Anda di halaman 1dari 47

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hasil SDKI (Survei Demografi Dan Kesehatan Indonesia) tahun 2012 lalu
menemukan bahwa angka kematian bayi di Indonesia saat ini mengalami
penurunan dari 43 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 32 per 1.000 kelahiran
hidup. Di antara angka ini, 19 per 1.000 kelahira hidup terjadi pada masa
neonatal sejak lahir sampai usia 28 hari.namun target MDGs di tahun 2015
angkanya harus turun menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup, Jadi hasil SDKI
tahun 2012 belum mencapai target MDGS 2015.
Telah dilakukan upaya pendekatkan pelayanan ke masyarakat melalui
program Desa Siaga dengan Poskesdes, Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas dan Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit (RS). Sistem rujukan
pelayanan obstetri dan neonatal emergensi hendaknya dikembangkan dan
ditetapkan oleh pemerintah daerah dengan mengindentifikasi kesiapan
berbagai fasilitas daerah dengan mengindentifikasi kesiapan berbagai fasilitas
pelayanan kesehatan baik Puskesmas dan RS juga bidan desa sebagai satu
kesatuan pelayanan yang terintegrasi termasuk program Sistem
Penaggulangan Gawat Terpadu (SPGD-T).
Salah satu upaya terobosan dan terbukti mampu meningkatkan indikator
proksi (persalinan oleh tenaga kesehatan) dalam penurunan AKI dan AKB
adalah Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K).
Selain itu, program P4K juga mendorong ibu hamil untuk memeriksakan
kehamilan, bersalin, pemeriksaan nifas dan bayi yang dilahirkan oleh tenaga
kesehatan trampilan termasuk skrining status imunisasi tetanus lengkap pada
setiap ibu hamil. Kaum ibu juga didorong untuk melakukan Inisiasi Menyusu
Dini (IMD) dilanjutkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan
(Kementerian Kesehatan 2013)
Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk
melakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny A 27 Tahun G3p2a0
2

Kehamilan, Persalinan,Nifas Dan Bayi Baru Lahir Normal Di BPM Bidan


Hj.Cicih Rukaesih Kabupaten Cirebon Tahun 2017.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka penulis


merumuskan masalah sebagai berikut “Asuhan Kebidanan Komprehensif
Pada Ny A 27 Tahun G3p2a0 Kehamilan, Persalinan,Nifas Dan Bayi Baru
Lahir Normal Di BPM Bidan Hj.Cicih Rukaesih Kabupaten Cirebon Tahun
2017”

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny A 27 Tahun
G3P2A0 Kehamilan, Persalinan,Nifas Dan Bayi Baru Lahir Normal Di BPM
Bidan Hj.Cicih Rukaesih Kabupaten Cirebon Tahun 2017”
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada Ny.A 27
Tahun G3P2A0 Kehamilan, Persalinan,Nifas Dan Bayi Baru Lahir
Normal.
b. Mempu menegakkan analisis sesuai dengan data subjektif dn objektif
pada Ny.A 27 Tahun G3P2A0 Kehamilan, Persalinan,Nifas Dan Bayi
Baru Lahir Normal.
c. Mampu melakukan penatalaksanaan yang sesuai dengan analisis yang
diperoleh pada Ny.A 27 Tahun G3P2A0 Kehamilan, Persalinan,Nifas Dan
Bayi Baru Lahir Normal.
d. Mampu mendokumentasian asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.A
27 Tahun G3P2A0 Kehamilan, Persalinan,Nifas Dan Bayi Baru Lahir
Normal dengan metode SOAP.

D. Manfaat Penulisan
1. Teoritis
Laporan ini diharapkan dapat dijadikan landasan pengembangan
pengetahuan mengenai faktor-faktor kehamilan, persalinan, nifas, bayi
baru lahir.
2. Praktis
3

Diharapkan menjadi masukan dan pertimbangan dalam upaya


meningkatkan pelayanan kebidanan khususnya dalam pemberian
asuhan yang sesuai.

E. Sistematika Penulisan
1. Bagian Pendahuluan
a. Halaman sampul
b. Halaman judul
c. Halaman persetujuan
d. Kata pengantar
e. Daftar isi
2. Bagian Utama
a. BABI PENDAHULUAN
1) Latar belakang
2) Rumusan Masalah
3) Tujuan Penulisan Laporan
4) Manfaat Penulisan Laporan
5) Sistematika Penulisan Laporan
b. BAB II TINJAUAN TEORI
Berisi tentang kehamilan, persalianan, nifas, bayi baru lahir.
c. BAB III Tinjauan Kasus
Berisi tentang dokumetasi asuhan kebidanan dalam bentuk SOAP.
d. BAB IV Pembahasan
Berisi pembahasan secara menyeluruh tentang asuhan kebidanan
kehamilan, persalianan, nifas, bayi baru lahir.
e. BAB V Kesimpulan dan Saran
Terdiri dari kesimpulan dan saran dari pembahasan berdasarkan
tujuan penyusun laporan dan saran berdasarkan kesimpulan.

3. Bagian Terakhir
a. Daftar pustaka
b. Lampiran-lampiran
4

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Masa Kehamilan
1. Definisi
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam triwulan, yaitu triwulan
pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan
ke empat sampai enam bulan dan triwulan ke tiga dari bulan ke tujuh
sampai sembilan bulan (Saifuddin, 2002).
Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita,
khususnya pada alat genitalia eksterna dan interna serta pada payudara
(mammae). Dalam hal ini hormone somatomammotropin, estrogen dan
progesterone mempunyai peranan penting. Hormon progesterone dan
estrogen memiliki pengaruh dalam kehamilan, dimana karena pengaruh
hormone progesterone menyebabkan gerakan usus makin berkurang dan
dapat menyebabkan obstipasi, sedangkan hormon estrogen mempengaruhi
pengeluaran asam lambung meningkat sehingga menyebabkan
hypersalivasi, morning sickness, muntah dan lambung terasa panas.
a. Kehamilan
5

1) Post term : Suatu kehamilan yang melewati 42 minggu (294 hari)


dihitung sejak Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT), sering pula
disebut kehamilat lewat waktu.
2) Post date : Kehamilan yang telah melewati hari perkiraan kelahiran
(280 hari).
3) Post matur : Lebih mengacu pada janinnya, dimana dijumpai tanda-
tanda seperti kuku panjang, kulit keriput, tali pusat layu terwanai
oleh mekonium.

b. Patofisiologi
Penyebab post date itu sendiri masih belum jelas. Risiko terhadap janin
disebabkan oleh karena proses penuaan plasenta sehingga terjadi
gangguan fungsi plasenta (insufiensi). Insufisiensi nutrisi yang bisa
mengakibatkan Intra Uterine Growth retardation (IUGR) insufiensi
pernapasan yang mengakibatkan hipoksia janin.
2. Tanda Dan Gejala Kehamilan
a. Tanda-tanda kemungkinan hamil yaitu:
1) Amenore
Amenore (terlambat datang bulan). Konsepsi dan nidasi
menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikel de Graff dan
ovulasi. Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir dengan
perhitungan rumus Naegle, dapat ditentukan perkirakan persalinan.
2) Mual dan muntah
Mual (nausea) dan muntah (emesis). Pengaruh estrogen dan
progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang
berlebihan. Mual dan muntah terutama pada pagi hari
disebut morning sickness. Dalam batas yang fisiologis, keadaan ini
dapat dibatasi. Akibat mual dan muntah, nafsu makan berkurang.
3) Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan
yang demikian disebut ngidam.
4) Syncope atau pingsan
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan syaraf pusat dan
6

menimbulkan syncope atau pingsan. Keadaan ini menghilang


setelah usia kehamilan 16 minggu.
5) Payudara tegang
Pengaruh estrogen, progesteron dan somatotropin menimbulkan
deposit lemak, air dan garam pada payudara. Payudara membesar
dan tegang. Ujung syaraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama
pada hamil pertama.
6) Sering miksi atau Buang Air Kecil (BAK)
Desakan rahim ke depan menyebabkan kendung kemih cepat terasa
penuh dan sering BAK. Pada trimester kedua, gejala ini sudah
menghilang.
7) Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus,
menyebabkan kesulitan untuk Buang Air Besar (BAB).
8) Pigmentasi kulit
Keluarnya Melanophore Stimulating Hormone (MSH) hipofisis
anterior menyebabkan pigmentasi kulit di sekitar pipi (kloasma
gravidarum), pada dinding perut (strie livid, strie albikan, linea alba
dan linea nigra) dan sekitar payudara (hiperpigmentasi areola
payudara, puting susu makin menonjol) di sekitar pipi (kloasma
garavidarum).
9) Epulis
Hipertrofi gusi yang disebut epulis, dapat terjadi bila hamil.
10) Varises atau penampakkan pembuluh darah vena.
Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi
penampakkan pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang
mempunyai bakat. Penampakkan pembuluh darah itu terjadi di
sekitar genitalia eksterna, kaki dan betis dan payudara.
Penampakkan pembuluh darah ini dapat menghilang setelah
persalinan.
b. Tanda tidak pasti
menurut (Manuaba,2010) yaitu : Rahim membesar sesuai dengan
tuanya hamil, pada pemeriksaan dalam dijumpai tanda Hegar, tanda
Chadwick, tanda Piscaseck, kontraksi Braxton-Hicks dan teraba
balotemen, pemeriksaan tes biologis kehamilan positif tetapi sebagian
kemungkinan positif palsu.
7

c. Tanda pasti kehamilan menurut (Manuaba,2010) yaitu :


1) Gerakan janin dalam rahim
Terlihat atau teraba gerakan janin. Teraba bagian-bagian janin.
2) Denyut Jantung Janin (DJJ)
Didengar dengan stetoskop Laenec, alat kardiotokografi, alat
Doppler. Dilihat dengan Ultrasonografi (USG). Pemeriksaan
dengan alat Rontgen untuk melihat kerangka janin (sekarang sudah
tidak dipakai).
3. Perubahan Anatomi Dan Fisiologi Pada Ibu Hamil
a. Uterus
Rahim atau uterus yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30
gram akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia, sehingga menjadi
seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot rahim mengalami
hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak dan dapat
mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin.
b. Vagina
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena
pengaruh estrogen sehingga tampak makin berwarna merah dan kebiru-
biruan.
c. Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus
luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya
plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu.
d. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai
persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara
tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu
estrogen, progesteron dan somatotropin.
e. Sirkulasi darah ibu
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar
dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah
(hemodilusi) dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu.
f. Sistem pernafasan
Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem pernafasan untuk dapat
memenuhi kebutuhan oksigen (O2), disamping itu desakan diafragma
karena dorongan rahim yang membesar pada umur kehamilan 32
minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan
8

oksigen yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar
20 % sampai 25 % dari pada biasanya.
g. Traktus urinarius
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada
hamil tua, terjadi gangguan dalam bentuk sering BAK.
h. Perubahan pada kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi
karena pengaruh MSH lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar
suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada strie gravidarum livid
atau alba, areola payudara, papila payudara, linea nigra, pipi (kloasma
gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan hilang.
i. Metabolisme
Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami
perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk
pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI.
4. Perubahan Dan Adaptasi Psikologis Dalam Masa Kehamilan
Menurut (Kusmiyati,2010), perubahan adaptasi psikologis dalam masa
kehamilan meliputi :
a. Perubahan psikologi pada kehamilan trimester I
Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian.
Penyesuaian terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung.
Sebagian wanita merasa sedih tentang kenyataan bahwa ia hamil.
Kurang lebih 80% wanita mengalami kekecewaan, penolakan,
kecemasan, depresi dan kesedihan. Beberapa wanita yang telah
merencanakan kehamilan atau berusaha keras untuk hamil, merasa
senang sekaligus tidak percaya bahwa dirinya telah hamil dan mencari
tanda bukti kehamilan pada setiap jengkal tubuhnya. Hasrat seksual
pada trimester pertama sangat bervariasi. Ada beberapa wanita
mengalami peningkatan hasrat seksual, tetapi secara umum merupakan
waktu terjadi penurunan libido. Perubahan psikologis pada trimester II.
Trimester kedua dibagi menjadi dua fase meliputi :
1) Fase prequickening
Selama akhir trimester pertama dan masa Prequickening pada
trimester kedua, ibu hamil mengevaluasi lagi hubungannya dan
segala aspek di dalamnya dengan ibunya yang telah terjadi selama
9

ini. Ibu menganalisa dan mengevaluasi kembali segala hubungan


interpersonal yang telah terjadi dan akan menjadi dasar bagaimana
ia mengembangkan hubungan dengan anak yang dilahirkannya. Ia
akan menerima segala nilai dengan rasa hormat yang telah
diberikan ibunya, namun bila ia menemukan adanya sikap yang
negatif, maka ia akan menolaknya.
2) Fase postquickening
Setelah ibu hamil merasakan quickening, identitas ke ibuan yang
jelas akan muncul. Ibu hamil akan fokus pada kehamilannya dan
persiapan menghadapi peran baru sebagai seorang ibu. Perubahan
ini bisa menyebabkan kesedihan meninggalkan peran lamanya
sebelum kehamilan, terutama pada ibu yang mengalami hamil
pertama kali dan wanita karir. Trimester kedua sering dikenal
sebagai periode kesehatan yang baik, yakni periode ketika wanita
merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang
normal dialami saat hamil. Pada saat ini sebagian wanita
mengalami kemajuan yang nyata dalam hubungan seksual mereka
dibanding pada trimester pertama.

b. Perubahan psikologis pada trimester III


Trimester tiga sering disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran
bayinya sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia tidak sabar menanti
kehadiran bayi. Perasaan waspada mengingat bayi dapat lahir
kapanpun, membuatnya berjaga-jaga dan memperhatikan serta
menunggu tanda dan gejala persalinan muncul.
5. Tanda Dan Bahaya Dalam Kehamilan (Kusmiyati, 2009)
Perdarahan pervaginam. Sakit kepala hebat. Penglihatan atau pandangan
kabur. Bengkak di wajah dan jari-jari tangan. Keluar cairan
pervaginam. Gerakan janin tidak terasa
6. Asuhan Antenatal Care
Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan
obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui
serangkaian kegiatan pemantuan rutin selama kehamilan (Prawirohardjo,
10

2011). Kalau menurut (Rukiyah,2009) antenatal care merupakan pelayanan


yang diberikan pada ibu hamil untuk memantau, mendukung kesehatan ibu
dan cara mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal atau bermasalah.
a. Tujuan Antenatal Care
Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang ibu dan tumbuh kembang bayi. Meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.
Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama kehamilan, termasuk riwayat secara umum, kebidanan
dan perdarahan. Mempersiapkan persalinan yang cukup bulan,
melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma
seminimal mungkin. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan
pemberian ASI eksklusif. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam
menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
b. Kunjungan Antenatal
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama
kehamilan satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan
kedua, dua kali pada triwulan ketiga (Saifuddin,2009).
Pelayanan atau asuhan standar minimal sebanyak “10T”
1) Timbang berat badan
2) Tentukan status gizi dengan lingkar lenga atas
3) Ukur Tekanan darah
4) Ukur Tinggih fundus uteri
5) Tentukan presentasi janin
6) Pemberian imunisasi (tetanus toksoid) TT lengkap
7) Pemberian Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan
8) Pemeriksaan Test laboratorium
9) Tes terhadap penyakit menular seksual
10) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

Tabel 2. (1)

Jadwal Pemberian Imunisasi TT


Interval (selang Lama %
Antigen
waktu minimal) perlindungan perlindungan

Pada kunjungan
TT1 - -
antenatal pertama
11

4 minggu setelah
TT2 3 tahun 80%
TT1

6 bulan setelah
TT3 5 tahun 95%
TT2

1 tahun setelah
TT4 10 tahun 95%
TT3

1 tahun setelah 25 tahun/


TT 5 99%
TT4 seumur hidup

Sumber : (Kusmiyati,2009)

B. Persalinan
1. Definisi
Persalinan adalah pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir
atau melalui jalan lain, dengan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri)
(Manuaba, 2010).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi
pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai
adanya penyulit. Persalinan di mulai sejak uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan
berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap (Rukiyah,2009).
2. Teori Terjadinya Persalinan
a. Teori penurunan hormon
Saat 1-2 minggu sebelum proses melahirkan dimulai, terjadi penurunan
kadar estrogen dan progesteron bekerja sebagai penanganan otot-otot
polos rahim, jika kadar progesteron turun akan menyebabkan
tegangannya pembuluh darah dan menimbulkan his
b. Teori plasenta menjadi tua
Dengan bertambahnya usia kehamilan plasenta menjadi tua dan
menyebabkan vili korialis mengalami perubahan sehingga kadar
estrogen dan progesteron turun.
c. Teori distensi rahim
12

Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang


mengakibatkan iskemia otot-otot uterus sehingga mengganggu sirkulasi
uteroplasenter.
d. Teori oksitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis posterior, perubahan
keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas
otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi. Dengan menurunnya
konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat
meningkatkan aktivitasnya sehingga persalinan dapat mulai.
e. Teori pengaruh prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat pada usia kehamilan 15 minggu
yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin saat hamil
dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi
dikeluarkan dan dapat dianggap pemicu terjadinya persalinan.
3. Tanda-Tanda Persalinan Menurut
a. Terjadinya his persalinan, mempunyai ciri khas pinggang terasa nyeri
yang menjalar ke depan, sifatnya teratur, interval makin pendek dan
kekuatannya makin besar, mempunyai pengaruh terhadap perubahan
serviks, semakin beraktivitas kekuatan makin bertambah.
b. Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda). Dengan his persalinan
terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan pendataran dan
pembukaan. Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada
kanalis servikalis lepas. Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh
darah pecah.
c. Pengeluaran cairan. Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang
menimbulkan pengeluaran cairan. Sebagian besar ketuban baru pecah
menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan
persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.
4. Faktor-Faktor Yang Berperan Dalam Persalinan
Menurut (Manuaba ,2010) faktor-faktor yang berperan dalam persalinan
meliputi :
a. Power (His/kontraksi otot rahim, kontraksi otot dinding perut, kontraksi
diafragma pelvis atau kekuatan mengejan, keregangan dan kontraksi
ligamentum rotundum),
b. passenger (janin dan plasenta),
13

c. passage (jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang), psikis ibu bersalin,
penolong

5. Tahap-Tahap Persalinan
a. Kala I
Menurut (JNPK-KR,2008) kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya
kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan
kekuatannya) sehingga serviks membuka lengkap (10 cm). Kala satu
persalinan terdiri atas dua fase, yaitu :
1) Fase laten
Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara lengkap, berlangsung hingga serviks
membuka kurang dari 4 cm dan pada umumnya fase laten
berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
2) Fase aktif, yaitu fase pembukaan yang lebih cepat yang terbagi
menjadi 3 (Manuaba, 2010) yaitu :
a) Fase akselerasi (fase percepatan) dari pembukaan 3 cm
sampai 4 cm yang dicapai dalam 2 jam.
b) Fase dilatasi maksimal dari pembukaan 4 cm sampai 9 cm yang
dicapai dalam 2 jam.
c) Fase deselerasi (kurangnya kecepatan) dari pembukaan 9 cm
sampai 10 cm selama 2 jam.
b. Kala II
Menurut (JNPK-KR,2008)dimulai ketika pembukaan serviks sudah
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua juga
disebut sebagai kala pengeluaran bayi. Tanda dan gejala kala dua di
antaranya : Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan
vaginanya. Perineum menonjol. Vulva-vagina dan sfingter ani
membuka. Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.
c. Kala III
Menurut (JNPK-KR,2008) yang menyatakan bahwa Manajemen Aktif
Kala (MAK) III terdiri dari pemberian suntik oksitosin dalam 1 menit
pertama setelah bayi lahir dengan dosis 10 Internasional Unit
(IU) secara Intra Muskular (IM), melakukan peregangan tali pusat
terkendali dan masase fundus uteri selama 15 detik. Lepasnya plasenta
14

sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda-tanda seperti


uterus menjadi bulat, uterus terdorong keatas karena plasenta dilepas ke
segmen bawah rahim, tali pusat bertambah panjang, terjadi perdarahan.
d. Kala IV
Kala IV dimaksudkan untuk melahirkan observasi karena pendarahan
pasca persalinan paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi
yang dilakukan adalah tingkat kesadaran penderita, pemeriksaan tanda-
tanda vital, kontraksi uterus, terjadi perdarahan.
Menurut (Saifuddin,2010) bahwa selama kala IV, petugas harus
memantau ibu setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit
pada jam kedua setelah persalinan.
6. Mekanisme Persalinan
a. Engagement
Kepala dikatakan telah menancap (engager) pada pintu atas panggul
apabila diameter biparietal kepala melewati pintu atas panggul. Pada
nulipara, hal ini terjadi sebelum persalinan aktif dimulai karena otot-
otot abdomen masih tegang sehingga bagian presentasi terdorong ke
dalam panggul. Pada multipara yang otot-otot abdomennya lebih
kendur kepala seringkali tetap dapat digerakkan di atas permukaan
panggul sampai persalinan dimulai.
b. Descent (penurunan)
Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II persalinan,
disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi dari segmen atas
rahim, yang menyebabkan tekanan langsung fundus pada bokong janin.
Dalam waktu yang bersamaan terjadi relaksasi dari segmen bawah
rahim, sehingga terjadi penipisan dan dilatasi serviks. Keadaan ini
menyebabkan bayi terdorong ke dalam jalan lahir. Penurunan kepala ini
juga disebabkan karena tekanan cairan intra uterin, kekuatan mengejan
atau adanya kontraksi otot-otot abdomen, kontraksi diafragma dan
melurusnya badan anak.
c. Fleksi
Dengan majunya kepala biasanya fleksi bertambah hingga ubun-ubun
kecil jelas lebih rendah dari ubun-ubun besar. Keuntungan dari
bertambahnya fleksi ialah bahwa ukuran kepala yang lebih kecil
15

melalui jalan lahir, diameter suboksipito-bregmatika (9,5 cm). Fleksi ini


disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat
tahanan dari pinggir pintu atas panggul, serviks, dinding panggul atau
dasar panggul.
d. Putar paksi dalam
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan memutar ke
depan ke bawah simfisis. Putaran paksi dalam mutlak perlu untuk
kelahiran kepala karena putaran paksi merupakan suatu usaha untuk
menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya untuk
bidang tengah dan pintu bawah panggul.
e. Ekstensi
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggul,
terjadilah ekstensi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan
lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan atas, sehingga
kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Pada kepala
bekerja dua kekuatan, yang satu mendesaknya ke bawah dan satunya
disebabkan tahanan dasar panggul yang menolaknya ke atas. Setelah
suboksiput tertahan pada pinggir bawah simfisis maka yang dapat
maju karena kekuatan tersebut di atas bagian yang berhadapan dengan
suboksiput, maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas perineum
ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan akhirnya dagu dengan
gerakan ekstensi.
f. Putar paksi luar
Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali kearah
punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang
terjadi karena putaran paksi dalam. Gerakan ini disebut putaran
restitusi. Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga belakang kepala
berhadapan dengan tuber ishiadikum sepihak. Gerakan yang terakhir ini
adalah putaran paksi luar yang sebenarnya dan disebabkan karena
ukuran bahu menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari
pintu bawah panggul.
g. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah simfisis dan
menjadi hipomoklion untuk melahirkan bahu belakang. Kemudian bahu
16

depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah


dengan paksi jalan lahir.

C. Nifas
1. Definisi
Masa nifas atau puerperium, berasal dari bahasa Latin, yaitu pueryang
artinya bayi dan parous yang artinya melahirkan atau berarti masa sesudah
melahirkan (Saleha, 2009). Masa nifas atau puerperium adalah masa yang
dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung selama sekitar 6
minggu setelah persalinan (Sarwono, 2006).
2. Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas
Selama masa nifas, alat-alat innterna maupun eksterna berangsur-angsur
kembali seperti keadaan sebelum hamil yang disebut dengan involusi
Perubahan fisiologi yang terjadi pada masa nifas diantaranya adalah :
a. uterus
Tabel 2
Tinggi Fundus Uteri Dan Berat Uterus Menurut Masa Involusi
Involusi TFU Berat Uterus
Bayi lahir Setinggi pusat, 2 jbpst* 1000 gram
1 minggu Pertengahan pusat simfisis 750 gram
2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 500 gram
6 minggu Normal 50 gram
8 minggu Normal tapi sebelum hamil 30 gram
Sumber : (Saleha, 2009)
b. Lochia
Lochia adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
selama masa nifas. Jumlah rata-rata pengeluaran lochia adalah sekitar
240 – 270 ml. Berikut jenis lochia yang terdapat pada wanita selama
masa nifas :
1) Lochia rubra (cruenta) berwarna merah karena berisi darah segar dan
sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks caseosa, lanugo
dan mekonium selama 2 hari pasca persalinan.
17

2) Lochia sanguilenta berwarna merah kuning berisi darah dan lendir


yang keluar pada hari ke- 3 sampai ke- 7 pasca persalinan.
3) Lochia serosa berbentuk serum dan berwarna merah jambu
kemudian menjadi kuning. Cairan tidak berdarah lagi pada hari ke- 7
sampai hari ke- 14 pasca persalinan.
4) Lochia alba berbentuk seperti cairan putih berbentuk krem serta
terdiri atas leukosit dan sel-sel desidua.
c. Endometrium, perubahan pada endometrium adalah timbulnya
trombosis, degenerasi dan nekrosis di tempat implantasi plasenta
(Saleha, 2009).
d. Serviks terlihat padat, lubang serviks mengecil. Segera setelah janin
dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan 2 – 3 jari,
setelah 1 minggu hanya dapat dimasukkan 1 jari ke dalam cavum uteri.
e. Vagina, timbulnya rugae pada minggu ketiga. Himen tampak sebagai
tonjolan jaringan yang kecil, dalam proses pembentukan berubah
menjadikarunkulae mitiformis yang khas bagi wanita multipara
(Saleha, 2009).
f. Payudara, timbul rasa hangat, bengkak, dan rasa sakit. Sel acini yang
menghasilkan ASI mulai berfungsi (Saleha, 2009).

3. Kunjungan pada Masa Nifas


a. Kunjungan ke-1 (6-8 jam setelah persalinan), tujuannya untuk:
1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
2) Medeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan merujuk
apabila perdarahan berlanjut.
3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
4) Pemberian ASI awal.
5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia.
18

7) Jika bidan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan


bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai
ibu dan bayi dalam keadaan stabil 2.
b. Kunjungan ke-2 (6 hari setelah persalinan), tujuannya untuk:
1) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi,
fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak
ada bau.
2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan
abnormal.
3) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan
istirahat.
4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit.
5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari.
c. Kunjungan ke-3 (2 minggu setelah persalinan), tujuannya untuk:
Sama seperti di atas (6 hari setelah persalinan)
d. Kunjungan ke-4 (6 minggu setelah persalinan), tujuannya untuk:
1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi
alami.
2) Memberikan konseling untuk KB secara dini.
4. Komplikasi dan kelainan dalam masa nifas (Prawirohardjo, 2008)
a. Perdarahan banyak dari vagina,
b. Pengeluaran cairan dari vagina yang baunya menusuk,
c. Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung,
d. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastrium atau ada gangguan
penglihatan,
e. Pembekakan di wajah atau tangan,
f. Demam, muntah, rasa sakit waktu BAK atau jika merasa tidak enak
badan,
g. Payudara berubah menjadi merah, panas dan terasa sakit,
19

h. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama,


i. Rasa sakit, merah, lunak atau bengkak pada kaki,
j. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya sendiri atau
dirinya sendiri,
k. Merasa sangat letih atau nafas terengah-engah.
D. Bayi Baru Lahir
1. Definisi
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang
kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan 37 minggu
sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai
Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiyah,2013)
2. Tanda Bahaya Pada Bayi
Sesak nafas, frekuensi pernafasan 60 kali/menit, gerak retraksi di dada,
malas minum (menyusu), panas atau suhu tubuh badan bayi rendah,
sianosis sentral (lidah biru), perut kembung, periode apnu, kejang/periode
kejang-kejang kecil, merintih, perdarahan tali pusat, sangat kuning.
3. Asuhan Bayi Baru Lahir
a. Pencegahan infeksi
BBL sangat rentan terhadap infeksi mikrooganisme yang
terkontaminasi selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa
saat setelah lahir. Oleh karena itu dalam asuhan BBL pastikan tangan,
semua peralatan dan pakaian dalam keadaan bersih.
b. Penilaian segera setelah lahir
Penilaian meliputi apakah bayi cukup bulan, apakah air ketuban jernih
dan tidak bercampur mekonium, apakah bayi menangis atau bernafas,
apakah tonus otot bayi baik.
c. Pencegahan kehilangan panas
BBL dapat mengalami kehilangan panas tubuhnya melalui proses
konduksi, konveksi, evaporasi dan radiasi. Segera setelah bayi lahir
upayakan untuk mencegah hilangnya panas dari tubuh bayi, hal ini
dapat dilakukan dengan cara mengeringkan tubuh bayi, selimuti bayi
terutama bagian kepala dengan kain yang kering, jangan mandikan bayi
sebelum suhu tubuhnya stabil, yaitu 6 jam setelah bayi lahir,
lingkungan yang hangat
d. Asuhan tali pusat
20

Setelah tali pusat dipotong dan diikat, biarkan tali pusat tetap dalam
keadaan terbuka tanpa mengoleskan cairan atau bahan apapun ke
puntung tali pusat. Mengoleskan alkohol atau povidon iodin masih
diperbolehkan, tetapi tidak dikompreskan karena akan menyebabkan
tali pusat basah dan lembab. Jika tali pusat basah atau kotor bersihkan
menggunakan air DTT dan sabun kemudian segera dikeringkan dengan
kain atau handuk bersih. Apabila tali pusat berdarah, bernanah,
kemerahan yang meluas dan berbau maka segera ke pelayanan
kesehatan untuk segera ditangani.
e. IMD
Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit ibunya segera
setelah lahir selama kurang lebih 1 jam. Bayi harus menggunakan naluri
alamiahnya untuk melakukan IMD.

f. Manajemen laktasi
Memberikan ASI dini akan membina ikatan emosional dan kehangatan
ibu dan bayi. Manajemen laktasi meliputi masa antenatal, segera setelah
bayi lahir, masa neonatal dan masa menyusui selanjutnya.
g. Pencegahan infeksi mata
Pencegahan infeksi tersebut menggunakan antibiotika eritromisin 1%.
Salep antibiotika harus tepat diberikan pada waktu satu jam setelah
kelahiran.
h. Pemberian vitamin K1
Pemberian K1 diberikan secara injeksi IM setelah kontak kulit ke kulit
dan bayi selesai menyusu untuk mencegah perdarahan BBL akibat
defisiensi vitamin K yang dialami sebagian BBL.
i. Pemberian imunisasi
Imunisasi hepatitis B bermafaat untuk mencegah infeksi hepatitis B
terhadap bayi, terutama jalur penularan melalui ibu kepada bayi.
Imunisasi ini diberikan 1 jam setelah pemberian vitamin K1, pada saat
bayi baru berumur 2 jam.
j. Pemeriksaan BBL
Pemeriksaan BBL dapat dilakukan 1 jam setelah kontak kulit ke kulit.
21

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.A 27 TAHUN G3P2A0
GRAVIDA 38 MINGGU DENGAN KEHAMILAN NORMAL

Hari/Tanggal : Jum’at, 12 Mei 2017


Waktu : 20.00 WIB
Tempat: BPM Bd.Hj Cicih R.,SST

A. Data Subjektif
1. Biodata
Istri Suami
Nama : Ny. A Tn. K
Umur : 27 tahun 30 tahun
Pendidikan : SMP SMP
Pekerjaan : Tidak Bekerja Wiraswasta
Agama : Islam Islam
Alamat : Ds. Samporan kec. Talun kab. Cirebon
2. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu datang mengeluh mulas-mulas dan keluar lendir darah sejak pukul
18.30 WIB mulas semakin sering dan kuat, merasa hamil 9 bulan, HPHT
13 Agustus 2016, HTP 20 Mei 2017, riwayat menstruasi normal setiap
bulan, gerakan janin sudah dirasakan sejak kehamilan 4 bulan dan masih
dirasakan sampai sekarang, sudah mengetahui tanda-tanda bahaya
kehamilan dan persalinan, tablet Fe diminum 1 kali setiap malam dengan
22

air putih, tidak pernah mengkonsumsi jamu dan obat warung, imunisasi
TT sudah dilakukan secara lengkap, pernah melakukan ANC sebanyak 8
kali di Bidan, 4 kali di PUSKESMAS, dan 1 kali untuk USG, tidak
memiliki kekhawatiran khusus.

3. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu


Kehamilan ke-3, jumlah anak hidup 1 orang, tidak memiliki riwayat
kelahiran prematur, tidak pernah keguguran, anak terakhir lahir normal
ditolong oleh bidan, berat badan lahir 3100 gram, jarak kehamilan
dengan anak sebelumnya 15 bulan, tidak ada masalah atau komplikasi
pada masa nifasnya.
4. Riwayat Kesehatan
Ibu tidak memiliki penyakit berat yang dapat mempengaruhi dan
dipengaruhi kehamilannya. Selama kehamilan ini tidak pernah dirawat di
Rumah Sakit.
5. Riwayat Sosial Ekonomi
Pernikahan yang pertama, lama menikah ± 8 tahun, respon ibu dan
keluarga terhadap kehamilannya baik, pernah menggunakan KB pil,
suami dan keluarga mendukung, pengambilan keputusan dilakuakan
bersama, pola makan 3 kali sehari dengan menu bervariasi, tidak ada
makanan yang dipantang, suami tidak merokok, melakukan pekerjaan
rumah sendiri, istirahat cukup, tidak ada keluhan ketika berhubungan
seksual, rencana ingin bersalin di bidan.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tinggi Badan : 159 cm
Berat Badan : 76 kg
23

LILA : 31 cm
Tanda-Tanda Vital : Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 82x/menit
Respirasi : 21x/menit
Suhu : 36,9°C
Wajah : Tidak ada edema
Mata : Konjungtiva an anemis, sklera an ikterik
Mulut : Gigi tidak caries, gusi tidak pucat
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan
pembuluh limfe
Dada : Bunyi jantung reguler, tidak ada bunyi ronchi dan
wheezing
Payudara : Simetris, tidak ada benjolan, nyeri tekan, retraksi,
dan dimpling sign, puting susu menonjol
Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi, kandung kemih
kosong, TFU 30 cm, puki, presentasi kepala,
penurunan 4/5, DJJ 145x/menit, TBJ ± 2950 gram,
his 3x10’x30”
Genetalia : Vagina tidak ada kelainan Tidak ada benjolan,
varises, pembesaran kelenjar bartholin dan scene.
PD : V/v tidak ada kelainan,Portio tebal lunak,
pembukaan 2 cm, ketuban, utuh, kepala berada di
Hodge II.
Anus : Tidak ada hemoroid
CVAT : Tidak ada nyeri ketuk
Ekstremitas : Atas : Tidak ada edema, kuku tidak pucat
Bawah : Tidak ada edema, varises, refleks patela +/+
2. Pemeriksaan Penunjang
Diperiksa pada tanggal 30 Maret 2017
Hemoglobin : 11,0 gr%
Protein Urin : Negatif
24

Glukosa Urin : Negatif


Golongan Darah : A

C. Analisis
Ny. A 27 tahun, G3P2A0 parturien aterem kala I fase laten janin tunggal hidup
intrauterin, keadaan umum ibu dan janin baik.

D. Penatalaksanaan
1. Menjalin hubungan baik dengan ibu dan keluarga, respon baik
2. Meminta persetujuan kepada ibu setiap tindakan yang akan dilakukan,
ibu bersedia dilakukan pemeriksaan
3. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, ibu mengetahui hasil pemeriksaan
4. Memberikan KIE kepada ibu tentang:
a. Tanda-tanda persalinan, ibu apat mengulang informasi yang
disampaikan
b. Jalan kaki sekitar ruangan, ibu melakukannya
c. Untuk tidak menahan BAK, ibu mengerti
d. Makan dan minum, ibu minum ± 100 cc
e. Atur nafas ketika his datang, ibu melakukannya
5. Menganjurkan ibu untuk tidur miring kiri, ibu bersedia melakukannya
6. Melakukan pendokumentasian.
25

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. A


DENGAN PERSALINAN NORMAL

Hari/Tanggal : Jum’at, 12 Mei 2017


Waktu : 23.20 WIB
Tempat: BPM Bd.Hj Cicih R.,SST

A. Data Subjektif
Ibu mengeluh mulas semakin sering dan kuat, ada dorongan ingin mengejan
B. Data Objektif
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-Tanda Vital : Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 83x/menit
Respirasi : 22x/menit
Suhu : 36,7°C
Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi, kandung kemih kosong,
TFU 30 cm, puki, presentasi kepala, penurunan 1/5, DJJ
145x/menit, TBJ ± 2950 gram, his 4x10’x45”
PD : Vulva vagina tidak ada kelainan, portio tidak teraba,
pembukaan 10 cm, ketuban utuh, kepala berada di
Hodge III+, tidak ada molase, tidak ada bagian yang
terkemuka, ubun-ubun kecil kiri depan.
Terdapat tanda-tanda persalinan yaitu dorongan ingin mengejan,tekanan pada
anus, perineum menonjol, vulva membuka
C. Analisis
Ny. A parturien aterm kala II janin tunggal hidup intrauterin keadaan umum
ibu dan janin baik dengan kemajuan persalinan normal.
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Memberikan dukungan moral dan spritual, ibu tampak tenang
26

3. Memantau kesejahteraan janin, hasil 145x/menit


4. Menginformasikan ibu untuk tarik nafas ketika ada his, ibu
malakukannya
5. Memfasilitasi ibu untuk makan dan minum, ibu minum ± 100 cc
6. Mengecek kelengkapan alat, alat sudah siap
7. Mengatur posisi persalinan, ibu memilih dorsal recumben
8. Menimpin mengejan ketika his datang, his kuat
9. Memberi pujian pada ibu jika dapat mengejan dengan baik, ibu senang
10. Menolong persalinan secara APN pukul 23.30 WIB Bayi lahir hidup
spontan BB 3300 gram PB 49 cm LK 33 cm LD 33 cm Jenis kelamin
laki-laki.

(Jam 23.35 WIB)


A. Data Subjektif
Ibu merasa senang atas kelahiran bayinya,dan masih merasa mulas
B. Data Objektif
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Abdomen : TFU sepusat, kandung kemih kosong,kontraksi baik
Genetalia : Terdapat semburan darah, tali pusat didepan vulva
C. Analisis
Kala III keadaan umum ibu baik.
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan, ibu mengetahuinya
2. Mengecek janin kedua, janin tunggal.
3. Melakukan manajemen aktif kala III :
a. Memberitahu ibu akan disuntik oxytocin 10 IU IM, ibu bersedia
disuntik oxytocin 10 IU di 1/3 bagian paha luar.
b. Melakukan Penegangan Tali pusat Terkendali (PTT) terdapat tanda-
tanda pelepasan plasenta.
27

c. Melahirkan plasenta, plasenta lahir spontan jam 23.35 WIB


pendarahan ±20 cc
d. Melakukan masase fundus uteri sebanyak 15x dalam 15 detik,
kontraksi uterus baik

(Jam 23.40 WIB)


A. Data Subjektif
Ibu merasa lemas dan masih mulas
B. Data Objektif
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-Tanda Vital : Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Nadi : 82x/menit
Respirasi : 23x/menit
Suhu : 36,8°C
Abdomen : TFU 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik,
kandung kemih kosong
Genetalia : Terdapat pengeluaran darah, ± 150 cc.
C. Analisis
Kala IV keadaan umum ibu baik.
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, ibu mengetahui hasil
pemeriksaan.
2. Mengecek kelengkapan plasenta, plasenta lahir lengkap
3. Memeriksa laserasi dan pengeluaran darah, tidak terdapat laserasi jalan
lahir dan pengeluaran darah tidak terlalu aktif
4. Mengecek pendarahan total, total pendarahan ± 150 cc
5. Membersihkan ibu, mengganti pakaian dan memasangkan pembalut,
sudah diganti dan ibu merasa nyaman.
6. Melakukan IMD selama 1 jam, sudah dilakukan
28

7. Mengajarkan ibu cara memeriksa kontraksi dan melakukan massase


apabila kontraksi kurang baik, ibu mau melakukannya.
8. Menganjurkan ibu untuk makan, minum dan istirahat, ibu mau
melakukannya.
9. Mengucapkan selamat atas kelahiran anak keempatnya pada ibu dan
keluarga, ibu merespon dengan baik.
10. Mengobservasi kala IV setiap 15 menit sekali pada satu jam pertama dan
30 menit sekali di satu jam kedua, hasil terlampir di partograf.
11. Memberikan salep mata oxcytetracyline kepada bayi, sudah diberikan
12. Memberikan Vit K 1 mg dengan dosis 0,5 % secara IM di ⅓ bagian
paha kiri luar, sudah di berikan
13. Dekontaminasi alat bekas pakai, alat direndam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit, kemudian melakukan cuci bilas dan DTT, serta
melakukan sterilisasi alat selama 20 menit setelah air mendidih
14. Melakukan pendokumentasian.
29

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. A


2 JAM POST PARTUM NORMAL

Hari/Tanggal : Sabtu, 13 Mei 2017


Waktu : 01.30 WIB
Tempat : BPM Bd.Hj Cicih R.,SST

A. Data Subjektif
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas dan sedikit lemas, belum
istirahat, mobilisasi belum aktif, ibu sudah minum air putih, belum BAB dan
BAK, bayi belum disusui, tidak mengkonsumsi jamu, tidak ada pantangan
makanan.

B. Data Objektif
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-Tanda Vital : Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 81x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,8°C
Wajah : Tidak ada edema
Mata : Konjungtiva an anemis, sklera an ikterik
Payudara : Puting susu menonjol, ASI belum keluar
Abdomen : TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi baik, kandung
kemih kosong
Genetalia : Tidak ada kelainan, tidak terdapat luka laserasi,
perdarahan ± 10 cc
Anus : Tidak ada hemoroid
Ekstremitas : Atas : Tidak ada edema, kuku tidak pucat
Bawah : Tidak ada edema, tidak varises
30

C. Analisis
P3A0,2 jam post partum normal, keadaan umum ibu baik

D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, ibu mengetahui hasil
pemeriksaan.
2. Memberikan kapsul Vit A 2x 200.000 UI
3. Memberikan KIE kepada ibu tentang:
a. Tanda-tanda bahaya masa nifas, ibu merespon dengan baik.
b. Mengajarkan ibu untuk masasse fundus uteri jika rahimnya teraba
lembek
c. Istirahat yang cukup, ibu akan melakukanya
d. Tidak menahan BAK, ibu mengerti
e. Memfasilitasi ibu makan dan minum, ibu minum ± 50 cc
f. Menjadwalkan pemeriksaan 6 jam kemudian, ibu menyetujuinya
4. Melakukan Pendokumentasian.

5.
31

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. A


6 JAM POST PARTUM NORMAL

Hari/Tanggal : Sabtu, 13 Mei 2017


Waktu : 05.00 WIB
Tempat : BPM Bd.Hj Cicih R.,SST

A. Data Subjektif
Ibu mengatakan sudah membaik, istirahat cukup, mobilisasi sudah aktif
dilakukan, sudah minum dan makan nasi dengan lauk-pauk, sudah BAK,
belum BAB, bayi sudah disusui.

B. Data Objektif
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-Tanda Vital : Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 19x/menit
Suhu : 36,7°C
Wajah : Tidak ada edema
Mata : Konjungtiva an anemis, sklera an ikterik
Payudara : Simetris, tidak ada benjolan, nyeri tekan, retraksi,
dan dimpling sign, puting susu menonjol, ASI
sudah keluar
Abdomen : TFU 3 jari di bawah pusat, kontraksi baik, kandung
kemih kosong
Genetalia : Tidak ada kelainan, tidak terdapat luka laserasi,
terdapat lochea rubra
Anus : Tidak ada hemoroid
Ekstremitas : Atas : Tidak ada edema, kuku tidak pucat
Bawah : Tidak ada edema, tidak varises
C. Analisis
P3A0,6 jam post partum normal, keadaan umum ibu baik

D. Penatalaksanaan
32

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, ibu mengetahui hasil


pemeriksaan.
2. Mengingatkan kembali kepada ibu tentang:
a. Tanda-tanda bahaya masa nifas, ibu dapat mengulang informasi yang
disampaikan.
b. Mobilisasi kanan kiri, ibu mau melakukannya perlahan.
c. Tidak menahan BAK, ibu mengerti
d. Memfasilitasi ibu makan dan minum, ibu minum ± 50 cc
e. Perawatan personal hygine, ibu mengerti
f. Perawatan payudara, ibu mengerti dan mau melakukannya
g. Menjaga pola istirahat dengan tidak melakukan pekerjaan yang berat
dan membuat ibu kelelahan, ibu merespon dengan baik.
h. Manfaat kolostrum dan ASI eksklusif, ibu sudah menyusui bayinya.
i. Tablet Fe terus diminum 1 kali setiap malam dengan air putih, ibu
bersedia untuk melakukannya
j. Mengingatkan kembali untuk minum Vit A 200.000 IU
3. Membolehkan ibu untuk pulang, ibu rencana pulang pada jam 07.00
WIB.
4. Merencanakan kontrol pada hari selasa, 16 mei 2017 atau apabila ada
keluhan, ibu menyetujuinya
5. Melakuakan Pendokumentasian.

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. A


2 JAM POST NATAL NORMAL

Hari/tanggal : Jum’at, 13 Mei 2017


Waktu : 05.00 WIB
33

Tempat : BPM Bd.Hj Cicih R.,SST


A. Data Subjektif
(-)
B. Data Objektif
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
TTV : HR : 147x/menit
RR : 47 x/menit
Suhu : 36,6 ºC
Panjang badan : 49 cm
Berat badan : 3300 gram
Lingkar kepala : 33 cm
Lingkar Dada : 33 cm
C. Analisis
Post natal 2 jam keadaan umum bayi baik.

D. Penatalaksanaan

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan, ibu mengetahuinya

2. Memberikan KIE tentang:

a. Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir, ibu mengerti

b. Menjaga bayi agar tetap hangat, ibu akan melakukannya

c. Manfaat ASI Esklusif, ibu mengerti dan mau melakukannya

d. Manfaat imunisasi, ibu mengerti

e. Mengajarkan ibu cara menyusui yang baik dan benar, ibu sudah
melakukannya

3. Menjadwalkan pemeriksaan selanjutya 6 jam kemudian

4. Melakukan pendokumentasian

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. A


6 JAM POST NATAL NORMAL

Hari/tanggal : Jum’at, 13 Mei 2017


34

Waktu : 05.00 WIB


Tempat : BPM Bd.Hj Cicih R.,SST

A. Data Subjektif
(-)
B. Data Objektif
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
TTV : HR : 147x/menit
RR : 47 x/menit
Suhu : 36,6 ºC
Panjang badan : 49 cm
Berat badan : 3300 gram
Lingkar kepala : 33 cm
Lingkar Dada : 33 cm
Kepala : Ubun-ubun data, tidak ada benjolan atau cekungan
tidak terdapat caput succedaneum dan cepal
hematom.
Mata : Mata sejajar dengan telinga, tidak terdapat
pengeluaran cairan atau pus.
Mulut : Tidak terdapat labio skizis,palato skizis, warna
bibir kebiruan, refleks rooting (+), refleks hisap (+)
Telinga : Tidak ada kelainan, sejajar dengan mata, tidak
terdapat pengeluaran cairan.
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan
pelebaran pembuluh darah limfe.
Dada : Bentuk simetris,irama jantung reguler,tidak ada
retraksi dinding dada,Tidak terdapat ronchi dan
wheezing,pernafasan kombinasi dada dan perut,
putting berwarna ping.
Abdomen : Tidak terdapat distensi abdomen,benjolan, tali
pusat bersih,tidak terdapat perdarahan.
Genetalia : Berjenis kelamin laki-laki, testis berada dalam
skrotum,penis berlubang
Anus : Tidak ada kelainan,terdapat lubang anus,sudah
BAB.
Kulit : Terlihat kemerahan, tidak ada bercak kehitaman,
dan tanda lahir.
Sistem syaraf : Refleks moro (+).
Ekstrimitas : Atas: tonus otot baik, gerakan aktif,
jumlah jari tangan masing-masing 5,tidak
ada kelainan seperti polidaktili,sindaktili dan
brakidaktili, refleks grasping +.
35

Bawah: tonus otot baik, gerakan aktif,


jumlah jari kaki masing-masing 5, tidak
ada kelainan seperti polidaktili,sindaktili dan
brakidaktili, refleks babinski +.
C. Analisis
Post natal 6 jam keadaan umum bayi baik.

D. Penatalaksanaan

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan, ibu mengetahuinya

2. Memberikan KIE tentang:

a. Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir, ibu mengerti

b. Menjaga bayi agar tetap hangat, ibu akan melakukannya

c. Perawatan tali pusat, ibu mengerti

f. Mengingatkan kembali Manfaat ASI Esklusif, ibu mengerti dan mau


melakukannya

g. Mengingatkan kembali Cara menyusui yang baik dan benar, ibu


melakukannya

h. Mengingatkan kembali Manfaat imunisasi, ibu mengerti

5. Memberikan imunisasi hepatitis B dengan dosis 0,5cc secara IM di ⅓


bagian paha kiri, sudah di berikan.

6. Merencanakan kontrol pada hari selasa, 16 mei 2017 atau apabila ada
keluhan, ibu menyetujuinya

7. Melakukan pendokumentasian
36

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. A


3 HARI POST PARTUM NORMAL

Hari/Tanggal : Senin, 15 Mei 2017


Waktu : 16.00 WIB
Tempat : BPM Bd.Hj Cicih R.,SST

A. Data Subjektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan sudah mulai beraktifitas kembali , istirahat
cukup, sudah minum dan makan, sudah BAK dan BAB.
37

B. Data Objektif
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-Tanda Vital : Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 82x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,8°C
Wajah : Tidak ada edema
Mata : Konjungtiva an anemis, sklera an ikterik
Payudara : Simetris, tidak ada benjolan, nyeri tekan, retraksi,
dan dimpling sign, puting susu menonjol, ASI
sudah keluar
Abdomen : TFU 3 jari di bawah pusat, kontraksi baik, kandung
kemih kosong
Genetalia : Tidak ada kelainan, tidak terdapat luka laserasi,
terdapat lokhea sanguilenta
Anus : Tidak ada hemoroid
Ekstremitas : Atas : Tidak ada edema, kuku tidak pucat
Bawah : Tidak ada edema, tidak varises
C. Analisis
P3A0,3 hari post partum normal, keadaan umum ibu baik

D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, ibu mengetahui hasil
pemeriksaan.
2. Mengingatkan kembali kepada ibu tentang:
a. Mengingatkan Tanda-tanda bahaya masa nifas, ibu dapat
mengulang informasi yang disampaikan.
b. Mengingatkan ibu untuk Perawatan personal hygine, ibu mengerti
c. Mengingatkan ibu untuk Perawatan payudara, ibu mengerti dan
mau melakukannya
d. Mengingatkan ibu untuk Menjaga pola istirahat dengan tidak
melakukan pekerjaan yang berat dan membuat ibu kelelahan, ibu
merespon dengan baik.
38

e. Mengingatkan ibu tentang Manfaat ASI eksklusif, ibu sudah


menyusui bayinya.
3. Melakukan Pendokumentasian.

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. A


3 HARI POST NATAL NORMAL

Hari/tanggal : Senin, 15 Mei 2017


Waktu : 16.30 WIB
Tempat : BPM Bd.Hj Cicih R.,SST

A. Data Subjektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya, bayi nya menangis kuat
pergerakan aktif menyusu kuat BAB 3 kali sehari, BAK 7 kali sehari.
B. Data Objektif
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
TTV : HR : 147x/menit
RR : 47 x/menit
Suhu : 36,6 ºC
Panjang badan : 49 cm
Berat badan : 3600 gram
Mata : Tidak ada tanda-tanda infeksi.
Abdomen : Tali pusat bersih,tidak terdapat perdarahan dan
tanda-tanda infeksi.
Kulit : Terlihat kemerahan.
39

C. Analisis
Post natal 3 hari keadaan umum bayi baik.

D. Penatalaksanaan

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan, ibu mengetahuinya

2. Memberikan KIE tentang:

a. Mengingatkan ibu tentang Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir, ibu


mengerti

b. Mengingatkan ibu untuk Menjaga bayi agar tetap hangat, ibu akan
melakukannya

c. Mengingatkan ibu untuk Perawatan tali pusat, ibu mengerti

d. Mengingatkan kembali Manfaat ASI Esklusif, ibu mengerti dan bisa


mengulanginya

e. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayi nya di pagi hari dimulai


sejak jam 07.00 WIB sampai jam 09.00 WIB selama 15 menit.

f. Mengingatkan kembali Cara menyusui yang baik dan benar, ibu


melakukannya

g. Mengingatkan kembali Manfaat imunisasi, ibu mengerti

8. Melakukan pendokumentasian
40

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pembahasan laporan kasus komprehensif ini penulis mencoba


menyajikan pembahasan yang membandingkan antara teori dengan
manajemen Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny A 27 Tahun G3p2a0
Kehamilan, Persalinan,Nifas Dan Bayi Baru Lahir Normal Di BPM Bidan
Hj.Cicih Rukaesih Kabupaten Cirebon Tahun 2017.
A. Masa Kehamilan
Ny. A umur 27 tahun datang ke BPM Bidan Hj.Cicih Rukaesih untuk
memeriksakan kehamilannya pada tanggal 15 Mei 2017. Ibu mengatakan ini
kehamilan yang ketiga, ibu sudah memeriksakan kehamilannya
sebanyak 8 kali yaitu trimester 1 sebanyak 3 kali, trimester 2 sebanyak 2 kali,
trimester 3 sebanyak 3 kali. Hal ini sesuai dengan (Prawirohardjo,2011) yang
menyatakan bahwa kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan minimal 4 kali
selama kehamilan yaitu satu kali pada trimester pertama, satu kali pada
trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga.Penulis menyatakan bahwa
tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
41

Kenaikan berat badan Ny. A selama kehamilan sebanyak 15 kg, yaitu dari
61 kg sebelum hamil menjadi 76 kg pada usia kehamilan 38 minggu hal ini
sesuai dengan teori (Manuaba,2010) yang menyatakan bahwa penambahan
berat badan normal selama kehamilan adalah 6,5 kg-16,5 kg. Penulis
menyatakan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.
Ny. A telah mendapatkan imunisasi TT lengkap sebanyak 2 kali, imunisasi
TT pertama pada usia kehamilan 16 minggu hari dan imunisasi TT kedua
diberikan 4 minggu setelah TT pertama. Hal ini sesuai dengan teori
(Rukiyah ,2009) yang menyatakan bahwa imunisasi TT pertama diberikan
pada usia kehamilan 16 minggu dan imunisasi TT kedua diberikan 4 minggu
setelah TT pertama.
Ny. A telah mendapatkan tablet tambah darah sebanyak 90 tablet selama
kehamilannya dengan dosis 1 tablet sehari, hal ini sesuai dengan teori
(Kusmiyati,2009) yang menyatakan bahwa setiap ibu hamil minimal
mendapat Tablet sebanyak 90 tablet selama kehamilan. Dimulai dengan
memberikan 1 tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang.
Pemberian obat ini sudah mengikuti prosedur yang ada, obat hanya di tambah
dosis dikarenakan pada saat kunjungan sebelumnya obat yang diberikan oleh
bidan belum dihabiskan.
Pelayanan antenatal yang dapat diberikan pada ibu hamil saat melakukan
kunjungan antenatal minimal 10 T (Timbang berat badan, Tentukan status
gizi dengan lingkar lenga atas, Ukur Tekanan darah, Ukur Tinggih fundus
uteri, Tentukan presentasi janin, Pemberian imunisasi (tetanus toksoid) TT
lengkap, Pemberian Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan,
Pemeriksaan Test laboratorium, Tes terhadap penyakit menular seksual,
Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan)(Saifuddin,2009). Pada Ny. A
pelayanan antenatal yang diberikan sesuai dengan teori. Ny. A telah dilakukan
pemeriksaan hb dengan hasil 11.0 gram % kadar HB Ny. A normal. Hal ini
sesuai dengan teori (Prawirohardjo,2011), kadar HB normal menurut WHO
11 gr% dan menurut Depkes 10 gr%.
B. Masa Persalinan
1. Kala I
42

Ny. A datang ke BPM Bidan Hj.Cicih Rukaesih pada tanggal 12 Mei


2017 pukul 20.00 WIB, dari hasil perhitungan HPHT 13 Agustus 2016,
taksiran persalinan HTP 20 Mei ini berarti kehamilan ibu cukup bulan
yaitu 38 minggu 6 hari. Hal ini sesuai dengan teori (Manuaba,2010) bahwa
persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan (37-42 minggu) atau dapat hidup di luar
kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan atau tanpa
bantuan (kekuatan sendiri) ibu mengatakan mulas-mulas yang semakin
lama bertambah sering, kuat dan teratur sejak pukul 18.30 WIB, disertai
keluar lendir bercampur darah sejak pukul 19.30 WIB. Hal ini
menunjukkan bahwa Ny. A sudah dalam masa inpartu. Sehingga penulis
menyampaikan tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.

2. Kala II
Ibu mengatakan mulas bertambah sering dan ingin meneran seperti
BAB keras, his semakin kuat 4 x dalam 10 menit lamanya 45 detik, terlihat
tekanan pada anus, perineum menonjol dan vulva membuka. Hal ini sesuai
dengan teori (Manuaba,2010), yang menyatakan tanda kala II yatu his
menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3 menit sekali. Karena
biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk di ruang panggul, maka
pada saat his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara
refleks menimbulkan adanya dorongan ingin mengejan, tekanan anus dan
vagina, perineum menonjol, vulva membuka, ketuba pecah. Sehingga
penulis menyampaikan tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.
Bayi lahir spontan pervaginam pada pukul 23.30 WIB, menangis kuat,
gerakan aktif, tubuh dan ekskremitas kemerahan. Lalu mengeringkan
segera tubuh bayi dengan bedongan, melakukan pemotongan tali pusat
disaat pulsasi hilang dan ikat tali pusat, lakukan IMD selama setidaknya 1
jam. Hal ini sesuai dengan teori (JNPK-KR,2008) yaitu saat bayi lahir,
catat waktu kelahiran. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala
dan bagian tubuh lainnya dengan halus tanpa membersihkan verniks.
Setelah tali pusat dipotong, letakkan bayi tengkurap di dada ibu.
43

Membiarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling


sedikit 1 jam.
Persalinan kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai
bayi lahir, pada Ny. A berlangsung selama 35 menit, hal ini sesuai
dengan teori (Manuaba,2010) yang menyatakan bahwa kala II pada
primigravida terjadi selama 1-1,5 jam, sedangkan pada multigravida terjadi
selama 30 menit-1 jam.
3. Kala III
Pada Ny. A dilakukan kala III, yaitu dipastikan tidak ada janin kedua
menyuntikkan oksitosin 10 IU secara IM di 1/3 paha bagian luar,
melakukan peregangan tali pusat terkendali dan melahirkan plasenta secara
dorso kranial serta melakukan masase fundus uteri 15 kali selama 10 detik.
Pada kala III Ny. A berlangsung selama 10 menit.Hal ini sesuai dengan
teori (JNPK-KR,2008) yang menyatakan bahwa Kala III terdiri dari
pemberian suntik oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir
dengan dosis 10 IU secara IM, melakukan peregangan tali pusat terkendali
dan masase fundus uteri selama 15 detik. Sehingga penulis menyampaikan
bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.
4. Kala IV
Pada ny. M dilakukan pemeriksaan laserasi jalan lahir tidak ditemukan
rupture.Pada kala IV berdasarkan hasil anamnesa ibu mengatakan masih
mulas, hasil pemeriksaan fisik tanda-tanda vital dalam batas normal, hasil
pemeriksaan kebidanan ditemukan TFU 1 jari di bawah pusat, kontraksi
uterus baik, pengeluaran darah pervaginam ± 150 cc. Melakukan
pemantauan kala IV setiap 15 menit dalam 1 jam pertama dan 30 menit
pada 1 jam berikutnya. Hal ini sesuai dengan teori (JNPK-KR,2008) yang
menyatakan bahwa selama kala IV, petugas harus memantau ibu setiap 15
menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah
persalinan. Dari asuhan kebidanan pada ibu bersalin selama kala I sampai
dengan kala IV, penulis menyatakan bahwa tidak ada kesenjangan antara
teori dan praktik.
5. Bayi Baru Lahir
44

Pada pemeriksaan didapatkan bayi Ny. A lahir spontan pada


tanggal 12 Mei 2017 pukul 23.30 WIB, pada usia kehamilan 38 minggu
lebih 6 hari, jenis kelamin laki-laki, anus positif, tidak ada cacat bawaan.
Pada pemeriksaan didapatkan data keadaan umum bayi baik, keadaan
fisik tidak ada kelainan, tanda-tanda vital dalam batas normal, berat
badan 3300 gram, panjang badan 49 cm, refleks hisap baik. Hal ini sesuai
dengan teori (Rukiyah,2013) yang menyatakan bahwa bayi baru lahir
normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui
vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan 37 minggu sampai
dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, tanpa cacat
bawaan.
Pada bayi Ny. A telah dilakukan penatalaksanaan pada bayi baru lahir
yaitu klem dan potong tali pusat, mempertahankan suhu tubuh bayi,
perawatan mata dengan memberikan salep mata eritromisin 1 % pada
kedua mata, pemberian vitamin K dosis 0,1 ml secara IM, pemberian
imunisasi HB0 dosis 0,5 ml dan identifikasi bayi. Hal ini sesuai dengan
teori (JNPK-KR,2008) yang menyatakan bahwa penatalaksanaan pada
bayi baru lahir yaitu Bersihkan jalan nafas (bila perlu). Keringkan dan
tetap jaga kehangatan.Potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun,
kira-kira 2 menit setelah bayi lahir. Beri salep mata
antibiotika eritromisin 1% pada kedua mata. Beri suntikan vitamin K 1 mg
dengan dosis 0.1 ml secara IM, di paha kiri anterolateral setelah inisiasi
menyusu dini. Beri imunisasi Hepatitis B 0,5 ml secara IM, di paha kanan
anterolateral, diberikan kira-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin K1.
Pada bayi Ny. A telah berhasil dilakukan IMD segera setelah lahir
sampai 1 jam setelah lahir. Hal ini sesuai dengan teori (Sondakh,2013)
yang menyatakan bahwa inisiasi menyusu dini adalah bayi mau menyusu
sendiri segera setelah lahir, langsung kontak antara kulit bayi dengan kulit
ibunya dibiarkan setidaknya selama 1 jam segera setelah lahir. Selama
melakukan pengawasan pada bayi baru lahir 6 jam sampai usia 2 minggu,
penulis melakukan asuhan sesuai dengan bayi baru lahir pada umumnya,
seperti ASI eksklusif, pencegahan hipotermi, perawatan tali pusat dan
45

melakukan kontak sedini mungkin antara ibu dan bayi yaitu rawat gabung.
Penulis juga menambahkan asuhan sesuai dengan kebutuhan bayi yaitu ibu
dianjurkan menyusui bayinya sesering mungkin dan menjemur bayi pada
pagi hari. Evaluasi juga dilakukan penulis untuk menilai keefektifan
rencana asuhan yang diberikan, dimana tidak ditemukan kelainan atau
masalah pada bayi dan tidak ada tanda bahaya pada bayi. Dari asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir dari pemeriksaan 1 jam sampai dengan
pemeriksaan 2 minggu, penulis menyatakan bahwa tidak ada kesenjangan
antara teori dan praktik.

6. Masa Nifas
Masa nifas pada Ny. A berjalan normal dilakukan kunjungan sebanyak
2 kali yaitu kunjungan 6 jam, 3 hari hal ini tidak sesuai dengan teori
(Saleha, 2009). Karena kunjungan nifas paling sedikit 4 kali kunjungan
dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir dan untuk
mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.
Pada kunjungan 6 jam pasca persalinan berdasarkan hasil pemeriksaan
didapatkan keadaan ibu baik, data tanda-tanda vital dalam batas normal,
TFU 3 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, lokhea rubra. Pada
kunjungan nifas 3 hari pada Ny. A hasil pemeriksaan fisik dan tanda-tanda
vital dalam batas normal, TFU 3 jari bawah pusat, lokhea sanguilenta,
pengeluaran ASI lancar, tidak ada pembengkakan payudara dan ibu dapat
melakukan aktifitas sehari-hari.
Proses pengeluaran pervaginam pada Ny. A selama masa nifas
berlangsung normal dan tidak ada kelainan karena pada setiap kunjungan
nifas didapatkan hasil pengeluaran pervaginam yang sesuai dengan
masanya. Dari asuhan kebidanan pada ibu nifas dari kunjungan 6 jam
setelah persalinan sampai dengan kunjungan 3 hari, penulis menyatakan
bahwa ada kesenjangan antara teori dan praktik.
46

BAB V
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif dan
objektif Pada Ny A 27 Tahun G3p2a0 Kehamilan, Persalinan,Nifas
Dan Bayi Baru Lahir Normal.
2. Mahasiswa mampu menegakkan analisa berdasarkan data subjektif
dan objektif pada pada Ny.A Pada Ny A 27 Tahun G 3p2a0
Kehamilan, Persalinan,Nifas Dan Bayi Baru Lahir.
3. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan berdasarkan
analisa yang ditegakan pada Ny.A 27 Tahun G3p2a0 Kehamilan,
Persalinan,Nifas Dan Bayi Baru Lahir Normal.
4. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan
komprehensif Pada Ny A 27 Tahun G3p2a0 Kehamilan,
Persalinan,Nifas Dan Bayi Baru Lahir Normal.
B. Saran
1. Institusi
Sebagi sumber referensi dan bahan pengajaran terutama yang
berkaitan dengan asuhan kebidanan kehamilan persalinan nifas dan
bayi baru lahir.
2. Bidan
Diharapakan terus meningkatkan kualitas pelayanan sebagai bidan
pelaksana dirumah sakit tetap menjaga 5S dan keramahan.
47

DAFTAR PUSTAKA

JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jaringan Nasional Pelatihan Klinik


Kesehatan Reproduksi, Jakarta.
Kusmiyati, Y. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Fitramaya. Yogyakarta.

___________. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Fitramaya. Yogyakarta

Manuaba. I.B.G.2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana Untuk Pendidikan Bidan. EGC, Jakarta.
Prawirohardjo, S. 2011. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
_____________. 2008. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
______________. 2006. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Rukiyah, A.Y et all. 2009. Asuhan Kebidanan I ( Kehamilan ). Trans Info Media,
Jakarta.
___________. 2013. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Trans Info Media,
Jakarta.
Saifuddin, A. B. 2010. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
_______________. 2009. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
_______________. 2002. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Saleha,S.2009.asuhan kebidanan pada masa nifas.salemba medika:jakarta

SDKI. 2012. Penyebab Langsung Kematian Ibu. www.google.com.

Sondakh,J.2013.asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir.Erlangga:Jakarta

Anda mungkin juga menyukai