Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN TUMOR MAMMAE

OLEH

ESTER NENOHARAN
NIM : 163111018

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
CITRA HUSADA MANDIRI
KUPANG
2017
I. LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Tumor mammae adalah karsinoma yang berasal dari parenkim, stroma, areola dan papilla
mammae. Tumor mammae adalah pertumbuhan sel-sel yang abnormal yang menganggu
pertumbuhan jaringan tubuh terutama pada sel epitel di mammae.
Tumor mmamae adalah adanya ketidakseimbangan yang dapat terjadi pada suatu sel/jaringan
di dalam mammae dimana ia tumbuh secara liar dan tidak bisa di kontrol.
B. Etiologi dan faktor resiko
Sampai saat ini belum ada penyebab pasti tumor payudara, namun ada beberapa faktor resiko
yang telah teridentifikasi, yaitu:
1. Jenis kelamin
Wanita lebih beresiko menderita tumor payudara dibandingkan dengan pria.
2. Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor payudara beresiko tiga kali
lebih besar untuk menderita tumor payudara.
3. Faktor usia
Resiko tumor payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia.
4. Faktor hormonal
Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika tidak diselingi oleh
perubahan hormon akibat kehamilan, dapat meningkatkan resiko terjadinya tumor
payudara.
5. Usia saat kehamilan pertama
Hamil pertama pada usia 30 tahun beresiko dua kali lipat dibandingkan dengan hamil
pada usia kurang dari 20 tahun
6. Terpapar radiasi
7. Pemakaian kontrasepsi oral
Pemakaian kontrasepsi oral dapat meningkatkan resiko tumor payudara. Pengguanaan
pada usia 20 tahun beresiko lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan pada usia lebih
tua.
C. Macam-macam tumor mammae
1. Tumor jinak
Hanya tumbuh membesar, tidak terlalu berbahaya dan tidak menyebar keluar jaringan.
2. Tumor Ganas
Kanker adalah sel yang telah kehilangan kendali dan mekanisme normalnya sehingga
mengalami pertu,buhan tidak wajar, liar dan kerap kali menyebar jauh ke sel jaringan lain
serta merusak.
D. Tanda dan Gejala
Keluhan penderita kenker payudara
1. Mungkin tidak ada
2. Tumor mammae umumnya tidak nyeri
3. Ulkus atau perdarahan dari ulkus
4. Erosi putting susu
5. Perdarahan, keluar cairan dari putting susu
6. Nyeri pada payudara
7. Kelinan bentuk payudara
8. Keluhan karena metastase
E. Patofisiologi
Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak, tergantung pada jaringan payudara
yang terkena, ketergantungan estrogennya, dan usia pemulaanya. Penyakit payudara ganas
sebelum menopause berbeda dari penyakit payudara ganas sesudah masa menopause (post
menopause). Respon dan pronosis penanganannya berbeda dengan berbagai penyakit
berbahaya lainnya. Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen dependent” mengandung
reseptor yang mengikat estradiol, suatu tipe ekstrogen, dan pertumbuhannya dirangsang oleh
estrogen. Reseptor ini tidak manual pada jaringan payudara normal atau dalam jaringan
dysplasia. Kehadiran tumor Estrogen Receptor Assay (ERA) pada jaringan lebih tinggi dari
kanker-kanker payudara hormone dependent. Kanker-kanker ini memberikan respon terhadap
hormone treatment (endocrine, chemotherapy, oophorectomy atau adrenalectomy).
F. Penanganan
1. Pembedahan
a. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari lumpektomi
sampai pengangkatan segmental. (Pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit yang
terkena)
b. Mastektomi total dengan diseksi aksila rendah seluruh payudara, semua kelenjar
limfe dilateral otocpectoralis minor.
c. Mastektomi radikal yang dimodifikasi seluruh payudara, semua atau sebagian besar
jaringan aksila.
2. Non pembedahan
a. Penyinaran
Pada payudara dan kelenjar limfe ragional yang tidak dapat direkseksi pada kanker
lanjut pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila.
b. Kemoterapi
Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut.
c. Terapi hormon dan endokrin
Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen, coferektomi
adrenalektomi hipofisektomi.
G. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah metastase ke otak, hati, kelenjar adrenal, paru,
tulang dan ovarium.
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Ultrasonografi
Dapat membedakan antara masa padat dan kista pada jaringan payudara keras
2. Mammografi
Memperlihatkan struktur interal payudara, dapat mendeteksi tumor yang yang terjadi
pada tahap awal.
3. Scan CT dan MRI
Teknik scan yang dapat mendeteksi penyakit payudara.
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara, pengumpulan riwayat
kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan laboratorium dann diagnostik, serta review
catatan sebelumnya. Langkah-langkah pengkajian yang sistematik adalah pengumpulan
data, sumber data, klasifikasi data, analisa data dan diagnosa keperawatan.
B. Riwayat keluhan utama
Riwayat keluhan utama meliputi: adanya benjolan yang menekan payudar, adanya ulkus,
kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak dan nyeri.
C. Riwayat kesehatan masa lalu
1. Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya.
2. Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama.
D. Pemeriksaan fisik Head To Toe

1. Kepala

 Inspeksi : Bentuk simetris, rambut hitam, tidak ada benjolan


 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan

2. Mata
 Inspeksi : Simetris, conjungtiva pucat, mata gawong, sklera merah
3. Hidung
 Inspeksi : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip

4. Mulut

 Inspeksi : Bibir kering, gigi agak kotor, mulut bau dan tidak ada gigi
palsu

5. Telinga
 Inspeksi : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran,
tidak ada alat bantu pendengaran
6. Leher
 Inspeksi : Tidak ada odema, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
7. Dada
 Inspeksi : Simetris, tidak ada benjolan
 Palpasi : Tidak ada oedema, ada nyeri tekan bagian tengah
 Auskultasi : Tidak ada wheezing dan ronchi, pernafasan vesikuler normal
(24 x/menit)
 Perkusi : Suara dada sonor
8. Abdomen
 Inspeksi : Tidak ada benjolan, tidak ada lesi (luka)
 Auskultasi : Bising usus normal (30 x/menit)
 Palpasi : Turgor kulit, abdomen lunak, ada nyeri tekan
 Perkusi : ± Timpani
9. Genetalia
 Inspeksi : Tidak terpasang kateter, bersih
10. Integumen
 Inspeksi : Warna sawo matang, kering, kurang bersih
 Palpasi : Tidak ada odema, turgor kulit normal
11. Ekstremitas
 Ekstremitas Atas
Inspeksi : Simetris, tidak ada odema, terpasang infus di tangan kanan
(infus Rl dengan 7 tetes/menit)
 Ekstremitas Bawah
Inspeksi : Simetris, tidak ada odema, tidak ada kelumpuhan
 Perkusi : Reflek patella (+/+)

 Kekuatan Otot

AKA AKI

5 5
5 5

BKA BKI

Keterangan :

 AKA : Atas Kanan, BKA : Bawah Kanan


 AKI : Atas Kiri, BKI : Bawah Kiri

1. Tidak dapat mengangkat sama sekali


2. Dapat mengangkat, tapi tidak begitu tinggi
3. Dapat mengangkat, tetapi tidak dapat menahan beban
4. Dapat mengangkat, dapat menahan beban harus di sanggah
5. Dapat mengangkat dan dapat menahan beban yang ada

E. Masalah keperawatan
1. Nyeri akut b.d agens cedera fisik
2. Intoleransi aktivitas b.d imobilitas
3. Ansietas b.d ancaman pada status terkini
4. Resiko infeksi b.d luka operasi
5. Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi
F. Intervensi keperawatan.
Diagnosa Tujuan Intervensi

Nyeri akut b.d agens Goal: pasien akan Nic label 2: Menajemen Nyeri
cedera fisik menunjukkan nyeri 1. Lakukan pengkajian nyeri
berkurang selama dalam komprehensif yang meliputi
perawatan lokasi, karakteristik, durasi,
Objektif: pasien tidak akan frekuensi, kualitas, intensitas
mengalami agen cedera atau beratnya nyeri dan
selama dalam perawatan faktor pencetus
Outcomes: dalam waktu 2. Gunakan strategi
1x24 jam pasien akan komunikasi terapeutik untuk
menunjukkan mengetahui pengalaman
Noc label 1: Kontrol Nyeri nyeri dan sampaikan
1. Mengenali kapan nyeri penerimaan pasien terhadap
terjadi nyeri.
2. Menggambarkan faktor 3. Gali bersama pasien faktor-
penyebab faktor yang dapat
3. Melaporkan nyeri yang menurunkan atau
terkontrol memperbert nyeri
4. Menggunakan tindakan 4. Kendalikan faktor
pengurangan nyeri tanpa lingkungan yang dapat
analgesik mempengaruhi respon
pasien terhadap
ketidaknyamanan (suhu
ruangan, pencahayaan, suara
bising)
5. Ajarkan prinsip-prinsip
menajemen nyeri
6. Dorong pasien untuk
memonitor nyeri dan
menangani nyerinya dengan
tepat
7. Berikan individu penurun
nyeri yang optimal dengan
peresepan analgesik
8. Mulai dan modifikasi
tindakan pengontrol nyeri
berdasarkan respon pasien
9. Dukung istirahan/tidur yang
adekuat untuk membantu
penurunan nyeri.
Ansietas b.d ancaman Goal: pasien tidak akan Nic label 1: pengurangan
pada status terkini mengalami ansietas selama kecemasan
dalam perawatan 1. Bantu pasien
Objektif: pasien tidak akan mengidentifikasi situasi
mengalami ancaman pada yang memicu kecemasan
status terkini 2. Instruksikan pasien untuk
Outcomes: dalam waktu menggunakan teknik
1x24 jam perawatan pasien relaksasi
tidak akan mengalammi: 3. Kaji untuk tanda verbal dan
Noc label 1: tingkat non verbal kecemasan
kecemasan 4. Berikan aktivitas pengganti
1. Peningkatan yang bertujuan untuk
frekuensi nadi menggurangi kecemasan
2. Peningkatan
frekuensi pernafasan
3. Gangguan tidur
4. Perubahan pada pola
makan
5. Peningkatan tekanan
darah
6. Perasaan gelisah

G. Implementasi keperawatan
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana
keperawatan di laksanakan dengan mengacu pada tujuan keperawatan
H. Evaluasi keperawatan
Tahap evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang diinginkan
dan respon pasien dan keefektifan intervensi keperawatan dengan mengacu pada kriteria
hasil.
Daftar Pustaka
Diagnosis keperawatan NANDA (2015-2017) ed 10 –Jakarta : EG, 2015.
Pengukuran outcomes kesehatan (NOC) ed.5,intervensi (NIC) ed.6 Ahli bahasa intansari
Nurjannah,Roxsana devi Tumanggor EGC-Jakarta,2013
Junaedi, Iskandar dr. (2007). Kanker. Jakarta: PT. Buana Ilmu Popiler
Padila . (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai