c. Efek samping
Nilai LD50 ekstrak alkoholik daun jatu belanda adalah lebih besar dari 6324,14
mg/kg bb. Selama percobaan tidak ditemukan adanya tanda-tanda toksisitas.
2. Tanaman Bangle
c. Mekanisme kerja
Menurut Darusman et al. (2001), degradasi lemak dapat didekati dengan
hidrolisis lemak melalui aktivitas lipase, sehingga ekstrak yang bersifat
aktivator enzim dapat dikategorikan sebagai peluruh lemak. Sebagai obat
pelangsing, senyawa flavonoid yang terdapat pada rimpang diekstraksi dengan
pelarut metanol 80% dapat meningkatkan aktivitas enzimlipase.
tidak tandus dan cukup mendapat sinar matahari. Tumbuhan ini sering
(batang) dan kayunya sendiri. Tumbuhan ini mengandung zat kautsyuk dan
b. Khasiat
saponin meliputi efek antioksidan dan sitotoksik langsung pada sel kanker
c. Mekanisme kerja
radikal bebas. Dengan adanya ikatan ini maka akan menstabilkan radikal
terjadinya ateroklerosis.
d. Kandungan Obat
dalam kulit kayu dan akarnya terkandung senyawa kimia seperti flavonoida
protocathechuic acid
e. Cara pengolahan
a. Deskripsi
Morfologi rimpang adalah berbau aromatik dengan rasa pedas mirip
mentol dan agak pahit. Rimpang berbentuk agak pipih atau agak bulat telur
terbalik, bagian ujung bercabang-cabang pendek, pada tiap cabang terdapat parut
melekuk ke dalam dengan potongan sepanjang 7-18 cm dan tebal 2,5-5 cm.
Bagian luarnya berwarna coklat kekuningan sampai kuning pucat dan beraluralur
memanjang serta memberikan bekas patahan tidak rata dan berserat (Depkes RI,
1978).
b. Kandungan Kimia
Rimpang mengandung minyak menguap seperti zerumbone, humulene,
camphene (Faizah et al., 2002) dan α-caryophyllene (Purwanti dkk., 2003). Selain
itu, mengandung saponin, flavonoida dan polifenol (Syamsuhidayat dan Hutapea,
2000). Uji fitokimia dari ekstrak etanol rimpang tersebut positif adanya komponen
fenolik, tanin, asam amino, karbohidrat, dan alkaloid (Somchit et al., 2005). Hasil
isolasi dari tanaman ini diperoleh adanya dua senyawa se-isomer yaitu
6-methoxy-2E,9E-humuladien-8-one dan stigmast-4-en-3-one (Jang & Seo, 2005).
Zerumbon, α-kariofilen, 1,5,5,8-tetrametil-12-oksabisiklo [9.1.0] dodeka3,7-dien
(Murakami et al., 1999; Abdul et al., 2008; Bhuiyan et al., 2009).
c. Manfaat
Rimpang dimanfaatkan dalam ramuan sebagai obat pelangsing,
penghangat badan, obat pusing, obat disentri, dan membantu mengeluarkan gas
(karminatif) pada perut kembung (Mursito, 2001). Penelitian terhadap ekstrak
etanol dari rimpang memiliki aktivitas analgesik dan antipiretik yang mampu
menghambat inflamasi akibat induksi prostaglandin (Somchit et al., 2005).
Zerumbone dan α-caryophyllene terdapat dalam rimpang dan daun serta kedua
senyawa ini pada konsentrasi tinggi menunjukkan aktivitas antiinflamasi,
antiulkus, antioksidan dan antimikroba (Jaganath dan Ng, 2000; Somchit et al.,
2005; Mascolo et al, 1989; Agrawal et al., 2000; Bhuiyan et al., 2009). Senyawa
utama zerumbon yang diisolasi dari lempuyang gajah menunjukkan potensi
sebagai anti kanker leher rahim, dibuktikan dengan uji sitotoksisitas pada sel
HeLa dengan metode MTT assay IC50 sebesar 11,3 μM (2,5 μg∕ml) (Abdul et al.,
2008). Zerumbon juga terbukti bersifat toksik pada sel HT-29, CaCo-2, dan
MCF-7 (Murakami et al., 1999; Kirana et al., 2003).
c. Kandungan kimia
d. Farmakologi
Ekstrak G. cambogia yang mengandung asam hidroksi sitrat (HCA)
dapat menyerang lemak tubuh pada tikus Zucker yang mengalami obesitas.
Pada dosis tinggi asam hidroksi sitrat sampai 154 mmol / kg diberikan
selama 3 bulan berturut-turut lemak pada epididimis. Namun pada tingkat
tinggi asam hidroksi sitrat (778 dan 1244 mg / kg bb sehari) menyebabkan
atropi pada testis. Pada dosis rendah efek toksik tersebut tidak terlihat.
Berdasarkan penelitian NOAEL (tidak ditemukan efek samping dari asam
hidroksi sitrat adalah 389 mg / kg bb sehari.
Biji G. cambogia meningkatkan proses hematologikal dan efek
antiobesitas pada tikus jantan, aplikasi potensial dalam peningkatan
hematokrit dibawah kondisi anemia. Penurunan berat badan dan lipid
endogen pada lipid endogen pada hewan menunjukkan potensinya sebagai
tanaman antiobesitas dan antilipogenik.
Beberapa uji klinik membuktikan efektivitas G. cambogia dalam
menurunkan berat badan pada 42 minggu dengan pemberian 3 kg ekstrak
sehari selama 12 minggu.
Asam hidroksi sitrat (HCA), adalah bahan aktif yang terkandung dalam
tanaman garcinia, telah ditemukan menjadi penghambat kompetitif dari
enzim adenosin trifosfat (ATP) liase sitrat dan penghambat lipogenesis. HCA
tampaknya meningkatkan penggunaan lemak dan mengurangi penggunaan
glikogen, juga dapat meningkatkan penurunan berat badan dengan menekan
nafsu makan, walaupun mekanisme kerjanya belum dipahami dengan baik
Komponen zat aktif yang ada di dalam tanaman garcinia, HCA dapat
meningkatkan berat badan. Namun dari hasil studi klinis dilaporkan berbagai
hasil. Tidak ada kerugian berat badan atau penurunan massa yang signifikan
dari pasien obesitas yang diberi garcinia dan plasebo. HCA, dan untuk
tingkat yang lebih besar kombinasi HCA dengan kromium niacin-seperti,
memfasilitasi lebih berat badan, BMI dan kadar kolesterol. Teoritis teoritis,
HCA mungkin pilihan yang cocok untuk efek lipogenesis.
e. Keamanan
Garcinia dapat ditoleransi dengan baik. Dilakukan selama 12 minggu
pada manusia. Pemakaian dosis harian lebih dari 4,7 g asam hidroksi sitrat
(HCA) telah dicatat aman dengan tidak adanya efek samping pada terapinya.
Pada sebuah kasus, pasien mengalami rhabdomiolisis terkait kehilangan
berat badan setelah menggunakan obat yang mengandung ma-huang (efedrin),
guarana (alkaloid aktif kafein), kitosan, Gymnena sylvestre, Garcinia
cambogia ( 50% HCA ) , dan kromium . Kontribusi garcinia terhadap efek
samping ini masih belum jelas.
Dilaporkan adanya kasus rhabdomiolisis setelah penggunaan obat herbal
penurun berat badan yang mengandung garcinia pada seorang wanita sehat
berumur 54 tahun. Pasien mengalami nyeri dada dan hasil menunjukkan
rhabdomiolisis dengan kreatinin serum puncak 1028 IUA, yang kemudian
menurun secara bertahap dan kembali normal setelah pemakaian obat herbal
dihentikan. Kenaikan kreatinin mengindikasikan bahwa kerusakan otot
merupakan salah satu mekanisme penurunan berat badan oleh sediaan ini.
Penulis menyarankan monitoring serum kreatinin pada pasien yang
menggunakan formula herbal penurun berat badan.
Penghambat HMG-CoA reduktase: sebuah kasus menyebutkan insiden
rhabdomiolisis pada pasien yang menggunakan obat herbal penurun berat
badan yang mengandung 50 % HCA . Dengan demikian, pemakaian garcinia
dapat meningkatkan risiko rhabdomiolisis terkait statin. Bagaimanapun, bukti
klinis dari interaksi ini masih belum cukup.
b. Deskripsi tanaman
Kedelai merupakan tanaman terna, tinggi dapat mencapai 1 m. Daun
majemuk, bertangkai pendek bentuk daun oval. Pada ukaan berbulu halus.
Biji bentuk bulat telur-lonjong. Warna lit biji kuning, cokelat sampai hitam.
c. Kandungan kimia
d. Farmakologi
Beberapa studi melaporkan tentang efek antiobesitas dan hipoglikemik
makanan kaya isoflavon pada manusia dan hewan. Genistein merupakan
isoflavon utama dalam kedelai, dilaporkan secara nyata menurunkan berat
badan dan jumlah lemak. Selain itu, daidzein isoflavon lain dalam kedelai
juga memiliki efek yang sama dengan genistein. Pemberian daidzein pada
mencit meningkatkan aktivitas lipase pankreas dan lipase lipoprotein, dan
juga lipolisis.
Protein kedelai tampaknya memengaruhi pengaturan gen yang terlibat
dalam metabolisme lipid dan glukosa, meningkatkan sensitivitas insulin,
mengatur oksidasi asam lemak di hati, dan meningkatkan metabolisme lemak
di jaringan adiposa.
Pola makan diet dengan kedelai telah terbukti mengurangi lemak tubuh
dan kelebihan berat badan dari pasien obesitas darik segi pembatasan kalori.
Selain itu, mengonsumsi susu kedel tampaknya efektif dalam mengurangi
berat badan, lingkar perut, ai seperti ketika mengonsumsi susu skim
e. Farmakokinetika
Di dalam saluran pencernaan, kedelai mengalami metabolisme oleh
bakteri usus, kemudian diabsorpsi di dalam usus, dan ditransportasikan
melalui porta dan dimetabolisme di hati. Sekitar 10-22 % isoflavon yang
terkandung di dalam kedelai diekskresikan melalui urine. Waktu paruh
isoflavon daidzein dan genistein adalah sekitar 7-8 jam
f. Efek samping
Kedelai termasuk kategori GRAS (Generally Regarded As Safe) dan
telah lama digunakan sebagai makanan pokok di Efek samping yang paling
sering terjadi adalah reaksi alergi dan gangguan lambung dan usus seperti
sakit perut, mual dan konstipasi. Alergi terhadap kedelai merupakan alergi
makanan yang umum terjadi, seseorang yang alergi terhadap kedelai dapat
juga bereaksi terhadap kacang polong-polongan, gandum, gandum hitam dan
jelai. Konsumsi kedelai tidak disarankan untuk pasien dengan penyakit
keganasan yang sensitif hormon, seperti kanker payudara, ovarium, atau
kanker uterus, karena kemampuan kedelai dalam memberikan efek mirip
Dosis estrogen (yang secara teoritis dapat menstimulasi pertumbuhan tumor).
Keadaan sensitif hormon lainnya (seperti endometriosis) secara teoritis juga
dapat memperparah kondisi apabila mengonsumsi kedelai. Penelitian di
laboratorium masih belum jelasdengan apakah isoflavon kedelai
menghambat atau menstimulasi estrogen, atau keduanya (bertindak sebagai
reseptor agonis/antagonis). Sampai ada penelitian lebih lanjut mengenai
hal-hal ini, pasien dengan kondisi tersebut harus diwaspadai dan mencari
pertimbangan medis sebelum mengonsumsi kedelai.
g. Interaksi obat
Kedelai diketahui memiliki aktivitas antidiabetes, dan anti- hipertensi.
Studi klinik kedelai menunjukkan efek menurunkan kadar glukosa darah .
Hati - hati penggunaan bersamaan dengan cvensional dengan efck yang sama
Efek estrogenik kedelai belum jelas apakah isoflavon menstimulasi zau
memblok efek estrogen. Belum diketahui juga apakah engonsumsi kedelai
atau suplemen isoflavon akan meningkatkan atau menurunkan risiko efek
samping estrogen (seperti Pengsumpalan darah).
Ginseng, beberapa peneliti meyakini bahwa terdapat interaksi yang
potensial antara ginseng (Panax ginseng) dengan ekstrak kedelai, awalaupun
belum dapat dijelaskan dengan baik
Efek protein kedelai atau tepung kedelai pada absorpsi zat besi masih
belum diketahui. Beberapa peneliti melaporkan adanya penurunan absorpsi
zat besi walapun demikian, penelitian lain tidak menemukan adanya efek
tersebut pada orang yang mengonsumsi kedelai. Seseorang yang
menggunakan suplemen penambah zat besi bersama dengan kedelai harus
memonitor kadar hadbesi darahnya.
Menurut laporan dari beberapa kasus pada manusia dan binatang,
penurunan hormon tiroid dan peningkatan kadar TSH dapat terjadi pada
orang yang mengonsumsi kedelai, oleh karena itu harus digunakan secara
berhati-hati.
h. Dosis
Dosis tepat dari kedelai untuk menurunkan berat badan belunm
ditentukan. Konsumsi protein kedelai yang tinggi, diet lemak dengan atau
tanpa berat badan dan massa lemak pada penderita obesitas. latihan fisik
telah terbukti dapat mengurangi berat badan dan massa lemak pada penderita
obesitas
g. Dosis
Dosis tepat dari psyllium untuk obesitas belum ditentukan. Dosis lazim
yang direkomendasikan adalah 7,5 g dilarutkan dalam 240 ml air, diberikan
1-3 kali sehari
c. Kandungan kimia
Daun kemuning mengandung flavonoid, kumarin alkaloid, dan turunan
asam sinamat. Flavonoid terkandung umumnya flavonoid teroksigenasi
seperti gardenin A-E, umhengerin
d. Farmakologi
Pemberian infus daun 10 , 20 , 30 dan 40 % sebanyak 0,5 ml pada mencit
dapat menurunkan berat badannya secara bermakna. Infus daun kemuning
dengan dosis 1000 mg serbuk/kg bb mencit albino pada percobaan analgesik
dengan bahan pembanding asetosal 52 mg/kg bb, memberikan efek analgesik.
Infus daun dengan dosis 210, 420, dan 840 mg/200 g bb diberikan secara oral
pada tikus sesaat sebelum penyuntikan 0,2 ml larutan karagenin 1 % dalam
NaCI fisiologis secara subplantar. Pada infusa daun dengan dosis 840 mg/200
g bb menunjukkan efek antiinflamasi mendekati natrium diklofenak dengan
dosis 8 mg/200 g bb yang digunakan sebagai pembanding
e. Cara penggunaan
Penggunaan sering dikombinasi dengan ekstrak tanaman lain dengan
dosis 100-150 mg
10. Murrayae Koenigi Folium (Daun Salam Koja)
c. Farmakologi
Daun salam koja telah dievaluasi efek antiobesitas dan dislipidemia pada
tikus. Ekstrak diklormetan dan etil asetat daun salam koja diberikan pada
dosis 300 mg/kg bb sehari selama 2 minggu pada tikus obesitas yang
dinduksi dengan diet kaya lemak. Pemberian kedua ekstrak tersebut secara
nyata dapat menurunkan berat badan kolesterol plasma total dan trigliserida.
Efek ini diduga karena kandungan alkaloid karbazol, mahanimbin.
Mahanimbin pada dosis 30 mg/kg bb sehari diberikan secara oral
menunjukkan efek menurunkan peningkatan berat badan dan juga kadar
kolesterol total dan trigliserida plasma.
d. Cara pemakaian
Mengonsumsi Murrayae Koenigi Folium (Daun Salam Koja) 3,4 g setiap
hari selama 2 bulan dapat mengurangi berat badan
e. Keamanan
Ekstrak alkoholik daun salam koja termasuk kedalam kelompok bahan
yang praktis tidak toksik.
B. Fitoterapi untuk penyakit gastrointestinal
a. Deskripsi Tanaman
Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) merupakan salah satu bahan
baku obat tradisional yang banyak tersebar di Indonesia dan telah banyak
dibudidayakan oleh masyarakat. Rimpang temulawak digunakan dalam
pembuatan jamu secara tradisional di Indonesia karena temulawak
dipercaya mempunya manfaat yang sangat besar.
b. Tanaman asal dan family
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Family : Cingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma xanthorriza ROXB
c. Kandungan atau senyawa yang dapat mengobati penyakit
Kurkumin
d. Mekanisme kerja senyawa tanaman
Hasil penelitian itu menunjukkan temulawak memperbaiki kerusakan
lambung.Peningkatan dosis temulawak tidak meningkatkan efek
gastroprotektor atau pelindung lambung pada organ itu. Aktivitas
kurkumin sebagai antiulcer – zat pengikat asam lambung –dalam
temulawak menurunkan produksi asam lambung. Selain itu kurkumin
meningkatkan produksi mukus pada mukosa lambung sehingga terlindung
dari asam yang dapat melukai lambung.
e. Intraksi
Belum diketahui adanya interaksi temulawak dengan obat atau
bahan-bahan yang lain karena temulawak bekerja meransang fungsi aluran
empedu, maka tidak dianjurkan penggunaannya bila ada penyumbatan
saluran empedu dan batu empedu. Dalam hal penyumbatan batu empedu,
penggunaannya hanya setelah berkonsultasi dengan dokter atau dibawah
pengawasan dokter.pemakaian temulawak bersama dengan tanaman lain
yang mengandung kurkuminoid seperti kunyit, perlu diperhitungkan
dosisnya agar tidak berlebihan. Hati-hati menggunakan temulawak
bersama dengan obat pengencer darah atau pbat antikoagulan.
f. Toksisitas
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui toksisitas akut infusa
rimpang temulawak terhadap larva Artemia salina leach dengan metode
brine shrimp lethality test (BST) dan menetukan nilai LC50 dari larva
Artemia salina leach setelah pemberian infusa rimpang temulawak.
Penelitian ini dilakukan dengan mengolah rimpang temulawak menjadi
simplisia kering kemudian menyari zat aktif dari rimpang temulawak
dengan pelarut air pada suhu 900C selama 15 menit (infusa). Pengujian
dilakukan dengan mengelompokkan larva menjadi 5 kelompok uji sesuai
masing-masing konsentrasi yaitu 0.0342%, 0.0514%, 0.0686%, 0.0858%,
0.1209% dan satu kelompok kontrol, tiap konsentrasi dilakukan 3 kali
replikasi atau pengulangan.
Data kematian larva Artemia salina Leach di analisis dengan
menghitung presentase kematian larva dan selanjutnya untuk mengetahui
nilai LC50 dihitung menggunakan analisis probit. Hasil penelitian
menunjukkan pada infusa rimpang temulawak memiliki potensi toksisitas
terhadap Artemia salina Leach, yang ditunjukkan dengan nilai LC50 <
1000 ppm, yaitu pada konsentrasi 461 ppm.
g. Cara penggunaan
Cara pakai herbal instan temulawak yaitu diminum 2 X sehari setiap
pagi dan sore dengan cara menyeduh 2 sendok makan serbuk instan
temulawak dengan 200 ml air panas dalam gelas.
2. Azadirachtae Cortex (Kulit Batang Mimba)
c. Farmakologi
Simplisia memiliki efek terhadap gangguan saluran pencer naan seperti
dispepsia, flatulens, diare, dan sebagai penambah nafsu makan. Sebagai
flatulens dengan percobaan secara in vitro, mempunyi efek spasmolitik,
antiinflamasi dan analgetik pada uji masing- masing menggunakan
granuloma tes (pada tikus) dan metode geliat (pada mencit), menghambat
pertumbuhan fungi, serta beberapa bakteri gram positif dan negatif. Minyak
sinamon juga menghambat pertumbuhan beberapa jenis dermatophita antara
lain Epidermophyton floccosum, Microsporum canis, Trichophyton
mentagrophytes dan Trubrum.
Pemberian minyak sinamon secara oral pada tikus mempunyai LDso
4,16 g/kg dan 3,4 ml/kg bb, sedangkan untuk penggunaan pada kulit kelinci
LDso sebesar 0,69 m/kg bb. Ekstrak petroleum eter, kloroform bersifat
sitotoksis dengan EDso masing-masing sebesar 60 dan 58 ug/ml pada sel
kanker manusia, 24 dan 20 pg/ml pada sel L1210, sedangkan senyawa
sinamaldehid mempunyaibetu EDso 4,8 ug/ml pada sel yang sama
Data klinis menunjukkan bahwa pemberian 2 x 40 mg ekstrak etanol 95 %
sinamon kepada 23 pasien , setiap hari selama 4 minggu, ternyata tidak
efektif untuk menurunkan jumlah peHelicobacter pylori.
d. Dosis
Dewasa: 1,5-4 g kulit kayu kering, atau sebagai infusa; ekstrak cair ( 1 : 1 ,
etanol 70 % ) 05-1,0 ml , tingtur 2-4 ml Penggunaan pada anak-anak
tergantung pada umur, berat badan, dan bebas alkohol. Minyak sinamon atau
sinamaldehid 0,2 g sehari (setara dengan 15-20 g simplisia). Tidak diberikan
pada pasien alergi sinamon, minyak sinamon atau sinamaldehid. Tidak
dianjurkan pada masa kehamilan dan menyusui
4. Curcuma Domesticae Rhizoma (Rimpang Kunyit)
d. Farmakologi
Anti tukak lambung
Ekstrak kunyit memperlihatkan efek gastroprotektif pada hewan coba
dengan berbagai metode induksi tukak lambung. Pemberian secara oral
ekstrak etanolik kunyit 500 mg/kg bb berfungsi sebagai anti luka secara
nyata dapat menekan pengendalian hipotermik, ligasi pilorik, dan induksi
indometasin. Kunyit yang diberikan secara oral kepada tikus atau mencit
dengan dosis 100 mg/kg selama 6 mengakibatkan penurunan produksi getah
lambung, sedangkan pada dosis 50 mg/kg tidak memberi efek.
Ekstrak air dan metanolik dari kunyit yang diberikan secara oral kepada
kelinci dosis 132 dan 155 mg/ kg bb secara berturut- turut menurunkan
sekresi asam lambung sebesar 44,4 dan 47,9 % . sekresi asam sebesar 66,5
dan 57,3 % dan sekresi pepsin sebesar 50,4 dan 68,6 % . Kombinasi ekstrak
rimpang kunyit dan kulit batang mimba pada dosis masing-masing 500
mg/kg bb dan 100 mg/kg bb memperlihatkan efek gastroprotektif pada tikus
yang diinduksi dengan etanol dan asetosal. Efek tersebut dapat dilihat dari
penurunan induksi ulkus, jumlah mukosa lambung, jumlah asam lambung,
dan didukung pula oleh pengamatan histologi.
Ekstrak rimpang kunyit mempunyai aktivitas anti tukak lambu Selain uji
preklinik, uji klinik efek anti tukak lambung juga telah dilakukan. Efek
antitukak lambung diduga melalui penghambatan sekresi asam lambung,
aktivitas antiinflamasi, penghambat radikal bvehas dan antibakteri. Ekstrak
rimpang kunyit menunjukkan efek antagonis selektif dan kompetitif terhadap
reseptor H2. Hal ini amenaindikasikan adanya mekanisme reduksi dalam
tukak lambung. Miofibrioblas yang ditemukan pada daerah luka yang diberi
kurkumin akan mempercepat kontraksi daerah luka, sehingga mempercepat
proses perpindahan berbagai sel-sel yang bertindak sebagai sumber faktor
pertumbuhan yang dibutuhkan dalam proses pengaturan biologis selama
penyembuhan luka.
Kunyit dikenal sebagai inhibitor enzim siklooksigenase-2. Beberapa
senyawa yang terkandung di dalam kunyit memiliki efek protektif terhadap
saluran pencernaan. Penelitian dengan menggunakan tikus menunjukkan
kunyit dapat menghambat pembentukan tukak yang disebabkan stres, alkohol,
indometasin, pengikatan pilorus darn reserpin, serta meningkatkan mukosa
lambung secara signifikan
Pengujian klinik secara acak telah dilakukan pada 50 pasien tukak
lambung, pemberian 750 mg kunyit (n 27) selama 12 minggu dibandingkan
dengan antasida yang mengandung aluminium dan magnesium hidroksida (n
23). Setelah 6 minggu perlakuan 9 pasien yang menerima kunyit mengalami
penyembuhan total sedangkan pada antasida 15 pasien. Pengujian lebih lanjut
selama 12 minggu penyembuhan total pada kelompok kunyit terjadi pada
70,6 % pasien , sedangkan pada antasida 94,1 % pasien .
Uji klinik tersamar ganda pada 130 pasien ulkus duodenum, pemberian 6
g kunyit sehari selama 8 minggu, tidak mem perlihatkan efek yang lebih baik
dibandingkan dengan plasebo. Efek kecepatan penyembuhan pada kunyit
sekitar 27 % , sedangkan plasebo 29% .
Flatulen/Dispepsia
Pada 440 pasien yang mengalami dispepsia diberikan 81 mg ekstrak
alkoholik kunyit 2 kali sehari selama 4 minggu. Perbaikarn dibandingkan
dengan keadaan sebelumnya terjadi penurunan skor simptom hampir 84 %
untuk mual , 71 % untuk muntah , 66 % untuk nyeri perut bagian atas , 66 %
untuk nyeri perut bagian bawah , 61 % untuk rasa bengah , 58 % untuk
flatulensi , dan 58 % untuk konstipasi. Secara keseluruhan penurunan skor
simptom dispepsia sekitar 66 % .
e. Keamanan
Pemberian dosis tunggal ekstrak alkoholik kunyit pada ber dosis sampai
3 g/kg bb pada mencit, serbuk kunyit 2,5 g/kg at ekstrak etanolik 300 mg/kg
pada tikus, marmot dan m tidak menimbulkan tanda-tanda toksisitas.
Pemberian ku 1-5 g/kg bb secara oral dosis tunggal tidak memberikan ef
toksik pada tikus. Selain itu pemberian dosis tunggal kurk 2 g/kg bb secara
oral dan intraperitonial pada mencit menyebabkan kematian. Nilai LDso
intraperitonial pada menci untuk ekstrak petroleum eter, alkoholik dan air
dari dan kurkumin adalah masing-masing: 0,523; 3,980; 0,430 1,5 g /kg bb
Potensi induksi tukak lambung dari kurkumin sampai saat ini masih
kontroversial. Pada pemberian kurkumin 100 mg/kg bb secara pada tikus
selama 6 hari memperlihatkan efek pembentukan ulkus namun studi lain
memperlihatkan efek gastroprotektif
Ekstrak alkoholik, ekstrak air, minyak atsiri dan kurkumin tidak
memberikan efek mutagenik pada Uji Ames. Selain itu efek genotoksik juga
tidak terlihat setelah pemberian dosis tunggal kunyit sampai g/kg bb pada
tikus
Pemberian kunyit 0,15 % dan kurkumin 0,015 g selama 12 minggu tidak
memberikan efek teratogenik, yang dilihat dari parameter kecepatan
kehamilan, jumlah embrio mati dan hidup. Pemberian kurkumin pada pakan
tikus dengan dosis setara dengan kurang lebih 1000 mg/kg pada tikus betina
dan jantan dua generasi berturut-turut tidak memberikan efek pada parameter
reproduksi. NOAEL (No Observed Adverse Efe Level) dari kurkumin adalah
250-320 mg/kg, dan berdasarkan data ini JECFA mengalokasikan ADI
(Accepted Daily Intake) dari kurkumin adalah 0-3 mg/kg
Pada 600 sukarelawan, pemberian kunyit sampai 6 g sehari atau
kurkumin sampai dengan 1,5 g selama beberapa minggu, tidak terjadi efek
serius. Kasus yang terjadi dalam jumlah kecil adalah rasa tidak nyaman pada
saluran cerna.
f. Dosis
Dosis untuk dewasa dalam bentuk simplisia 3-9 g sehari; 1,5-3 g ekstrak
sehari atau sediaan yang setara. Bentuk infusa 0,5-1 g sehari tiga kali,
tingtura (1:10) 0,5-1 ml sehari 3 kali.
5. Lini Semen
d. Farmakologi
Bji lini mengurangi rasa sakit pada gangguan saluran pencernaan,
menurunkan kadar kolesterol, LDL-kolesterol dan bersifat sebagai
hepatoprotektor pada tikus. Minyak lini memiliki aktivitas antibakteri
terhadap Streptococcus aureus yang resisten pada methisilin. Kandungan
utama merupakan karbohidrat yang dengan adanya cairan akan mengembang
membentuk musilageo yang kemudian menstimulasi gerak peristaltik usus.
Pada uji klinis, pemberian biji lini meningkatkan dan mempercepat
pergerakan atau pemindahan ampas makanan pada pasien muda ataupun
lansia.
e. Keamanan
Pasien yang menggunakan biji lini akan timbul rasa mual, kembung, dan
agak pusing. Sebaiknya tidak diberikan pada pasien gangguan saluran
pencernaan yang bersifat akut.
6. Psidii Folium (Daun Jambu Biji)
a. Tanaman asal dan family
Simplisia psidii folium (daun jambu biji) berupa daun yang telah
dikeringkan berasal dari tanaman Psidium guajava L., suku Myrtaceae.
b. Deskripsi tanaman
Pohon, tinggi mencapai 10 meter, tumbuh pada ketinggian 1-1200 m di
atas permukaan laut. Batang bulat berkayu, kulit kayu licin, mengelupas,
bercabang, warna coklat kehijauan. Daun tunggal bertangkai pendek,
berhadapan, ujung tumpul, pangkal membulat, panjang hingga 14 cm,
lebar hingga 6 cm, warna hijau kekuningan. Bunga di ketiak daun,
mahkota warna putih kekuningan, berkumpul 1-3 bunga. Buah bentuk
bundar telur, warna putih kekuningan, kulit tipis, berdaging tebal,
beraroma wangi, rasa manis asam.
Simplisia daun berbentuk elips, tepi rata, agak menggulung ke atas,
hijau, makin tua umur warna menjadi hijau tua/gelap, tampak
bintik-bintik kelenjar minyak, pertulangan da menonjol pada permukaan
bawah, warna putih agak hijau.
c. Kandungan kimia
Kuersitrin, kuersetin, isokuersetin, guajavarin (kuersetin 3-O-a-
L-arabinosia), minyak atsiri, tanin, sitosterol, asam guajavolat.
d. Farmakologi
Kandungan kuersetin dalam daun menunjukkan efek menurunkan
kontraksi ileum melalui efek antagonis kalsium, serta menghambat
sekresi asetilkolin dalam lambung.
Ekstrak air daun menunjukkan adanya efek antidiare dengan
mengurangi efek peristaltik, khasiat antiamuba antibakteri, antara lain
terhadap Shigella flexnerri, Salmonella thyphi, Bacillus sp., Clostridium
sp. Secara in vitro ekstrak heksana, metanolik dan air menunjukkan
aktivitas spasmolitik, sedangkan ekstrak etanolik juga mempunyai
aktivitas terhadap enterobakteri. Flavonoid dari daun jambu biji seperti
morin, kuersetin dan glikosidanya dapat menghambat pertumbuhan
mikroba patogen.
Esktrak metanol daun jambu pemberian secara oral dengan dosis
50-200 mg/kg dapat menghambat diare pada tikus yang diinduksi dengan
minyak jarak. Selain itu, dapat meningkatkan konsistensi feses. Efek
antispasmodik dan antidiare ekstrak daun jambu melalui penghambatan
motilitas usus. Efek spasmolitik ini berhubungan dengan kandungan
flavonoid pada daun jambu bij, vaitu turunan kuersetin.
Ekstrak air menunjukkan efek hepatoprotektif terhadap tikus ng
diinduksi dengan parasetamol, dan juga menunjukkan efel menurunkan
kadar glukosa pada mencit diabetes tipe dengan menghambat enzim
protein tirosine fosfatase 1B (PTP1B).
Uji klinik acak tersamar ganda sediaan kapsul ekstrak daun ambu
biji terstandar dengan konsentrasi flavonoid dihitung sebagai kuersetin 1
mg/500 mg dilakukan pada 100 orang pasien. Pemberian sediaan tiap 8
jam selama 3 hari, parameter yang diteliti adalah feses harian dan
konsistensinya, adanya mukus pada feses, derajat nyeri, jumlah spasme
selama 24 jam, adanya demam dan mual. Pada penelitian ini pemberian
sediaan ekstrak daun jambu dapat menurunkan rasa nyeri perut, tetapi
tidak menunjukkan efek bermakna pada konsistensi feses jika
dibandingkan dengan plasebo. Mekanisme antispasmodik disebabkan
karena inhibisi terhadap sekresi Na K' dan berkurangnya transpor air
melalui dinding membran.
e. Dosis
Daun segar 15-30 g atau 2,5-4,5 g daun kering direbus, disaring,
kemudian diminum.
d. Farmakologi
Komponen aktif dalam tanaman ini adalah antrakuinon dan turunan
hidroksiantrasena yang memiliki efek sebagai laksan. Senyawa tersebut
diabsorpsi usus halus, kemudian masuk dalam sisitem sirkulasi darah,
menstimulasi sistem saraf otonom, yang akhirnya merangsang gerak
peristaltik usus besar, sehingga memungkinkan pergerakan/perpindahan sisa
makanan.
Derivat senyawa 1,8-dihidroksiantrasena mempunyai efek laksatif.
Kaskarosida, aloin A dan B, krisaloin A dan B akan diuraikan oleh enzim
yang dihasilkan oleh bakteri usus, sehingga tidak diabsorpsi pada usus bagian
atas. Dosis aloin A dan B hampir sama pada percobaan menggunakan tikus,
di mana nilai EDso sebesar 20 mg/kg aloin sebanyak 100 mg/kg sehari
selama 140 hari tidak menimbulkan indikasi terjadinya tumor pada rektal.
e. Kontraindikasi
Tidak diberikan pada penderita radang pada kolon, lambung usus buntu,
keadaan dehidrasi dan kekurangan elektrolit. Tidak dianjurkan pada masa
kehamilan, menyusui, dan anak umur di bawah 10 tahun, serta tidak
diberikan pada penderita gangguan pencernaan yang resisten.
Penggunaan dengan dosis terlalu besar atau terlalu lama dapat
menyebabkan gangguan elektrolit (hipokalemia, hipokalsemia, karena
terbentuknya kalsium oksalat), albuminuria, terjadinya kolik abdominal,
kehilangan cairan dan elektrolit tubuh.
f. Interaksi obat
Menyebabkan terjadinya hipokalemia (karena penggunaan pencahar terlalu
lama) dapat memengaruhi efek obat jantung misalnya glikosida jantung,
kinidin. Penggunaan secara bersamaan dengan simplisia atau obat lain yang
menginduksi terjadinya hipokalemia seperti golongarn thiazida,
adrenokortikoid atau akar kayu manis (liquiritae radix) menyebabkan
terganggunya keseimbangan elektrolit.
g. Dosis
Untuk dewasa dan lebih dari 10 tahun: 0,3-1 g sehari sekali, infusa: 1,5-2 g
korteks kering diseduh dalam 150 ml air panas, ekuivalen dengan 20-30 mg
derivat hidroksiantrasena (dihitung sebagai kaskarosida A) sehari. Tidak
direkomendasi untuk anak di bawah 10 tahun, dan penggunaan lebih dari 2
minggu tidak dianjurkan.
8. Rhamni frangulae Cortex
d. Farmakologi
Asam risinoleat sebagai lipase membentuk garam alkali yang
menstimulasi pembebasan histamin berakibat gerak Digunakan tertentu, dar
sekarang penggunaan minyak jarak sudah berkurang
Menimbulkan kolok, dehidrasi yang disertai dengan gangguan, serta
kemungkinan terjadi iritasi dan perdarahan ditimbulkan oleh kandungan
dianjurkan untuk pasien penderita gangguan empedu.
e. Dosis
Dewasa 5-10 g (1-2 sendok teh), maksimum 30 g. Dianjurkan unnuk
diberikan pada waktu pagi hari, di mana dalam keadaan kosong, pencahar
terlihat setelah 3-8 jam.
10. Rhei Radix (Akar Kelembak)
a. Tanaman asal dan family
Simplisia radix (akar kelembak) berupa bagiandi baab tanah (rimpang
dan akar) yang berasal Baillon., suku Polygonaceae, atau hibrida kedua
tanaman dari tanaman Rbeum palmatum L. atau Rbeum campuran keduanya.
b. Deskripsi tanaman
Tanaman mempunyai 50 spesies, yaitu kelompok 1 termasuk Rbeum
palmatum, R. officinale, kelompok 2 adalah R. rhaponticum R. undulatum
dan R. emodi. Kedua kelompok sering disilangkan, sehingga hasil hibridnya
juga dapat digunakan dalam pengobatar. Tumbuh baik di daerah dengan
ketinggian lebih dari 3000 m atas permukaan laut, dipanen setelah berumur
6-10 tahun pada musim semi hingga panas. Tanaman berasal dari China,
sekarang sudah dibudidayakan di Asia dan Eropa.
Simplisia berupa potongan-potongan padat, keras, bentuk silindris, pipih
atau tidak beraturan, panjang hingga 15 cm, lebar hingga cm. Bagian luar
berwarna agak cokelat, sedangkan bagian dalam warna lebih muda, bergaris
cokelat. Rasa sepat, sedikit kelat dan agak pahit, berbau aromatik. Dikenal 3
jenis yaitu kualitas tinggi jenis Chinghai (Shensi), menengah jenis Kanton
dan rendah jenis lebih kecil, yang ketiganya dapat dibedakan dari warna
serbuk.
c. Kandungan kimia
Turunan hidroksiantrasena 3-12 % , yang terdiri dari mono dan diglikosida
rein ( 60-80 % ) , krisofanol , aloe - emodin , fiscion , emodin epikatekin,
katekin, asam oksalat, asam galat.