Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Potensi Biomassa Di Indonesia


Potensi biomassa di Indonesia yang bisa digunakan sebagai sumber
energi jumlahnya sangat melimpah. Limbah yang berasal dari hewan maupun
tumbuhan semuanya potensial untuk dikembangkan. Tanaman pangan dan
perkebunan menghasilkan limbah yang cukup besar, yang dapat dipergunakan
untuk keperluan lain seperti bahan bakar nabati. Pemanfaatan limbah sebagai
bahan bakar nabati memberi tiga keuntungan langsung. Pertama, peningkatan
efisiensi energi secara keseluruhan karena kandungan energi yang terdapat
pada limbah cukup besar dan akan terbuang percuma jika tidak dimanfaatkan.
Kedua, penghematan biaya, karena seringkali membuang limbah bisa lebih
mahal dari pada memanfaatkannya. Ketiga, mengurangi keperluan akan tempat
penimbunan sampah karena penyediaan tempat penimbunan akan menjadi
lebih sulit dan mahal, khususnya di daerah perkotaan.
Selain pemanfaatan limbah, biomassa sebagai produk utama untuk
sumber energi juga akhir-akhir ini dikembangkan secara pesat. Kelapa sawit,
jarak, kedelai merupakan beberapa jenis tanaman yang produk utamanya
sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Sedangkan ubi kayu, jagung,
sorghum, sago merupakan tanaman-tanaman yang produknya sering ditujukan
sebagai bahan pembuatan bioethanol.
Potensi biomassa yang besar di negara, hingga mencapai 49.81 GW tidak
sebanding dengan kapasitas terpasang sebesar 302.4 MW. Bila kita
maksimalkan potensi yang ada dengan menambah jumlah kapasitas terpasang,
maka akan membantu bahan bakar fosil yang selama ini menjadi tumpuan dari
penggunaan energi. Hal ini akan membantu perekonomian yang selama ini
menjadi boros akibat dari anggaran subsidi bahan bakar minyak yang
jumlahnya melebihi anggaran sektor lainnya.
Energi biomassa menjadi penting bila dibandingkan dengan energi
terbaharukan karena proses konversi menjadi energi listrik memiliki investasi
yang lebih murah bila di bandingkan dengan jenis sumber energi terbaharukan
lainnya. Hal inilah yang menjadi kelebihan biomassa dibandingkan dengan

5
energi lainnya. Proses energi biomassa sendiri memanfaatkan energi matahari
untuk merubah energi panas menjadi karbohidrat melalui proses fotosintesis
yang selanjutnya diubah kembali menjadi energi panas.
2.2. Manfaat Dari Biomassa
Energi biomassa merupakan sumber energi terbarukan yang dihasilkan
dari hal-hal seperti kayu, limbah tanaman, materi hewan dan tanaman hidup.
Biomassa digunakan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan listrik dan
bentuk energi lainnya. Bahan bakar ini bisa dalam bentuk gas cair atau padat.
Penggunaan energi biomassa memiliki berbagai manfaat dan mereka sebagian
besar lingkungan dan ekonomi. Energi biomassa telah menjadi alternatif yang
bagus sekarang hari sebagai pengganti menggunakan bahan bakar fosil untuk
produksi energi.
2.2.1. Mengurangi Emisi Karbon
Energi biomassa menghasilkan emisi karbon lebih sedikit
dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Hal ini karena tanaman baru
tumbuh untuk menggantikan yang lama yang digunakan untuk
menghasilkan energi biomassa sebelumnya. Penggunaan bahan bakar
fosil berkurang ketika energi biomassa yang dihasilkan dan ini
menurunkan kadar karbon dioksida di atmosfer. Satu-satunya
kelemahan adalah bahwa bahan bakar fosil biasanya digunakan untuk
memanen dan memanipulasi biomassa.
2.2.2. Mengurangi Tingkat Metana
Dengan diperkenalkannya energi biomassa, tingkat metana di
atmosfer berkurang. Metana bertanggung jawab atas efek rumah kaca
dan dengan produksi energi biomassa, tingkat gas diturunkan. Metana
biasanya dihasilkan ketika bahan organik terurai karena itu dengan
menurunkan itu; efek rumah kaca berkurang juga.
2.2.3. Mencegah Kebakaran Hutan
Kayu yang masih baru adalah salah satu bahan tanaman biomassa
yang digunakan untuk menghasilkan energi biomassa dan bahan ini
biasanya diperoleh dari hutan. Menebang pohon mungkin tidak tampak
seperti hal yang masuk akal yang harus dilakukan untuk mengurangi

6
kebakaran hutan tapi ini benar-benar bekerja. Pemanenan pohon dari
hutan dapat membantu mencegah titik-titik api sebagai hasil dari
pertumbuhan padat. Jika ada terlalu banyak pohon di hutan, ada risiko
tinggi kebakaran hutan dan ini tidak baik bagi lingkungan karena itu
berarti bahwa banyak karbon dioksida akan dilepaskan ke atmosfer.
2.2.4. Peningkatan Kualitas Air
Ketika energi biomassa menggantikan bahan bakar fosil, hal ini
membantu untuk meningkatkan kualitas udara karena ada sedikit
polusi. Penggunaan bahan bakar fosil juga telah disalahkan sebagai
penyebab hujan asam dan ini adalah salah satu manfaat dari energi
biomassa. Biomassa tidak menghasilkan emisi sulfur ketika sedang
dibakar dan ini mengurangi peluang hujan asam. Karbon atmosfer
didaur ulang dengan penggunaan biomassa dan ini merupakan
keuntungan karena dengan demikian peradaban manusia berakhir
dengan kurang polusi.
2.2.5. Keandalan
Ada peningkatan permintaan untuk listrik dan ini berarti bahwa
orang membutuhkan sumber energi yang dapat diandalkan. Energi
biomassa dapat diandalkan karena bahan tanaman dan hewan yang
digunakan untuk memproduksinya dalam pasokan konstan. Biomassa
merupakan sumber yang dapat dipercaya listrik oleh karena itu; orang
tidak perlu khawatir tentang pemadaman listrik. Hal ini juga murah
untuk memproduksi dan menghasilkan tagihan listrik yang turun.
2.2.6. Daur Ulang
Beberapa sumber energi biomassa meliputi limbah industri dan
co-produk dan ini adalah keuntungan besar karena itu berarti bahwa
tidak akan sia-sia. Semua produk limbah yang didapat manusia dari
industri dapat digunakan untuk menghasilkan energi biomassa.
2.3. Dampak Pemanfaatan Energi Biomassa Bagi Masyarakat
Semua jenis energi di alam baik itu yang tak terbarukan maupun
terbarukan pastinya tak lepas dari dampak yang ditimbulkan. Begitu juga

7
dengan energi biomassa tentu mempunyai dampak baik itu dampak positif
maupun negatif.
2.3.1. Dampak Positif
Ada banyak sumber energi alternatif yang dapat dikembangkan.
Biomassa pun bisa dijadikan salah satu alternatif yang menjanjikan.
Pemanfaatan energi biomassa sebagai sumber energi khususnya
sebagai bahan baku produksi energi listrik mempunyai kelebihan atau
dampak positif, antara lain:
1. Merupakan sumber energi paling murah karena jumlahnya
melimpah tersedia di alam bisa dikatakan gratis.
2. Dapat diperoleh dengan mudah misalnya sampah atau limbah
disekitar kita.
3. Biaya operasional sangat rendah, hal ini karena bahan baku tersedia
melimpah dan gratis.
4. Tidak mengenal problem limbah karena dari limbah justru akan
diperoleh energy biomassa.
5. Proses produksinya lebih ramah lingkungan karena proses
pembakarannya lebih sempurna, tidak meninggalkan residu atau sisa
pembakaran semisal co2.
6. Tidak menyebabkan efek rumah kaca atau global warming.
7. Tidak terpengaruh kenaikkan harga bahan bakar (Jarass,1980).
8. Mengurangi polusi udara; pembakaran biomassa dari limbah
pertanian dilakukan di dalam ruang bakar menggunakan boiler untuk
mengurangi efek polusi asap karena pembakaran dalam industri
menggunakan peralatan kendali polusi untuk mengendalikan asap,
sehingga lebih efisien dan bersih daripada pembakaran langsung.
9. Mengurangi hujan asam dan kabut asap; Melalui pembakaran
biomassa efek hujan asam ini akan direduksi, karena pembakaran
biomassa akan menghasilkan partikel emisi asam sulfur (SO2) dan
nitrogen oksida (NOx) yang lebih sedikit dibandingkan dengan
pembakaran bahan bakar fosil. Pembakaran biomasa lebih efisien
dan sempurna bila diproses melalui karbonisasi karena akan

8
menghasilkan bahan bakar yang terbebas dari volatile matter atau
gas mudah terbakar.
2.3.2. Dampak Negatif
1. Ekonomi
Dari segi ekonomi terutama biomassa yang diperoleh dari
bahan baku pangan semisal gandum, tebu dan jagung akan
memberikan dampak samping salah satunya naiknya harga bahan
baku pangan. Penyebabnya macam-macam. Di Jerman misalnya,
produksi listrik biomassa mendapat subsidi pemerintah kata ahli
biologi Dr. Andre Baumann: “Ini memicu persaingan antar petani
yang menanam gandum untuk pangan dan petani biomassa. Selama
ini, produsen gandum untuk biomassa mendapat keuntungan lebih
besar daripada petani biasa. Baru belakangan ini, dengan naiknya
harga untuk susu dan gandum, petani biasa dapat bersaing dengan
petani biomassa. Produsen biogas tak lagi dapat membeli bahan
dasar gandum dengan harga murah seperti dalam lima tahun
terakhir.“
Di Jerman, 100 kilogram gandum menghasilkan energi
biomassa seharga 25 Euro. Tapi bila gandum tersebut dijual sebagai
bahan baku pangan, harganya hanya 18 Euro. Kini di sejumlah
negara muncul kekuatiran bahwa para petani bahan pangan beralih
ke produksi tanaman untuk biomassa. Padahal, produksi bahan
pangan saat ini saja belum mencukupi untuk menutup kebutuhan
pangan dunia.
2. Lingkungan
Dampak lain penanaman produk pertanian untuk biomassa
adalah kerusakan pada alam. Andre Baumann yang menjabat ketua
Organisasi Lingkungan Hidup Jerman NABU menegaskan
produksi tanaman untuk biomassa harus memenuhi standar amdal:
“Biomassa sudah digunakan selama ratusan tahun. Tapi dulu
produk biomassa tidak diangkut dengan truk atau pesawat sampai
tempat tujuan. Sekam gandum atau sisa tanaman lainnya digunakan

9
di pertanian yang sama sehingga membentuk lingkaran yang
tertutup. Tapi sekarang, manusia memakai truk dan kapal laut untuk
mengangkut kelapa sawit dari kawasan tropis ke Eropa, ini
menyebabkan siklus penggunaan biomassa tidak lagi tertutup.“
Contohnya di Benua Hitam Afrika. Pakar lingkungan dari Institut
Pertanian untuk Kawasan Tropis dan Subtropis Universitas
Hohenheim Joachim Sauberborn menjelaskan „Di Afrika sumber
daya alam yang dapat diperbarui luas digunakan. Banyak warga
masih memakai kayu untuk memasak. Namun, dampak negatifnya
adalah kerusakan kawasan hutan karena penebangan yang tidak
terkontrol. Hilangnya vegetasi hutan menyebabkan pengikisan
lapisan tanah yang subur. Akibatnya, lahan pertanian pun makin
berkurang.
Untuk mendapatkan lahan pertanian baru, penduduk Afrika
membuka hutan. Akibatnya siklus kerusakan alam terus berlanjut.
Penebangan pohon-pohon untuk lahan pertanian menyebabkan
karbondioksida dilepaskan ke udara. Padahal karbondioksida atau
CO2 adalah salah satu gas rumah kaca penyebab pemanasan global.

10

Anda mungkin juga menyukai