Anda di halaman 1dari 45

A.

Fitoterapi Untuk Obesitas


1. Tanaman Jati Belanda

Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.).

a. Tanaman asal dan family


Simplisia guazumae folium (daun jati belanda ) berupa daun yang telah
dikeringkan berasal daritanaman Guazuma ulmifolia Lamk., suku Sterculiaceae

b. Kandungan kimia dan Mekanisme tanin sebagai penurun berat badan


Tanin yang banyak terkandung di bagian daun, mampu mengurangi
penyerapan makanan dengan cara mengendapkan mukosa protein yang ada
dalam permukaan usus. Sementara itu, musilago yang berbentuk lendir
bersifat sebagai pelicin. Dengan adanya musilago, absorbsi usus terhadap
makanan dapat dikurangi. Hal ini yang yang menjadi alasan banyaknya daun
jati belanda yang dimanfaatkan sebagai obat susut perut dan pelangsing.
Rumus kimia senyawa tanin

c. Efek samping
Nilai LD50 ekstrak alkoholik daun jatu belanda adalah lebih besar dari 6324,14
mg/kg bb. Selama percobaan tidak ditemukan adanya tanda-tanda toksisitas.

2. Tanaman Bangle

Tanaman Bangle (Zingibercassumunar Roxb)

a. Asal Tanaman Bangle dan family


Bangle tumbuh di daerah Asia tropika, dari India sampai Indonesia. Di
Jawa dibudidayakan atau di tanam di pekarangan pada tempat-tempat yang
cukup mendapat sinar matahari, mulai dari dataran rendah sampai daerah
ketinggian 1.300 m dari permukaan air laut. Herba semusim, tumbuh tegak,
tingginya 1-1,5 m. Bangle mempunyai rimpang yang menjalar dan berdaging,
bentuknya hampir bundar sampai jorong atau tidak beraturan, tebal 2-5 mm.
Ukuran rimpangnya lebih besar dibanding jahe. Permukaan luar tidak rata,
berkerut, kadang-kadang dengan parut daun, warnanya coklat muda
kekuningan, bila dibelah berwarna kuning muda sampai kuning kecoklata.
Rasanya tidak enak, agak gatal di tenggorokan, pedas dan pahit. Bangle
digolongkan sebagai rempah-rempah yang berkhasiat obat.

b. Kandungan kimia Tanaman Bangle

Rumus kimia senyawa flavonoid

Komponen di dalam rimpang bangle antara lain: alkaloid, flavonoid,


minyak atsiri, saponin, pati, tanin, steroid/triterpenoid, lemak, dan gula
(Wijayakusuma et al. 1997) serta sineol dan pinen (Winarti et al. 1994).
Tanaman bangle ini memiliki beberapa khasiat diantaranya adalah sebagai obat
lemah jantung, sakit kepala, reumatik, pencahar, penurun panas, penyembuh
sakit perut, batuk berdahak, sakit kuning, cacingan, ramuan jamu wanita setelah
melahirkan, mengatasi kegemukan (Wijayakusuma et al. 1997), sebagai
antioksidan, antiinflamatory (Masuda et al. 1994), dan sebagai insektisida
(Nugroho et al. 1996; Ariani 2003), serta selain itu tanaman ini juga berfungsi
sebagai analgesik (Ozaki 1994).

c. Mekanisme kerja
Menurut Darusman et al. (2001), degradasi lemak dapat didekati dengan
hidrolisis lemak melalui aktivitas lipase, sehingga ekstrak yang bersifat
aktivator enzim dapat dikategorikan sebagai peluruh lemak. Sebagai obat
pelangsing, senyawa flavonoid yang terdapat pada rimpang diekstraksi dengan
pelarut metanol 80% dapat meningkatkan aktivitas enzimlipase.

3. Kayu rapet (Parameria laevigata)

Gambar Kayu Rapet Parameria laevigata (Juss.)

a. Tanaman asal dan fimily


Tumbuhan kayu rapet bernama latin Parameria laevigata (Juss).

Moldenke atau sinonimnya Parameria barbata Schum. Termasuk suku

Apocynaceae, tumbuhan liar di hutan-hutan ditempat lain yang tanahnya

tidak tandus dan cukup mendapat sinar matahari. Tumbuhan ini sering

digunakan untuk mengobati luka-luka, koreng, disentri, dan nyeri rahim


sehabis melahirkan. Bagian tumbuhan yang digunakan adalah kulit kayu

(batang) dan kayunya sendiri. Tumbuhan ini mengandung zat kautsyuk dan

zat getah-perca. Di dalam kulit kayu dan akarnya terkandung senyawa

kimia seperti flavonoida dan polifenol sedangkan daun mengandung

saponin dan tannin, protocathechuic acid.

b. Khasiat

Kuliat kayu rapet berkhasiat sebagai obat rahim nyeri sehabis

melahirkan, disentri dan luka-luka. Saponin adalah senyawa surfaktan. Dan

berbagai hasil penelitian disimpulkan, saponin bersifat hipokolesterolemik,

imunostimulator, dan antikarsinogenik. Mekanisme antikoarsinigenik

saponin meliputi efek antioksidan dan sitotoksik langsung pada sel kanker

Flavonoid ,melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh dan

mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah, mengurangi

kandungan kolesterol serta mengurangi penumbunan lemak pada dinding

pembuluh darah, mengurangi kadar resiko penyakit jantung koroner,

mengandung antiinflamasi (antiradang), berfungsi sebagai anti-oksidan

c. Mekanisme kerja

Flavonoid menghentikan tahap awal reaksi dengan membebaskan 1

atom hydrogen dari gugus hidroksinya yang kemudian berikatan dengan 1

radikal bebas. Dengan adanya ikatan ini maka akan menstabilkan radikal

peroksi yang membuat energi aktivitas berkurang, dan selanjutnya akan


menghambat atau menghalangi reaksi oksidasi dari kolestrol LDL. Melalui

penghambatan reaksi oksidasi kolestrol LDL ini maka dapat menurunkan

kadar kolestrol darah. Kemudian flavonoid juga dapat mencegah

pengendapan lemak pada dinding pembuluh darah sehingga mencegah

terjadinya ateroklerosis.

d. Kandungan Obat

Tumbuhan ini mengandung zat kautsyuk dan zat getah-perca. Di

dalam kulit kayu dan akarnya terkandung senyawa kimia seperti flavonoida

dan polifenol sedangkan daun mengandung saponin dan tannin,

protocathechuic acid

e. Cara pengolahan

Untuk obat nyeri rahim setelah bersalin dipakai 15 gram kulit

kayu rapet,dicuci direbus dengan 3 gelas air selama 25 menit, setelah

diangkat disaring. Hasil saringan diminum 2 kali pagi dan sore.


4. Lempuyang Gajah (Zingiber zerumbet (L.) J. E. Smith)

a. Deskripsi
Morfologi rimpang adalah berbau aromatik dengan rasa pedas mirip
mentol dan agak pahit. Rimpang berbentuk agak pipih atau agak bulat telur
terbalik, bagian ujung bercabang-cabang pendek, pada tiap cabang terdapat parut
melekuk ke dalam dengan potongan sepanjang 7-18 cm dan tebal 2,5-5 cm.
Bagian luarnya berwarna coklat kekuningan sampai kuning pucat dan beraluralur
memanjang serta memberikan bekas patahan tidak rata dan berserat (Depkes RI,
1978).

b. Kandungan Kimia
Rimpang mengandung minyak menguap seperti zerumbone, humulene,
camphene (Faizah et al., 2002) dan α-caryophyllene (Purwanti dkk., 2003). Selain
itu, mengandung saponin, flavonoida dan polifenol (Syamsuhidayat dan Hutapea,
2000). Uji fitokimia dari ekstrak etanol rimpang tersebut positif adanya komponen
fenolik, tanin, asam amino, karbohidrat, dan alkaloid (Somchit et al., 2005). Hasil
isolasi dari tanaman ini diperoleh adanya dua senyawa se-isomer yaitu
6-methoxy-2E,9E-humuladien-8-one dan stigmast-4-en-3-one (Jang & Seo, 2005).
Zerumbon, α-kariofilen, 1,5,5,8-tetrametil-12-oksabisiklo [9.1.0] dodeka3,7-dien
(Murakami et al., 1999; Abdul et al., 2008; Bhuiyan et al., 2009).
c. Manfaat
Rimpang dimanfaatkan dalam ramuan sebagai obat pelangsing,
penghangat badan, obat pusing, obat disentri, dan membantu mengeluarkan gas
(karminatif) pada perut kembung (Mursito, 2001). Penelitian terhadap ekstrak
etanol dari rimpang memiliki aktivitas analgesik dan antipiretik yang mampu
menghambat inflamasi akibat induksi prostaglandin (Somchit et al., 2005).
Zerumbone dan α-caryophyllene terdapat dalam rimpang dan daun serta kedua
senyawa ini pada konsentrasi tinggi menunjukkan aktivitas antiinflamasi,
antiulkus, antioksidan dan antimikroba (Jaganath dan Ng, 2000; Somchit et al.,
2005; Mascolo et al, 1989; Agrawal et al., 2000; Bhuiyan et al., 2009). Senyawa
utama zerumbon yang diisolasi dari lempuyang gajah menunjukkan potensi
sebagai anti kanker leher rahim, dibuktikan dengan uji sitotoksisitas pada sel
HeLa dengan metode MTT assay IC50 sebesar 11,3 μM (2,5 μg∕ml) (Abdul et al.,
2008). Zerumbon juga terbukti bersifat toksik pada sel HT-29, CaCo-2, dan
MCF-7 (Murakami et al., 1999; Kirana et al., 2003).

Rumus kimia senyawa α-caryophyllene


5. Pulasari Alyxia stellate
a. Deskripsi
Palasan atau Pulasari/Pulosari (Alyxia stellata) adalah tanaman dalam
keluarga Apocynaceae Ia merupakan tanaman merambat dengan kulit batang
putih yang memiliki wangi tertentu dan rasanya pahit. Tanaman ini tumbuh
liar di hutan dan di ladang daerah pegunungan.
b. Kandungan Kimia
Kulit batangnya mengandung zat-zat: zat samak, kumarin, zat pahit, dan
alkaloida, Andrografin; Andrografoloid; Panikulin, Tanin.
Cara penggunaan obat antiobesitas “pelangsing”
Serbuk pelangsing sebanyak 2 sendok diseduh dengan air panas,
kemudian didiamkan agar serbuk mengendap kemudian dapat diminum. Obat
antidiabetes ini digunakan 2 kali sehari hingga berat badan turun.

6. Gracinia fructus (Buah Garcínía)

a. Tanaman asal dan family


Simplisia garcinia fructus (buah garcinia) merupakan buah keri yang
telah dikeringkan berasal dari tanaman Garcinia cambo suku Clusicaceae.
b. Deskripsi tanaman
Tanaman pohon, daun mengkilap hijau, bentuk bulat telur memanjang,
pangkal dan ujung runcing, memiliki tangkai, ibu tulang daun jelas telihat.
Bunga unisek, buah mirip labu parang

c. Kandungan kimia

Struktus kimia Asam hidroksi sitrat


Buah garcinia mengandung flavonoid, biflavonoid, xanton dan
benzofenon Kandungan lain adalah asam sitrat, asam hidroksi sitrat, oreksin
A dan B.

d. Farmakologi
Ekstrak G. cambogia yang mengandung asam hidroksi sitrat (HCA)
dapat menyerang lemak tubuh pada tikus Zucker yang mengalami obesitas.
Pada dosis tinggi asam hidroksi sitrat sampai 154 mmol / kg diberikan
selama 3 bulan berturut-turut lemak pada epididimis. Namun pada tingkat
tinggi asam hidroksi sitrat (778 dan 1244 mg / kg bb sehari) menyebabkan
atropi pada testis. Pada dosis rendah efek toksik tersebut tidak terlihat.
Berdasarkan penelitian NOAEL (tidak ditemukan efek samping dari asam
hidroksi sitrat adalah 389 mg / kg bb sehari.
Biji G. cambogia meningkatkan proses hematologikal dan efek
antiobesitas pada tikus jantan, aplikasi potensial dalam peningkatan
hematokrit dibawah kondisi anemia. Penurunan berat badan dan lipid
endogen pada lipid endogen pada hewan menunjukkan potensinya sebagai
tanaman antiobesitas dan antilipogenik.
Beberapa uji klinik membuktikan efektivitas G. cambogia dalam
menurunkan berat badan pada 42 minggu dengan pemberian 3 kg ekstrak
sehari selama 12 minggu.
Asam hidroksi sitrat (HCA), adalah bahan aktif yang terkandung dalam
tanaman garcinia, telah ditemukan menjadi penghambat kompetitif dari
enzim adenosin trifosfat (ATP) liase sitrat dan penghambat lipogenesis. HCA
tampaknya meningkatkan penggunaan lemak dan mengurangi penggunaan
glikogen, juga dapat meningkatkan penurunan berat badan dengan menekan
nafsu makan, walaupun mekanisme kerjanya belum dipahami dengan baik
Komponen zat aktif yang ada di dalam tanaman garcinia, HCA dapat
meningkatkan berat badan. Namun dari hasil studi klinis dilaporkan berbagai
hasil. Tidak ada kerugian berat badan atau penurunan massa yang signifikan
dari pasien obesitas yang diberi garcinia dan plasebo. HCA, dan untuk
tingkat yang lebih besar kombinasi HCA dengan kromium niacin-seperti,
memfasilitasi lebih berat badan, BMI dan kadar kolesterol. Teoritis teoritis,
HCA mungkin pilihan yang cocok untuk efek lipogenesis.

e. Keamanan
Garcinia dapat ditoleransi dengan baik. Dilakukan selama 12 minggu
pada manusia. Pemakaian dosis harian lebih dari 4,7 g asam hidroksi sitrat
(HCA) telah dicatat aman dengan tidak adanya efek samping pada terapinya.
Pada sebuah kasus, pasien mengalami rhabdomiolisis terkait kehilangan
berat badan setelah menggunakan obat yang mengandung ma-huang (efedrin),
guarana (alkaloid aktif kafein), kitosan, Gymnena sylvestre, Garcinia
cambogia ( 50% HCA ) , dan kromium . Kontribusi garcinia terhadap efek
samping ini masih belum jelas.
Dilaporkan adanya kasus rhabdomiolisis setelah penggunaan obat herbal
penurun berat badan yang mengandung garcinia pada seorang wanita sehat
berumur 54 tahun. Pasien mengalami nyeri dada dan hasil menunjukkan
rhabdomiolisis dengan kreatinin serum puncak 1028 IUA, yang kemudian
menurun secara bertahap dan kembali normal setelah pemakaian obat herbal
dihentikan. Kenaikan kreatinin mengindikasikan bahwa kerusakan otot
merupakan salah satu mekanisme penurunan berat badan oleh sediaan ini.
Penulis menyarankan monitoring serum kreatinin pada pasien yang
menggunakan formula herbal penurun berat badan.
Penghambat HMG-CoA reduktase: sebuah kasus menyebutkan insiden
rhabdomiolisis pada pasien yang menggunakan obat herbal penurun berat
badan yang mengandung 50 % HCA . Dengan demikian, pemakaian garcinia
dapat meningkatkan risiko rhabdomiolisis terkait statin. Bagaimanapun, bukti
klinis dari interaksi ini masih belum cukup.

f. Interaksi zat berkhasiat


HCA menunjukkan sebagai penghambat adenosin trifosfat (ATP) sitrat
liase yang poten, dimana HCA mengkatalisis pecahnya ekstramitokondrial
dari sitrat menjadi oksaloasetat dan asetil koenzim A (CoA). Penghambatan
reaksi ini menghambat availabilitas asetil-CoA yang dibutuhkan untuk
sintesis asam lemak dan lipogenesis selama diet lipogenesis. Uji lanjutan
pada hewan mengindikasikan HCA menekan sintesis asam lemak,
lipogenesis, dan pemasukan makanan. HCA disarankan untuk meningkatkan
metabolisme lemak, di mana dapat dikaitkan dengan penurunan penggunaan
glukagon selama latihan.

g. Cara pemakaian dan dosis


Tidak ada standardisasi tertentu untuk garcinia. Sebanyak 4,7 gram HCA
dibagi dalam tiga dosis harian 30 sampai 60 menit sebelum makan selama 8
minggu. Literatur lain menyebutkan dosis harian 1,2 g HCA.

7. Glycine Max Semen (Biji Kedelai)

a. Tanaman asal dan family


Simplisia glycine max semen (biji kedelai) berupa biji yang telah
5i(mpinc zan berasal dari tanaman Glycine max L. Merr. (G. soja), dikering
suku Fabaceae.

b. Deskripsi tanaman
Kedelai merupakan tanaman terna, tinggi dapat mencapai 1 m. Daun
majemuk, bertangkai pendek bentuk daun oval. Pada ukaan berbulu halus.
Biji bentuk bulat telur-lonjong. Warna lit biji kuning, cokelat sampai hitam.
c. Kandungan kimia

Biji kedelai mengandung isoflavon: genistein, dan daidzein, fitosterol,


minyak, dan protein.

d. Farmakologi
Beberapa studi melaporkan tentang efek antiobesitas dan hipoglikemik
makanan kaya isoflavon pada manusia dan hewan. Genistein merupakan
isoflavon utama dalam kedelai, dilaporkan secara nyata menurunkan berat
badan dan jumlah lemak. Selain itu, daidzein isoflavon lain dalam kedelai
juga memiliki efek yang sama dengan genistein. Pemberian daidzein pada
mencit meningkatkan aktivitas lipase pankreas dan lipase lipoprotein, dan
juga lipolisis.
Protein kedelai tampaknya memengaruhi pengaturan gen yang terlibat
dalam metabolisme lipid dan glukosa, meningkatkan sensitivitas insulin,
mengatur oksidasi asam lemak di hati, dan meningkatkan metabolisme lemak
di jaringan adiposa.
Pola makan diet dengan kedelai telah terbukti mengurangi lemak tubuh
dan kelebihan berat badan dari pasien obesitas darik segi pembatasan kalori.
Selain itu, mengonsumsi susu kedel tampaknya efektif dalam mengurangi
berat badan, lingkar perut, ai seperti ketika mengonsumsi susu skim

e. Farmakokinetika
Di dalam saluran pencernaan, kedelai mengalami metabolisme oleh
bakteri usus, kemudian diabsorpsi di dalam usus, dan ditransportasikan
melalui porta dan dimetabolisme di hati. Sekitar 10-22 % isoflavon yang
terkandung di dalam kedelai diekskresikan melalui urine. Waktu paruh
isoflavon daidzein dan genistein adalah sekitar 7-8 jam
f. Efek samping
Kedelai termasuk kategori GRAS (Generally Regarded As Safe) dan
telah lama digunakan sebagai makanan pokok di Efek samping yang paling
sering terjadi adalah reaksi alergi dan gangguan lambung dan usus seperti
sakit perut, mual dan konstipasi. Alergi terhadap kedelai merupakan alergi
makanan yang umum terjadi, seseorang yang alergi terhadap kedelai dapat
juga bereaksi terhadap kacang polong-polongan, gandum, gandum hitam dan
jelai. Konsumsi kedelai tidak disarankan untuk pasien dengan penyakit
keganasan yang sensitif hormon, seperti kanker payudara, ovarium, atau
kanker uterus, karena kemampuan kedelai dalam memberikan efek mirip
Dosis estrogen (yang secara teoritis dapat menstimulasi pertumbuhan tumor).
Keadaan sensitif hormon lainnya (seperti endometriosis) secara teoritis juga
dapat memperparah kondisi apabila mengonsumsi kedelai. Penelitian di
laboratorium masih belum jelasdengan apakah isoflavon kedelai
menghambat atau menstimulasi estrogen, atau keduanya (bertindak sebagai
reseptor agonis/antagonis). Sampai ada penelitian lebih lanjut mengenai
hal-hal ini, pasien dengan kondisi tersebut harus diwaspadai dan mencari
pertimbangan medis sebelum mengonsumsi kedelai.

g. Interaksi obat
Kedelai diketahui memiliki aktivitas antidiabetes, dan anti- hipertensi.
Studi klinik kedelai menunjukkan efek menurunkan kadar glukosa darah .
Hati - hati penggunaan bersamaan dengan cvensional dengan efck yang sama
Efek estrogenik kedelai belum jelas apakah isoflavon menstimulasi zau
memblok efek estrogen. Belum diketahui juga apakah engonsumsi kedelai
atau suplemen isoflavon akan meningkatkan atau menurunkan risiko efek
samping estrogen (seperti Pengsumpalan darah).
Ginseng, beberapa peneliti meyakini bahwa terdapat interaksi yang
potensial antara ginseng (Panax ginseng) dengan ekstrak kedelai, awalaupun
belum dapat dijelaskan dengan baik
Efek protein kedelai atau tepung kedelai pada absorpsi zat besi masih
belum diketahui. Beberapa peneliti melaporkan adanya penurunan absorpsi
zat besi walapun demikian, penelitian lain tidak menemukan adanya efek
tersebut pada orang yang mengonsumsi kedelai. Seseorang yang
menggunakan suplemen penambah zat besi bersama dengan kedelai harus
memonitor kadar hadbesi darahnya.
Menurut laporan dari beberapa kasus pada manusia dan binatang,
penurunan hormon tiroid dan peningkatan kadar TSH dapat terjadi pada
orang yang mengonsumsi kedelai, oleh karena itu harus digunakan secara
berhati-hati.
h. Dosis
Dosis tepat dari kedelai untuk menurunkan berat badan belunm
ditentukan. Konsumsi protein kedelai yang tinggi, diet lemak dengan atau
tanpa berat badan dan massa lemak pada penderita obesitas. latihan fisik
telah terbukti dapat mengurangi berat badan dan massa lemak pada penderita
obesitas

8. Psyllium Semen (Biji Psylium)

a. Tanaman asal dan family


Simplisia psyllium semen (biji psylium) berupa biji masak yang lah
dikeringkan berasal dari tanaman Plantago psy/lium p gfra L.) indica L., suku
Plantaginaceae.
b. Deskripsi Tanaman
Tanaman berupa semak. Biji bentuk bulat telur, berbentuk perahu,
Tan1-3,5 mm, lebar 1-1,75 mm, warna bervariasi dari merah panhu sampai
cokelat keabu-abuan dan merah kekuningan. Jika iletakkan di air, biji akan
segera mengembang membentuk lapisan Tanaman musilago tidak berwarna.
c. Kandungan kimia

Kandungan utama biji adalah musilago 20-30 % , terdiri dari 85 %


arabinoksida. Kandungan lainnya adalah minyak, asam urollat, B-sitosterol,
plantagusid, iridoid (aukubin).
d. Farmakologi
Psylium dikombinasi dengan asam hidroksi sitrat pada tikus yang diet
kaya lemak dapat menekan kenaikan berat badan dan jumlah lemak tubuh.
Efek tersebut lebih baik dibandingkan dengan kontrol. Selain itu, kombinasi
ini dapat meningkatkan ekskresi asam empedu dan lemak melalui feses.
Psylium juga dapat menurunkan kadar trigliserida dan rasio HDL/kolesterol.
Studi tentang aktivitas antiobesitas melaporkan bahwa suplemen diet
mengandung psylium dan kitosan dapat membantu meningkatkan ekskresi
lemak dalam feses. Walaupun pemmberian musilago terbukti dapat
menurunkan berat badan lebih banyak daripada dengan diet saja, bukti yang
ada belum menunjukkan bahwa penurunan berat badan pada orang dewasa
terkait pysilium
Psylium terutama di usus sebagai agen pembentuk massa, dan agak tahan
terhadap fermentasi dan sebagian besar tidak berubah dalam saluran
gastrointestinal. Dapat mengukat air karena kandingan hemiselulosa tinggi.
Waktu (t) kerja adalah 12 sampai 24 jam secara penuh dapat berlangsung 2
sampai 3 hari.
e. Efek samping
Anafilaksis atau kesulitan bernapas, ruam kulit dan gatal telah
dilaporkan oleh pasien yang menggunakan atau mengambil psylium karena
sensitivitas silang mungkin sering teriadi orang dengan alergi terhadap
serbuk sari Plantago lanceolata.
Efek samping gastrointestinal umumnya: kembung, diare, nyeri perut,
dispepsia dan konstipasi telah dilaporkan. Fecal obstruksi pada saluran
pencernaan telah dilaporkan banyak pasi memakai psylium. Secara teoritis,
psylium dapat mengurangi penyerapan agen antikoagulan dan antiplatelet.
Telah terbukti psylium menurunkan kadar darah dan efektivitas agen
antidepresan trisiklik (TCA), mengurangi asupan serat makanan
meningkatkan kadar darah dan gejala lebih baik.
f. Interaksi zat bekhasiat
Psylium dapat menunda penyerapan glukosa dari makanan, mengurangi
hiperglikemia postprandial; dapat menunda penyerapan dan konsentrasi
karbamazepin. Apabila pasien diobati dengan karbamazepin dan psylium,
maka kadar karbamazepin di dalam plasma harus dipantau. Telah diusulkan
psyliun digunakan sebagai penurun berat badan, meskipun pen belum
memberikan hasil yang konklusif. Satu studi klinik menunjukkan sedikit
penurunan penyeripan kalsium ketika pemberian bersamaan dengan psylium.
Penggunaan dalam jangka panjang psyllium dapat mengurangi absopsi
besi. Suplemen harus dilakukan 1 jam sebelum atau 4 jam setelah psyllium
untuk menghindari interaksi. Psyllium ditambah kolestiramin memberikan
pengurangan namun tidak bermakan kolestrol total dan LDL pada manudia.
Kombinasi ini secara nyata mengurangi sembelit, perut tidak nyaman. Studi
lain tidak menemukan penuruan lemak secara statistic signifikn setelah
penggunaan kolistipol dan psyllium. Satu study hewan menunjukkan
penuruan lebih besar LDL dengan kolestiramindosis tinggi dibandingkan
dengan dosis rendah ditambah psyllium. Namun, studi ini juga menemukan
bahwa dengan kombinasi reserved cholestyramine-induced suppression LDL
reseptor dapat mengurangi kadar kolestrol hati. Penelitian juga membuktikan
bahwa psyllium dapat menurunkan kadar digoxin

g. Dosis
Dosis tepat dari psyllium untuk obesitas belum ditentukan. Dosis lazim
yang direkomendasikan adalah 7,5 g dilarutkan dalam 240 ml air, diberikan
1-3 kali sehari

9. Murrayae Folium (Daun Kemuning)

a. Tanaman asal dan family


Simplisia murrayae folium (daun kemuning) berupa daun yang telah
dikeringkan berasal dari tanaman Murraya paniculata (L.) Jack., suku
Rutaceae.
b. Deskripsi tanaman
Tanaman berupa pohon dengan tinggi 3-7 m. batang berkayu, beralur,
warna kecokelatan. Daun berupa daun majemuk, bersirip Tanaman berupa
pohon dengan tinggi 3-7 m. batang berkayu, beralur, warna kecoklatan. Daun
berupa daun mejemuk, bersirip ganjil, dengan 4-7 anak daun, permukaan
berkilap, bentuk jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata. Bunga tunggal
atau dalam tandan semu, bentuk tandan, panjang mahkota 6-27 mm, lebar
4-10 mm, warna putih, bentuk bundar telur, kelopak agak terbelah. Buah
berupa buah buni bentuk bulat telur dengan diameter lebih kurang 1 cm, buah
muda berwarna hijau setelah tua menjadi merah Simplisia daun letak
berhadapan atau tidak, pangkal ujung runcing atau agak bundar, panjang
hingga 11 cm, lebar hingga 5 cm, memiliki tangkai 3-4 cm.

c. Kandungan kimia
Daun kemuning mengandung flavonoid, kumarin alkaloid, dan turunan
asam sinamat. Flavonoid terkandung umumnya flavonoid teroksigenasi
seperti gardenin A-E, umhengerin

Struktur kimia Gardenin A

d. Farmakologi
Pemberian infus daun 10 , 20 , 30 dan 40 % sebanyak 0,5 ml pada mencit
dapat menurunkan berat badannya secara bermakna. Infus daun kemuning
dengan dosis 1000 mg serbuk/kg bb mencit albino pada percobaan analgesik
dengan bahan pembanding asetosal 52 mg/kg bb, memberikan efek analgesik.
Infus daun dengan dosis 210, 420, dan 840 mg/200 g bb diberikan secara oral
pada tikus sesaat sebelum penyuntikan 0,2 ml larutan karagenin 1 % dalam
NaCI fisiologis secara subplantar. Pada infusa daun dengan dosis 840 mg/200
g bb menunjukkan efek antiinflamasi mendekati natrium diklofenak dengan
dosis 8 mg/200 g bb yang digunakan sebagai pembanding
e. Cara penggunaan
Penggunaan sering dikombinasi dengan ekstrak tanaman lain dengan
dosis 100-150 mg
10. Murrayae Koenigi Folium (Daun Salam Koja)

a. Tanaman asal dan family


Simplisia murrayae koenigii folium (daun salam koja daun yang telah
dikeringkan berasal tanaman Murraya koenigii (L.) Sprengel., suku
Myrtaceae.
b. Kandungan kimia

Daun salam koja mengandung alkaloida karbazol, seperti: mahanimbin,


girinimbin, isomahanimbin, dan koeinimbidin. Kandungan lain adalah
minyak atsiri dengan komponen antara lain: o-pinen, ß-pinen, B-felandren,
sabinen, karyofilen, dan limonene.

c. Farmakologi
Daun salam koja telah dievaluasi efek antiobesitas dan dislipidemia pada
tikus. Ekstrak diklormetan dan etil asetat daun salam koja diberikan pada
dosis 300 mg/kg bb sehari selama 2 minggu pada tikus obesitas yang
dinduksi dengan diet kaya lemak. Pemberian kedua ekstrak tersebut secara
nyata dapat menurunkan berat badan kolesterol plasma total dan trigliserida.
Efek ini diduga karena kandungan alkaloid karbazol, mahanimbin.
Mahanimbin pada dosis 30 mg/kg bb sehari diberikan secara oral
menunjukkan efek menurunkan peningkatan berat badan dan juga kadar
kolesterol total dan trigliserida plasma.
d. Cara pemakaian
Mengonsumsi Murrayae Koenigi Folium (Daun Salam Koja) 3,4 g setiap
hari selama 2 bulan dapat mengurangi berat badan
e. Keamanan
Ekstrak alkoholik daun salam koja termasuk kedalam kelompok bahan
yang praktis tidak toksik.
B. Fitoterapi untuk penyakit gastrointestinal

1. Rimpang Temulawak (Curcuma Rhizoma)

a. Deskripsi Tanaman
Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) merupakan salah satu bahan
baku obat tradisional yang banyak tersebar di Indonesia dan telah banyak
dibudidayakan oleh masyarakat. Rimpang temulawak digunakan dalam
pembuatan jamu secara tradisional di Indonesia karena temulawak
dipercaya mempunya manfaat yang sangat besar.
b. Tanaman asal dan family
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Family : Cingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma xanthorriza ROXB
c. Kandungan atau senyawa yang dapat mengobati penyakit
 Kurkumin
d. Mekanisme kerja senyawa tanaman
Hasil penelitian itu menunjukkan temulawak memperbaiki kerusakan
lambung.Peningkatan dosis temulawak tidak meningkatkan efek
gastroprotektor atau pelindung lambung pada organ itu. Aktivitas
kurkumin sebagai antiulcer – zat pengikat asam lambung –dalam
temulawak menurunkan produksi asam lambung. Selain itu kurkumin
meningkatkan produksi mukus pada mukosa lambung sehingga terlindung
dari asam yang dapat melukai lambung.
e. Intraksi
Belum diketahui adanya interaksi temulawak dengan obat atau
bahan-bahan yang lain karena temulawak bekerja meransang fungsi aluran
empedu, maka tidak dianjurkan penggunaannya bila ada penyumbatan
saluran empedu dan batu empedu. Dalam hal penyumbatan batu empedu,
penggunaannya hanya setelah berkonsultasi dengan dokter atau dibawah
pengawasan dokter.pemakaian temulawak bersama dengan tanaman lain
yang mengandung kurkuminoid seperti kunyit, perlu diperhitungkan
dosisnya agar tidak berlebihan. Hati-hati menggunakan temulawak
bersama dengan obat pengencer darah atau pbat antikoagulan.
f. Toksisitas
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui toksisitas akut infusa
rimpang temulawak terhadap larva Artemia salina leach dengan metode
brine shrimp lethality test (BST) dan menetukan nilai LC50 dari larva
Artemia salina leach setelah pemberian infusa rimpang temulawak.
Penelitian ini dilakukan dengan mengolah rimpang temulawak menjadi
simplisia kering kemudian menyari zat aktif dari rimpang temulawak
dengan pelarut air pada suhu 900C selama 15 menit (infusa). Pengujian
dilakukan dengan mengelompokkan larva menjadi 5 kelompok uji sesuai
masing-masing konsentrasi yaitu 0.0342%, 0.0514%, 0.0686%, 0.0858%,
0.1209% dan satu kelompok kontrol, tiap konsentrasi dilakukan 3 kali
replikasi atau pengulangan.
Data kematian larva Artemia salina Leach di analisis dengan
menghitung presentase kematian larva dan selanjutnya untuk mengetahui
nilai LC50 dihitung menggunakan analisis probit. Hasil penelitian
menunjukkan pada infusa rimpang temulawak memiliki potensi toksisitas
terhadap Artemia salina Leach, yang ditunjukkan dengan nilai LC50 <
1000 ppm, yaitu pada konsentrasi 461 ppm.
g. Cara penggunaan
Cara pakai herbal instan temulawak yaitu diminum 2 X sehari setiap
pagi dan sore dengan cara menyeduh 2 sendok makan serbuk instan
temulawak dengan 200 ml air panas dalam gelas.
2. Azadirachtae Cortex (Kulit Batang Mimba)

a. Tanaman asal dan family


Simplisia azadirachtae corteks (kulit batang mimba) berupa
potongan kulit batang yang telah dikeringkan berasal dari tanaman
Azadirachta indica A. Juss., suku Meliaceae.
b. Deskripsi tanaman
Tanaman berupa pohon tinggi dapat mencapai 40 m. Daun tunggal
pinnatus selalu berwarna hijau. Bunga berupa bunga majemuk berbau
harum, berwarna putih. Buah berwarna hijau dan berubah menjadi hijau
kekuningan atau kuning jika masak, berbentuk bulat atau bulat panjang.
c. Kandungan kimia
Kulit batang dan kulit akar mimba mengandung nimbin, nimbinin,
nimbidin, nimbosterol, nimbosterin, sugiol, dar nimbiol. Pada bagian
kayu terdapat nimaton, dan flavonoid dalam jumlah sedikit.
d. Farmakologi
Pemberian ekstrak kulit batang mimba (100-800 mg/kg secara oral,
100-250 mg/kg intra peritonial) dapat menghambat secara ta
pembentukan ulkus-lambung yang diinduksi dengan indometasin.
Pemberian ekstrak pada dosis 800 mg/kg secara oral dan 250 mg/kg
secara intraperitoneal memberikan efek proteksi penuh 100 % terhadap
tukak lambung dengan penginduksi indometasin.
Peningkatan dosis menyebabkan penurunan sekresi asam lambung,
melalui penghambatan H'/K -ATPase. Mekanisme antitukak lambung
dari ekstrak kulit batang mimba diduga melalui mekanisme
penghambatan deplesi mukosa lambung, pencegahan kerusakan mukosa
oksidatif yang disebabkan oleh penurunan kadar glutation, dan peroksida
lipid yang merupakan penyebab utama terjadinya lesi lambung. Senyawa
glikosida fenol merupakan salah satu senyawa yang terkandung dalam
ekstrak kulit batang mimba emiliki aktivitas penghambatan sekresi asam
lambung serta tukak lambung yang diinduksi stres. Kombinasi ekstrak
kulit batang mimba 250 mg/kg bb dan ekstrak rimpang kunyit 50 mg/kg
bb memperlihatkan gastroprotektif pada tikus yang diinduksi dengan
etanol maupun aspirin.
Efek gastroprotektif dan penyembuhan ekstrak kulit batang mimba
pada tukak lambung telah dilaporkan dalam studi klinis pendahuluan.
Pemberian ekstrak secara oral dengan dosis 30 mg selama dapat
menghambat sekresi asam lambung sekitar 77 % . Pemberian ekstrak
pada dosis 30-60 mg selama 10 minggu memperlihatkan efek
penyembuhan yang hampir sempurna. Satu pasien mengalami
penyembuhan sempurna setelah minum 30 mg ekstrak sehari 2 kali
selama 6 minggu.
e. Keamanan
Pemberian ekstrak 30-60 mg sehari 2 kali selama 10 minggu dapat
ditoleransi oleh pasien. Mimba tidak dipertimbangkan aman
kegunaannya selama kehamilan karena berefek abortifasien dan
antiimplantasi pada uji preklinik. Efek teratogenik belum dilaporkan
pada proses kembang biak hewan yang diobati dengan simplisia.
Keamanan selama pemberian ASI ditetapkan.
f. Dosis
Bentuk ekstrak kulit kayu, dosis 30-60 mg sehari dua kali, selama 10
minggu, telah digunakan untuk mengobati tukak lambung
3. Cinnamon Oil/Oleum Cinnamomi (Minyak Kayu Manis)

a. Tanaman asal dan family


Cinnamon oil adalah minyak sinamomi (minyak kayu manis) yang
diperoleh dengan destil dan atau daun cinnamomi. asi dari kulit kayu
cinnamomi. Minyak daun kayu manis juga diperdagangkan terutama di
Amerika Serikat dan Inggris, di mana produksinya mencapai duapuluh kali
lipat dari minyak kayu manis. Minyak sinamon sering dipalsukan atau
diganti dengan minyak kasia.
b. Kandungan kimia
Kandungan utama sinamaldehid 60-75 % , sinamil asetat , eugenol ,
masing - masing sekitar 1-5 % , -kariofilen 1-4 % , linalool 1-3 % dan 1,8 -
sineol 1-2 % ; prosianidin , flobatanin , felandren , pinena asam sinamat,
asam fenolat, sinselanol, dan sinselanin. Apabila penyimpanan kurang baik
akan terjiadi kadar komponen-komponen tersebut sehingga mempengaruhi
kualitasnya.

c. Farmakologi
Simplisia memiliki efek terhadap gangguan saluran pencer naan seperti
dispepsia, flatulens, diare, dan sebagai penambah nafsu makan. Sebagai
flatulens dengan percobaan secara in vitro, mempunyi efek spasmolitik,
antiinflamasi dan analgetik pada uji masing- masing menggunakan
granuloma tes (pada tikus) dan metode geliat (pada mencit), menghambat
pertumbuhan fungi, serta beberapa bakteri gram positif dan negatif. Minyak
sinamon juga menghambat pertumbuhan beberapa jenis dermatophita antara
lain Epidermophyton floccosum, Microsporum canis, Trichophyton
mentagrophytes dan Trubrum.
Pemberian minyak sinamon secara oral pada tikus mempunyai LDso
4,16 g/kg dan 3,4 ml/kg bb, sedangkan untuk penggunaan pada kulit kelinci
LDso sebesar 0,69 m/kg bb. Ekstrak petroleum eter, kloroform bersifat
sitotoksis dengan EDso masing-masing sebesar 60 dan 58 ug/ml pada sel
kanker manusia, 24 dan 20 pg/ml pada sel L1210, sedangkan senyawa
sinamaldehid mempunyaibetu EDso 4,8 ug/ml pada sel yang sama
Data klinis menunjukkan bahwa pemberian 2 x 40 mg ekstrak etanol 95 %
sinamon kepada 23 pasien , setiap hari selama 4 minggu, ternyata tidak
efektif untuk menurunkan jumlah peHelicobacter pylori.
d. Dosis
Dewasa: 1,5-4 g kulit kayu kering, atau sebagai infusa; ekstrak cair ( 1 : 1 ,
etanol 70 % ) 05-1,0 ml , tingtur 2-4 ml Penggunaan pada anak-anak
tergantung pada umur, berat badan, dan bebas alkohol. Minyak sinamon atau
sinamaldehid 0,2 g sehari (setara dengan 15-20 g simplisia). Tidak diberikan
pada pasien alergi sinamon, minyak sinamon atau sinamaldehid. Tidak
dianjurkan pada masa kehamilan dan menyusui
4. Curcuma Domesticae Rhizoma (Rimpang Kunyit)

a. Tanaman asal dan family


Simplisia curcuma domesticae rhizoma (rimpang kunyit) berupa rimpang
yang telah dikeringkan Curcuma domestica Valenton. (sinonim: C. longa L.),
suku Zingiberaceae.
b. Deskripsi tanaman
Tanaman berupa semak tinggi +70 cm, batang semu, tegak, bulat,
membentuk rimpang, berwarna hijau kekuningan. Daun tunggal berbentuk
lanset memanjang, warna hijau pucat, helai daun berjumlah 3-8, ujung dan
pangkal runcing, tepi rata, panjang 20-40 cm, lebar 8-12 cm, pertulangan
menyirip. Bunga majemuk berambut, bersisik, memiliki tangkai 16-40 cm,
panjang mahkota 3 cm, lebar 1 cm, berwarna kuning, kelopak silindris,
bercangap 3, tipis dan berwarna ungu. Akar serabut berwarna cokelat muda.
Simplisia rimpang berwarna kuning jingga kemerahan sampai kuning jingga
kecokelatan.
c. Kandungan kimia
Kandungan utama dalam rimpang kunyit adalah kurkuminoida: berupa
campuran kurkumin, desmetoksikurkumin dan bidesmetoksikurkumin. Selain
itu simplisia rimpang kunyit juga mengandung minyak atsiri ( sekitar
3-5 % ) : berupa seskuiterpen keton ( sekitar 60 % ) seperti zingiberen p -
atlantonfelandren, eugenol, Kandungan polisakarida seperti glikan, ukonan
A-D

d. Farmakologi
Anti tukak lambung
Ekstrak kunyit memperlihatkan efek gastroprotektif pada hewan coba
dengan berbagai metode induksi tukak lambung. Pemberian secara oral
ekstrak etanolik kunyit 500 mg/kg bb berfungsi sebagai anti luka secara
nyata dapat menekan pengendalian hipotermik, ligasi pilorik, dan induksi
indometasin. Kunyit yang diberikan secara oral kepada tikus atau mencit
dengan dosis 100 mg/kg selama 6 mengakibatkan penurunan produksi getah
lambung, sedangkan pada dosis 50 mg/kg tidak memberi efek.
Ekstrak air dan metanolik dari kunyit yang diberikan secara oral kepada
kelinci dosis 132 dan 155 mg/ kg bb secara berturut- turut menurunkan
sekresi asam lambung sebesar 44,4 dan 47,9 % . sekresi asam sebesar 66,5
dan 57,3 % dan sekresi pepsin sebesar 50,4 dan 68,6 % . Kombinasi ekstrak
rimpang kunyit dan kulit batang mimba pada dosis masing-masing 500
mg/kg bb dan 100 mg/kg bb memperlihatkan efek gastroprotektif pada tikus
yang diinduksi dengan etanol dan asetosal. Efek tersebut dapat dilihat dari
penurunan induksi ulkus, jumlah mukosa lambung, jumlah asam lambung,
dan didukung pula oleh pengamatan histologi.
Ekstrak rimpang kunyit mempunyai aktivitas anti tukak lambu Selain uji
preklinik, uji klinik efek anti tukak lambung juga telah dilakukan. Efek
antitukak lambung diduga melalui penghambatan sekresi asam lambung,
aktivitas antiinflamasi, penghambat radikal bvehas dan antibakteri. Ekstrak
rimpang kunyit menunjukkan efek antagonis selektif dan kompetitif terhadap
reseptor H2. Hal ini amenaindikasikan adanya mekanisme reduksi dalam
tukak lambung. Miofibrioblas yang ditemukan pada daerah luka yang diberi
kurkumin akan mempercepat kontraksi daerah luka, sehingga mempercepat
proses perpindahan berbagai sel-sel yang bertindak sebagai sumber faktor
pertumbuhan yang dibutuhkan dalam proses pengaturan biologis selama
penyembuhan luka.
Kunyit dikenal sebagai inhibitor enzim siklooksigenase-2. Beberapa
senyawa yang terkandung di dalam kunyit memiliki efek protektif terhadap
saluran pencernaan. Penelitian dengan menggunakan tikus menunjukkan
kunyit dapat menghambat pembentukan tukak yang disebabkan stres, alkohol,
indometasin, pengikatan pilorus darn reserpin, serta meningkatkan mukosa
lambung secara signifikan
Pengujian klinik secara acak telah dilakukan pada 50 pasien tukak
lambung, pemberian 750 mg kunyit (n 27) selama 12 minggu dibandingkan
dengan antasida yang mengandung aluminium dan magnesium hidroksida (n
23). Setelah 6 minggu perlakuan 9 pasien yang menerima kunyit mengalami
penyembuhan total sedangkan pada antasida 15 pasien. Pengujian lebih lanjut
selama 12 minggu penyembuhan total pada kelompok kunyit terjadi pada
70,6 % pasien , sedangkan pada antasida 94,1 % pasien .
Uji klinik tersamar ganda pada 130 pasien ulkus duodenum, pemberian 6
g kunyit sehari selama 8 minggu, tidak mem perlihatkan efek yang lebih baik
dibandingkan dengan plasebo. Efek kecepatan penyembuhan pada kunyit
sekitar 27 % , sedangkan plasebo 29% .
Flatulen/Dispepsia
Pada 440 pasien yang mengalami dispepsia diberikan 81 mg ekstrak
alkoholik kunyit 2 kali sehari selama 4 minggu. Perbaikarn dibandingkan
dengan keadaan sebelumnya terjadi penurunan skor simptom hampir 84 %
untuk mual , 71 % untuk muntah , 66 % untuk nyeri perut bagian atas , 66 %
untuk nyeri perut bagian bawah , 61 % untuk rasa bengah , 58 % untuk
flatulensi , dan 58 % untuk konstipasi. Secara keseluruhan penurunan skor
simptom dispepsia sekitar 66 % .
e. Keamanan
Pemberian dosis tunggal ekstrak alkoholik kunyit pada ber dosis sampai
3 g/kg bb pada mencit, serbuk kunyit 2,5 g/kg at ekstrak etanolik 300 mg/kg
pada tikus, marmot dan m tidak menimbulkan tanda-tanda toksisitas.
Pemberian ku 1-5 g/kg bb secara oral dosis tunggal tidak memberikan ef
toksik pada tikus. Selain itu pemberian dosis tunggal kurk 2 g/kg bb secara
oral dan intraperitonial pada mencit menyebabkan kematian. Nilai LDso
intraperitonial pada menci untuk ekstrak petroleum eter, alkoholik dan air
dari dan kurkumin adalah masing-masing: 0,523; 3,980; 0,430 1,5 g /kg bb
Potensi induksi tukak lambung dari kurkumin sampai saat ini masih
kontroversial. Pada pemberian kurkumin 100 mg/kg bb secara pada tikus
selama 6 hari memperlihatkan efek pembentukan ulkus namun studi lain
memperlihatkan efek gastroprotektif
Ekstrak alkoholik, ekstrak air, minyak atsiri dan kurkumin tidak
memberikan efek mutagenik pada Uji Ames. Selain itu efek genotoksik juga
tidak terlihat setelah pemberian dosis tunggal kunyit sampai g/kg bb pada
tikus
Pemberian kunyit 0,15 % dan kurkumin 0,015 g selama 12 minggu tidak
memberikan efek teratogenik, yang dilihat dari parameter kecepatan
kehamilan, jumlah embrio mati dan hidup. Pemberian kurkumin pada pakan
tikus dengan dosis setara dengan kurang lebih 1000 mg/kg pada tikus betina
dan jantan dua generasi berturut-turut tidak memberikan efek pada parameter
reproduksi. NOAEL (No Observed Adverse Efe Level) dari kurkumin adalah
250-320 mg/kg, dan berdasarkan data ini JECFA mengalokasikan ADI
(Accepted Daily Intake) dari kurkumin adalah 0-3 mg/kg
Pada 600 sukarelawan, pemberian kunyit sampai 6 g sehari atau
kurkumin sampai dengan 1,5 g selama beberapa minggu, tidak terjadi efek
serius. Kasus yang terjadi dalam jumlah kecil adalah rasa tidak nyaman pada
saluran cerna.
f. Dosis
Dosis untuk dewasa dalam bentuk simplisia 3-9 g sehari; 1,5-3 g ekstrak
sehari atau sediaan yang setara. Bentuk infusa 0,5-1 g sehari tiga kali,
tingtura (1:10) 0,5-1 ml sehari 3 kali.

5. Lini Semen

a. Tanaman asal dan family


Simplisia lini semen berupa buah masak yang telah dikeringkan berasal
dari tanaman Linum usitatissimum L. var macrospermum suku Linaceae.
b. Deskripsi tanaman
Tanaman menahun, tegak, tinggi mencapai 1,2 m. Batang pipih warna
hijau agak keabuan. Daun bentuk lonjong, warna hijau keabuan. Bunga
terdapat pada bagian ujung, benang sari bersatu pada bagian pangkal. Buah
bentuk kapsul agak bulat diameter hingga 10 mm, mempunyai 10 biji. Biji
berwarna cokelat kekuningan, bentuk bulat telur dengan bagian ujung
meruncing.
Bagian luar biji(testa) mengandung polisakarida, sedangkan bagian bii
mengandung minyak lemak, Secara umum dikenal 2 jenis bis biji menuma
cokelat, disebut omega, kaya akan asam a-linolenat, Bagian jenis biji dan
wama kuning disebut solin mengandung asam linolenat dalam jumlah lebih
sedikit.
c. Kandungan kimia
Minyak lemak, protein, berbagai karbohidrat (antara lain galaktosa, xilosa,
rhamnosa, arabinosa), linamarin, neolinustatin.

d. Farmakologi
Bji lini mengurangi rasa sakit pada gangguan saluran pencernaan,
menurunkan kadar kolesterol, LDL-kolesterol dan bersifat sebagai
hepatoprotektor pada tikus. Minyak lini memiliki aktivitas antibakteri
terhadap Streptococcus aureus yang resisten pada methisilin. Kandungan
utama merupakan karbohidrat yang dengan adanya cairan akan mengembang
membentuk musilageo yang kemudian menstimulasi gerak peristaltik usus.
Pada uji klinis, pemberian biji lini meningkatkan dan mempercepat
pergerakan atau pemindahan ampas makanan pada pasien muda ataupun
lansia.
e. Keamanan
Pasien yang menggunakan biji lini akan timbul rasa mual, kembung, dan
agak pusing. Sebaiknya tidak diberikan pada pasien gangguan saluran
pencernaan yang bersifat akut.
6. Psidii Folium (Daun Jambu Biji)
a. Tanaman asal dan family
Simplisia psidii folium (daun jambu biji) berupa daun yang telah
dikeringkan berasal dari tanaman Psidium guajava L., suku Myrtaceae.
b. Deskripsi tanaman
Pohon, tinggi mencapai 10 meter, tumbuh pada ketinggian 1-1200 m di
atas permukaan laut. Batang bulat berkayu, kulit kayu licin, mengelupas,
bercabang, warna coklat kehijauan. Daun tunggal bertangkai pendek,
berhadapan, ujung tumpul, pangkal membulat, panjang hingga 14 cm,
lebar hingga 6 cm, warna hijau kekuningan. Bunga di ketiak daun,
mahkota warna putih kekuningan, berkumpul 1-3 bunga. Buah bentuk
bundar telur, warna putih kekuningan, kulit tipis, berdaging tebal,
beraroma wangi, rasa manis asam.
Simplisia daun berbentuk elips, tepi rata, agak menggulung ke atas,
hijau, makin tua umur warna menjadi hijau tua/gelap, tampak
bintik-bintik kelenjar minyak, pertulangan da menonjol pada permukaan
bawah, warna putih agak hijau.
c. Kandungan kimia
Kuersitrin, kuersetin, isokuersetin, guajavarin (kuersetin 3-O-a-
L-arabinosia), minyak atsiri, tanin, sitosterol, asam guajavolat.
d. Farmakologi
Kandungan kuersetin dalam daun menunjukkan efek menurunkan
kontraksi ileum melalui efek antagonis kalsium, serta menghambat
sekresi asetilkolin dalam lambung.
Ekstrak air daun menunjukkan adanya efek antidiare dengan
mengurangi efek peristaltik, khasiat antiamuba antibakteri, antara lain
terhadap Shigella flexnerri, Salmonella thyphi, Bacillus sp., Clostridium
sp. Secara in vitro ekstrak heksana, metanolik dan air menunjukkan
aktivitas spasmolitik, sedangkan ekstrak etanolik juga mempunyai
aktivitas terhadap enterobakteri. Flavonoid dari daun jambu biji seperti
morin, kuersetin dan glikosidanya dapat menghambat pertumbuhan
mikroba patogen.
Esktrak metanol daun jambu pemberian secara oral dengan dosis
50-200 mg/kg dapat menghambat diare pada tikus yang diinduksi dengan
minyak jarak. Selain itu, dapat meningkatkan konsistensi feses. Efek
antispasmodik dan antidiare ekstrak daun jambu melalui penghambatan
motilitas usus. Efek spasmolitik ini berhubungan dengan kandungan
flavonoid pada daun jambu bij, vaitu turunan kuersetin.
Ekstrak air menunjukkan efek hepatoprotektif terhadap tikus ng
diinduksi dengan parasetamol, dan juga menunjukkan efel menurunkan
kadar glukosa pada mencit diabetes tipe dengan menghambat enzim
protein tirosine fosfatase 1B (PTP1B).
Uji klinik acak tersamar ganda sediaan kapsul ekstrak daun ambu
biji terstandar dengan konsentrasi flavonoid dihitung sebagai kuersetin 1
mg/500 mg dilakukan pada 100 orang pasien. Pemberian sediaan tiap 8
jam selama 3 hari, parameter yang diteliti adalah feses harian dan
konsistensinya, adanya mukus pada feses, derajat nyeri, jumlah spasme
selama 24 jam, adanya demam dan mual. Pada penelitian ini pemberian
sediaan ekstrak daun jambu dapat menurunkan rasa nyeri perut, tetapi
tidak menunjukkan efek bermakna pada konsistensi feses jika
dibandingkan dengan plasebo. Mekanisme antispasmodik disebabkan
karena inhibisi terhadap sekresi Na K' dan berkurangnya transpor air
melalui dinding membran.
e. Dosis
Daun segar 15-30 g atau 2,5-4,5 g daun kering direbus, disaring,
kemudian diminum.

7. Rahmni purshiani(Cascarae sagradae) Cortex

a. Tanaman asal dan family


Simplisia rhamni purshiani (cascarae sagradae) cortex berupa dari tanaman
Rhamnus pursianus DC. atau Frangula purshiana DC., suku Rhamnaceae
b. Deskripsi tanaman
Pohon tinggi hingga 18 m, merupakan tumbuhan asli yang tumbuh di Pantai
Pasifik Amerika Utara, tetapi sekarang sudah mulai tersebar luas di berbagai
tempat. Panen dilakukan pada bulan April hingga Agustus, kadang-kadang
diambil dari tanaman liar. Simplisia ditempeli sejenis lumut. Apabila diambil
dari tanaman Rhamnus frangula L. disebut Frangulae cortex.
R. catharticus L. merupakan semak yang berduri, daun b bergerigi bulat,
warna bagian kulit kayu berwarna kemerahan, buah buni berwarna abu-abu
sedikit sebagai obat, sedangkan pada buah yang belum masak antraku hitam.
Warna kulit kayu lebih gelap, mempunyai lapisan gabus antrakuinon bentuk
glikosida sebanyak 2% , juga digunakan cokelat. Mengandung senyawa inon
Simplisia berupa potongan-potongan menggulung, panjan sebelum
digunakan untuk pengobatan atau dipanaskan beberapa terdapat sebagai
bentuk tereduksi. sekitar 20 cm, tebal 1-4 mm. Sebaiknya disimpan satu
tahun jam pada suhu 80-100°C, dengan tujuan untuk mengoksidasi glikosida
antron dan diantron (memiliki efek emetik) yang terdapat dalam simplisia
segar menjadi antrakuinon. Simplisia lain yang dapat digunakan adalah R.
frangula, R. catharticus (dari Eropa). Mempunyai rasa pahit, yang dapat
dikurangi dengan menambahkan larutan alkali, alkali tanah atau magnesium
oksida. Persyaratan simplisia mengandung tidak kurang dari 8,0 glikosida
hidroksiantrasena yang terdiri dari tidak kurang dari 60 kaskarosida dihitung
sebagai kaskarosida A.
c. Kandungan kimia
Kaskarosida A, B, C, D, E dan F, aloin A dan B, palmidin A, B dan C,
barbaloin, frangulin, krisaloin, aloe-emodin, emodin, dan krisofanol.

d. Farmakologi
Komponen aktif dalam tanaman ini adalah antrakuinon dan turunan
hidroksiantrasena yang memiliki efek sebagai laksan. Senyawa tersebut
diabsorpsi usus halus, kemudian masuk dalam sisitem sirkulasi darah,
menstimulasi sistem saraf otonom, yang akhirnya merangsang gerak
peristaltik usus besar, sehingga memungkinkan pergerakan/perpindahan sisa
makanan.
Derivat senyawa 1,8-dihidroksiantrasena mempunyai efek laksatif.
Kaskarosida, aloin A dan B, krisaloin A dan B akan diuraikan oleh enzim
yang dihasilkan oleh bakteri usus, sehingga tidak diabsorpsi pada usus bagian
atas. Dosis aloin A dan B hampir sama pada percobaan menggunakan tikus,
di mana nilai EDso sebesar 20 mg/kg aloin sebanyak 100 mg/kg sehari
selama 140 hari tidak menimbulkan indikasi terjadinya tumor pada rektal.
e. Kontraindikasi
Tidak diberikan pada penderita radang pada kolon, lambung usus buntu,
keadaan dehidrasi dan kekurangan elektrolit. Tidak dianjurkan pada masa
kehamilan, menyusui, dan anak umur di bawah 10 tahun, serta tidak
diberikan pada penderita gangguan pencernaan yang resisten.
Penggunaan dengan dosis terlalu besar atau terlalu lama dapat
menyebabkan gangguan elektrolit (hipokalemia, hipokalsemia, karena
terbentuknya kalsium oksalat), albuminuria, terjadinya kolik abdominal,
kehilangan cairan dan elektrolit tubuh.
f. Interaksi obat
Menyebabkan terjadinya hipokalemia (karena penggunaan pencahar terlalu
lama) dapat memengaruhi efek obat jantung misalnya glikosida jantung,
kinidin. Penggunaan secara bersamaan dengan simplisia atau obat lain yang
menginduksi terjadinya hipokalemia seperti golongarn thiazida,
adrenokortikoid atau akar kayu manis (liquiritae radix) menyebabkan
terganggunya keseimbangan elektrolit.
g. Dosis
Untuk dewasa dan lebih dari 10 tahun: 0,3-1 g sehari sekali, infusa: 1,5-2 g
korteks kering diseduh dalam 150 ml air panas, ekuivalen dengan 20-30 mg
derivat hidroksiantrasena (dihitung sebagai kaskarosida A) sehari. Tidak
direkomendasi untuk anak di bawah 10 tahun, dan penggunaan lebih dari 2
minggu tidak dianjurkan.
8. Rhamni frangulae Cortex

a. Tanaman asal dan family


Simplisia rhamni frangualae cortex berupa bagia batang dan atau cabang
yang telah dikeringkan berasal tanaman Rhamnus frangula L. (sinonim R.
alnus Mill, dari ), suku Rhamnaceae
b. Deskripsi tanaman
Merupakan semak atau pohon, tinggi hingga 5 meter, tidak berduri. letak
daun rapat, biasa tumbuh pada tempat yang lembab, umpama sepanjang
aliran sungai. Banyak tumbuh di Eropa Utara, Tengah, Inggris dan sudah
menyebar ke Asia. Daun berbentuk elips, bun kecil berwarna putih kehijauan,
buah buni warna hitam. Kulit kayu berwarna hijau kemudian menjadi
abu-abu agak cokelat karena proses pengeringan.
Simplisia serupa dengan cortex rhamni purshiani (Cascarae sagradae), yaitu
dari tanaman Rhamnus frangula L. memiliki efek yang lebih ringan daripada
R. catharticus. Persyaratan simplisia mengandung glukofrangulin tidak
kurang dari 6,0 % dihitung sebagai glukofrangulin A, atau glukofrangulin
anhidrat.
c. Kandungan kimia
Glukofrangulin A dan B (perbedaan pada posisi gula dengan kaskarosida
A), aloin A dan B, palmidin A, B dan C, barbaloin, frangulin (terikat dengan
satu molekul glukosa), krisaloin, aloe-emodin, emodin, krisofanol. Dalam
glukofrangulin B terdapat molekul gula apiosa sebagai pengganti ramnosa
pada glukofrangulin A. Gambar 3.10 memperlihatkan struktur kimia senyawa
glukofrangulin.

9. Rícini Oleum (Minyak Jarak)

a. Tanaman asal dan family


Ricini oleum (minyak jarak) adalah minyak lemak yang diperoleh dengan
cara memeras biji yang berasal dari tanaman Ricinus communis L., suku
Euphorbiaceae.
b. Deskripsi tanaman
Tanaman perdu, tinggi hingga 3 m, batang bulat, berongga, berbuku- buku,
warna kecokelatan. Daun tunggal, bentuk bulat, menjari hingga 9 bagian,
ujung meruncing dan tepi bergigi, warna bagian atas hijau lebih tua daripada
bagian bawah, bertangkai panjang. Bunga majemuk, warna kuning agak
jingga, buah bulat, beruang 3 yang masing-masing berisi satu biji.
Merupakan tanaman asli India, sudah banyak tumbuh dan dibudidayakan di
beberapa negara.
Minyak jarak merupakan cairan dengan viskositas tinggi, berwarna agak
kekuningan atau tidak berwarna, rasa sedikit menggigit. Jika penyimpanan
tidak baik bilangan asam meningkat. Kualitas ditentukan dengan besaran
bilangan hidroksil, iodine, dan penyabunan. Oleum ricini dibuat dengan
berbagai cara ekstraksi antara lain dengan cara pengepresan dingin, untuk
mencegah tersarinya senyawa risin yang bersifat toksik. Daging biji ditekan
secara hidrolik, minyak yang diperoleh dibersihkan dengan uap air, dilakukan
penyaringan dan pemutihan. Juga digunakan untuk pembuatan sabun, vernis,
dan minyak pelumas.
c. Kandungan kimia
Minyak lemak, yang mengandung antara lain Minvak lemak, yang
mengandung antara lairn asam risinoleat, stearat, palmitat, risin, risinin.

d. Farmakologi
Asam risinoleat sebagai lipase membentuk garam alkali yang
menstimulasi pembebasan histamin berakibat gerak Digunakan tertentu, dar
sekarang penggunaan minyak jarak sudah berkurang
Menimbulkan kolok, dehidrasi yang disertai dengan gangguan, serta
kemungkinan terjadi iritasi dan perdarahan ditimbulkan oleh kandungan
dianjurkan untuk pasien penderita gangguan empedu.
e. Dosis
Dewasa 5-10 g (1-2 sendok teh), maksimum 30 g. Dianjurkan unnuk
diberikan pada waktu pagi hari, di mana dalam keadaan kosong, pencahar
terlihat setelah 3-8 jam.
10. Rhei Radix (Akar Kelembak)
a. Tanaman asal dan family
Simplisia radix (akar kelembak) berupa bagiandi baab tanah (rimpang
dan akar) yang berasal Baillon., suku Polygonaceae, atau hibrida kedua
tanaman dari tanaman Rbeum palmatum L. atau Rbeum campuran keduanya.
b. Deskripsi tanaman
Tanaman mempunyai 50 spesies, yaitu kelompok 1 termasuk Rbeum
palmatum, R. officinale, kelompok 2 adalah R. rhaponticum R. undulatum
dan R. emodi. Kedua kelompok sering disilangkan, sehingga hasil hibridnya
juga dapat digunakan dalam pengobatar. Tumbuh baik di daerah dengan
ketinggian lebih dari 3000 m atas permukaan laut, dipanen setelah berumur
6-10 tahun pada musim semi hingga panas. Tanaman berasal dari China,
sekarang sudah dibudidayakan di Asia dan Eropa.
Simplisia berupa potongan-potongan padat, keras, bentuk silindris, pipih
atau tidak beraturan, panjang hingga 15 cm, lebar hingga cm. Bagian luar
berwarna agak cokelat, sedangkan bagian dalam warna lebih muda, bergaris
cokelat. Rasa sepat, sedikit kelat dan agak pahit, berbau aromatik. Dikenal 3
jenis yaitu kualitas tinggi jenis Chinghai (Shensi), menengah jenis Kanton
dan rendah jenis lebih kecil, yang ketiganya dapat dibedakan dari warna
serbuk.
c. Kandungan kimia
Turunan hidroksiantrasena 3-12 % , yang terdiri dari mono dan diglikosida
rein ( 60-80 % ) , krisofanol , aloe - emodin , fiscion , emodin epikatekin,
katekin, asam oksalat, asam galat.

Beberapa pustaka mensyaratkan bahwa simplisia harus mengandung


turunan hidroksiantrasena tidak kurang dari 22 % dihitung sebagai rhein ,
sedangkan untuk ekstrak 4-6 % , dengan rasio perbandingan kadar antron dan
antrasena tidak lebih dari 33:50.
d. Farmakologi
Kandungan antrakuinon meningkatkan motilitas saluran efek menghambat
diare dan inflamasi mukosa usus. enzim skualene epoksidase yang
mengatalisis pembentukan pertumbuhan Helicobacter pylori, Aspergilus
fumigatus, Candida dan absorpsi cairan ke dalam feses, serta tanin yanga,
Sari panas dengan konsentrasi pug/ml menghambat kolesterol sebanyak 70
beberapa senyawa hasil isolasi menghamba kerja enzim tersebut. Ekstrak air
mempunyai khasiat terhada albricans, Geotricbum candidum, dan
Rbodotorula rubra, sedangkan ekstrak etanolik menunjukkan aktivitas
antivirus terhadap Herpes simplex. Sari air mengurangi konsentrasi nitrogen
urea dan kreatinin dalam serum pada hewan coba tikus, dan menurunkan
kadar glukosa darah, trigliserida, dan kolesterol total.
Ekstrak metanolik mempunyai khasiat antioksidan ( 50 % ) pada
konsentrasi 5,2 dan 3,3 ug/ml menggunakan DPPH. Nilai IC pada radikal
anion superoksida dalam sistem oksidasi xantine adalah 5,0 dan 3,8 ug/ml.
Emodin dalam fraksi etil asetat mempunyai IC sebesar uM dalam
menghambat kasein kinase Il.
Efek pencahar disebabkan karena antakuinon dapat meningkatkan
aktivitas usus. Senyawa senosida dan rheinosida dihidrolisis olelh bakteri
usus menjadi senyawa antron yang bekerja sebagai stimulan dan iritan pada
saluran pencernaan. Beberapa senyawa mempunyai efek astringen, antara
lain katekin, epikatekin, glukogalin, asam galat.
Digunakan sebagai pencahar (laksatif) dalam waktu pendek/ singkat
(tidak lebih dari 2 minggu) pada kondisi konstipasi, dan sebagai astringen;
penggunaan terutama pada penderita hemorroid, serta mengurangi gangguan
ulser (pada uji klinis yang dilakukan di China).
e. Kontraindikasi
Tidak diberikan kepada anak di bawah 10 tahun, penderita radang rongga
perut, usus, konstipasi kronik. Tidak digunakan pada ibu hamil karena
kerjanya terhadap usus besar, dan ibu menyusui karena munculnya metabolit
rhein pada air susu, serta tidak digunakan terus-menerus, tidak lebih dari 2
minggu. Menyebabkan terjadinya hambatan absorpsi Fe, sehingga tidak
dianjurkan diberikan pada anak-anak dan penderita anemia
f. Interaksi obat
Menyebabkan terjadinya hipokalemia (karena penggunaan pencahar terlalu
lama) dapat memengaruhi efek obat jantung misalnya glikosida jantung,
kuinidin. Penggunaan secara tbersamaan dengan simplisia atau obat lain yang
menginduksi terjadinya hipokalemia seperti golongan thiazida,
adrenokortikoid atau akar kayu manis (liquiritae radix) menyebabkan
terganggunya keseimbangan elektrolit.
g. Efek yang tidak diinginkan
Penggunaan dengan dosis terlalu besar dapat menyebabkan kejang saluran
cerna, dan rasa sakit/kolik. Penggunaan terlalu lama menimbulkan terjadinya
gangguan elektrolit (hipokalemia, hipokalsemia, karena terbentuknya
kalsium oksalat), albuminuria. Kelebihan dosis menyebabkan kolik
abdominal, kehilangan cairan dan elektrolit tubuh.
f. Dosis
Sebagai simplisia 1-2 g (sesuai dengan 15-50 mg turunan hidroksiantrasena
dihitung sebagai rhein) atau 0,5-1,5 g, diseduh dengan 150 ml air mendidih,
disaring, kemudian diminum sebelum tidur diberikan ketika akan tidur
malam.
C. Fitoterapi untuk penyakit hipertensi

Anda mungkin juga menyukai