Anda di halaman 1dari 11

BAB I

LAPORAN KASUS

I. Identitas Pasien
Nama : Tn. A.T
Umur : 30 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pernikahan : Belum Menikah
Alamat : Jakarta

II. Anamnesa
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis terhadap pasien pada tanggal 25
Juli 2017, di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Islam Sukapura.
a. Keluhan Utama : Nyeri pada bagian bahu kanan
b. Keluhan Tambahan : Tangan kanan bengkak

III. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengeluhkan nyeri pada tangan kanannya, sebelumnya pasien
mengalami kecelakaan tunggal, jatuh dari motor kurang lebih 1 hari SMRS. Bahu
kanan yang pertama kali terbentur aspal, pasien menggunakan helm. Pingsan (-),
muntah (-).

IV. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien menyangkal mempunyai riwayat hipertensi, diabetes dan penyakit
lainnya.

V. Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga pasien tidak ada yang mempunyai penyakit DM dan hipertensi

VI. Riwayat Pengobatan


Pasien tidak mengkonsumsi obat apapun.
VII. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang Kesadaran : Compos mentis

Tanda Vital
TD :120/70 mmHg RR : 22 x/menit
N : 78 x/menit S : 37 ºC

GCS (Glaw Coma Scale)


Eyes :4 Verbal :5
Motorik :6 GCS : 15

BMI (Body Mass Index)


Berat Badan : 65Kg BMI : 23,0
Tinggi Badan: 168cm

Kepala
Bentuk : Normocephal
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut

Mata
Palpebra : Edema –/– Pupil : Bulat, isokor
Konjungtiva : Anemis -/- Refleks Cahaya : +/+
Sklera : Ikterik –/–

Telinga
Bentuk : Normal/Normal Mukosa : Hiperemis (-)
Liang : Lapang Serumen : –/–

Hidung
Bentuk : Normal
Deviasi Septum :–
Sekret : –/–
Concha : Hipertrofi –/–, hperemis –/–, oedem –/–

Mulut
Bibir :normal Tonsil : T1–T2 tenang
Lidah : putih pucat Mukosa Faring : Hiperemis (–)

Leher
KGB : Tidak terdapat pembesaran
Kel. Thyroid : Tidak terdapat pembesaran
JVP : JVP 5±2 cmH2O

Thoraks
Paru
Inspeksi : Hemithorax kanan-kiri simetris dalam keadaan statis dan
dinamis
Palpasi : Fremitus taktil dan vokal kanan sama dengan kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, rhonki –/–, wheezing –/–
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Jantung dalam batas normal
Auskultasi : BJ I–BJ II reguler, murmur (–), gallop (–)

Abdomen
Inspeksi : Datar, simetris
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Supel, nyeri tekan(–)
Perkusi : Timpani

Ekstremitas
Atas
Akral : Hangat Perfusi : Baik
Sianosis : (–) Edema : (+)kanan
Bawah
Akral : Hangat Perfusi : Baik
Sianosis : (-) Edema : (–)

Status Luka :
Regio Right Shoulder :
- Look : hematom pada bahu kiri
- Feel : terasa hangat, Nyeri tekan, krepitasi (-)
- Move : ROM terbatas pada Rotasi
Adduksi dan Abduksi baik
Regio Manus Dextra :
- Look : hematom dan bengkak
- Feel : hangat, nyeri tekan, krepitasi (-)
- Move : tidak terbatas
V. Diagnosis
Fraktur Os. Clavikula Dextra Sepertiga Lateral Tertutup

VI. Pemeriksaan Penunjang


- Foto thorax PA
- Laboratorium DR, GDS (88 mg/dl)
VII. Planning (Rencana)
Konsul dr. Heka,Sp.OT :
Rawat Inap
Rencana Operasi ORIF
Periksa Lab : BT,CT
Infus RL 20 tpm
Keterolac 1 amp (iv)

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

FRAKTUR CLAVICULA

I. PENDAHULUAN
Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan
epifisis, baik yang bersifat total maupun yang parsial. Untuk mengetahui mengapa dan
bagaimana tulang mengalami kepatahan, kita harus mengetahui keadaan fisik tulang dan
keadaan trauma yang dapat menyebabkan tulang patah. Kebanyakan fraktur terjadi
karena kegagalan tulang menahan tekanan terutama tekanan membengkok, memutar dan
tarikan.1

II. INSIDENS & EPIDEMIOLOGI


Terdapat 5-10% fraktur clavicula dari semua jenis fraktur. Fraktur ini kebanyakan
terjadi pada pria yang berusia kurang dari 25 tahun, namun juga lebih sering terjadi pada
pria yang lebih tua, yaitu >55 tahun dan pada wanita >75 tahun.2

III. ETIOLOGI
Menurut sejarah fraktur pada klavikula merupakan cedera yang seringterjadi
akibat jatuh dengan posisi lengan terputar/tertarik keluar (outstrechedhand) dimana
trauma dilanjutkan dari pergelangan tangan sampai klavikula, namun baru-baru ini telah
diungkapkan bahwa sebenarnya mekanisme secara umum patah tulang klavikula adalah
hantaman langsung ke bahu atau adanya tekanan yang keras ke bahu akibat jatuh atau
terkena pukulan benda keras.3

IV. KLASIFIKASI
Patah tulang dapat dibagi menurut ada tidaknya hubungan antara patahan tulang
dengan dunia luar, yaitu:4
1. Fraktur tertutup yaitu fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh,tulang
tidak menonjol melalui kulit.

6
2. Fraktur terbuka yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanyahubungan
dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka potensial terjadiinfeksi.

Lokasi patah tulang pada klavikula diklasifikasikan menurut Dr. FL Allman tahun 1967
dan dimodifikasi oleh Neer pada tahun 1968, yang membagi patah tulang klavikula
menjadi 3 kelompok :5

1. Kelompok 1: patah tulang pada sepertiga tengah tulang klavikula (insidensikejadian


75-80%).
- Pada daerah ini tulang lemah dan tipis.
- Umumnya terjadi pada pasien yang muda.
2. Kelompok 2: patah tulang klavikula pada sepertiga distal (15-25%)
Terbagi menjadi 3 tipe berdasarkan lokasi ligament coracoclavicular yakni(yakni,
conoid dan trapezoid).
a. Tipe 1. Patah tulang secara umum pada daerah distal tanpa adanyaperpindahan
tulang maupun ganguan ligament coracoclevicular.
b. Tipe 2 A. Fraktur tidak stabil dan terjadi perpindahan tulang, dan
ligamentcoracoclavicular masih melekat pada fragmen.
c. Tipe 2 B. Terjadi ganguan ligament. Salah satunya terkoyak ataupunkedua-
duanya.
d. Tipe 3. Patah tulang yang pada bagian distal clavikula yang melibatkanAC joint.
e. Tipe 4. Ligament tetap utuk melekat pata perioteum, sedangkan
fragmenproksimal berpindah keatas.
f. Tipe 5. Patah tulang kalvikula terpecah menjadi beberapa fragmen.
3. Kelompok 3: patah tulang klavikula pada sepertiga proksimal (5%). Pada kejadian ini
biasanya berhubungan dengan cidera neurovaskuler.

V. ANATOMI
Os clavicula (tulang selangka) berhubungan dengan os sternum di sebelah medial
dan di lateral tulang ini berhubungan dengan os scapula pada acromion yang dapat diraba
sebagai tonjolan di bahu bagian lateral. Tulang ini termasuk jenis tulang pipa yang
pendek, walaupun bagian lateral tulang ini tampak pipih. Bentuknya seperti huruf S

7
terbalik, dengan bagian medial yang melengkung ke depan, dan bagian lateral agak
melengkung ke belakang. Permukaan atasnya relatif lebih halus dibanding dengan
permukaan inferior. Ujung medial atau ujung sternal mempunyai facies articularis
sternalis yang berhubungan dengan discus articularis sendi atau articulatio
sternoclavicularis.6

Gambar 1. Anatomi Clavicula1

VI. PATOMEKANISME
Fraktur clavicula paling sering disebabkan oleh karena mekanisme kompressi atau
penekanan, paling sering karena suatu kekuatan yang melebihi kekuatan tulang tersebut
dimana arahnya dari lateral bahu apakah itu karena jatuh, keeelakaan olahraga, ataupun
kecelakaan kendaraan bermotor.1
Pada daerah tengah tulang clavicula tidak di perkuat oleh otot ataupun ligament-
ligament seperti pada daerah distal dan proksimal clavicula. Clavicula bagian tengah juga
merupakan transition point antara bagian lateral dan bagian medial. Hal ini yang
menjelaskan kenapa pada daerah ini paling sering terjadi fraktur dibandingkan daerah
distal ataupun proksimal.1

8
Gambar 2. Fraktur Clavicula1
VII. DIAGNOSIS
Gambaran klinis pada patah tulang klavikula biasanya penderita datangdengan
keluhan jatuh atau trauma. Pasien merasakan rasa sakit bahu dandiperparah dengan setiap
gerakan lengan. Pada pemeriksaan fisik pasien akanterasa nyeri tekan pada daerah fraktur
dan kadang-kadang terdengar krepitasipada setiap gerakan. Dapat juga terlihat kulit yang
menonjol akibat desakan darifragmen patah tulang. Pembengkakan lokal akan terlihat
disertai perubahanwarna lokal pada kulit sebagai akibat trauma dan gangguan sirkulasi
yangmengikuti fraktur. Untuk memperjelas dan menegakkan diagnosis dapatdilakukan
pemeriksaan penunjang.7

Evaluasi pada fraktur clavicula yang standar berupa proyeksi anteroposterior (AP)
yang dipusatkan pada bagian tengah clavicula. Pencitraan yang dilakukan harus cukup
luas untuk bisa menilai juga kedua AC joint dan SC joint. Bisa juga digunakan posisi
oblique dengan arah dan penempatan yang baik. Proyeksi AP 20-60° dengan cephalic
terbukti cukup baik karena bisa meminimalisir struktur toraks yang bisa mengganggu
pembacaan. Karena bentuk dari clavicula yang berbentuk S, maka fraktur menunjukkan
deformitas multiplanar, yang menyebabkan susahnya menilai dengan menggunakan
radiograph biasa. CT scan, khususnya dengan 3 dimensi meningkatkan akurasi
pembacaan.7

VIII. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada fraktur clavicula ada dua pilihan yaitu dengan tindakan
bedah atau operative treatment dan tindakan non bedah atau konsevatif.5
Pada orang dewasa dan anak-anak biasanya pengobatannya konservatif tanpa
reposisi, yaitu dengan pemasangan mitela. Reposisi tidak diperlukan, apalagi pada anak
karena salah-sambung klavikula jarang menyebabkan gangguan pada bahu, baik fungsi

9
maupun keuatannya. Kalus yang menonjol kadang secara kosmetik mengganggu
meskipun lama-kelamaan akan hilang dengan proses pemugaran. Yang penting pada
penggunaan mitela ialah letak tangan lebih tinggi daripada tingkat siku, analgetik, dan
latihan gerak jari dan tangan pada hari pertama dan latihan gerak bahu setelah beberapa
hari.4
Tidakan pembedahan dapat dilakukan apabila terjadi hal-hal berikut :5
1. Fraktur terbuka.
2. Terdapat cedera neurovaskuler.
3. Fraktur comminuted.
4. Tulang memendek karena fragmen fraktur tumpang tindih.
5. Rasa sakit karena gagal penyambungan (nonunion).
6. Masalah kosmetik, karena posisi penyatuan tulang tidak semestinya (malunion).

IX. KOMPLIKASI
Komplikasi akut:7
- Cedera pembuluh darah
- Pneumouthorax
- Haemothorax

Komplikasi lambat :7
- Mal union: proses penyembuhan tulang berjalan normal terjadi dalam waktu
semestinya, namun tidak dengan bentuk aslinya atau abnormal.
- Non union: kegagalan penyambungan tulang setelah 4 sampai 6 bulan

X. PROGNOSIS
Prognosis jangka pendek dan panjang sedikit banyak bergantung pada berat
ringannya trauma yang dialami, bagaimana penanganan yang tepat dan usia penderita.
Pada anak prognosis sangat baik karena proses penyembuhan sangat cepat, sementara
pada orang dewasa prognosis tergantung dari penanganan, jika penanganan baik maka
komplikasi dapat diminimalisir.7

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Rasjad C. Trauma. In: Pengantar ilmu bedah ortopedi. 6th ed. Jakarta: Yarsif Watampone,
2009, p. 355-356.
2. Pecci M, Kreher JB. Clavicle fracture. [Cited] January, 1st 2008. Available from: URL:
http://www.aafp.org/afp/2008/0101/p65.html. Accessed: November 22th 2012.
3. Rubino LJ. Clavicle Fracture. [Cited] March, 7th 2012. Available from: URL:
http://emedicine.medscape.com/article/1260953-overview#a0199. Accessed: November
22th 2012.
4. Sjmsuhidajat R, Jong WD. Sistem muskuloskeletal. In: Buku ajar ilmu bedah. 2nd ed.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004, p. 841.
5. Abbasi D. Clavicle Fractures. [Cited] November, 9th 2012. Available from: URL:
http://www.orthobullets.com/trauma/1011/clavicle-fractures Accessed: November
22th2012.
6. Wibowo DS, Paryana W. Anggota gerak atas. In: Anatomi Tubuh Manusia. Bandung:
Graha Ilmu Publishing, 2009, p.3-4.
7. Wright M. Clavicle Fracture. [Cited] April, 20th 2010. Available from: URL:
http://www.patient.co.uk/doctor/Fractured-Clavicle.htm Accessed: November 22th 2012.

11

Anda mungkin juga menyukai