Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-

Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pasar Persaingan Sempurna” ini.

Terselesaikannya penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan makalah ini baik materi maupun pikirannya.

Dengan segala keterbatasan sumber yang ada, kami menyusun makalah ini semaksimal
mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Maka dari itu, kami mohon maaf atas segala
kekurangan yang ada pada makalah ini. Dan kami berharap kritik dan saran yang membangun
dari pembaca.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan semoga Tuhan
Yang Maha Esa selalu melindungi semua pihak yang telah berjasa membantu kami dalam
menyusun makalah ini.

Sumedang, 14 November 2018

Kelompok IX
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………..1

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………2

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………………...3

1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………………………………….3

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………..3

1.3 Tujuan Masalah……………………………………………………………………………...3

BAB II KAJIAN TEORI…………………………………………………………………………..4

2.1 Pengertian Permintaan dan Penawaran………………………………………………...4-5

2.2 Hukum Permintaan dan Penawaran……………………………………………………....5

2.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran………………......5-6

2.4 Jenis – Jenis Permintaan dan Penawaran...............................………………………..6-7

2.5 Skedul Permintaan dan Kurva Permintaan................…………………………………..7-8 2.6

Skedul Penawaran dan Kurva Penaawaran ....………………………………………...8-10

2.7 Pergeseran Kurva Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan……………………..10-11


2.8 Fungsi Permintaan dan Penawaran………………………………………………………12-13

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………….....14

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………..14

3.2 saran …………………………………………………………………………………………14

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………..15

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Di dalam kehidupan ekonomi sehari-hari selalu terdapat permintaan (demand) dan
penawaran (supply) yang saling mempengaruhi. Dalam ilmu ekonomi kata permintaan dan
penawaran sudah tidak asing lagi bagi kita, akan tetapi pengetahuan kita akan pengertian dua
kata tersebut masih sangat minim. Bahkan kebanyakan dari kita hanya bisa mengucapkannya
saja. Pada zaman modren seperti sekarang ini kebanyakan orang menganggap bahwa ilmu
ekonomi adalah ilmu yang hanya dimulai dan diakhiri dengan hukum permintaan dan
penawaran.Tentu saja anggapan ini terlalu mengandalkan ilmu ekonomi sebagai ilmu yang
sangat sederhana. Akan tetapi menurut saya hukum yang dikenal dengan hukum penawaran
dan permintaan memang merupakan bagian yang terpenting dalam pemahaman kita
mengenai pasar. Apabila kita membicarakan pasar tentunya tidak luput dari perdagangan.
Perdangan yang paling sering terjadi adalah perdangan di pasar.
Di dalam perekonomian pasar tentunya ada yang disebut permintaan dan
penawaran.Permintaan adalah jumlah barang yang diminta pada jumlah dalam waktu
tertentu,sedangkan penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat
ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada setiap tingkat harga selama periode waktu
tertentu. Dari sini kita sudah melihat bahwa Permintaan dan Penawaran memiliki hubungan
yang erat satu sama lain untuk mendukung perdagangan. Pertama kita perlu mengetahui apa
faktor saja yang mempengaruhi permintaan dan penawaran, berikutnya kita dapat melihat
bagaimana permintaan dan penawaran membentun harga pasar.

Rumusan Masalah

Apa pengertian dan karakteristik pasar persaingan sempurna?


Bagaimana permintaan dan penawaran pada pasar persaingan sempurna?
Bentuk-bentuk keseimbangan yang terjadi di dalam pasar persaingan sempurna?
Kelebihan dan kelemahan pada pasar persaingan sempurna?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dan karakteristik pasar persaingan sempurna

2. Dapat memahami permintaan dan penawaran pada pasar persaingan sempurna


3. Untuk mengetahui bentuk keseimbangan di pasar persaingan sempurna

4. Untuk memahami kelebihan dan kelemahan pada pasar persaingan


sempurnaPASAR PERSAINGAN SEMPURNA

Faktor-faktor yang membedakan bentuk pasar

Ciri-ciri barang yang dihasilkan

Banyaknya perusahaan dalam industri


Tingkat kesulitan perusahaan baru dalam memasuki industri

Besarnya kekuasaan perusahaan di dalam pasar


Bentuk-bentuk pasar

Pasar persaingan sempurna

Pasar monopoli
Pasar persaingan minopolistik

Pasar oligopoli

Pasar Persaingan Sempurna yaitu pasar dimana dalam suatu industri


terdapat sangat banyak penjual maupun pembeli dan produk yang
diperdagangkan bersifat homogen sempurna.

Ciri-ciri pasar persaingan sempurna

Perusahaan hanya bertindak sebagai pengambil harga (price taker)

Perusahaan mudah keluar masuk industri

Produk yang dihasilkan semua perusahaan bersifat homogen

Terdapat banyak perusahaan di pasar

Pembeli memiliki pengetahuan yang sempurna mengenai pasar


Terbentuknya harga di pasar persaingan sempurna Setiap perusahaan hanya
bertindak sebagai pengambil harga (price taker) bukan penentu harga (price
maker). Harga ditetapkan berdasarkan interaksi kekuatan penawaran
(supply) dan permintaan (demand) pasar

Pengertian penting berkaitan dengan penjualan

Penjualan marjinal (marginal revenue/MR)


Penjualan rata-rata atau penjualan per unit (Average revenue/AR)

Penjualan total (total revenue/TR)


Penjualan marjinal (MR) yaitu perubahan nilai hasil penjualan perusahaan
sebagai akibat terjadinya perubahan satu unit penjualan
MR = TRn – TRn-1

MR = TR / Q

Penjualan rata-rata atau hasil penjualan per unit (AR) yaitu hasil penjualan
yang diperhitungkan untuk setiap unit output yang terjual
AR = TR / Q
Pada persaingan sempurna P = MR = AR karena harga (P) yang terjadi adalah
konstan pada berbagai tingkat unit penjualan

Penjualan total (TR) yaitu keseluruhan hasil penjualan yang diperoleh


perusahaan sebagai akibat menjual sejumlah unit tertentu
TR = P X Q
Maksimisasi keuntungan jangka pendek

Pendekatan total (total approach) yaitu selisih positif tertinggi antara total
penjualan (TR) dikurangi biaya total (TC).

Pendekatan marginal (marginal approach) keuntungan maksimum dicapai


pada saat MR=MC (atau MR-MC = positif terkecil )

Tabel jumlah produksi, ongkos dan hasil penjualan suatu perusahaan dalam
persaingan sempurna

Ongkos total (TC) Ongkos rata-rata Harga penjualan

(ribu rupiah dan Marginal Untung/rugi

Jumlah (ribu rupiah) (ribu rupiah)

produksi

(unit) Ongkos Ongkos Ongkos Ongkos Ongkos Ongkos Harga = hasil Keuntungan

tetap berubah Total berubah total marginal hasil penjualan atau

total total rata-rata rata-rata penjualan total kerugian

marginal

(Q) (TFC) (TVC) (TC) (AVC) (AC) (MC) (P = MR) (TR)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

0 Rp. 20 Rp. - Rp. 20 Rp. - Rp. - Rp. - Rp. - Rp. 0 Rp. 20

1 20 8 28 8 28 8 10 10 -18

2 20 14 34 7 17 6 10 20 -14

3 20 18 38 6 12.7 4 10 30 -8
4 20 20 40 5 10 2 10 40 0

5 20 24 44 4.8 8.8 4 10 50 6

6 20 31 51 5.2 8.5 7 10 60 9

7 20 42 62 6 8.9 11 10 70 8

8 20 56 76 7 9.5 14 10 80 4

9 20 76 96 8.4 10.7 20 10 90 -6

10 20 108 128 10.8 12.8 32 10 100 -28

Menemukan keuntungan maksimum

• Pendekatan total
πmax = TR – TC
= 60- 51

= 9 ( pada penjualan 6 unit)


• pedekatan marginal

MR = MC atau

MR = MC = positif terkecil
10 – 7 = 3 (pada penjualan 6 unit)

Tiga kemungkinan posisi kegiatan perusahaan jangka

Mekanisme perubahan harga dalam jangka panjang


• Akibat kenaikan permintaan

• Akibat penurunan permintaan

Mekanisme perubahan harga akibat naiknya

permintaan
Harga cenderung tetap sebab : harga mula – mula

(Po) terjadi kenaikan permintaan ( Do  D1)


mengakibatkan harga naik (Po > P1) terjadi laba

diatas normal  perusahaan baru masuk  supply


bertambah (So  S1)  harga jatuh kembali ke Po.
pendek

• Memperoleh laba normal atau melebihi normal.


• Merugi tetapi dapat menutup sebagian biaya

tetap.

• Merugi dan menutup usaha ( shutdown point)


ANALISIS BIAYA

A. Pengertian Biaya
Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang
dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun
yang akan terjadi. Beban (expense) adalah biaya yang dibebankan dengan pendapatan dalam suatu
periode akuntansi.
Pengertian secara ekonomis, biaya merupakan beban yang harus dibayar produsen untuk
menghasilkan barang dan jasa sampai barang tersebut siap untuk dikonsumsi.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
1. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi
2. Bahan-bahan pembantu atau penolong
3. Upah tenaga kerja dan dari tenaga kerja kuli hingga direktur
4. Penyusutan peralatan produksi
5. Uang, modal, sewa
6. Biaya penunjang seperi biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik,
biaya keamanan dan asuransi
7. Biaya pemasaran
8. Pajak
Biaya produksi dapat kita bagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Biaya Eksplisit ( biaya nyata )
Pengeluaran nyata yang dikeluarkan oleh Perusahaan dari kas
Contoh : pembelian bahan baku, gaji tenaga kerja, pembayaran listrik, dls.

b. Biaya Implisit ( biaya tidak nyata )


Pengeluaran tidak nyata yang dikeluarkan karena faktor-faktor produksi tersebut.
Contoh: biaya penyusutan alat-alat produksi, dls.
B. Jenis-jenis Biaya Produksi
Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk menghitung harga
pokok produk jadi dan harga pokok produk pada akhir periode akuntansi masih dalam proses.
Biaya produksi digolongkan dalam tiga jenis yang juga merupakan elemen-elemen utama dari
biaya produksi, meliputi :
1. Biaya bahan baku (direct material Cost)
Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi untuk mewujudkan suatu macam
produk jadi yang siap untuk dipasarkan.
2. Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost)
Merupakan biaya-biaya bagi para tenaga kerja langsung ditempatkan dan didayagunakan dalam
menangani kegiatan-kegiatan proses produk jadi secara langsung diterjunkan dalam kegiatan
produksi menangani segala peralatan produksi dan usaha itu dapat terwujud.
3. Biaya overhead pabrik (factory overhead cost)
Umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan biaya
pabrik lainnya yang tidak secara mudah didefinisikan atau dibebankan pada suatu pekerjaan

Elemen-elemen dari biaya Overhead Pabrik yaitu :


1. Biaya bahan penolong
2. Biaya tenaga kerja tidak langsung
3. Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap
4. Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin
5. Biaya listrik dan air pabrik
6. Biaya asuransi pabrik
7. Operasi lain-lain

C. Proses Produksi
Pengumpulan harga produksi sangat ditentukan berdasarkan proses produksinya. Proses
produksi dibagi menjadi 2 macam:
1. Produksi atas dasar pesanan
Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan melaksanakan pengolahan produknya atas
dasar pesanan yang diterima dari pihak luar. Perusahaan ini mengumpulkan biaya produksi dengan
menggunakan harga pokok pesanan (Job order cost methode)
2. Produksi masa
Perusahaan yang berproduksi berdasarkan produksi massa melaksanakan pengolahan produknya
untuk memenuhi persediaan di gudang yang umumnya produknya berupa standar.
Perusahaan ini mengumpulkan biaya produksinya dengan menggunakan metode harga pokok
proses (Process cost methode). Dalam metode, biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk periode
tertentu dan harga pokok produk persatuan produk yang dihasilkan dalam periode tersebut,
dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan
dalam periode yang bersangkutan.
D. Macam-macam Biaya
Teori Biaya produksi menurut jangka waktunya, dibedakan menjadi 2 yakni:
a) Jangka Waktu Pendek
Dalam jangka pendek perusahan adalah jangka waktu di mana sebagian faktor produksi tidak
dapat di tambah jumlahnya. Teori – teori biaya produksi dalam jangka pendek, yakni:

1. Biaya Total ( Total Cost = TC = C)


Biaya total adalah keseluruhan biaya produksi yang digunakan untuk menghasilkan sejumlah
output tertentu baik yang bersifat tetap maupun variable atau biaya total adalah biaya tetap
ditambah dengan biaya variabel. Contoh: perusahaan melakukan pengkalkulasian total biaya
produksi yang dikeluarkan.
2. Biaya Variabel (Variable Cost = VC)
Biaya variabel adalah pengeluaran yang berubah bersama dengan tingkat output, seperti bahan
mentah, upah, dan bahan bakar dan termasuk semua biaya yang tidak tetap, atau biaya yang
berubah ketika terjadi perubahan output. Biaya variabel per unit konstan (tetap) dengan adanya
perubahan volume kegiatan. Contoh: energi untuk mengoperasikan pabrik, pekerja produksi
sampai staf bagian perakitan.
3. Biaya Tetap (Fixed Cost = FC)
Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah sama sekali pada saat output berubah. Biaya tetap
dalam perusahaan biasanya disebut dengan biaya tidak langsung atau sunk cost. Contoh: pajak
bumi dan bangunan, gaji kariyawan dan asuransi. Hal tersebut harus dibayar meskipun perusahaan
tidak menghasilkan output, dan besarnya tidak akan berubah walaupun output berubah. Besar
kecilnya biaya tetap di pengaruhi oleh kondisi perusahaan jangka panjang, teknologi dan metode
serta strategi manajemen.
4. Biaya Total Rata-Rata (Average Total Cost = AC)
Biaya total rata-rata yaitu biaya diproduksi yang diperhitungkan untuk setiap unit output.
5. Biaya Variabel Rata-Rata ( Average Variable Cost = AVC)
Biaya variabel rata-rata yaitu biaya variabel yang dibebankan kepada kepada setiap unit output.
6. Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost = AFC)
Biaya tetap rata-rata yaitu biaya tetap yang dibebankan kepada satu unit output.
7. Biaya Marginal (Marginal cost = MC)
Biaya marginal adalah kenaikan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan sebagai akibat
kenaikkan satu output. pada biaya marginal perubahan biaya total dipengaruhi oleh penambahan
satu unit produk atau selanjutnya. Kadang biaya marginal dapat sangat rendah seperti pada
perusahaan penerbangan, dan dapat sangat tinggi pada perusahaan listrik. Contoh: perusahaan
harus menambah anggaran biaya produksi dikarenakan adanya penambahan permintaan dari
orderer yang sebelumnya memesan.
TABEL RUMUS

Jenis Biaya Rumus

Biaya Total (TC) Biaya Tetap Total+Biaya Berubah Total TFC+TVC

biaya totaln-biaya totaln-1 atau TCn-TCn-1


Biaya Marginal (MC)
jumlah produksin-jumlah produksin-1 Qn-Qn-1

Biaya Tetap Rata-rata


Biaya tetap total/jumlah produksi TFC/Q
(AFC)

Biaya berubah rata-rata


Biaya berubah/jumlah produksi TVC/Q
(AVC)

Biaya total rata-rata (AC) Biaya total/jumlah produksi TC/Q

Biaya total produksi atau lebih di kenal total cost (TC) merupakan keseluruhan biaya yang
harus dikeluarkan oleh produsen yang berkaitan dengan proses produksi, sebagai aktivitas utama
untuk menghasilkan suatu produk. Dalam jangka pendek, total cost sangat di tentukan oleh input-
input produksi baik secara kuantitas maupun kualitas. Dimana input – input produksi tersebut
dapat memberikan konsekuensi pembiayaaan bersifat tetap dan bersifat variabel.
Pembiaayaan bersifat tetap di sebut biaya tetap atau total fixed cost (TFC) Biaya tetap total
(total fixsed cost/TFC) dapat di katakan biaya yang sifatnya wajib di keluarkan oleh produsen
dimana ada atau tidak ada aktivitas produksi. Jika biaya tetap tersebut tidak di keluarkan, maka
konsekuensinya dapat menghambat jalannya proses produksi yang lainnya. Membeli mesin,
mendirikan bangunan pabrik adalah contoh dari faktor produksi yang dianggap tidak mengalami
perubahan dalam jangka pendek.

Sedangkan biaya variabel (variable cost) merupakan keseluruhan biaya yang harus
dikeluarkan ketika ada aktivitas proses produksi. Oleh sebab itu biaya berubah biasanya
merupakan perbelanjaan untuk membayar tenaga kerja yang digunakan.

Jadi besar kecilnya biaya variabel yang dikeluarkan produsen sesuai dan tergantung pada skala
proses produksi yang di lakukan. Dengan kata lain semakin besar skala proses produksi, biaya
variabel semakin besar. Tetapi jika skala proses produksi relatif kecil maka biaya variabel yang di
keluarkan menjadi relatif kecil juga.
Analisa biaya produksi

b.) Jangka Waktu Panjang


Dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah semua faktor produksi atau input yang
akan digunakannya. Oleh karena itu, biaya produksi tidak perlu lagi dibedakan antara biaya tetap
dan biaya berubah. Di dalam jangka panjang tidak ada biaya tetap, semua jenis biaya yang
dikeluarkan merupakan biaya berubah. Ini berarti bahwa perusahaan-perusahaan bukan saja dapat
menambah tenaga kerja tetapi juga dapat menambah jumlah mesin dan peralatan produksi lainnya,
luas tanah yang digunakan (terutama dalam kegiatan pertanian) dan luasnya bangunan/pabrik yang
digunakan.

Teori – teori biaya jangka panjang diantaranya ialah :


1. Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan seluruh output dan bersifat Variabel.
Biaya total sama dengan perubahan biaya Variabel
LTC = ∆LVC
LTC = biaya total jangka panjang (Long Run Total Cost)
∆LVC = Perubahan Biaya Variabel jangka panjang

2. Biaya Marjinal jangka panjang


Tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak 1 unit. Perubahan biaya total sama dengan
perubahan biaya variable. Maka, LMC=∆LTC/∆Q
LMC = Biaya marjinal jangka panjang (Long Run Marjinal Cost)
∆LTC = Perubahan Biaya Total jangka Panjang
∆Q = Perubahan Output

3. Biaya Rata – rata


Dapat ditulis LRAC=LTC/Q
LRAC = Biaya Rata – Rata Jangka panjang (Long Run Average Cost)
Q = Jumlah output

B. Pengertian Penerimaan
Penerimaan adalah jumlah uang yang diperoleh dari penjualan sejumlah output atau dengan
kata lain merupakan segala pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan hasil dari penjualan hasil
produksinya.
Didalam memproduksi suatu barang, ada dua hal yang menjadi fokus utama dari seorang
pengusaha dalam rangka mendapatkan keuntungan yang maksimum, yaitu ongkos (cost) dan
penerimaan (Revenue), konsep penerimaan tentu saja dipandang dari sisi permintaan (bukan
penawaran karena tidak semua barang yang ditawarkan akan menjadi penerimaan (belum tentu
laku dijual)).
Oleh karena sifat penerimaan berhubungan dengan unit barang yang dijual maka bila
perusahaan tidak menghasilkan dan menjual barang maka tentu saja penerimaan perusahaan 0,
sebaliknya semakin banyak jumlah barang terjual semakin besar penerimaan sehingga kurva
penerimaan berupa garis lurus tak hingga. Akan tetapi terkadang ada juga kasus dimana
penerimaan dan justru akan makin menurun seiring bertambahnya jumlah penjualan, hal ini tentu
saja dikarenakan factor permintaan atas barang dan juga karena factor keberhasilan promosi.
Dalam istilah matematis penerimaan yang semakin lama semakin menurun nilainya seiring dengan
bertambahnya penjualan adalah penerimaan fungsi kuadrat ditanya dimana penerimaan ini
memiliki nilai ekstrim.
C. Macam-macam Penerimaan
1. Total Penerimaan (Total revenue = TR)
Total penerimaan adalah jumlah seluruh penerimaan perusahaan dari hasil penjualan sejumlah
produk (barang yang dihasilkan). Cara untuk menghitung penerimaan total dapat dilakukan dengan
mengalikan jumlah produk dengan harga jual produk per unit. Jika dirumuskan sebagai berikut:
TR = Q x P
Keterangan:
TR = Penerimaan total perusahaan
Q = Jumlah produk yang dihasilkan
P = Harga jual per unit

2. Penerimaan Rata-rata (Average Revenue = AR)


Penerimaan rata-rata adalah penerimaan per unit produk yang terjual. Untuk menghitung
penerimaan rata-rata dapat dilakukan dengan cara membagi penerimaan total dengan jumlah
produk (barang) yang terjual. Jika dirumuskan sebagai berikut :
AR = TR / Q
Keterangan:
AR = penerimaan rata-rata
TR = penerimaan total
Q = jumlah produk yang dihasilkan
3. Penerimaan Marginal (Marginal Revenue = MR)
Penerimaan marginal adalah penerimaan tambahan dari adanya tambahan per unit produk yang
terjual. Cara menghitung penerimaan marginal dengan membagi tambahan penerimaan total
dengan tambahan jumlah produk yang terjual. Jika dirumuskan sebagai berikut :
MR = TR / Q
Keterangan:
MR = penerimaan marginal
TR = tambahan penerimaan total
Q = tambahan jumlah produk yang dihasilkan.

D. Analisa Biaya dan Penerimaan


Berdasarkan konsep penerimaan dan biaya (TR dan TC) dapat diketahui beberapa kemungkinan
diantaranya :
TR >TC = keadaan untung / laba
TR = TC = keadaan Break Even Point
TR < TC = Keadaan rugi
Contoh menganalisa biaya dan penerimaan : sebuah pabrik Sandal dengan Merk " Idaman"
mempunyai biaya tetap (FC) = 1.000.000; biaya untuk membuat sebuah sandal Rp 500; apabila
sandal tersebut dijual dengan harga Rp 1.000, maka:
Ditanya:
a. Variable Cost, Biaya total (TC / C) dan penerimaan total ( TR).
b. Pada saat kapan pabrik sandal mencapai BEP
c. Untung ataukah rugikah apabila memproduksi 9.000 unit
Jawab:
a. Diketahui: FC = Rp 1.000.000
AVC = Rp 500
P = Rp 1000
Ditanya: Biaya variable = VC? Biaya total = TC? dan penerimaan total TR?
1. VC = AVC.Q = 500Q
2. TC = FC + VC = 1.000 + 500Q
3. TR = P.Q = 1.000Q

b. Break Even Point (titik impas) terjadi pada saat TR = TC


1.000 Q = Rp 1.000.000 + 500 Q
1.000 Q - 500 Q = 1.000.000
500 Q = 1.000.000
Q = 2.000 unit
Pabrik sendal akan mengalami BEP pada saat Q = 2.000 unit
v Pada biaya total TC = FC + VC = 1.000 + 500Q = 1.000.000 + 500 ( 2.000) = 2.000.000
v Biaya variable VC = AVC.Q = 500Q = 500 (2.000) = 1.000.000
v Penerimaan total TR = P.Q = 1.000Q = 1.000 (2.000) = 2.000.000
c. Pada saat memproduksi Q = 9000 unit
TR = P.Q = 1.000 X 9.000
= 9.000.000
TC = 1.000.000 + 500 (Q)
= 1.000.000 + 500 ( 9.000)
= 1.000.000 + 4500.000
TC = 5.500.000
Bila TR > TC, maka keadaan laba / untung.
laba = TR - TC
= 9.000.00 - 5.500.000
= 3.500.000

2. Analisis jangka panjang (long run)


yaitu dengan asumsi dimungkinkan adanya perluasan kapasitas produksi.
Sehingga jangka waktu yang dimaksud di sini bukanlah perspektif lamanya waktu yang digunakan.
Melainkan yang menjadi perbedaan apakah faktor produksi yang digunakan itu konstan atau
berubah.

Dalam jangka panjang kondisi yang dapat dicapai perusahaan adalah kondisi keuntungan
normal (break even point). Sebab bila terjadi keuntungan supernormal, maka hal ini akan
menyebabkan banyaknperusahaan akan masuk, sehingga keuntungan yang diperoleh semakin
lama akan semakin menurun. Kondisi yang sama akan terjadi pada saat kerugian, di mana kerugian
semakin lama semakin menurun. Inilah yang menyebabkan dalam jangka panjang hanya
keuntungan normal saja yang diperoleh perusahaan.
Proses:
Mula-mula harga pasar ditentukan oleh keseimbangan(jangka pendek) antara D dan S1
menghasilkan P1 dan output equilibrium perusahaan Q1, ada keuntungan lebih (excess profit) krn
P1>LAC ada perusahaan-perusahaan baru yg masuk, penawaran barang di pasar naik S1
bergeser ke kanan sampai pada S2 harga turun sampai ke tingkat P* = LAC proses
berhenti dan baik pasar maupun perusahaan dalam posisi equilibrium jk panjang.

Keseimbangan Jangka Panjang

Di dalam jangka panjang jumlah produsen tidak tetap (dapat bertambah atau berkurang).
Apabila seorang produsen dengan menetapkan jumlah produksi dimana MC = P memperoleh
keuntungan, maka keuntungan ini menjadi daya tarik bagi produsen baru untuk masuk (kalau rugi
mendorong produsen lama untuk keluar dari industri). Jumlah produsen dan dengan demikian
jumlah produksi bertambah. Kurva penawaran dalam jangka panjang bergeser ke kanan bawah.
Untuk satu kurva permintaan tertentu naiknya penawaran akan mendorong harga turun dan output
akan naik. Proses masuknya produsen baru ini akan mendorong harga barang turun. Penurunan
harga akan mengurangi keuntungan yang diperoleh oleh seorang produsen.
Upaya mencapai keuntungan maksimum memaksa produsen menghasilkan sejumlah output
dimana MC = P dan masuknya produsen baru mendorong AC = P. Dengan demikian
keseimbangan industri (dan juga seorang produsen) jangka panjang tercapai apabila : P = MC =
AC
Posisi keseimbangan industri jangka panjang tersebut menunjukkan bahwa persaingan
sempurna dapat mencapai efisiensi yang tinggi. Setiap produsen berproduksi pada biaya rata-rata
paling rendah (minimum AC). Ini berarti produksi di dalam persaingan sempurna akan cenderung
efisien yakni dengan biaya rata-rata paling rendah.
Persaingan sempurna juga menjamin bahwa alokasi sumberdaya di dalam perekonomian juga
efisien, yakni melalui mekanisme harga (pasar). Penentuan jumlah output yang efisien dalam
ekonomi tercapai apabila MC =MU.
Misalkan MU lebih besar dari MC maka masyarakat memperoleh manfaat (kepuasan) lebih
besar dari biaya (MC) dengan begitu manfaat total masih akan naik dengan menambah satu unit
output.
Oleh karena itu penambahan output akan memberikan tambahan manfaat. Sebaliknya apabila
MU lebih kecil daripada MC. Dalam hal ini unit output terakhir yang diprodusir menelan biaya
yang lebih besar dari manfaat yang diperoleh, sehingga dengan mengurangi jumlah output yang
dihasilkan manfaat yang diperoleh akan naik. Dari uraian ini jelas apabila MU ≠ MC alokasi belum
efisien. Dalam kondisi ini masyarakat (perekonomian) belum memanfaatkan kesempatan untuk
memperoleh tambahan manfaat. Hanya MU = MC masyarakat telah mencapai efisiensi yang
optimal.
Dengan melalui mekanisme harga (persaingan sempurna) kondisi MU = MC tersebut secara
otomatis akan tercapai. Dari analisis ini terlihat bahwa di dalam persaingan sempurna keuntungan
maksimum akan diperoleh apabila produsen menghasilkan sejumlah output di mana MC = P. Dari
analisis tingkah laku konsumen terlihat bahwa konsumen akan memperoleh kepuasan maksimum
apabila dia membeli sejumlah barang sehingga MU = P. Dari kedua kondisi (produsen dan
konsumen) di atas diperoleh :
MC = P = MU; maka
MC = MU
MC = MU adalah kondisi efisiensi dalam perekonomian yang dapat dicapai melalui mekanisme
harga (persaingan sempurna).
Keterangan:
Dalam jangka panjang, produsen akan masuk atau keluar pasar ketika profit mencapai nol.
Pada saat tersebut P= Minimum AC. Kemudian setiap produsen memastikan diri untuk
memastikan setiap permintaan sesuai dengan arga ang berlaku.
Konsekuensina, kurva penawaran jangka panjang di pasar persainagn sempurna berbentuk
garis lurus mendataratau elastis sempurna.

Anda mungkin juga menyukai