek
Frekeunsi 4x
11 Kontrol bladder (BAK) 5 10 510
Warna kng jrnh
Frekuensi: 15-20
12 Olah raga / Latihan 5 10 55 Menit
Jenis: /hr
Rekreasi/ pemanfaatan Jenis : nonton TV
13 5 10 55
waktu luang Frekuensi:/hr
Total Skor 105
Keterangan :
A : 130 = mandiri
B : 65-125 = Ketergantungan sebagian
C : 60 = ketergantungan total
Tingkat kemandirian klien termasuk kategori B : Ketergantungan sebagian

d. Pengkajian Sistem Mental

Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short


Portable Mental Status Questioner (SPMSQ)

17
Benar Salah No Pertanyaan

 1 Tanggal berapa hari ini?

 2 Hari apa sekarang ini ?

 3 Apa nama tempat ini ?

 4 Di mana Alamat anda?

 5 Berapa Umur anda?

 6 Kapan anda lahir (minimal tahun lahir)

 7 Siapa Presiden Indonesia Sekarang?

 8 Siapa Presiden Indonesia sebelumnya?

 9 Siapa nama Ibu anda?

Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka


 10
baru, semua secara menurun

7 4

Score total : 4

Interpretasi Hasil :

A. Salah 0-3 ; Fungsi Intelektual utuh


B. Salah 4-5 ; Kerusakan intelektual ringan
C. Salah 6- 8 ; Kerusakan Intelektual sedang
D. Salah 9-10 ; Kerusakan Intelektual berat
Klien termasuk ke dalam kerusakan intelektual B : Kerusakan
intelektual
ringan

18
e. Identifikasi aspek kognitif dari fengsi mental dengan
menggunakan Mini Mental Status Exam (MMSE) meliputi :
- Orientasi
- Registrasi
- Perhatian
- Kalkulasi
- Mengingat Kembali
- Bahasa

Aspek Nilai Nilai


No Kriteria
Kognitif Max Klien
Menyebutkan dengan benar :
- Tahun : 2018
- Musim : panas
1 Orientasi 5 3
- Tanggal : Lupa
- Hari : Rabu
- Bulan : Lupa
Dimana kita sekarang berada ?
- Negara : indonesia
2 Orientasi 5 5 - Profinsi : Bengkulu
- Kota : bengkulu
- Wisma : Lupa
Sebutkan nama 3 objek (oleh pemeriksa)
1 detik untuk masing-masing objek kemudian
tanyakan kepada klien ketiga objek tadi (untuk
3 Registrasi 3 3 disebutkan)
- Objek Kertas
- Objek Pulpen
- Objek Jam
Minta klien untuk memulai dari angka 100
kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali/tingkat:
Perhatian - 93
3 dan 5 5 - 86
Kalkulasi - 79
- 72
- 65
Minta klien untuk mengulangi ketiga objek pada No
4 Mengingat 3 2
2 (Registrasi) tadi. Bila benar, nilsi 1 point untuk

19
masing-masing objek
 Tunjukkan pada klien suatu benda dan tanyakan
namanya pada klien.
- Misal ; Buku, Tas
 Minta klien untuk mengulangi kata berikut “ tak
ada, jika, dan, atau, tetapi”. Bila benar, nilai satu
point .
- pernyataan benar : 2 buah ; tak ada, tetapi
 Minta klien untuk mengikuti perintah berikut
yang terdiri dari 3 langkah yaitu:
5 Bahasa 9 7 - Ambil kertas dan pegang
- Lipat dua
- Letakkan diatas meja
 Perintahkan kepada klien untuk hal sebagai
berikut (bila aktivitas sesuai perintah nila 1
point)
- “tutup mata anda”
- Tuliskan satu kalimat
- menyalin gambar :
.
TOTAL NILAI : 25

Interpretasi Hasil :
>23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
18-22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
≤17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
Interpretasi hasil klien adalah Aspek kognitif dari fungsi mental baik

20
Pengkajian keseimbangan untuk lansia (Tinneti dan Ginter, 1998)

Pengkajian keseimbangan dinilai dari dua komponen utama dalam


bergerak yaitu :

Kriteria Nilai

a. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan

Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukkan kondisi di


bawah ini, atau beri nilai 1 jika klien menunjukkan salah
satu dari kondisi di bawah ini : 0

 Bangun dari duduk dengan satu kali gerakan, tetapi


mendorong badan ke atas dengan tangan atau
bergeser bagian depan kursi terlebih dahulu dan atau
tidak stabil saat pertama kali duduk 0
 Duduk dengan menjatuhkan diri ke kursi atau tidak
duduk di tengah kursi
Ket : Gunakan kursi yang keras dan tanpa lengan
 Menahan dorongan sternum (pemeriksa mendorong
0
sternum perlahan-lahan sebanyak 3 kali).
 Klien menggerakkan kaki, memegang obyek
untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-
sisinya.
 Mata tertutup
Lakukan pemeriksaan sama seperti diatas tapi klien
disuruh menutup mata (periksa kepercayaan pasien
tentang input penglihatan untuk keseimbangannya) 0
 Perputaran leher,
 Menggerakkan kaki, menggenggam obyek untuk
dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya,
keluhan vertigo, pusing, atau keadaan tidak stabil.

21
 Gerakan menggapai sesuatu. 0
 Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan
bahu fleksi sepenuhnya sementara berdiri pada
ujung-ujung jari kaki tidak stabi, memegang
sesuatu untuk dukungan
 Membungkuk.
 Tidak mampu membungkuk untuk mengambil
obyek-obyek kecil (missal pulpen) dari lantai,
memegang obyek untuk bisa berdiri lagi,
memerlukan usaha-usaha multipel untuk bangun 1

b. Komponen gaya berjalan atau bergerak

Beri nilai 0 jika klien menunjukkan kondisi dibawah ini,


atau beri nilai 1 jika klien menunjukkan salah satu kondisi
di bawah ini :

 Minta klien berjalan ke tempat yang ditentukan.


 Ragu-ragu, tersandung, memegang obyek untuk
dukungan
 Ketinggian langkah kaki (mengangkat kaki saat
melangkah)
 Kaki tidak naik lantai secara konsisten (menggeser
1
atau menyeret kaki), mengangkat kaki terlalu tinggi
(>5 cm). Nilai 1
 Kontinuitas langkah kaki (lebih baik diobservasi dari
samping klien).
 Setelah langkah-langkah awal, langkah menjadi 1
tidak konsisten, memulai mengangkat satu kaki
sementara yang lain menyentuh lantai
 Kesimetrisan langkah (lebih baik diobservasi dari
samping pasien).

22
 Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang
dari sisi ke sisi
1
 Penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih baik
diobservasi dari sampin kiri klien)
 Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelembong
dari sisi ke sisi
 Berbalik
 Berhenti sebelum mulai berbalik,jalan
0
sempoyongan, bergoyang, memegang obyek
untuk dukungan.

Interpretasi hasil :
0-5 : resiko jatuh rendah
6-10 : resiko jatuh sedang
11-15 : resiko jatuh tinggi
Interpretasi hasil klien Resiko jatuh resiko jatuh rendah

23
Pengkajian kondisi depresi

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah anda puas dengan kehidupan anda ? Y

2 Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan ? Y T

3 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong ? T

4 Apakah anda sering merasa bosan ? T

Apakah anda punya semangat yang baik setiap


5 Y
saat ?

6 Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk akan


T
menimpa anda ?

7 Apakah anda merasa tidak bahagia ? T

8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya ? Y

Apakah anda lebih senang dirumah dari pada pergi


9 Y
keluar ?

Apakah anda banyak masalah dibanding kebanyakan


10 T
orang ?

11 Apakah anda pikir hidup anda sekarang menyenangkan ? Y

12 Apakah anda merasa tidak berharga saat ini ? T

13 Apakah anda merasa penuh semangat ? T

Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada


14 T
harapan ?

Apakah anda pikir bahwa 3 orang lain lebih baik dari


15 T
anda ?

Ket : Ya = 6 , Tidak = 9

Kesimpulan : 5 - 9 : Suspek Depresi

>10 : Depresi

24
Interpretasi hasil klien adalah Suspek Depresi

f. Pengkajian Sosial

Komponen Skore Nilai

A Adaptation 2 : Selalu 2

Saya puas bahwa saya dapat kembali pada 1 : Kadang- kadang


keluarga (teman-teman) saya untuk membantu
pada waktu sesuatu menyusahkan saya 0 : Tidak pernah

P Partnership (hubungan) 2 : Selalu 2

Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) 1 : Kadang- kadang


saya membicarakan sesuatu dengan saya dan
0 : Tidak pernah
mengungkapkan masalah dengan saya

G Growth ( pertumbuhan ) 2 : Selalu 2

Saya puas bahwa keluarga (teman-teman saya 1 : Kadang- kadang


menerima dan mendukung keinginan saya
0 : Tidak pernah
untuk melakukan aktivitas atau arah baru

A Affection ( afeksi ) 2 : Selalu 2


Saya puas dengan cara keluara (teman-teman) 1 : Kadang- kadang
saya mengekpresikan afek dan berspons
terhadap emosi saya seperti marah, sedih atau 0 : Tidak pernah
mencintai

R Resolve ( Pemecahan ) 2 : Selalu 1


Saya puas dengan keluarga (teman-teman) saya 1 : Kadang- kadang
menyediakan waktu bersama-sama
0 : Tidak pernah

Penilaian :
<3 : Disfungsi keluarga sangat tinggi
4–6 : Disfungsi keluarga sedang

25
7 -10 : Disfungsi keluarga ringan atau tidak disfungsi keluarga

Interpretasi hasil klien adalah Disfungsi keluarga ringan atau tidak


disfungsi keluarga

g. Pengenalan Resiko Osteoporosis

Untuk mengetahui apakah seseorang memiliki resik terkena


osteoporosis, maka dapat dilihat dari pertanyaan 1 – 12. Jika jawaban
“Ya” lebih dari 4 berarti orang tersebut termasuk orang yang berisiko
untuk osteoporosis.

No Pertanyaan Ya Tidak

Apakah anda seorang wanita ? T

Apakah di keluarga ada yang menderita osteoporosis ? T

Apakah anda berusia > 75 tahun ? T

Apakah anda sudah menopouse ? T

Apakah anda tidak suka susu/produk susu dimasa kanak- T


kanak

Apakah anda memiliki tubuh bentuk kecil ? T

Apakah anda merokok ? T

Apakah anda meminum minuman berakohol 4 gelas atau T


lebih setiap hari ?

Apakah produk olahan susu tidak termasuk dalam daftar T


makanan harian anda ?

Apakah anda mengonsumsi lebih dari 6 cangkir kola, kopi T

26
dan teh ?

Apakah anda melakukan olahraga secara teratur ? T

Apakah anda banyak mengonsumsi makanan yang T


mengandung garam (telur asin dan ikan asin) ?

Interpretasi hasil klien adalah Ya/tidak* berisiko osteoporosis

*Pilih salah satu

h. Lembar Pengkajian Keamanan Rumah


(HOME-Safety Assessment)
No Situasi dan Kondisi rumah Ya Tidak Ket
(1) (0)

1 Apakah penerangan rumah cukup (tidak gelap) ? Y

Apakah sinar matahari dapat masuk kedalam


2 Y
rumah ?
Apakah penataan barang-barang di dalam rumah
3 rapih (tidak berantakan) ? Y

Apakah di dalam rumah ada tangga atau lantai


yang tidak rata ? T

T
Apakah lantai kamar mandi licin ?
Apakah tempat buang air besar memakai kloset
duduk ?
T
T
Apakah tempat tidur lansia terlalu tinggi ?
Apakah WC dekat dengan kamar lansia ? Y

27
T
Apakah tempat duduk terlalu tinggi bagi lansia

Hasil :
Skore lebih dari 5 : berisiko jatuh

Interpretasi hasil klien adalah berisiko Tidak beresiko jatuh

3.1 ANALISA DATA


Data Fokus Etiologi Masalah
Ds : klien mengatakan Status kesehatan menurun Defisit keperawatan diri
kesulitan guntung kuku dan
ditak sempat menggunting menghambat kemampuan
kuku individu dalam merawat
Do : - kuku kotor dan kuku
panjang
- Mandi di lakukan Kuku kotor dan panjang
ditempat tidur , dibantu oleh
kelarga pasien Defisit keperawatan diri
-Menyikat gigi dilakukan
ditempat tidur , dibantu oleh
keluarga pasien
- Keramas di tempat tidur ,
dibantu oleh keluarga
pasien

3.2 DAFTAR ASUHAN KEPERAWATAN:


1. Defisit perawatan diri berhubungan dengan hambatan lingkungan

28
3.3 INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN
Rencana Asuhan Keperawatan
Dx. Perencanaan
No.
Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
1 Defisit NOC : Self care : activity of Daily NIC : self care assistane ADLs - Mengetahui seberapa
perawatan diri Living ( ADLs) setelah dilakukan - Monitor kemampuan klien untuk perawatan jauh pasien mampu
berhubungan tindakan keperawatan selama 4 hari . diri yang mandiri melakukan self care
dengan Defisit perawatan diri teratasi dengan - Monitor krbutuhan klien untuk kebersihan - Memudahkan pasien
hambatan kriteria hasil : - klien menyatakan diri melakukan aktifitas
lingkungan , kenyamanan terhadap kemampuan - Sediakan alat – alat bantu sampai klien secara bertahap
kelemahan untuk melakukan ADLs dengan mandiri - Memotivasi pasien agar
dan kelelahan bantuan - Dorong klien untuk melakukan aktifitas pasien mandiri sehingga
Kuku pasien menjadi bersih sehari – hari yang normal pasien dapat merawat
- Ajarkan klien / keluarga untuk mendorong dirinya ketika tidak ada
kemandirian untuk memberikan bantuan bantuan
hanya jika pasien tidak mampu untuk - Sesuaikan agar pasien
melakukan nya. Berikan aktifitas rutin tetap aman dan
sehari – hari sesuai kemampuan termonitor
- Pertimbangkan usia klien jika mendorong
pelaksanaan aktifitas sehari - hari

29
3.4 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No DX keperawatan Waktu Tindakan SOAP Harian
1 Depisit perawatan diri 03-11- 1. Melihat keadaan kuku pasien S: klien mengatakan kukunya
b,d hambatan 2018 2. Menggunting kuku pasien menjadi bersih dan tidak panjang lagi
lingkungan, (13:15) 3. Membersihkan kuku pasien O: Sudah tidak terlihat kotor dan
kelemahan dan 4. Memfasilitasi alat mandi untuk pasien seperti : rapih pada kuku pasien
kelelahan - Baskom A: Kuku pasien bersih dan pendek ,
- Air hangat masalah teratasi
5. Memfasilitasi pasien untuk oral higiene P: Menganjurkan pasien untuk secara
6. Memberikan penkes tentang personal higiene mandiri melakukan personal higiene

3.5 CATATAN PERKEMBANGAN


DX keperawatan Tanggal/waktu Perkembangan SOAP
Deposit perawatan diri b.d 03-011-2018 S: klien mengatakan senang karena melihat kukunya bersih
hambatan lingkungan, (13:15) O: sudah terlihat bersih dan rapih pada kuku pasien
kelemahan dan kelelahan A: masalah teratasi
P: menganjurkan pasien rutin menggunting kuku secara rutin dan mandiri

30
BAB V
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
- Personal higiene atau kesehatan pribadi adalah upaya individu dalam
memelihara kebersihan diri yang meliputi kerbersihan rambut, teliga, gigi
dan mulut, kuku, dan kebersihan dalam berpakaian dalam meningkatkn
kesehatan yang optimal. (Wahit Iqbal Mubarak, Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar , 2015 , Hal. 145 )
- Pengkajian yang dilakukan pemeriksaan fisik pada kuku tangan dan kaki
didapati kuku tanagn dan kaki pasien kotor dan panjang.
- Setelah dilakukan aanalisa data pada pasien dengan data fokus yang dibagi
menjadi data objektif dan data subjektif ditemukan masalah dari etiologi
yang di dapat adalah :
1. Defisit perawatan diri
- Rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan personal
higiene : perawatan kuku tangan dan kaki , Monitor kemampuan klien
untuk perawatan diri yang mandiri , monitor krbutuhan klien untuk
kebersihan diri, menyediakan alat – alat bantu sampai klien mandiri ,
dorong klien untuk melakukan aktifitas sehari –ari yang normal , ajarkan
klien / keluarga untuk mendorong kemandirian untuk memberikan bantuan
hanya jika pasien tidak mampu untuk melakukan nya , berikan aktifitas
rutin sehari – hari sesuai kemampuan, pertimbangkan usia klien jika
mendorong pelaksanaan aktifitas sehari – hari , dan yang terakhir catatan
perkembangan pasien untuk evaluasi dari tindakan yang sudah dilakukan
dengan menulis tindakan terakhir dan perkembangan.
- Untuk evaluasi buat catatan perkembangan pasien dengan memasukan
catatan terakhir keadaan pasien setelah dilakukan tindakan dengan
menggunakan SOAP :
S: klien mengatakan kukunya menjadi bersih dan tidak panjang lagi
O: Sudah tidak terlihat kotor dan rapih pada kuku pasien

31
A: Kuku pasien bersih dan pendek , masalah teratasi
P: Menganjurkan pasien untuk secara mandiri melakukan personal higiene

1.2 Kritik dan Saran


Makalah ini membahas tentang personal hgiene : perawatan kuku tangan
dan kaki yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari,di harapkan setelah
membaca makalah ini untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar
dapat meningkatkan derajat kesehatan,memelihara kebersihan,mencegah
penyakit serta meningkatkan rasa percaya diri degan berdasarkan prinsip
personal hygiene.

32
DAFTAR PUSTAKA

Wahit Iqbal Mubarak,dkk 2015. BUKU AJAR ILMU KEPERAWATAN DASAR


Edisi 1. Jakarta: Salemba Medika

Wartonah, tarwoto. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


Keperawatan, Edisi 3,Salemba Medika ,2006

http://hidayat2.wordpress.com/2009/03/20/23/

http://www.rajawana.com/artikel/kesehatan/326-permasalahan-lanjut-usia-
lansia.html

33

Anda mungkin juga menyukai