Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pasar Persaingan Sempurna” ini.
Terselesaikannya penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan makalah ini baik materi maupun pikirannya.
Dengan segala keterbatasan sumber yang ada, kami menyusun makalah ini semaksimal
mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Maka dari itu, kami mohon maaf atas segala
kekurangan yang ada pada makalah ini. Dan kami berharap kritik dan saran yang membangun
dari pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan semoga Tuhan
Yang Maha Esa selalu melindungi semua pihak yang telah berjasa membantu kami dalam
menyusun makalah ini.
Kelompok IX
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………..1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………2
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………………...3
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………..14
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………..15
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di dalam kehidupan ekonomi sehari-hari selalu terdapat permintaan (demand) dan
penawaran (supply) yang saling mempengaruhi. Dalam ilmu ekonomi kata permintaan dan
penawaran sudah tidak asing lagi bagi kita, akan tetapi pengetahuan kita akan pengertian dua
kata tersebut masih sangat minim. Bahkan kebanyakan dari kita hanya bisa mengucapkannya
saja. Pada zaman modren seperti sekarang ini kebanyakan orang menganggap bahwa ilmu
ekonomi adalah ilmu yang hanya dimulai dan diakhiri dengan hukum permintaan dan
penawaran.Tentu saja anggapan ini terlalu mengandalkan ilmu ekonomi sebagai ilmu yang
sangat sederhana. Akan tetapi menurut saya hukum yang dikenal dengan hukum penawaran
dan permintaan memang merupakan bagian yang terpenting dalam pemahaman kita
mengenai pasar. Apabila kita membicarakan pasar tentunya tidak luput dari perdagangan.
Perdangan yang paling sering terjadi adalah perdangan di pasar.
Di dalam perekonomian pasar tentunya ada yang disebut permintaan dan
penawaran.Permintaan adalah jumlah barang yang diminta pada jumlah dalam waktu
tertentu,sedangkan penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat
ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada setiap tingkat harga selama periode waktu
tertentu. Dari sini kita sudah melihat bahwa Permintaan dan Penawaran memiliki hubungan
yang erat satu sama lain untuk mendukung perdagangan. Pertama kita perlu mengetahui apa
faktor saja yang mempengaruhi permintaan dan penawaran, berikutnya kita dapat melihat
bagaimana permintaan dan penawaran membentun harga pasar.
Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dan karakteristik pasar persaingan sempurna
Pasar monopoli
Pasar persaingan minopolistik
Pasar oligopoli
MR = TR / Q
Penjualan rata-rata atau hasil penjualan per unit (AR) yaitu hasil penjualan
yang diperhitungkan untuk setiap unit output yang terjual
AR = TR / Q
Pada persaingan sempurna P = MR = AR karena harga (P) yang terjadi adalah
konstan pada berbagai tingkat unit penjualan
Pendekatan total (total approach) yaitu selisih positif tertinggi antara total
penjualan (TR) dikurangi biaya total (TC).
Tabel jumlah produksi, ongkos dan hasil penjualan suatu perusahaan dalam
persaingan sempurna
produksi
(unit) Ongkos Ongkos Ongkos Ongkos Ongkos Ongkos Harga = hasil Keuntungan
marginal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 20 8 28 8 28 8 10 10 -18
2 20 14 34 7 17 6 10 20 -14
3 20 18 38 6 12.7 4 10 30 -8
4 20 20 40 5 10 2 10 40 0
5 20 24 44 4.8 8.8 4 10 50 6
6 20 31 51 5.2 8.5 7 10 60 9
7 20 42 62 6 8.9 11 10 70 8
8 20 56 76 7 9.5 14 10 80 4
9 20 76 96 8.4 10.7 20 10 90 -6
• Pendekatan total
πmax = TR – TC
= 60- 51
MR = MC atau
MR = MC = positif terkecil
10 – 7 = 3 (pada penjualan 6 unit)
permintaan
Harga cenderung tetap sebab : harga mula – mula
tetap.
A. Pengertian Biaya
Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang
dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun
yang akan terjadi. Beban (expense) adalah biaya yang dibebankan dengan pendapatan dalam suatu
periode akuntansi.
Pengertian secara ekonomis, biaya merupakan beban yang harus dibayar produsen untuk
menghasilkan barang dan jasa sampai barang tersebut siap untuk dikonsumsi.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
1. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi
2. Bahan-bahan pembantu atau penolong
3. Upah tenaga kerja dan dari tenaga kerja kuli hingga direktur
4. Penyusutan peralatan produksi
5. Uang, modal, sewa
6. Biaya penunjang seperi biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik,
biaya keamanan dan asuransi
7. Biaya pemasaran
8. Pajak
Biaya produksi dapat kita bagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Biaya Eksplisit ( biaya nyata )
Pengeluaran nyata yang dikeluarkan oleh Perusahaan dari kas
Contoh : pembelian bahan baku, gaji tenaga kerja, pembayaran listrik, dls.
C. Proses Produksi
Pengumpulan harga produksi sangat ditentukan berdasarkan proses produksinya. Proses
produksi dibagi menjadi 2 macam:
1. Produksi atas dasar pesanan
Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan melaksanakan pengolahan produknya atas
dasar pesanan yang diterima dari pihak luar. Perusahaan ini mengumpulkan biaya produksi dengan
menggunakan harga pokok pesanan (Job order cost methode)
2. Produksi masa
Perusahaan yang berproduksi berdasarkan produksi massa melaksanakan pengolahan produknya
untuk memenuhi persediaan di gudang yang umumnya produknya berupa standar.
Perusahaan ini mengumpulkan biaya produksinya dengan menggunakan metode harga pokok
proses (Process cost methode). Dalam metode, biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk periode
tertentu dan harga pokok produk persatuan produk yang dihasilkan dalam periode tersebut,
dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan
dalam periode yang bersangkutan.
D. Macam-macam Biaya
Teori Biaya produksi menurut jangka waktunya, dibedakan menjadi 2 yakni:
a) Jangka Waktu Pendek
Dalam jangka pendek perusahan adalah jangka waktu di mana sebagian faktor produksi tidak
dapat di tambah jumlahnya. Teori – teori biaya produksi dalam jangka pendek, yakni:
Biaya total produksi atau lebih di kenal total cost (TC) merupakan keseluruhan biaya yang
harus dikeluarkan oleh produsen yang berkaitan dengan proses produksi, sebagai aktivitas utama
untuk menghasilkan suatu produk. Dalam jangka pendek, total cost sangat di tentukan oleh input-
input produksi baik secara kuantitas maupun kualitas. Dimana input – input produksi tersebut
dapat memberikan konsekuensi pembiayaaan bersifat tetap dan bersifat variabel.
Pembiaayaan bersifat tetap di sebut biaya tetap atau total fixed cost (TFC) Biaya tetap total
(total fixsed cost/TFC) dapat di katakan biaya yang sifatnya wajib di keluarkan oleh produsen
dimana ada atau tidak ada aktivitas produksi. Jika biaya tetap tersebut tidak di keluarkan, maka
konsekuensinya dapat menghambat jalannya proses produksi yang lainnya. Membeli mesin,
mendirikan bangunan pabrik adalah contoh dari faktor produksi yang dianggap tidak mengalami
perubahan dalam jangka pendek.
Sedangkan biaya variabel (variable cost) merupakan keseluruhan biaya yang harus
dikeluarkan ketika ada aktivitas proses produksi. Oleh sebab itu biaya berubah biasanya
merupakan perbelanjaan untuk membayar tenaga kerja yang digunakan.
Jadi besar kecilnya biaya variabel yang dikeluarkan produsen sesuai dan tergantung pada skala
proses produksi yang di lakukan. Dengan kata lain semakin besar skala proses produksi, biaya
variabel semakin besar. Tetapi jika skala proses produksi relatif kecil maka biaya variabel yang di
keluarkan menjadi relatif kecil juga.
Analisa biaya produksi
B. Pengertian Penerimaan
Penerimaan adalah jumlah uang yang diperoleh dari penjualan sejumlah output atau dengan
kata lain merupakan segala pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan hasil dari penjualan hasil
produksinya.
Didalam memproduksi suatu barang, ada dua hal yang menjadi fokus utama dari seorang
pengusaha dalam rangka mendapatkan keuntungan yang maksimum, yaitu ongkos (cost) dan
penerimaan (Revenue), konsep penerimaan tentu saja dipandang dari sisi permintaan (bukan
penawaran karena tidak semua barang yang ditawarkan akan menjadi penerimaan (belum tentu
laku dijual)).
Oleh karena sifat penerimaan berhubungan dengan unit barang yang dijual maka bila
perusahaan tidak menghasilkan dan menjual barang maka tentu saja penerimaan perusahaan 0,
sebaliknya semakin banyak jumlah barang terjual semakin besar penerimaan sehingga kurva
penerimaan berupa garis lurus tak hingga. Akan tetapi terkadang ada juga kasus dimana
penerimaan dan justru akan makin menurun seiring bertambahnya jumlah penjualan, hal ini tentu
saja dikarenakan factor permintaan atas barang dan juga karena factor keberhasilan promosi.
Dalam istilah matematis penerimaan yang semakin lama semakin menurun nilainya seiring dengan
bertambahnya penjualan adalah penerimaan fungsi kuadrat ditanya dimana penerimaan ini
memiliki nilai ekstrim.
C. Macam-macam Penerimaan
1. Total Penerimaan (Total revenue = TR)
Total penerimaan adalah jumlah seluruh penerimaan perusahaan dari hasil penjualan sejumlah
produk (barang yang dihasilkan). Cara untuk menghitung penerimaan total dapat dilakukan dengan
mengalikan jumlah produk dengan harga jual produk per unit. Jika dirumuskan sebagai berikut:
TR = Q x P
Keterangan:
TR = Penerimaan total perusahaan
Q = Jumlah produk yang dihasilkan
P = Harga jual per unit
Dalam jangka panjang kondisi yang dapat dicapai perusahaan adalah kondisi keuntungan
normal (break even point). Sebab bila terjadi keuntungan supernormal, maka hal ini akan
menyebabkan banyaknperusahaan akan masuk, sehingga keuntungan yang diperoleh semakin
lama akan semakin menurun. Kondisi yang sama akan terjadi pada saat kerugian, di mana kerugian
semakin lama semakin menurun. Inilah yang menyebabkan dalam jangka panjang hanya
keuntungan normal saja yang diperoleh perusahaan.
Proses:
Mula-mula harga pasar ditentukan oleh keseimbangan(jangka pendek) antara D dan S1
menghasilkan P1 dan output equilibrium perusahaan Q1, ada keuntungan lebih (excess profit) krn
P1>LAC ada perusahaan-perusahaan baru yg masuk, penawaran barang di pasar naik S1
bergeser ke kanan sampai pada S2 harga turun sampai ke tingkat P* = LAC proses
berhenti dan baik pasar maupun perusahaan dalam posisi equilibrium jk panjang.
Di dalam jangka panjang jumlah produsen tidak tetap (dapat bertambah atau berkurang).
Apabila seorang produsen dengan menetapkan jumlah produksi dimana MC = P memperoleh
keuntungan, maka keuntungan ini menjadi daya tarik bagi produsen baru untuk masuk (kalau rugi
mendorong produsen lama untuk keluar dari industri). Jumlah produsen dan dengan demikian
jumlah produksi bertambah. Kurva penawaran dalam jangka panjang bergeser ke kanan bawah.
Untuk satu kurva permintaan tertentu naiknya penawaran akan mendorong harga turun dan output
akan naik. Proses masuknya produsen baru ini akan mendorong harga barang turun. Penurunan
harga akan mengurangi keuntungan yang diperoleh oleh seorang produsen.
Upaya mencapai keuntungan maksimum memaksa produsen menghasilkan sejumlah output
dimana MC = P dan masuknya produsen baru mendorong AC = P. Dengan demikian
keseimbangan industri (dan juga seorang produsen) jangka panjang tercapai apabila : P = MC =
AC
Posisi keseimbangan industri jangka panjang tersebut menunjukkan bahwa persaingan
sempurna dapat mencapai efisiensi yang tinggi. Setiap produsen berproduksi pada biaya rata-rata
paling rendah (minimum AC). Ini berarti produksi di dalam persaingan sempurna akan cenderung
efisien yakni dengan biaya rata-rata paling rendah.
Persaingan sempurna juga menjamin bahwa alokasi sumberdaya di dalam perekonomian juga
efisien, yakni melalui mekanisme harga (pasar). Penentuan jumlah output yang efisien dalam
ekonomi tercapai apabila MC =MU.
Misalkan MU lebih besar dari MC maka masyarakat memperoleh manfaat (kepuasan) lebih
besar dari biaya (MC) dengan begitu manfaat total masih akan naik dengan menambah satu unit
output.
Oleh karena itu penambahan output akan memberikan tambahan manfaat. Sebaliknya apabila
MU lebih kecil daripada MC. Dalam hal ini unit output terakhir yang diprodusir menelan biaya
yang lebih besar dari manfaat yang diperoleh, sehingga dengan mengurangi jumlah output yang
dihasilkan manfaat yang diperoleh akan naik. Dari uraian ini jelas apabila MU ≠ MC alokasi belum
efisien. Dalam kondisi ini masyarakat (perekonomian) belum memanfaatkan kesempatan untuk
memperoleh tambahan manfaat. Hanya MU = MC masyarakat telah mencapai efisiensi yang
optimal.
Dengan melalui mekanisme harga (persaingan sempurna) kondisi MU = MC tersebut secara
otomatis akan tercapai. Dari analisis ini terlihat bahwa di dalam persaingan sempurna keuntungan
maksimum akan diperoleh apabila produsen menghasilkan sejumlah output di mana MC = P. Dari
analisis tingkah laku konsumen terlihat bahwa konsumen akan memperoleh kepuasan maksimum
apabila dia membeli sejumlah barang sehingga MU = P. Dari kedua kondisi (produsen dan
konsumen) di atas diperoleh :
MC = P = MU; maka
MC = MU
MC = MU adalah kondisi efisiensi dalam perekonomian yang dapat dicapai melalui mekanisme
harga (persaingan sempurna).
Keterangan:
Dalam jangka panjang, produsen akan masuk atau keluar pasar ketika profit mencapai nol.
Pada saat tersebut P= Minimum AC. Kemudian setiap produsen memastikan diri untuk
memastikan setiap permintaan sesuai dengan arga ang berlaku.
Konsekuensina, kurva penawaran jangka panjang di pasar persainagn sempurna berbentuk
garis lurus mendataratau elastis sempurna.